• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

4.4 Karakteristik Penduduk

4.4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata

Pada umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.Berikut ini adalah tabel komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel4.8: Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian F Jumlah (%)

Pertanian Industri PNS/TNI/POLRI Lainnya 1166 165 40 62 81,33 11,51 2,81 4,35 Jumlah 1433 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa masyarakat di Desa Teluk Panji II bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 81,33%, bekerja di bidang Industri

sebanyak 11,51%, PNS/TNI/POLRI sebanyak 2,81%, kemudian di bidang lain-lainnya sebanyak 4,35% berdasarkan data tersebut terlihat bahwa mayoritas masyarakat desa teluk panji II bekerja sebagai petani. Hal ini dikarenakan Desa Teluk Panji II merupakan desa transmigrasi dimana setiap kepala keluarga dahulunya diberikan lahan sebanyak 2 (dua) hektar lahan sawit oleh pemerintah sehingga untuk memenuhi kebutuhan hiupnya sehari-hari masyarakat Desa Teluk Panji bergantung kepada hasil sawitnya.

4.4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnik

Berikut ini adalah tabel komposisi desa teluk panji II berdasarkan kelompok etnik. Tabel 4.9 :Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnik

Etnik/Suku F % Jawa Mandailing Sunda Batak Toba Lain-lain 975 186 129 143 29 62 15 11 10 2 Jumlah 1433 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa kelompok etnis yang paling banyak jumlahnya adalah Etnis Jawa yaitu sebanyak 70%. Sedangkan kedua komposisi penduduk yang banyak berdasarkan etnis yaitu Mandailing sebanyak 15, yang ke tiga Etnis Sunda sebanyak 5% dan yang ke empat Etnis Batak Toba sebanyak 3%. Walaupun penduduk di Desa Teluk Panji II mayoritas Etnik Jawa namun hubungan sosial yang terjadi antara etnis baik Etnis Mandailing, Sunda dan Batak Toba terjalin sangat harmonis di dalam kehidupan sehari-hari.

4.4.4 Jumlah Penduduk Yang Lahir, Mati, Datang dan Pergi

Jumlah penduduk di Desa Teluk Panji II selalu berubah terkadang pada periode tertentu bertambah dengan cepat, tetap, dan terkadang berkurang.Penduduk di Desa Teluk Panji II dapat bertambah dengan cepat jika kesadaran masyarakat akan kualitas penduduk masih kurang, atau oleh karena meningkatnya desakan tingkat ekonomi masyarakat dan fasilitas kesehatan sehingga mengalami pertumbuhan alami secara cepat. Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya sarana dan prasarana suatu daerah sehingga banyak penduduk dari daerah lain berdatangan. Penduduk dapat berjumlah tetap jika penduduk yang datang dan pergi, atau penduduk yang lahir dan mati pada suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Penduduk dapat berkurang jika penduduk yang pergi dan mati lebih besar dari pada penduduk yang datang dan lahir.Oleh karena itu, jumlah penduduk Desa Teluk Panji II harus selalu dicatat dan di data tingkat perubahannya.Berikut adalah tabel data

penduduk yang lahir, mati, datang dan pergi di Desa Teluk Panji II pada tahun 2014.

Tabel 4.10 :Jumlah Penduduk Yang Lahir, Mati, Datang dan Pergi

Jenis Jumlah (Jiwa)

Lahir Mati Datang Pergi 4 2 5 1 Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Berdasarkan tabel 4:10 dapat diketahui jumlah penduduk yang lahir pada tahun 2014 yaitu sebanyak 4 (empat) jiwa, sedangkan penduduk yang mati pada tahun 2014 sebanyak 3 (tiga) jiwa dan penduduk yang datang di tahun 2014 sebanyak 5 (lima) jiwa sedangkan yang pergi senyak 1 (satu) jiwa. Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang lahir lebih banyak dari pada penduduk yang mati, begitu juga dengan penduduk yang datang dari pada penduduk yang pergi. Banyaknya penduduk yang datang ke Desa Teluk Panji II dari daerah lain seperti dari Rantau Prapat, Kisaran dan Bagan Batu disebabkan oleh semakin membaiknya infrastuktur Desa Teluk Panji II.

4.4.5 Persentase Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Status Pendidikan

Setiap warga negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 UU No. 20 tahun 20030). Berdasarkan data Di Kantor

Kepala Desa Teluk Panji II persentase penduduk usia 7 sampai 15 tahun menurut status pendidikannya dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 4.11: Persentase Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Status Pendidikan

Status pendidikan Jumlaah (%)

Sekolah Tidak sekolah

88,14 11,86

Jumlah 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait dengan status pendidikan yang berusia 7 sampai 15 tahun yang bersekolah baik tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Tingkat Pertama (SMP) berjumlah 88,14 %. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 7 sampai 15 tahun yang tidak sekolah yaitu berjumlah 11,86%.

4.4.6 Persentase Penduduk Usia 16-18 Tahun Menurut Status Pendidikan

Keberhasilan pembangunan Teluk Panji II di tentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus di upayakan, di mulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk

mengetahui seberapa banyak penduduk Teluk Panji II yang mengenyam pendidikan pada usia 16 sampai 18 dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 4.12.Persentase Penduduk Usia 16-18 Tahun Menurut Status Pendidikan

Status pendidikan Jumlah (%)

Sekolah Tidak sekolah

92.00 8.00

Jumlah 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui angka pendidikan pada penduduk usia 16 sampai 18 tahun yang bersekolah sebanyak 92 %. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak bersekolah yaitu berjumlah 8%.

4.4.7 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas Menurut Status Pekerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang penting untuk dibahas karena sebagai salah satu indikator pembangunan ekonomi.Kondisi ketenagakerjaan yang baik berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Permasalahan ketenagakerjaan yang masih menjadi hambatan di Indonesia diantaranya adalah tingginya tingkat pengangguran, rendahnya kualitas tenaga kerja, pekerja dibawah umur dan lain sebagainya.Terkait dengan tenaga kerja, partisipasi penduduk

dalam dunia kerja harus didukung oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai.Berikut adalah data penduduk Desa Teluk Panji II yang berumur 15 tahun keatas menurut status pekerjaan.

Tabel 4.13 :Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas Menurut Status Pekerjaan

Status pekerjaan Jumlah (%)

Bekerja

Tidak tidak bekerja

67,65 32,35

Jumlah 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012

Dapat dilihat pada tabel 4.13 bahwa jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas menurut status pendidikan sebanyak 67,65 % sudah bekerja. Kemudian jumlah penduduk yang tidak bekerja pada usia 15 tahun keatas menurut status pekerjaannya berjumlah 32,25 %.

4.5 Profil Informan

1. Informan Pertama (Kepala Desa Teluk Panji II)

Nama : Aminuddin Usia : 58 Tahun Etnik : Sunda Pekerjaan : Kepala Desa Pendidikan Terakhir: STM Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bapak Aminuddin adalah seseorang yang berperan dalam membangun Desa Teluk Panji II dan merupakan salah satu tokoh masyarakat yang di percaya untuk menjadi kepala desa di desa ini.Pak Aminuddin menjabat sebagai kepala desa selama dua periode dimana periode pertama Pak Aminuddin menang dalam pemilihan kepala desa pada tahun 2002-2008 dan kembali menang tahun 2008-2014.

Pak Aminuddin sudah menetap di desa ini selama 24 tahun dan mempunyai seorang istri bernama muyasaroh yang beretnis sunda. Mereka sudah di karuniai 4 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki dan semuanya sudah berumah tangga.Diantara 6 orang anaknya ada yang melakukan perkawaninan campuran (amalgamasi) yaitu dengan Etnis Mandailing dan Jawa sedangkan ang lainnyamenikah dengan sesama etnis yaitu sunda.

Sebagai seorang kepala desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat tak jarang Pak Aminuddin menghadapi warga yang beragam etnis baik dalam masalah pengurusan KTP, KK, SKTM dan lain-lain. Hal ini membuat Pak Aminuddin banyak tahu tentang etnis yang ada di desa ini di tambah lagi lingkungan sekitar rumah Pak Aminuddin bertetanggaan dengan Etnis Mandailing dan Etnis Jawa.

Sebagai seorang kepala desa, Pak Aminuddin memberikan contoh kepada warganya untuk bisa saling menghargai antar etnik yang berbeda, walaupun sebagai kepala desa, tidak jarang Pak Amnuddin berkumpul di warung-warung bersama masyarakat Desa Teluk Panji II untuk mengobrol-ngobrol santai di sela waktu luangnya. Bagi Pak Aminuddin seorang kepala desa selain harus bisa memipin warganya ia juga harus bisa berhubungan dekat dengan warga di

desanya. Baginya seorang kepala desa sama saja dengan warga biasa tanpa harus selalu duduk dengan orang-orang atau pejabat-pejabat desa. Hal ini lah yang membuat Pak Aminunddin di senangi oleh warga Desa Teluk Panji II, sehingga ia menjabat sebaga kepala desa Teluk Panji II selama 2 (dua) periode. Dalam berhubunngan sehari-hari, walaupun Pak Aminuddin beretnis sunda, namun dalam berinteraksi ia tidak pernah membeda-bedakan etnis yang beragam tersebut. Bagi Pak Aminuddin semua etnis adalah teman dekat Pak Aminuddin.

2. Informan Kedua (Warga Teluk Panji II)

Nama : Amran Harahap Usia : 45 Tahun

Etnik : Batak Mandailing Pekerjaan : Guru PNS

Pendidikan Terakhir: S1 Pendidikan Jenis Kelamin : Laki-laki

Pak Amran adalah seorang guruSD di Desa Teluk Panji II. Ia mengajarkan mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam aktifitas nya sehari hari sebagai seorang guru informan ini sudah terbiasa bergaul dengan guru-guru yang beretnis lain dan menghadapi anak-anak yang beragam etnis yang tentunya berbeda-beda perilakunya. Dalam mengajar di kelas informan ini juga sering memberikan arahan kepada murid-muridnya agar tidak berteman memandang antar suku yang

satu dengan yang lain dan untuk tidak saling mengolok-olokkan yang bersifat menyinggung sara.

Pak Amran sudah 18 tahun tinggal di Desa ini dan banyak mengerti tentang kondisi desa tersebut. Beliau mempunyai seorang istri yang bernama Nursayida Ritonga yang beretnis Mandailing. Mesikipun beliau sudah berumahtangga selama 15 tahun tetapi mereka belum dikarunia seorang anak oleh sang pencipta. Namun mereka tetap sabar dalam mengarungi rumah tangganya dan hidup bahagia penuh canda.

Meskipun beliau beretnis Mandailing tetapi beliau sangat lancar berbahasa Jawa dan Sunda. Hal ini di karenakan beliaubertetangga dengan Etnis Jawa dan Sunda. Di mana sebelah kanan rumah beliau bertetangga dengan Etnis Jawa, sebelah kiri rumah beliau juga bertetangga dengan Etnis Jawa dan depan rumah beliau betetangga dengan Etnis Sunda. Informan ini mengatakan ketika ia berkomunikasi dengan Etnis Mandailing ia juga menggunakan bahasa Mandailing, dan ketika ia berkomunikasi dengan Etnis Jawa ia menggunakan bahasa Jawa, begitu juga ketika ia berinteraksi dengan Etnis Sunda, ia juga menyesuaikan dengan mereka lawan bicaranya yaitu dengan menggunakan bahasa Sunda. Walaupun ia tidak terlalu lancar berkomunikasi dengan bahasa etnis lain, tapi ia mengerti karena ia sudah terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda etnis dengannya.

Banyak hal yang menunjukkan hubungan antar etnis di Desa Teluk Panji II terjalin harmonis, baik dalam hal perayaan pesta perkawinan maupun dalam hal kemalangan dimana masyrakat dengan agama yang berbeda dan etnis yang berbeda akan berbondong-bondong menjenguk jika salah seorang warga di sekitar

mereka tertimpah musibah dan kemalangan. Inilah suatu bentuk hubungan harmonis yang terjadi sampai saat ini di Desa Teluk Panji II.

3. Informan Ketiga (Ketua KUD Teluk Panji II)

Nama : Suheri Usia : 40 Tahun Etnik : Jawa Pekerjaan : Ketua KUD Pendidikan Terakhir: SMEA Jenis Kelamin : Laki-laki

Pak Suheri adalah salah seorang warga Desa Teluk Panji II yang melakukan perkawinan campuran (Amalgamasi) dengan etnik Batak Mandailing. Saat ini ia sudah berusia 40 tahun, dan sudah banyak mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di Desa Teluk Panji II. Istrinya yang bernama Sahnawati Pulungan saat ini berusia 39 tahun dan ia bekerja sebagai guru PNS di salah satu sekolah di Desa Teluk Panji II. Mereka memiliki 3 (tiga) orang anak, diantara nya 2 (dua) orang anak laki-laki dan 1 (satu) orang anak perempuan di mana semua anaknya masih sekolah.

Pak Suheri atau yang sering disapa Pak Heri sangat mengenal tetangga bahkan seluruh masyarakat Desa Teluk Panji II dengan baik dan benar, baik itu Etnik Jawa, Batak Toba, Sunda dan Mandailing. Pak Heri bertetangga dengan

beragam etnisdi mana sebelah kanan rumah beliau bertetangga dengan Etnis Jawa Batak toba, sebelah kiri rumah beliau juga bertetangga dengan Etnis Jawa dan depan rumah beliau betetangga dengan Etnis Mandailing dan Jawa. Etnis yang sangat akrab dengan Pak Heri dalam kehidupan sehari-harinya dominan Etnis Jawa, walaupun begitu Pak Heri Tidak Pernah Membeda-bedakan antara etnis yang satu dengan etnik lainnya,baik Etnis Jawa, Sunda, Batak Toba, maupun Mandaling. Hubungan interaksi kesemua etnis tersebut tetap berjalan dengan baik dan tidak ada indikasi ada sesuatu yang kurang bagus.

Pak Heri sudah 20 tahun tinggal di Desa Teluk Panji II dan sekarang bekerja sebagai ketua KUD (Koperasi Unit Desa) di desa tersebut. Sebagai seorang pimpinan koperasi beliau banyak mengerti berbagai bahasa karena hampir setiap hari melayani masyarakat yang beragam etnis yang ada di DesaTeluk Panji II dan beliau sudah banyak mengerti dan tahu kondisi masyarakat di desa ini. Beliau juga sering dihadapkan dengan masyarakat yang berbagai etnis ketika berbelanja ke KUD, karena KUD merupakan koperasi milik bersama masyarakat Teluk Panji II. Siapapun boleh berbelanja di KUD tanpa memandang perbedaan etnis yang penting asalkan warga Teluk Panji II.

Meskipun iaberetnis Jawa tetapi Pak Heri dapat mengerti bahasa Mandailing saotik-saotik yang artinya sedikit-sedikit hal ini dikarenakan Pak Heri mepunyai seorang istri beretnik Mandailing. Orang-orang mengatakan sebenarnya ia kurang sedikit menjiwai saja sehingga sulit untuk mengatakan tetapi arti nya mengerti. Pak Suheri jika mendapat undangan oleh etnis lain ia akan menghadirinya karena undangan itu adalah suatu kehormatan untuk kita begitu juga apabila ada kemalangan pada etnis lain, ia juga turut hadir untuk menjenguk

musibah tersebut. Dengan adanya hubungan yang baik di antara etnis dan tidak pernah terjadi konflik dapat menyatukan mereka dan etnis di daerah ini saling menghargai satu sama lainnya.

4. Informan keempat (Tokoh Adat Batak Mandailing)

Nama : Sahrial Harahap Usia : 44 Tahun

Etnik : Batak Mandailing Pekerjaan : Petani

Pendidikan Terakhir : SMP Jenis Kelamin : Laki-laki

Pak Sahrial merupakan penduduk pendatang dari Sumatera Utara yaitu dari Tapanuli Selatan. Awal menetapnya Pak Sahrial di desa ini karena sulitnya mencari pekerjaan di Tapanuli Selatan sehingga ia memutuskan untuk merantau mencari pekerjaan di Desa Teluk Panji II ini. Setelah 11 (sebelas) tahun ia menetap di Desa Teluk Panji II dan bekerja sebagai sopir pengangkut sawit akhirnya ia meminang salah seorang warga di Desa Teluk Panji yang beretnisJawa atas nama Sulastri. Saat ini beliau mempunyai 5 orang anak dan 3 diantaranya sedang bekerja sedangkan 2 lagi masih sekolah.

Selain sebagai tokoh adat Pak sahrial juga sebagai ketua Parsadaan Batak Tapanuli di Desa Teluk Panji II. Beliau sangat dekat dengan etnis lain seperti Batak Toba, Sunda dan Jawa. Pak Sahrial sudah terbiasa dan bergaul dengan berbagai etnis yang ada di desa ini. Beliau sangat memahami kondisi lingkungan yang ada di desa ini. Selain itu juga Pak Sahrial bertetangga dengan Etnis Jawa

yang berada di belakang rumahnya, Etnis Batak Toba yang berada tiga rumah dari rumahnya.

Organisasi Parsadaan Batak Tapanuli yang dipimpin beliau tidak hanya beranggotakan Etnis Batak Toba dan Mandailing saja melainkan sudah beraneka ragam etnik seperti Etnik Sunda dan Jawa yang masuk di organisasi ini. Dengan adanya organisasi PBT, masyarakat yang beragam etnis dapat berkumpul dan saling berinteraksi sehinggga dapat menimbulkan hubungan yang harmonis dan baik.Hal ini berlanjut dengan adanya perkawinan campuran (amalgamasi) antar Etnis Mandailing dengan Etnis Jawa dan Sunda. Perkawinan campuran yang dilakukan anggota dari Parsadaan Batak Tapanuli menyebabkan terjadi perkumpulan beragam etnis di organisasi tersebut, yang menggambarkan bahwa Desa Teluk Panji II masyarakatnya hidup harmonis dan tentram tanpa memandang perbedaan suku yang satu dengan suku lainnya.

Jika ada undangan pesta perkawinan Pak Sahrial wajib menghadirinya karena bagi Pak Sarial undangan itu merupakan suatu kehormatan bagi dirinya. Dalam pesta tersebut Pak Sahrial tidak jarang bertemu dengan etnik lain dan mereka saling berinteraksi tegur sapa dan bersenda gurau. Begitu pula bila terjadi kemalangan pada etnislain Pak Sarial juga turut datang dan aktif membantu apa-apa yang diperlukah ahli bait. Sudah 20 tahun lebih Pak Sahrial berinteraksi dengan masyarakat Teluk Panji II dan ia merasakan hidup yang sangat damai dan tentram serta harmonis tanpa adanya konfilk-konflik apa lagi yang berkaitan dengan konflik suku.

Nama : Abdul Wahab Simanjuntak Usia : 50 Tahun

Etnik : Batak Toba Pekerjaan : Petani PendidikanTerakhir : SMP Jenis Kelamin : Laki-laki

Pak Abdul Wahab Simanjuntak yang kerap di panggil Pak Juntak adalah seorang petani sekaligus penjual jajanan anak-anak di sekolah yang berdekatan dengan rumahnya. Informan ini sudah berkeluarga memiliki istri yang beretnis Mandailing dan telah memliki 4 orang anak yang masih sekolah. Dalam kehidupan sehari-harinya Pak Juntak berada diantara beragam etnis seperti Etnis Batak Toba, Jawa, Batak Mandailing dan Sunda. Informan ini banyak mengetahui kondisi sosial warga Desa Teluk Panji II karena sudah menetap selama 17 tahun lamanya.

Pak Juntak juga sangat suka berinteraksi dengan etnis lain seperti Mandailing, Jawa dan Sunda. Ini di buktikan oleh beliau dengan mendirikan rumah tidak berpagar sehingga tidak tampak berbatas. Kondisi rumah beliau bertetanggaan dengan Etnis Mandailing dan Jawa. Pak Juntak merupakan salah satu warga masyarakat yang sangat menikmati adanya keberagaman suku di Desa Teluk Panji II, sehingga walaupun ia beretnis Batak Toba namun ia mengerti bahkan mampu berbahasa lainnya seperti bahasa Jawa, maupun Sunda.

Dalam berinteraksi sehari-hari Pak Juntak menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia ketika ia dihadapkan dengan 3 (tiga ) suku sekaligus, misalnya ketika ia sedang berada diantara warga yang beretnis Jawa, Sunda dan

Batak Mandailing maka ia menggunakan bahasa Indonesia dalam berinteraksi agar menghindari terjadinya kesalahpahaman, namun jika ia sedang berhadapan dengan salah satu warga Teluk Panji II yang beruku Jawa, maka Pak Juntak Menggunakan Bahasa Jawa, meskipun Pak Juntak beretnis Batak Toba. Begitu juga ketika ia sedang berinteraksi dengan salah seorang yang beretnis Batak, maka ia akan menggunakan bahasa Batak. Hal itulah yang mencerminkan bahwa Pak Juntak adalah salah seorang warga Desa Teluk Panji II yang mempunyai sikap saling toleransi.

Hal lain yang menunjukkan adanya sikap saling toleransi yaitu ketika salah seorang warga Desa Teluk Panji II memberikan makanan kepada Pak Juntak, ia tidak pernah menolak pemberian dari tetangganya tersebut, ia merasa itu adalah rezeki yang tidak boleh di tolak sekalipun yang memberikan adalah warga Desa Teluk Panji II yang bukan seagama dengannya namun ia tetap menerimanya.Bukan hanya Pak Juntak saja yang memiliki sikap penuh toleransi tetapi warga Desa Teluk Panji II lainnya juga memliki sikap toleransi dan saling memahami antar warga yang berbeda etnis, hal ini di tunjukkan dalam hal pemberian makanan, warga yang beragama Kristen sudah memahami bahwa agama islam dan kristen berbeda akidah, sehingga warga Desa Teluk Panji II yang beragama Kristen jika ingin memberikan makanan maka yang diberikan tidak dalam bentuk makanan yang sudah jadi atau siap makan, tetapi memberikan dalam bentuk bahan makanan mentah seperti ubi, pisang, sayuran dan lain sebagainnya.

6. Informan Keenam (Warga Teluk Panji II)

Usia : 40 Tahun Etnik : Jawa Pekerjaan : Petani Pendidikan Terakhir : SD Jenis Kelamin : Laki-laki

Sudah 10 tahun lebih Pak Niswan berinteraksi di desa ini.Pak Niswan menganggap mereka sudah seperti saudara kandung yang dilahirkan dari ibu pertiwi yang bernama Indonesia. Pak Niswan menikah dengan Etnis Jawa yang bernama Saryati. Beliau memiliki 2 orang anak di antaranya 1 anak laki-laki dan 1 lagi anak perempuan dan keduanya sedang menyenyam pendidikan. Walaupun sebagai seorang warga yang biasa saja tetapi Pak Niswan banyak mengetahui kondisi masyarakat disini. Beliau juga banyak bergaul dengan sesama petani yang beretnis Batak Toba, Sunda dan Mandailing.

Pak Niswan sebagai seorang petani sangat mengenal tetangganya dengan baik karena tetangga-tetangga yang di sekitar rumahnya bekerja sebagai petani juga.Tetangga Pak Niswan beragam ragam etnis seperti Etnik Mandailing yang berada di belakang rumah Pak Niswan dan Etnis Sunda berada di samping rumah Pak Niswan. Dengan kondisi lingkungan yang hidup berbaur Pak Niswan beranggapan bahwa semua etnis menjadi teman akrabnya tanpa membeda bedakan etnis yang satu dengan etnis yang lain karena menurut pak Niswan memebeda-bedakan itu tidak bagus danakan menimbulkan perpecahan.

Di desa ini tidak pernah ada konflik atau masalah, kalau pun ada hanya masalah-masalah kecil dan dapat diselesaikan oleh masing masing yang bersangkutan.Hal-hal seperti ini jarang terjadi kalau pun terjadi itu hanya terjadi

antar sesama etnis seperti Etnis Jawa dengan Jawa, Mandailing dengan

Dokumen terkait