• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2.1 Komposisi Hasil Tangkapan per Jenis Ikan

Selama operasi penangkapan, kelong tancap dengan rumpon memperoleh 15 jenis hasil tangkapan yang terdiri dari 10 jenis ikan pelagis, yakni ikan teri (Stolephorus commersoni), tembang (Sardinella fimbriata), tenggiri (Scomberomorus commersoni), talang-talang (Chorinemus tala), barakuda (Sphyraena genie), kembung (Rastrelliger sp), parang-parang (Chirosentrus dorab), selar kuning (Selaroides leptolepis), ikan terbang (Cypsilirus poecilopterus), dan bandeng (Chanos chanos), sedangkan untuk ikan demersal ditemukan ikan tambangan (Lutjanus johni), peperek (Leiognathus splendens), dan belut (Ophichtys apicalis), dan hasil tangkapan lain- lain yakni cumi-cumi (Loligo sp), dan kepiting bakau (Scylla serrata).

Kelong tancap tanpa rumpon memperoleh 5 jenis hasil tangkapan yang terdiri dari 4 jenis ikan pelagis, yaitu teri (Stolephorus commersoni), tembang (Sardinella fimbriata), kembung (Rastrelliger sp), selar kuning (Selaroides leptolepis). Satu tangkapan lain, yaitu cumi-cumi (Loligo sp). Hasil tangkapan kedua kelong tancap tersebut memiliki 4 jenis hasil tangkapan ikan pelagis yang sama yaitu teri (Stolephorus commersoni), tembang (Sardinella fimbriata), kembung (Rastrelliger sp), selar kuning (Selaroides leptolepis), dan 1 jenis hasil tangkapan lainnya yang sama yakni cumi- cumi (Loligo sp). Hasil tangkapan ini disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Komposisi total jenis hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon Kelong tancap dengan rumpon Total hasil -

No. Jenis ikan Nama Latin tangkapan

Pelagis (kg) %

1 Barakuda Sphyraena genie 10,30 0,95

2 Kembung Rastrelliger sp 58,50 5,38

3 Parang-parang Chirosentrus dorab 2,40 0,22

4 Selar kuning Selaroides leptolepis 44,40 4,09

5 Tembang Sardinella fimbriata 282,50 25,99

6 Tenggiri Scomberomorus commersoni 2,90 0,27

7 Terbang Cypsilurus poecilopterus 0,30 0,03

8 Teri Stolephorus commersoni 412,20 37,92

9 Talang-talang Chorinemus tala 1,90 0,17

10 Bandeng Chanos chanos 7,50 0,69

Demersal

1 Belut Ophichtys apicalis 0,85 0,08

2 Tambangan Lutjanus johni 10,40 0,96

3 Peperek Leiognatus splendens 12,80 1,18

Lain-lain

1 Cumi-cumi Loligo sp 236,65 21,77

2 Kepiting bakau Scylla serrata 3,30 0,30

Total 1086,90 100,00

Dari Tabel 5 terlihat total hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon adalah 1086,9 kg. Hasil tangkapan tersebut didominasi oleh jenis ikan teri sebesar 412,2 kg (37,92%), selanjutnya diikuti oleh jenis ikan tembang sebesar 282.5 kg (25.99%), cumi-cumi 236,65 kg (21,77%), kembung 58,5 kg (5,38%), selar kuning 44,4 kg (4,09%), peperek 12,8 kg (1,18%), tambangan 10,4 kg (0,96%), barakuda 10,3 kg (0,95%), bandeng 7,5 kg (0,69%), kepiting bakau 3,3 kg (0,30%), tenggiri 2,9 kg (0,27%), parang-parang 2,4 kg (0,22%), talang-talang 1,9 kg (0,17%), belut 0,85 kg (0,08%) dan jenis ikan terbang 0,3 kg (0,03%). Secara keseluruhan hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon didominasi oleh jenis ikan pelagis sebesar 822,9 kg (75,71%), selanjutnya diikuti oleh hasil tangkapan lainya yaitu cumi-cumi 239,95 kg (22,08%), dan ikan demersal sebesar 24,05 kg (2,21%).

Dari hasil tangkap yang diperoleh terdapat satu jenis hasil tangkapan yang unik pada penelitian ini, yakni kepiting bakau (Scylla serrata). Kepiting bakau dimasukkan ke dalam kelompok tangkapan lain- lain karena jenis tangkapan ini bukan termasuk dalam kelompok ikan (Pisces), melainkan kelompok Crustacea.

Kepiting bakau hidup di daerah sekitar ekosistem mangrove. Secara sekilas keberadaan jenis tangkapan ini pada kelong tancap adalah sesuatu yang unik, namun keberadaan kepiting bakau sangat wajar, karena berdasarkan kondisi geografis pulau Nikoi sangat berdekatan posisinya dengan pulau Bakau Besar dan pulau Bakau Kecil. Sesuai dengan namanya, kedua pulau ini merupakan kawasan mangrove yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan setempat, lokasi tempat didirikannya kelong merupakan lokasi ruaya kepiting bakau. Walaupun demikian kepiting bakau yang tertangkap pada jaring kelong sangat jarang terjadi, hal ini dikarenakan pergerakan kepiting bakau di dasar perairan. Karena pengaruh rumpon, di sekitar kelong tancap terdapat banyak ikan yang berkumpul, hal ini menarik perhatian kepiting bakau untuk bergerak lebih mendekati permukaan tempat ikan pelagis kecil berkumpul, dan akhirnya tertangkap pada jaring kelong tancap.

Komposisi jenis ikan tangkapan dan berat per jenis ikan tangkapan kelong tancap tanpa rumpon dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6 Komposisi total jenis ikan hasil tangkapan kelong tancap tanpa rumpon Kelong tancap tanpa rumpon Total hasil -

No. Jenis ikan Nama Latin tangkapan

Pelagis (kg) %

1 Kembung Rastrelliger sp 33,5 5,01

2 Selar kuning Selaroides leptolepis 18,1 2,71

3 Tembang Sardinella fimbriata 141,2 21,11

4 Teri Stolephorus commersoni 289,15 43,22

Lain-lain

1 Cumi-cumi Loligo sp 187 27,95

Total 668,95 100

Pada Tabel 6 diatas total hasil tangkapan kelong tancap tanpa rumpon adalah 668,95 kg. Hasil tangkapan tersebut didominasi oleh jenis ikan pelagis, yaitu ikan teri sebesar 289,2 kg (43,22%), tembang 141,2 kg (21,11%), ikan kembung 33,5 kg (5,01%), dan selar kuning 18,1 kg (2,71%), dengan total tangkapan untuk ikan pelagis sebesar 481,95 kg (72,05%), diikuti oleh cumi-cumi sebesar 187 kg (27,95%).

Berdasarkan uji coba penangkapan, hasil tangkapan ikan yang diperoleh kelong tancap dengan rumpon dan kelong tancap tanpa rumpon memiliki 4 jenis ikan yang sama,

yaitu jenis ikan pelagis (teri, tembang, selar kuning, dan kembung) dan 1 jenis hasil tangkapan lainnya (cumi-cumi).

Sebagai dugaan awal adalah bahwa ikan-ikan tersebut tertangkap karena pengaruh penggunaan lampu petromaks atau dengan kata lain bahwa ikan- ikan tersebut bersifat fototaksis positif. Pada saat keadaan mulai gelap, ikan- ikan yang memiliki sifat fototaksis positif akan datang mendekati sumber cahaya dan membentuk schooling. Ikan yang terkonsentrasi di bawah cahaya lampu petromaks pada awalnya adalah ikan- ikan yang tertarik oleh cahaya. Biasanya ikan yang menyukai cahaya adalah ikan pelagis kecil. Tidak hanya ikan, plankton juga menyukai cahaya. Plankton biasanya akan spontan mendatangi sumber cahaya.

Komposisi total jenis ikan hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon dan kelong tancap tanpa rumpon terlihat secara jelas pada Gambar 8 berikut ini :

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Teri Tembang

Selar kuningKembungCumi-cumi Peperek

Tambangan Barakuda Belut

Bandeng

Kepiting bakauTalang-talang

TenggiriTerbang Parang-parang Spesies Hasil tangkapan (Kg) dengan rumpon tanpa rumpon

Gambar 8 Komposisi total jenis ikan hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon dan kelong tancap tanpa rumpon

Agar konsentrasi ikan dapat terpus at ditengah jaring, maka nelayan memutuskan menggunakan 2 lampu petromaks. Hal ini diketahui dari wawancara dengan nelayan kelong tancap. Berkumpulnya ikan di bawah lampu dirasakan nelayan lebih cepat daripada biasanya. Hal ini mungkin dikarenakan fungsi rumpon sebagai pengumpul ikan sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Keadaan oseanografis perairan di sekitar bagan tancap juga sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan alat tangkap ini. Keadaan oseanografis tersebut diantaranya kecerahan perairan, kecepatan angin, gelombang dan arus.

Jenis ikan lain yang tertangkap kelong tancap dengan rumpon adalah jenis ikan pelagis (barakuda, bandeng, tenggiri, terbang, parang-parang, dan talang-talang) dan jenis ikan demersal (tambangan, peperek, dan belut). Hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon berbeda sekali jumlahnya jika dibandingkan dengan kelong tancap tanpa rumpon, selain itu ikan yang tertangkap pada kelong tancap dengan rumpon adalah ikan-ikan yang jarang ditemui pada hasil tangkapan kelong tancap. Jenis-jenis ikan-ikan yang tertangkap pada kelong tancap dengan rumpon diduga memiliki sifat asosiatif dengan rumpon dan sifat fototaksis terhadap cahaya lampu.

Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Zulkarnain (2002) pada satu jenis alat tangkap lift net lainnya yakni bagan apung di Palabuhanratu. Berdasarkan hasil yang diperoleh, berat total dan komposisi tangkapan dalam satu periode penangkapan bagan apung yang diperoleh mengindikasikan memiliki persamaan dengan berat total dan komposisi hasil tangkapan kelong tancap. Total tangkapan ikan pada bagan apung (299,01 kg) dengan lebih besar jika dibandingkan dengan bagan apung tanpa rumpon (121,85 kg). Hal yang sama diperoleh pada kelong tancap dalam penelitian ini. Berat total tangkapan ikan pada kelong tancap dengan rumpon (1086,9 kg) lebih besar jika dibandingkan dengan berat total tangkapan (668,95 kg) kelong tancap tanpa rumpon.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain (2002) di Palabuhanratu, hasil tangkapan juga memiliki persamaan kelompok jenis. Hasil tangkapan bagan tancap terdiri dari tiga kelompok ikan yaitu ikan pelagis, ikan demersal dan tangkapan lainnya. Begitu pula halnya dengan hasil tangkapan kelong tancap dengan rumpon. Secara garis besar komposisi total jenis ikan tangkapan kelong tancap dalam penelitian ini sama dengan komposisi total jenis ikan tangkapan bagan apung pada penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain, 2002.

Persamaan total jenis ikan tangkapan kedua penelitian dimungkinkan karena pada kedua penelitian ini sama-sama menggunakan rumpon sebagai alat bantu pengumpul ikan. Jumlah tangkapan ikan besar karena di sekitar bagan banyak ikan yang berkumpul. Pada kedua alat tangkap ini, banyaknya ikan yang berkumpul di sekitar alat tangkap akan membantu meningkatkan berat total hasil tangkapan.

Dokumen terkait