• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KOMUNIKASI YANG DILAKUKAN NABI IBRAHIM

B. Komposisi keluarga Nabi Ibrahim

1. Istri-istrinya

Nabi Ibrahim memiliki tiga istri, yaitu Sarah, Hajar dan Kentura. Sarah ialah istri Pertama, ia tinggal di negeri Syam. Kini negeri tersebut dikenal dengan sebutan Palestina.

Menurut berbagai literatur sejarah, istri Nabi Ibrahim yang pertama adalah Sarah binti Terah. Usianya hampir 90 tahun tapi tak kunjung dikaruniai anak, sehingga Nabi Ibrahim menikah lagi.

Sebagaimana Ibrahim adalah bapak para nabi, Sarah adalah ibu para nabi. Ia merupakan orang pertama yang mengakui kenabian Ibrahim. Dari rahimnya lahir seorang anak yang kelak menurunkan nabi-nabi di kalangan Bani Israil, yakni Nabi Ishak. Ishak merupakan bapak Nabi Ya’qub, yang menurunkan nabi-nabi Bani Israil selanjutnya.

Ketika Negeri Syam dilanda bala kelaparan , Nabi Ibrahim dan Sarah pindah ke Mesir. Ternyata Raja Fir‘aun terpikat dengan kecantikan Sarah dan berniat menjadikannya sebagai selir. Namun Allah SWT selalu menggagalkan usahanya dan memberikannya wabah penyakit sehingga Fir‘aun mengembalikan Sarah kepada Nabi Ibrahim.

Sebagai permohonan maafnya, Fir‘aun mengirimkan Hajar. Hajar adalah perempuan dari suku Kibt}i, dikirimkan oleh Fir‘aun untuk menjadi pembantu Nabi Ibrahim dan Sarah. Nabi Ibrahim dan Sarah sudah lama berumah tangga, tapi mereka belum dikaruniai buah hati. Sarah mengharapkan Supaya Nabi Ibrahim menikah dengan Hajar. Pada mulanya, Nabi Ibrahim keberatan untuk menikah dengan Hajar. Namun Sarah bersih keras dan akhirnya Nabi Ibrahim setuju untuk memperistri Hajar.

Hajar memiliki nama lengkap Hajar al-Qibt}iyah al-Mist}iyah dan dikenal dengan sebutan Hajar. Nama Hajar berasal dari kata ha>z\a> ajrikum yang berarti ini imbalanmu, karena ia merupakan pemberian dari Raja Fir‘aun. Menurut sebuah sumber, Hajar adalah anak dari Raja Magreb, yaitu leluhur para nabi dalam Islam. Dari rahim Hajar inilah lahir seorang anak yang bernama Ismail

Hajar menjadi contoh wanita sejati yang taat kepada suami dan perintah Allah. Hal ini tercermin dari kepribadiannya dan perilakunya, khususnya saat ia dan anaknya yang masih kecil ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim di tengah padang pasir. Segala kesulitan dan keresahan ia tempuh dengan kuat seraya terus berserah diri kepada Allah. Hajar merupakan lambang kesetiaan dan kepatuhan seorang istri kepada peraturan suaminya.

Selain Sarah dan Hajar, Nabi Ibrahim memiliki seorang Istri yang bernama Qant}ura. Ia memiliki nama lengkap Qant}ura binti Yaqt} dan al-Kan‘aniyah, Nabi Ibrahim menikah dengan Qant}ura setelah Sarah Wafat di usia 127 tahun. Melalui pernikahannya dengan Qant}ura Nabi Ibrahim dikaruniai beberapa orang putra yang bernama Madyan, Madayan, Zamran, Yasyan, Yasybaq dan Nukh.

2. Anak-anaknya

Pernikahan yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Hajar telah membuahkan buah hati dalam rahim Hajar. Nabi Ibrahim sangat gembira mengetahui hal ini. Namun tidak demikian dengan Sarah. Berita kehamilan Hajar membuatnya tidak tenang. Kian hari ia semakin cemburu kepada Hajar, terutama setelah kelahiran putra pertamanya, Ismail.

Nabi Ibrahim kemudian mengajak Hajar dan Ismail berpindah ke Negeri yang lebih jauh dari Syam. Dan berakhirlah perjalanan mereka di sebuah tanah tandus berada di tengah-tengah cekungan. Kini, tanah itu

dikenal sebagai kota Mekah. Sementara Sarah dan putranya, Ishak tetap berada di Negeri Syam.

Dari perkawinannya dengan Sarah, Ibrahim menurunkan bangsa Israil (Yahudi), dan dengan Hajar menurunkan bangsa Arab Hejaz dan dengan Qant}ura melahirkan bangsa Midyan yang hidup di sebelah timur Teluk Aqabah.4

Ishak (sekitar 1761-1638 SM)-Yahudi dan Kristen menyebutnya Ishak putra Abraham–merupakan putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail. Nama lengkapnya, Ishak bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra‘u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Ia lahir beberapa tahun setelah kelahiran Ismail.

Ishak dilahirkan di kota Kan‘an. Pada 1761 SM. Sebelum Sarah mengandung Ishak, sebenarnya Allah SWT sudah menjanjikan akan memberikan keturunan kepada Nabi Ibrahim lewat istri pertamanya. Alasan inilah, kemudian anak yang dijanjikan itu diberi nama Ishak, dalam bahasa Yahudi disebut Yishak yang berarti tertawa/tersenyum. Ishak menjadi sebuah nama karena Sarah tersenyum/tertawa saat didatangi Malaikat Jibril menyampaikan kabar bahwa ia akan hamil. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

َبوُقإعَ ي َقاَحإسِإ ِءاَرَو إنِمَو َقاَحإسِِبِ اَهَنَإرَّشَبَ ف إتَكِحَضَف ٌةَمِئاَق ُهُتَأَرإماَو

{ 71 }

ََٰتََلإ يَو َيَ إتَلاَق

ٌبيِجَع ٌءإيَشَل اَذََٰه َّنِإ ۖ اًخإيَش يِلإعَ ب اَذََٰهَو ٌزوُجَع َنََأَو ُدِلَأَأ

{ 72 }

ۖ َِّللَّا ِرإمَأ إنِم َيِبَجإعَ تَأ اوُلاَق

ٌديَِمَ ٌديَِحْ ُهَّنِإ ۚ ِتإيَ بإلا َلإهَأ إمُكإيَلَع ُهُتاَكَرَ بَو َِّللَّا ُتَإحَْر

{ 73 }

“Dan Istrinya berdiri lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Yakub. Dia (istrinya) berkata, ‘Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini

sudah sangat tua? Ini benar-benar sesuatu yang ajaib. Mereka (para malaikat) berkata, ‘Mengapa engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” (Qs. Hu>d/11: 71-73)

Seperti sifat ayahnya, Ishak adalah nabi yang memiliki sifat ramah dan sabar dalam memimpin dan mengajak umatnya. Umatnya hidup rukun dan damai serta makmur. Karena Nabi Ishak lahir di kan‘an, umatnya pun adalah masyarakat kan‘an di wilayah al-Khalil, Palestina. Nabi Ishak Wafat pada usia 180 tahun (sumber lain mengatakan 170 tahun). Ia dimakamkan di Palestina, berdekatan dengan makam Nabi Ibrahim.

Sama seperti Ishak, Ismail dilahirkan di al-Khalil (Hebron), wilayah kan‘an, Palestina. Ia lahir pada tahun 1911 SM dan wafat pada tahun 1779 SM di Makkah. Lalu dimakamkan di Hijr Ismail di dalam Masjidil Haram. Nabi Ismail bersama ayahnya, Ibrahim ialah Nabi yang memiliki peran sangat penting dalam pembangunan Ka’bah.

Selain Ishak dan Ismail, putra Nabi Ibrahim lainnya bernama Madyan. Madyan merupakan anak Nabi Ibrahim dari Istri ketiga, Qant}ura. Keturunan-keturunan Madyan ini kemudian membentuk kabilah yang disebut kaum Madyan. Nama Madyan ini diabadikan menjadi nama sebuah daerah yang terletak di sebelah Timur Teluk Aqaba, yaitu Midian. Allah Swt. mengutus nabi Syu‘aib untuk membimbing kaum Madyan. Nabi Syu‘aib sendiri merupakan putra Madyan.

Dokumen terkait