• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

D. Komposisi Emulgel

Carbopol 940 merupakan salah satu contoh dari gelling agent. Gelling agent adalah suatu zat hidrokoloid organik ataupun hidrofilik inorganik yang digunakan sebagai bahan pembentuk gel (Collet and AultonF 1990). Syarat gelling agent untuk sediaan farmasi dan kosmetik harus inertF amanF dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formula (0atz and KushlaF 1996).

Gambar 1. Unit monomer asam akrilat dalam polimer carbopol (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009)

Carbopol 940 lebih dikenal dengan nama carbomer 940. Range

konsentrasi carbopol 940 sebagai gelling agent yaitu (0F5-2)%. Secara kimiaF carbopol ini merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot molekul tinggi (Rowe et al.F 2009). Carbopol 940 berbentuk serbuk halus berwarna putihF memiliki bau asam yang ringanF pH 2F5-3 dalam 1% larutan dan stabil pada suhu di atas 75oC (LibrawPharmaF 2008).

Carbopol 940 memiliki viskositas 40.000-60.000 cP pada 0F5% larutan dengan pH 7F5. Hal ini menunjukkan sifat carbopol 940 yaitu kemampuan

thickening paling baik pada viskositas yang tinggi. Pada formulasi gel topikal hidroalkoholikF carbopol 940 ini menghasilkan warna yang jernih (AllenF 2002).

2. Triethanolamine (TEA)

Gambar 2. Struktur triethanolamine (TEA) (Rowe et al., 2009)

Triethanolamine (TEA) merupakan hasil dari reaksi antara amoniak dan etilen oksida. Triethanolamine (TEA) mempunyai kemampuan menguap yang rendah pada suhu ruanganF berbau amoniakF dan dapat berbentuk solid atau liquid tergantung pada suhu dan nilai kemurniannya (Arak Petrochemical CompanyF 2013).

Beberapa sifat lain dari TEA yaitu memiliki pH 10F5 dalam 0F1 N larutanF sangat higroskopisF berwarna cokelat apabila terpapar udara dan cahaya.

Triethanolamine (TEA) digunakan sebagai agen pembasa dan dapat juga digunakan sebagai emulsifying agent (Rowe et al.F 2009).

3. Sorbitol

Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang bertujuan untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air (kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk diaplikasikan (BarelF PayeF

and MaibachF 2009). Humectant membantu menjaga kelembaban kulit dengan mekanisme yaitu menjaga kandungan air pada lapisan stratum korneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit (Leyden and RawlingsF 2002).

Gambar 3. Struktur sorbitol (Rowe et al., 2009)

Sorbitol merupakan salah satu contoh humectant yang dapat juga berfungsi sebagai plasticizerF agen penstabilF agen pemanisF bahan pengisi pada tablet dan kapsul. Sorbitol memiliki pH 4F5-7 dalam 10% w/v larutan (Rowe et al.F 2009). Sorbitol mudah larut dalam airF tetapi sukar larut dalam etanolF dalam metanolF dan dalam asam asetat (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RIF 1995). Range konsentrasi sorbitol sebagai humectant yaitu (0F5-15)%. Sifat higroskop sorbitol lebih rendah dibandingkan dengan gliserin (BarelF PayeF and MaibachF 2009). Viskositas sorbitol pada suhu 25oC adalah 190 cP (Smith and HongF 2003).

4. Emulsifying agent (tween 80 dan span 80)

Emulsifying agent merupakan suatu bahan yang berperan dalam kestabilan emulsi dengan menurunkan tegangan antar muka dan kemudian menjaga pemisahan droplet pada fase dispersi dengan membentuk barrier. Syarat

emulsifying agent yang ideal yaitu tidak berwarnaF tidak berasaF dan tidak berbauF tidak toksik dan tidak mengiritasiF serta dapat memproduksi emulsi pada konsentrasi rendah. Emulsifying agent dikatakan efektif apabila memiliki dua gugus yaitu gugus polar yang bersifat hidrofilik dan gugus non-polar yang bersifat lipofilik. Keseimbangan antara sifat hidrofilik dan lipofilik pada emulsifying agent

bersifat non-ionik cenderung akan memiliki sifat hidrofilik dan lipofilik yang seimbang. Contoh emulsifying agent tersebut adalah tween 80 dan span 80 (Collet

and AultonF 1990).

Gambar 4. Struktur Polysorbate 80 (tween 80) (Nair, Stephens, Vincent, Raghavan, and Sand, 2003)

Polysorbate 80 merupakan nama lain dari tween 80. Polysorbate

merupakan surfaktan hidrofilik non-ionik yang mengandung 20 unit oksietilena dan digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi tipe oil in water (O/W). Penggunaan tween 80 secara kombinasi sebagai emulsifying agent hidrofilik memiliki range konsentrasi sebesar (1-10)%. Nama kimia untuk tween 80 adalah

polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate dengan rumus kimia C64H124O26F berbentuk cairan berminyak berwarna kuning (Rowe et al.F 2009).

Gambar 5. Struktur Sorbitan monooleate (span 80) (Wu et al., 2010)

Sorbitan monooleate merupakan nama lain dari span 80. Sorbitan ester digunakan secara luas untuk kosmetikF produk makananF dan sebagai emulsifying agent lipofilik. Range konsentrasi penggunaan span 80 secara kombinasi sebagai

emulsifying agent lipofilik sebesar (1-10)%. Nama kimia untuk span 80 adalah (Z)-sorbitan mono-9-octadecenoate dengan rumus kimia C24H44O6F berbentuk cairan kental berwarna kuning (Rowe et al.F 2009).

5. Parafin cair

Parafin cair merupakan suatu campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral. Parafin cair berbentuk cairan kentalF transparanF hampir tidak berbau (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RIF 1979).

Parafin merupakan salah satu contoh bahan yang memiliki sifat emolien. Emolien merupakan suatu bahan yang dapat membantu menjaga kulit agar tetap lembut dan halus. Fungsi dari emolien yaitu sebagai lubrikan pada permukaan kulitF mengurangi pengelupasan pada kulitF serta meningkatkan penampilan kulit. Beberapa emolien menunjukkan sifat lipofilik yang kuat sehingga sering disebut bahan oklusif. Bahan oklusif yaitu bahan berminyak untuk menghambat

penguapan air pada permukaan kulit sehingga kadar airnya meningkat (Barel et al.F 2009).

6. Pengawet (metil paraben dan propil paraben)

Gambar 6. Struktur metil paraben (Rowe et al., 2009)

Metil paraben berbentuk serbuk kristalF berwarna putih dan tidak berbau. Nama kimia metil paraben adalahmethyl-4-hydroxybenzoate dengan rumus kimia C8H8O3. Range konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal yaitu (0F02-0F3)% (Rowe et al.F 2009).

Gambar 7. Struktur propil paraben (Rowe et al., 2009)

Propil paraben merupakan serbuk kristal yang berwarna putih dan tidak berbau. Nama kimia metil paraben adalah propyl-4-hydroxybenzoate dengan rumus kimia C10H12O3. Range konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal yaitu (0F01-0F6)% (Rowe et al.F 2009).

Metil paraben dan propil paraben berfungsi sebagai pengawet antimikroba. Keduanya memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Kombinasi paraben dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai pengawet karena aktivitas antimikroba meningkat seiring dengan meningkatnya panjang rantai alkil. Oleh

karena ituF kombinasi metil-F etil-F propil-F dan butil paraben sering digunakan bersamaF contohnya metil paraben dan propil paraben (Rowe et al.F 2009).

7. Aquadest

Menurut Farmakope Indonesia IIIF aquadest yaitu cairan jernihF tidak berwarnaF tidak berbauF dan tidak mempunyai rasa. Nama lain aquadest adalah air suling. Aquadest dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Fungsi

aquadest sebagai pelarut. Rumus kimia dari aquadest adalah H2O dengan berat molekul 18F02 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RIF 1979).

Dokumen terkait