• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Analisis Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Komposisi dan Jenis Vegetasi

Berdasarkan hasil analisa vegetasi tumbuhan bawah pada semua tipe ekosistem yang ada dalam kawasan Cagar Alam/Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, didapatkan sebanyak 106 jenis tumbuhan dari 54 famili, dimana famili Euphorbiaceae yang paling banyak ditemukan di lapangan.

a. Ekosistem Padang Rumput

Kawasan CA/TWA Pananjung Pangandaran memiliki dua ekosistem padang rumput yaitu padang rumput Cikamal dan Nanggorak. Berdasarkan hasil analisa vegetasi, ditemukan 31 jenis dari 19 familly tumbuhan bawah pada kedua ekosistem padang rumput. Kerapatan relatif tertinggi dimiliki oleh famili Graminae jenis rumput jampang kawat (Cynodon dactylon) sebesar 41,64%, kemudian jenis rumput domdoman (Chrysopogon aciculatus) sebesar 40,44%. Indeks keragaman jenis rendah sebesar 1,3154, sedangkan indeks kemerataan jenis juga rendah yakni sebesar 0,3831.

Hasil penelitian Nugraha (2007) pada kedua padang rumput tersebut mendapatkan 25 jenis tumbuhan dari 7 (tujuh) famili dengan kerapatan relatif tertinggi juga pada jenis rumput jampang kawat dan domdoman. Perbedaan jumlah jenis ini disebabkan oleh perbedaan lokasi penempatan plot-plot di

lapangan serta rendahnya indeks kemerataan jenis pada kedua padang rumput tersebut. Kerapatan vegetasi di padang rumput Cikamal dan Nanggorak disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kerapatan jenis vegetasi tumbuhan bawah di padang rumput Cikamal dan Nanggorak

Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Krpt KR

(%)

Jampang kawat Cynodon dactylon Graminae 6.315.882,35 41,635 Domdoman Chrysopogon aciculatus Graminae 6.135.000,00 40,442 Mata kancil Desmodium triflorum Poaceae 1.004.411,76 6,621

Jukut piit Eragrotis nigra Poaceae 1.097.647,06 7,236

Bulu mata munding Fimbristylis Sp. Cyperaceae 258.823,53 1,706

Kirinyuh Eupatorium odoratum Asteraceae 72.647,06 0,479

Alang-alang Imperata cylindrica Graminae 86.764,71 0,572

Harendong Melastoma malabathricum Melastomaceae 31.470,59 0,207

Meniran Phylantus Sp. Euphorbiacea 26.470,59 0,174

Sembung Blumea balsamifera Asteraceae 9.705,88 0,064

Kebo jalu Sauropus rhamnoides Euphorbiacea 8.235,29 0,054

Teki Cyperus Sp. Cyperaceae 22.941,18 0,151

Ki baceta Clausena excavata Rutaceae 8.529,41 0,056

Nanangkaan Euphorbia hirta Euphorbiacea 4.411,76 0,029

Marong Cratxylon formosum Clusiaceae 5.294,12 0,035

Terjadi invasi vegetasi semak kirinyuh (Eupatorium odoratum), harendong (Melastoma malabathricum) dan sembung (Blumea balsamifera), yang mulai menutupi padang rumput. Invasi ini diikuti adanya suksesi hutan sekunder muda

dari tumbuhan seperti jati (Tectona grandis), marong (Cratxylon formosum), dan

beberapa jenis lain yang mulai mempersempit areal terbuka di padang rumput. Suprajitno (2008) menunjukkan bahwa di Taman Nasional Wasur terjadi invasi jenis semak ekor tikus/jarong (Stachytarpheta urticaefolia) famili Verbenaceae

yang menutupi padang rumput. Hasil analisa vegetasi pada Padang Rumput.

Cikamal dan Nanggorak disajikan pada Lampiran 2.

b. Bekas Padang Rumput Badeto

Pada awalnya daerah ini merupakan suatu padang rumput dengan luasan sebesar 10 ha dan merupakan sumber pakan satwa, namun saat ini daerah Badeto telah tertutup oleh invasi vegetasi semak yang kemudian diikuti oleh suksesi hutan sekunder muda. Pada daerah Badeto sudah tidak terdapat areal yang terbuka, seluruh wilayah telah tertutup semak belukar dan suksesi hutan sekunder muda. Kondisi penutupan lahan pada daerah bekas padang rumput Badeto dapat dilihat pada Gambar 3.

32

Pada bekas Padang Rumput Badeto, didapatkan 25 jenis tumbuhan dari 15 famili tumbuhan, yang di dominasi oleh jenis permudaan pohon ki hoe (Guioa

diplopetala) dengan kerapatan relatif sebesar 28,66%, kemudian diikuti oleh jenis semak ki kores (Psychotoria valentonii) sebesar 13,74%. Indeks keragaman jenis pada daerah ini sedang yakni sebesar 2,3258, sedangkan indeks kemerataan jenis tinggi yakni sebesar 0,7225. Kerapatan vegetasi pada daerah ini disajikan pada Tabel 3, dan secara lengkap disajikan pada Lampiran 3.

Tabel 3. Kerapatan jenis vegetasi tumbuhan bawah di bekas padang rumput Badeto

Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Krpt

(Indv/Ha.) KR (%)

Ki hoe Guioa diplopetala Sapindaceae 78.250,00 28,6630

Ki kores Psychotoria valentonii Rubiaceae 37.500,00 13,7363 Jampang kawat Cynodon dactylon Graminae 43.250,00 15,8425

Mata kancil Desmodium triflorum Poaceae 21.500,00 7,8755

Marong Cratxylon formosum Clusiaceae 12.000,00 4,3956

Ipis kulit Decaspermum fruticosum Myrtaceae 9.500,00 3,4799 Bulu mata munding Fimbristylis Sp. Cyperaceae 19.500,00 7,1429 Kebo jalu Sauropus rhamnoides Euphorbiacea 9.750,00 3,5714 Teki Cyperus Sp. Cyperaceae 11.750,00 4,3040 Jarong Stachytarpheta javaicensis Verbenaceae 6.500,00 2,3810

Gambar 3. Bekas Padang Rumput Badeto yang telah tertutup oleh vegetasi semak dan permudaan suksesi hutan sekunder muda

c. Ekosistem Hutan Pantai

Analisa vegetasi tumbuhan bawah di ekosistem hutan pantai mendapatkan 51 jenis tumbuhan dari 34 family, dengan kerapatan relatif tertinggi pada anakan pohon bayur (Pterospermum javanicum) sebesar 26,01%, kemudian jenis burutu (Polygonum cininse) sebesar 15,78%. Ekosistem ini memiliki indeks keragaman jenis sedang sebesar 2,7994 dengan indeks kemerataan jenis tinggi sebesar 0,7193. Hasil analisa vegetasi tumbuhan bawah di hutan pantai secara lengkap disajikan pada Lampiran 4. Hutan pantai dalam kawasan Pangandaran berada dalam wilayah Taman Wisata Alam (TWA), di bagian utara kawasan. yaitu pada daerah pantai timur dan pantai barat. Kerapatan vegetasi tumbuhan bawah di hutan pantai disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kerapatan jenis vegetasi tumbuhan bawah di hutan pantai

Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Krpt KR (%)

Bayur Pterospermum javanicum Sterculiaceae 30.500 26,01

Burutu Polygonum cinense Polygonaceae 18.500 15,78

Kirinyuh Eupatorium odoratum Asteraceae 12.250 10,45

Ki kores Psychotoria valentonii Rubiaceae 5.250 4,48

Kangkung pantai Epomeae pescaprae Papilionaceae 10.500 8,96

Ki balera Tetrastigma lanceolarium Vitaceae 4.500 3,84

Sulangkar Leea aequata Ampelidaceae 3.000 2,56

Kebo jalu Sauropus rhamnoides Euphorbiacea 2.500 2,13

Kajar-kajar Valeriana hardwickii Valerinaceae 2.750 2,35

Huru manuk Litsea mappaceae Lauraceae 1.500 1,28

Berbeda dengan hasil penelitian Nugraha (2007) di Pangandaran yang mendapatkan 43 jenis dari 25 famili, dengan dominansi tertinggi untuk tingkat semai pada jenis bayur dan pancang untuk jenis kihapit. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode analisa vegetasi yang digunakan.

d. Ekosistem Hutan Dataran Rendah

Terdapat 54 jenis dari 37 family tumbuhan pada ekosistem hutan dataran rendah, dimana jenis anakan pohon rukem (Flacourtia rukam), memiliki kerapatan relatif terbesar yaitu 14,38%, kemudian jenis tumbuhan herba merambat singadepa (Eryngium foetidum) sebesar 10,54%. Indeks keragaman jenis tumbuhan pada daerah ini tinggi yaitu sebesar 3,3616 dengan Indeks kemerataan jenis tinggi sebesar 0,8426, berarti ekosistem ini vegetasinya yang lebih beragam dan menyebar secara lebih merata.

34

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Nugraha (2007) yang

mendapatkan 37 jenis dari 26 famili, dengan dominansi tertinggi untuk tingkat semai pada jenis marong dan pancang untuk jenis ipis kulit. Perbedaan ini pun disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dan peletakan plot/jalur dilapangan, walau indeks kemerataan jenis tinggi. Hasil analisa vegetasi tumbuhan bawah di hutan dataran rendah disajikan pada Tabel 5, dan secara lengkap disajikan pada Lampiran 5.

Tabel 5. Kerapatan jenis vegetasi tumbuhan bawah di hutan dataran rendah

Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Krpt KR (%)

Rukem Flacourtia rukam Flacourtiaceae 11.250 14,38

Singa depa Eryngium foetidumL. Apiaceae 8.250 10,54

Balung injuk Alstonia villosa Apocynaceae 6.250 7,99

Ipis kulit Decaspermum fruticosum Myrtaceae 4.750 6,07

Soka Ixora paludosa Rubiaceae 4.250 5,43

Ki andong Rhodamnia cinerea Myrtaceae 2.500 3,19

Ki kores Psychotoria valentonii Rubiaceae 3.000 3,83

Ki cacing Tinomiscium phytocrenoides Menispermaceae 2.500 3,19

Jejerukan Acronychia laurifolia Rutaceae 2.500 3,19

Ki minyak Stephania capitato Manisparceae 1.500 1,92

Hutan Dataran Rendah dalam kawasan konservasi Pangandaran, sebagian besar terdiri dari hutan-hutan sekunder tua dan sebagian kecil hutan primer yang berada pada bagian selatan kawasan, dimana topografinya cenderung lebih curam dibandingkan dengan di bagian utara kawasan.

e. Areal Berumput Di Taman Wisata Alam

Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran seluas 37,7 ha., memiliki 3 (tiga) areal terbuka berumput yaitu : pada sekitar wisma Ciborok dan rumpang-rumpang sungai, halaman wisma Rengganis dan sekitar halaman Information

Centre, dengan luasan keseluruhan 4.630 m2 atau 0,4630 ha. Ketiga areal

berumput merupakan tempat merumput dari satwa rusa timor setiap harinya. Hasil analisa vegetasi pada ketiga areal berumput ini secara lengkap disajikan pada Lampiran 6. Pada areal tersebut terdapat 11 jenis dari 5 family tumbuhan dengan kerapatan relatif tertinggi pada jenis rumput jampang kawat (Cynodon dactylon), sebesar 55,28%, kemudian jampang pait (Axonopus

compressus) sebesar 25,02%. Indeks keragaman jenis rendah sebesar 1,2140 dengan indeks kemerataan jenis sedang yaitu sebesar 0,5063. Kerapatan jenis vegetasi rumput di kawasan Taman Wisata Alam disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kerapatan jenis rumput di kawasan Taman Wisata Alam

Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Krpt KR (%)

Jampang kawat Cynodon dactylon Graminae 5.213.888,89 55,28 Jampang pait Axonopus compressus Graminae 2.360.000,00 25,02

Jukut piit Eragrotis nigra Poaceae 1.177.777,78 12,49

Mata kancil Desmodium triflorum Poaceae 412.777,78 4,38

Domdoman Chrysopogon aciculatus Graminae 125.000,00 1,33

Jukut liat Carex pacuta Cyperaceae 50.555,56 0,54

Bulu mata munding Fimbristylis Sp. Cyperaceae 34.444,44 0,37 Jampang piit Digitaria adsscendens Poaceae 30.000,00 0,32

Teki Cyperus Sp. Cyperaceae 20.555,56 0,22

Urang-aring Eclipta prostata Asteraceae 5.555,56 0,06

Meniran Phylantus Sp. Euphorbiacea 1.111,11 0,01

Dokumen terkait