• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.8. Komposisi Pegawai

Jumlah Pegawai pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia adalah 79 orang (Per 01 Desember 2008) yang terdiri dari:

Pejabat Struktural Teknis = 11 orang Pejabat Struktural Non Teknis = 4 orang Pejabat Imigrasi Teknis di Kantor = 7 orang Pejabat Teknis di TPI = 15 orang Pegawai Tata Usaha di Kantor = 35 orang

Pegawai Tata Usaha di TPI = 7 orang Jumlah = 79 orang

Tabel 4.3. Keadaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pangkat/Golongan No. Golongan Pegawai

Teknis Pegawai Non Teknis Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. IV / a III /d III / c III / b III / a II / d II / c II / b II / a 1 3 2 2 2 0 8 5 0 0 3 5 10 9 6 7 7 9 1 6 7 12 11 6 15 12 9 Jumlah 23 56 79

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Tahun 2009 (Data Diolah)

Tabel 4.4. Keadaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan Struktural Eselon- II Eselon - III Eselon - IV Eselon - V

A B - - A B 1 - A B 4 - A B 10 -

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Tahun 2009 (Data Diolah)

Tabel 4.5. Keadaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pascasarjana (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda SLTA SLTP Jumlah 4 18 11 46 0 79

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Tahun 2009 (Data Diolah)

Tabel 4.6. Keadaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan DIKLAT

PTK AIM AJUN SPAMA ADUM

10 10 13 3 14

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Tahun 2009 (Data Diolah)

Jumlah Pemohon Paspor Republik Indonesia pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia tahun 2008 adalah 39991 orang.

Berdasarkan dengan Visi Imigrasi yaitu menjadikan insan Imigrasi yang profesional, berwibawa dan berwawasan global, serta misi Imigrasi yaitu melaksanakan pelayanan yang cepat, memberi kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap masyarakat serta melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan hal tersebut organisasi Imigrasi secara berkesinambungan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan penjenjangan dan pelatihan tehnis Keimigrasian.

Dalam Rapat Kerja Teknis Keimigrasian tahun 2004 yang membahas tentang Standarisasi Pelayanan Keimigrasian dalam rangka menyongsong penerapan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) telah menghasilkan rekomendasi di bidang sistem lalu lintas Keimigrasian, sistem kerja sama Keimigrasian antar negara. Sistem izin tinggal orang asing dan status kewarganegaraan, sistem pengawasan dan penindakan Keimigrasian, dan sistem administrasi fasilitatif.

Rekomendasi Rakerim 2004 ternyata dalam perjalanannya belum dapat sepenuhnya diimplementasikan karena realisasi pendanaan pembangunan dan pengembangan SIMKIM masih menunggu keputusan lebih lanjut dari Menteri Keuangan untuk menggunakan sebagian perolehan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan berkaitan dengan pembangunan dan pemgembangan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) memiliki implikasi baik psikologis maupun kultural dalam berbagai

bentuk sebagai akibat terjadinya lompatan besar di bidang pemanfaatan teknologi informasi mulai dari resistensi sumber daya manusia terhadap penerapan teknologi informasi karena ketidaktahuan, sampai terbentukya kesan akan terjadinya pengurangan peran pegawai karena akan tergantikan oleh komputer. Oleh karena itu melalui forum Rakerim 2005 yang merupakan tindak lanjut dari Rakerim sebelumnya, mulai lebih menajamkan cara pandang terhadap rencana penerapan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang berbasiskan teknologi informasi dalam rangka menetapkan standarisasi pelayanan Keimigrasian.

Hal-hal di atas merupakan latar belakang Rapat Kerja Keimigrasian (Rakerim) yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Menteri Hukum dan HAM RI, Hamid Awaluddin, di Istana Negara, tanggal 31 Januari 2005, dengan tema, “Meningkatkan kinerja pelayanan dan penegakan hukum Keimigrasian sebagai upaya untuk menuju perubahan kepada terciptanya aparatur Imigrasi yang bersih, bebas kolusi, korupsi dan nepotisme”.

Setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidang komisi secara intensif pada tanggal 17-18 Januari 2005 (Pra Rakerim) dan tanggal 31 Januari 2005-02 Februari 2005 (Rakerim), direkomendasikan “Standarisasi Kimigrasian” yaitu:

a. Standarisasi pelayanan Keimigrasian WNI di bidang pemberian Dokumen Perjalanan RI di dalam Negeri (Pengertian umum, tata cara, alur kerja, petugas, persaratan, pelaporan).

b. Standarisasi pelayanan Keimigrasian WNA di bidang pemberian Dokumen Imigrasi dan perijinan Keimigrasian (Pengertian umum, tata cara, alur kerja, petugas, persyaratan, pelaporan).

c. Standarisasi pelayanan pemeriksaan keberangkatan dan kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (tata cara, alur kerja, petugas, persyaratan, pelaporan).

d. Standarisasi pelayanan Keimigrasian pada Perwakilan RI di luar negeri (Pengertian umum, tata cara, alur kerja, petugas, persyaratan, pelaporan).

e. Standarisasi sistem dan prosedur penindakan Keimigrasian dan Rumah Detensi Imigrasi, Standarisasi sistem dan prosedur informasi pelapoan, standarisasi sistem dan prosedur penunjang fasilitatif administratif. Standarisasi Keimigrasian yang terdiri dari modul-modul pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, sistem pelaporan serta sistem dan prosedur penunjang fasilitatif merupakan embrio penerapan sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang berbasiskan teknologi Informasi.

Upaya awal untuk menerapkan standarisasi Keimigrasian tersebut diharapkan dapat menjadi tahapan sosialisasi berkaitan dengan sistem dan budaya kerja yang telah lama terbentuk di jajaran Imigrasi.

Setelah melihat beberapa masalah dan kemajuan pelayanan Keimigrasian Indonesia seperti di atas, mekanisme standar pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia yang saat ini berlaku adalah berikut ini:

Tabel 4.7. Proses Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Nomor Urutan Pelayanan Bagian yang Terlibat

1 Pemohon Paspor R.I Pejabat Loket

2 Pengambilan Nomor Antrian Pemohon

3 Pemeriksaan Kelengkapan Permohonan Pejabat Loket

4 Loket Pembayaran Staff Tata Usaha

5 Foto dan Sidik Jari Staff Tata Usaha

6 Wawancara dan Penandatanganan Paspor R.I Pejabat Loket

7 Pencetakan Paspor R.I Staff Tata Usaha

8 Paraf Kepala Seksi Kepala Seksi Lantaskim

9 Penandatanganan Kepala Kantor Imigrasi Kepala Kantor Imigrasi

Kelas I Polonia

10 Penyerahan Paspor R.I Pejabat Loket

11 Penyimpanan Berkas ke Arsip Staff Tata Usaha

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Tahun 2009 (Data Diolah)

Sehubungan dengan mekanisme pelayanan Paspor RI (Surat Perjalanan Republik Indonesia), perlu diketahui secara umum sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-485.IZ.03.02 Tahun 1997 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia, adalah:

a. Paspor biasa terdiri dari 48 halaman untuk Warga Negara Indonesia, b. Paspor biasa terdiri dari 24 halaman untuk Warga Negara Indonesia, c. Paspor untuk orang asing terdiri dari 48 halaman,

d. Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri dari 16 halaman untuk Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing.

Permohonan Paspor Biasa/SPLP dilakukan dengan mengisi formulir (PERDIM 11), dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Bukti Domisili:

1. Bagi WNI yang bertempat tinggal dalam Wilayah Indonesia, berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), atau Resi Kartu Tanda Penduduk dan dilengkapi dengan Kartu Keluarga.

2. Bagi WNI yang bertempat tinggal di luar Wilayah Indonesia (Penduduk Luar Negeri), berupa tanda bukti penduduk negara setempat atau bukti, petunjuk atau keterangan lain yang menunjukkan bahwa pemohon bertempat tinggal di negara tersebut.

b. Bukti Identitas Diri:

1. Akte kelahiran atau surat kenal lahir, 2. Akte perkawinan atau surat nikah, 3. Ijazah,

4. Surat Baptis,

5. Surat keterangan lainnya atau dokumen yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah.

4.1.9. Pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Dokumen terkait