• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

II.3. Komunikasi Antar Pribad

Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja dan sebagainya. Di dalam pergaulan manusia melakukan interaksi dengan orang lain dan diantara mereka saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Pendapat para ahli mengenai definisi komunikasi antar pribadi (Liliweri, 1991 : 12) :

a. Joseph A. Devito (1976)

Komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

b. Effendy (1986)

Pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.

c. Dean C. Barnlund (1968)

Komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang atau tiga orang mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur.

d. Rogers (1988)

Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.

e. Tan mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.

Menurut Evert M. Rogers (Liliweri, 1991 : 13) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah:

(1) Arus pesan yang cenderung dua arah; (2) Konteks komunikasinya tatap muka; (3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;

(4) Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi;

(5) Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat; (6) Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.

II.3.2. Teknik Berkomunikasi Secara Tatap Muka

Beberapa teknik yang perlu dipedomani dalam berkomunikasi secara tatap muka adalah (Nasution, 1990:25-27) :

1. Berbicaralah yang membuat anda dimengerti oleh orang lain. Untuk itu gunakan kata- kata dan ilustrasi yang dapat dengan mudah dikenali dan dimengerti oleh khalayak. 2. Komunikasi adalah perbuatan berbagi. Selalu harus diingat bahwa yang diinginkan

ialah suatu dialog antara penyuluh dan yang disuluh.

3. Komunikasi adalah menyangkut rasa percaya. Rasa percaya dapat dibangun dengan jalan menjadikan diri kita jujur mengenai diri sendiri dan tentang tujuan kita. Rasa percaya juga dapat berkembang diantara orang-orang yang saling rendah hati dan bertenggang rasa terhadap orang lain.

4. Komunikasi adalah saling mendengarkan. Bicaralah dari hati ke hati dengan orang- orang yang anda suluh mengenai masalah nyata yang mereka hadapi.

5. Komunikasi adalah kejujuran. Jangan berjanji tentang sesuatu yang tidak dapat dipenuhi.

6. Komunikasi adalah umpan balik. Setiap orang ingin tahu apa yang terjadi dengan ide dan usul mereka. Selalu informasikan hal itu kepada mereka sehingga tak ada seorang pun yang merasa bahwa keikutsertaan dan jerih payahnya sia-sia belaka.

7. Komunikasi lebih dari sekedar kata-kata. Kita juga berkomunikasi dengan tindakan nonverbal, yakni ketika perlu, lalu menggunakan gambar-gambar.

II.3.3. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antar pribadi (Liliweri, 1991:31-43):

1. Komunikasi antar pribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal maupun non verbal. Dalam pelaksanaan komunikasi antar pribadi setiap hari terbanyak melibatkan perilaku nonverbal sebagai penguat pesan-pesan verbal yang diucapkan. Komunikasi antar pribadi dalam memanfaatkan tanda-tanda informasi verbal maupun nonverbal sebenarnya sangat memperhatikan isi dan hubungannya dengan suatu pesan . Unsur isi terdiri atas apa ayng dikatakan dan dibuat, sedangkan unsur hubungan/relasi terdiri atas bagaimana sesuatu itu diktakan dan dibuat. Jadi, baik perilaku verbal maupun nonverbal masing-masing dapat menunjukkan seberapa jauh hubungan antara pihak- pihak yang terlibat di dalamnya.

2. Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted dan contrived. Suatu perilaku spontan ditimbulkan karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi, kita berbuat sesuatu karena tekanan emosi belaka yang bisa verbal dan nonverbal, meskipun kadang-kadang perilaku ini tidak masuk dalam pertimbangan akal sehat seseorang. Kemudian perilaku scripted disebabkan karena suatu hasil belajar seseorang secara terus-menerus sebelumnya. Dan terakhir perilaku yang contrived karena dikuasai sebagian besarnya oleh keputusan-keputusan yang rasional. 3. Komunikasi antar pribadi sebagai suatu proses yang berkembang.

Sifat yang ketiga ini menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi sebenarnya tidaklah statis, melainkan dinamis. Suatu proses dalam komunikasi antar pribadi terus berkembang, semakin hidup karena perkenalan telah merasuki pertambahan kognisi pihak lain, kemudian perasaan afektifnya dan pada gilirannya akan terlihat dalam perilaku verbal maupun nonverbal. Dengan demikian jika hubungan bersifat statis maka hubungan di antara mereka tidak bermutu, tidak maju, karena tidak bertambahnya suatu informasi baru atau yang lebih bermutu daripada sebelumnya.

4. Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi, dan koherensi.

Suatu komunikasi antar pribadi ditandai dengan adanya umpan balik. Umpan balik mengacu pada respon verbal dan nonverbal dari seorang komunikan maupun komunikator secara bergantian. Umpan balik tidak mungkin ada jika tidak ada interaksi atau kegiatan dan tindakan yang menyertinya. Adanya interaksi menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi harus menghasilkan suatu keterpengaruhan tertentu. Tanpa adanya pengaruh sebaliknya interaksi juga tidak ada manfaatnya. Karena interaksi dalam komunikasi antar pribadi mengandalkan suatu perubahan dalam sikap, pendapat dan pikiran, perasaan dan minat maupun tindakan tertentu. Pada tahap inilah suatu kegiatan komunikasi antar pribadi bisa dirancang, apakah komunikasi hanya mengharapkan perubahan pikiran dan pendapat saja, atau ditekankan pada minat dan perasaan, ataukah hanya pada tindakan saja.

5. Komunikasi antar pribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Intrinsik dimaksudkan suatu standar dari perilaku yang dikembangkan oleh seseorang sebagai pandu bagaimana mereka melaksanakan komunikasi. Dengan demikian tata aturan intrinsik biasanya disepakati di antara peserta komunikasi antar pribadi untuk meneruskan dan menghentikan tema-tema percakapan, perilaku verbal dan nonverbla selanjutnya. Ekstrinsik yang dimaksudkan dengan adanya standar atau aturan lain yang ditimbulkan karena danya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus dihentikan.

6. Komunikasi antar pribadi menunjukkan adanya suatu tindakan.

Sifat keenam dari komunikasi antar pribadi adalah harus adanya sesuatu yang dibuat oleh mereka yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Jadi kedua pihak harus sama- sama mempunyai kegiatan, aksi tertentu sehingga tanda bahwa mereka memang berkomunikasi. Para ahli melukiskan bahwa yang disebut komunikasi itu merupakan suatu upaya untuk memulai suatu pesan dari sumber dan berakhir pada reaksi dari penerimanya. Hal ini berarti komunikasi tidak memerlukan perhatian hanya pada sebab datangnya suatu pesan kepada akibat terpaan pesan, namun lebih dari itu harus memperhatikan seluruh proses dari komunikasi itu.

7. Komunikasi antar pribadi merupakan persuasi antar manusia.

Komunikasi antar pribadi melibatkan usaha yang bersifat persuasif, karena untuk mencapai sukses harus dikenal latar belakang psikologis, sosiologis seseorang. Daripadanya seorang komunikator menyiapkan pesan yang baik sehingga mampu mengena keadaan, lapangan psikologis dan sosiologis komunikan. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan serta kebiasaan seseorang darimana perasaan itu perlu disesuaikan agar dapat diterima. Pada saat sekarang para ahli komunikasi menghendaki supaya seorang yang berkomunikasi harus mampu merubah cara berpikir, perasaan atau perilaku sesama, hal itu akan tercapai kalau ia juga memberikan kesempatan pada pihak lain untuk dapat mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan dan perilakunya.

II.4. KOMUNIKASI PERSUASIF

Dokumen terkait