• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Varians

Dalam dokumen Parameter Genetik Performans Babi Silangan (Halaman 36-41)

Bobot badan merupakan sifat kuantitatif yang dipengaruhi oleh banyak pasangan gen, meliputi gen additif dan non additif (Lasley, 1978 cit

Sulastri et al., 2002). Keragaman penampilan suatu sifat (σ²P) disebabkan oleh keragaman gen additif (σ²A), gen dominan (σ²D) atau interaksi antara

gen additif dan gen dominan (σ²I) dan keragaman lingkungan (σ²e)

(Falconer dan Mackay, 1996).

Faktor genetik hanya dapat diduga lewat parameter varians, yaitu seberapa besar varians (keragaman) dalam populasi yang disebabkan oleh keragaman genetik. Komponen varians (peragam) menjadi sangat esensial. Tabel 1 menunjukkan hasil estimasi komponen varians dari sifat berat lahir yang diamati.

Tabel 1 Hasil Estimasi Komponen Varians

Komponen Varians

Pejantan 0,016

Betina 0,026

Total 0,075

Sumber : Estimasi berdasarkan hasil ANOVA yang diderivasi lebih lanjut dengan model genetik dasar (3) dan model transmisi (4).

Tabel 2 Hasil Persentase Komponen Varians

Komponen Varians (%)

Pejantan 21,33

Betina 34,67

Tabel di atas dapat dilihat varians genetik pada pejantan sebesar 0,016 yang dapat dikatakan bahwa varians pada nilai bobot lahir (fenotip) dipengaruhi oleh varians dari pejantan sebesar 21,33%. Varians genetik pada betina sebesar 0,026 yang dapat dikatakan bahwa varians pada nilai bobot lahir (fenotip) dipengaruhi oleh varians dari betina sebesar 34,67%.

Terlihat dari hasil di atas bahwa nilai varians genetik untuk tetua betina lebih besar daripada nilai varians genetik pada pejantan. Hal ini disebabkan dalam faktor yang berasal dari induk terdapat sub-faktor lain yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mempengaruhi besarnya nilai varians dari faktor betina. Nilai yang lebih besar ini juga disebabkan karena pada betina nilai atau pengaruhnya hanya terbatas dalam satu pejantan saja, sedangkan pengaruh pejantan dapat tersebar dalam beberapa betina yang cangkupan nilainya lebih luas.

B. Heritabilitas

Definisi heritabilitas sebagai proporsi varians fenotip yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Bagian dari faktor genetik yang diwariskan hanyalah additif, maka heritabilitas dalam arti sempit didefinisikan sebagai “bagian dari varians fenotip yang terwariskan (additif)”. Konsep heritabilitas dalam arti sempit inilah yang digunakan dalam program pemuliaan karena

berkaitan dengan substansi terwariskan untuk suatu sifat

(Hardjosubroto, 1994).

Tabel 3 Hasil Estimasi Nilai Heritabilitas

Komponen Heritabilitas

Pejantan 0,85±0,02

Betina 1,39±0,014*

Total 1,12±0,017*

Keterangan :

* = nilai-nilai ini mempunyai arti bias karena nilai maksimal teoritis hanya berselang antara 0 – 1. Nilai heritabilitas atau angka pewarisan sifat pada tetua pejantan berdasarkan informasi dari bobot lahir keturunannya adalah sebesar 0,85. Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang cukup tinggi karena nilai tersebut berada lebih dari 0,3; yang dapat diartikan bahwa anak babi yang diturunkan mempunyai kemiripan yang besar dengan tetua pejantannya. Angka heritabilitas yang didapat tersebut angka nyata pewarisan sifat tetua pejantan terhadap keturunanya karena tidak terdapat pengaruh luar pada pejantan.

Nilai heritabilitas atau angka pewarisan sifat pada tetua betina dan heritabilitas total berdasarkan informasi dari bobot lahir keturunannya adalah sebesar 1,39 dan 1,12. Heritabilitas ini lebih dari 1 adalah karena bias yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dari betina dan pengaruh dominansi dari genetik kedua tetuanya, maternal effect yang merupakan common

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

paling berpengaruh. Maternal effect dapat dibagi menjadi 2, prenatal dan post

natal. Prenatal berarti kondisi pada saat babi atau sumber data (piglet) berada

dalam kandungan induk. Babi mempunyai jumlah fetus yang banyak dalam satu kali bunting. Fetus-fetus ini berbagi lingkungan rahim yang sama, yang nantinya ikut berkontribusi atau berpengaruh dalam fenotip mereka. Misalnya lagi, jika jumlah fetus dalam satu rahim bervariasi, maka hal ini juga bisa mempengaruhi bobot lahir maupun sifat-sifat terkait lainnya. Postnatal effect

adalah faktor yang muncul setelah piglet lahir. Faktor-faktor tersebut antara lain: mothering ability induk, jumlah puting susu induk, kualitas dan kuantitas produksi susu induk. Keseluruhan faktor tersebut merupakan faktor non genetik yang berkontribusi terhadap varians fenotip piglet. Namun faktor-faktor tersebut melekat pada induk, sehingga diperlukan derivasi lebih lanjut

untuk memisahkannya dari varians genetik induknya (Falconer dan Mackay, 1996).

Kebuntingan dengan jumlah fetus lebih sedikit cenderung menghasilkan piglet yang lebih besar. Hal ini juga mempengaruhi cepat lambatnya proses kelahiran. Gordon (2008) menyatakan bahwa jumlah fetus yang dikandung oleh betina sangat berdampak pada masa kebuntingan, dengan jumlah fetus babi yang sedikit cenderung mengalami masa kebuntingan yang lebih lama. Jumlah fetus yang dikandung oleh induk babi akan mempengaruhi bobot lahir pada anak babi. Contohnya adalah jika jumlahnya sedikit maka perkembangan fetus di dalam uterus akan lama sehingga kebuntingannya lama dan bobot badan anak babi akan tinggi, begitu pula sebaliknya.

Hasil di atas membuktikan bahwa heritabilitas betina adalah bias atau tidak akurat karena terdapat pengaruh lain yang terdapat di dalam varians genetik betina dan pengaruh atau faktor lingkungan yang lain. Falconer dan Mackay (1996) menyatakan faktor genetik bukanlah satu-satunya alasan untuk menjamin kemiripan antara saudara, ada juga pengaruh keadaan lingkungan yang cenderung membuat kemiripan antar saudara. Sekelompok ternak dipelihara bersama-sama seperti dalam tiap litter, maka mereka akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

berbagi lingkungan yang sama. Hal ini berarti kondisi lingkungan yang sama menyebabkan perbedaan antara individu-individu dan lingkungan yang sama inilah yang menyebabkan perbedaan antar saudara. Simbol yang harus kita gunakan adalah σ2

Ec, simbol ini disebut varians lingkungan yang sama

(Environment common), istilah ini lebih tepat ketika komponen sebagai

penyebab dari kesamaan antara anggota kelompok dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan antar anggota kelompok. Cara menghitung atau memisahkan σ2 Ecdari σ²P : c2 = ² ² ² c2 = ² ²

Tabel 4 Hasil Estimasi Nilai Heritabilitas dengan Pemisahan Pengaruh Lingkungan yang Sama

Komponen Heritabilitas

Pejantan 0,85±0,02

Betina 0,58±0,014

Total 0,72±0,017

Nilai heritabilitas atau angka pewarisan sifat pada tetua betina berdasarkan informasi dari bobot lahir keturunannya adalah sebesar 0,58. Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang cukup tinggi karena lebih dari 0,3; yang dapat diartikan bahwa anak babi yang diturunkan mempunyai kemiripan yang besar dengan tetua betinanya. Heritabilitas yang nyata hanya 0,58, ini membuktikan bahwa memang terdapat pengaruh lingkungan yang sama dan pengaruh varians dominansi.

Perlu diingat bahwa nilai heritabilitas total adalah jika pengaruh induk jantan dan induk betina dihitung secara bersamaan, sedangkan heritabilitas pejantan hanya pejantannya saja yang diperhitungkan, begitu pula pada heritabilitas betina. Nilai heritabilitas atau angka pewarisan sifat total dari kedua tetuanya berdasarkan informasi dari bobot lahir keturunannya adalah sebesar 0,72. Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang cukup tinggi karena lebih dari 0,3; yang dapat diartikan bahwa anak babi yang diturunkan mempunyai kemiripan yang besar dengan tetuanya. Terlihat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

bahwa heritabilitas yang nyata hanya 0,72, ini membuktikan bahwa memang terdapat pengaruh lingkungan yang sama dan pengaruh varians dominansi dan pengaruh lain di dalam tubuh induk betinanya.

Hasil penelitian membuktikan bahwa nilai pewarisan sifat pada tetua pejantan, tetua betina dan pewarisan sifat secara total angkanya berbeda. Nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada tetua pejantan yang dapat diartikan bahwa sifat berat lahir banyak dipengaruhi atau mempunyai kemiripan sifat dengan tetua pejantannya. Heritabilitas total nilainya menurun karena pengaruh dari betina, jadi dapat diartikan bahwa nilai heritabilitas total tidak sama dengan penjumlahan dari nilai heritabilitas pejantan ditambah dengan heritabilitas betina.

Kita harus berhati-hati dalam menginterpretasikan mengenai perkiraan efek induk mungkin bias disebabkan oleh perbedaan dalam nilai genetik additif untuk efek langsung antara pejantan dan betina pada bangsa yang sama. Penelitian lain menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan pada sifat pertumbuhan yang berasal dari induk. Diambil kesimpulan bahwa efek induk dalam penurunan sifat terhadap keturunannya hanya pada sifat yang lain di luar performans karena pengaruhnya yang kecil pada penurunan sifat produksi anaknya. Sifat-sifat yang bisa dimasukkan pada penurunan sifat induk adalah pada sifat reproduksinya (Sellier, 1976).

Wolf et al, (1999) juga menemukan bahwa pada tetua betina lebih banyak menurunkan sifat reproduksi serta ketahanan terhadap penyakit. Hal ini dapat dilihat pada kromosom yang diwariskan oleh tetua betina dan hal ini tidak lepas dari pengaruh maternal effect. Sifat produksi yang dimiliki oleh seekor individu ternak lebih dominan diturunkan oleh tetua pejantannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Parameter Genetik Performans Babi Silangan (Halaman 36-41)

Dokumen terkait