• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Antarpribadi dalam program Titian Iman

RUNDOWN ACARA “TITIAN IMAN PROGRAMA DUA” LPP RRI BUKITTINGGI

B. Komunikasi Antarpribadi dalam program Titian Iman

a. Keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi di program titian iman.

Keterbukaan merupakan salah satu pondasi dalam membangun komunikasi antarpribadi, seorang penyiar memiliki tanggung jawab untuk menggali informasi dari narasumber dan keterbukaan adalah kunci bagi seorang penyiar memaksimalkan informasi dalam program titian iman, penyiar berperan sebagai petugas penyiaran informasi.41

Keterbukaan sesuatu yang sangat penting dalam wawancara, pentingnya keterbukaan caranya dilakukan lewat breafing. Menurut Rahmat Romi, penyiar berupaya membangun keterbukaan dengan narasumber dengan cara briefing sebelum acara program titian iman dimulai. Dengan adanya keterbukaan antara penyiar dan narasumber, maka tidak ada lagi grogi ataupun rasa canggung saat on air. Ketika briefing akan ditanyakan apa materi yang akan disampaikan oleh narasumber, meminta penjelasan sedikit tentang isi materi yang akan disampaikan dan apa timbal balik materi tersebut untuk si pendengar termasuk

41 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016)

anak – anak muda yang mendengarkan program titian iman tersebut.

Sedangkan menurut Annisa Permanasari, penyiar berupaya membangun keterbukaan dengan narasumber dengan cara memberikan dengan obrolan - obrolan singkat mengenai tema yang akan diberikan pada saat on air ketika briefing, agar

narasumber rileks di dalam penyampaian materi nantinya.42

Dalam pengamatan yang penulis lakukan, keterbukaan yang dilakukan antara penyiar dan narasumber belum maksimal karena briefingnya tidak dilakukan secara baik, karena narasumber sering datang selang beberapa menit dari waktu on air, sehingga tidak cukup waktu untuk berkomunikasi agara

terbentuk kedekatan emosional antara penyiar dengan

narasumber.

Keterbukaan yang dilakukan antara penyiar dengan narasumber disaat on air sudah cukup baik, penyiar dapat mengimbangi narasumber saat memaparkan materi bagi pendengar dengan memberikan sedikit banyak feedback sesuai kebutuhan. Narasumber melihat teks ketika ada sedikit materi yang narasumber tersebut tidak ingat atau lupa. Pada saat penelpon bertanya narasumber bisa menjawab pertanyaan dari si penelpon dengan baik. Ketika penyiar juga bertanya tentang

42 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016) Hal 2-

materi yang disampaikan oleh narasumber, dan narasumber bisa menjawab semua pertanyaan dari penyiar.

Setelah on air ada komunikasi yang terjalin antara penyiar dengan narasumber sehingga terjalinlah keterbukaan antara penyiar dan narasumber. Penyiar bertanya kepada narasumber ketika sudah off air, apakah ada kesulitan atau tidak yang dialami narasumber saat penyampaian materi buat sahabat kreatif. Apapun kendala yang di dapatkan dan dirasakan di saat on air, di bahas kembali dengan penyiar setelah on air.

Dalam hal ini Sub seksi perencanaan juga berperan aktif dalam hal peningkatan dan evaluasi suatu acara, termasuk acara Titian Iman. Bagaimana dari segi penyiar, dari segi narasumber, ataupun feedback dari pendengar. Semakin banyak respon dari pendengar, acara di anggap berhasil dan memiliki banyak pendengar. Dan selaku penyiar pun, yang bersangkutan sering langsung melakukan survey ke lokasi- lokasi keramaian, semisal pasar, SPBU dan angkot atau go-car, untuk melihat apakah banyak diantara mereka yang mendengarkan programa dua, khususnya acara Titian Iman.

Berdasarkan penelitian dari penulis, didapatkan hasil bahwa memang sudah ditemukan keterbukaan antara penyiar dengan narasumber Titian Iman, namun belum maksimal. Karena pada saat siaran sedang berlangsung tidak ada umpan balik dari

pendengar. Jadi untuk hal ini menurut penulis, perlu ditambahkan waktu sebelum on air komunikasi antara penyiar dengan narasumber agar lebih terbuka sehingga ada umpan balik antara narasumber dengan penyiar. Sangat banyak pendengar programa dua terkhusus acara Titian iman.

b. Empati dalam komunikasi antarpribadi di program titian iman.

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka,

serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.43

Empati sesuatu yang sangat penting dalam wawancara, pentingnya empati caranya dilakukan lewat Siaran Program titian iman. Menurut Rahmat Romi, penyiar berusaha membangun empati dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber dengan cara menyimak materi yang disampaikan narasumber ketika breafing program titian iman dimulai. Dengan adanya empatidari penyiar, maka program titian iman tersebut bisa dipahami oleh

43 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016)

penyiar. Ketika empati dari penyiar sangat baik, maka apa pun materi yang diberikan akan mudah di pahami, akan menjadi motivasi, bersikap dan berpikir yang lebih baik bagi penyiar. Pemateri juga bisa merasakan apa yang dirasakan penyiar serta

memahami pendapat, sikap dan perilaku pendengar. 44

Sedangkan Menurut Annisa Permanasari, penyiar berusaha membangun empati dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber dengan cara menyimak materi yang disampaikan narasumber ketika breafing program titian iman dimulai.. Pemateri juga bisa merasakan apa yang dirasakan penyiar serta

memahami pendapat, sikap dan perilaku pendengar. 45

Empati yang dirasakan antara penyiar, narasumber dan penelpon disaat on air sudah baik, karena sebelum on air sudah dilakukan brefing lebih awal oleh penyiar dan narasumber. Narasumber sudah bisa merasakan empati dari penyiar dan pendengar ketika penyampaian materi ataupun tanya jawab. Penyiar, narasumber dan penelpon yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

44Wawancara dengan Rahmat Romi,S.Pd, Penyiar RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB

45 Wawancara dengan Annisa Permanasari Penyiar RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 11.00 WIB

Setelah on air antara penyiar dan narasumber bersemangat karena sudah merasakan empati yang didapatkan saat siaran.

Berdasarkan penelitian dari penulis, didapatkan hasil bahwa memang sudah ditemukan empati antara penyiar dengan narasumber Titian Iman, namun sudah maksimal. Karena pada saat siaran sedang berlangsung narasumber merasa nyaman dalam menyampaikan informasi dari narasumber. Jadi untuk hal ini menurut penulis, penyiar harus mengamati bahasa tubuh, nada suara, tingkah laku narasumber, dan mereka juga harus bisa menindak lanjuti tanggapan yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

c. Pendukung dalam komunikasi antarpribadi di program titian iman.

Pendukung merupakan hubungan interpersonal yang efektif antara narasumber dan pendengar, memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Oleh karena itu, respon yang relevan adalah respon bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit. 46

Menurut Rahmat Romi, penyiar berusaha memberi dukungan dalam suatu penyampaian yang diberikan oleh

46 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016)

narasumber dengan cara memberi respon terhadap materi yang akan disampaikan oleh narasumber ketika breafing program titian iman dimulai. Dengan adanya dukungan dari penyiar, maka program titian iman tersebut bisa memberikan responpositif dan respon semangat oleh penyiar. Ketika dukungan dari penyiar sangat baik, maka narasumber akan memiliki dukungan besar yang diberikan terhadap materi yang akan diberikan kepada seluruh pendengar. Pemateri juga bisa merasakandukungan yang

diberikan oleh penyiar dan para pendengar ketika

polapengambilankeputusanbersifatakomodatif, bukanintervensi

yang disebabkan rasa percayadiri yang berlebihan. 47

Sedangkan Menurut Annisa Permanasari, penyiar berusaha memberi dukungan dalam suatu penyampaian yang diberikan oleh narasumber dengan cara memberi respon terhadap materi yang akan disampaikan oleh narasumber ketika breafing dan memberikan semangatmelalui pemutaran lagu religi pada saat program titian iman dimulai. Dengan adanya dukungan dari penyiar, maka program titian iman tersebut bisa memberikan responpositif dan respon semangat oleh penyiar.48

47 Wawancara dengan Rahmat Romi, S. Pd, Penyiar RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB

48 Wawancara Dengan Annisa Permanasari, penyiar Produa RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 11.00 WIB

Gambar 4.4 Wawancara dengan Rahmat Romi, S. Pd49

Dalam pengamatan yang penulis lakukan, dukungan yang dirasakan oleh narasumber belum maksimal dan briefing-nya tidak dilakukan secara baik. Karena narasumber tidak mendapat dukungan terhadap materi yang akan diberikan pada saat siaran program titian iman, Dan karena kurangnya dukungan dari penyiar dan pendengar maka materi yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dinginkan atau diharapkan.

Dukungan yang dirasakan antara penyiar, narasumber dan penelpon disaat on air sudah baik, karena sebelum on air sudah dilakukan brefing lebih awal oleh penyiar dan narasumber. Narasumber sudah bisa merasakan dukungan dari penyiar dan

pendengar ketika penyampaian materi ataupun tanya jawab. Penyiar, narasumber dan penelpon yang mendukung materi yang disampaikan oleh narasumber sesuai dengan pengambilan keputusan yang bersifat akomodatif.

Setelah on air antara penyiar dan narasumber bersemangat karena sudah merasakan dukungan yang didapatkan saat siaran dari penyiar dan seluruh pendengar.

Berdasarkan penelitian dari penulis, didapatkan hasil bahwa memang sudah ditemukan dukungan antara penyiar dengan narasumber Titian Iman, namun sudah maksimal. Karena pada saat siaran sedang berlangsung narasumber sudah mendapatkan dukungan dari pendengar dan penyiar. Jadi untuk hal ini menurut penulis, komunikasi antara penyiar dengan narasumber harus ada berkomunikasi dengan lancar.

d. Perasaan Positif dalam komunikasi antarpribadi di program titian iman.

Perasaan Positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Perasaan positif ini dapat ditunjukkan dengan cara menghargai orang lain, berfikir positif terhadap orang lain, meyakini pentingnya orang lain, memberikan pujian dan penghargaan, dan komitmen menjalin kerjasama. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam

komunikasi antarpribadi (pemateri dan pendengar) harus memiliki perasaan dan berpikir positif. 50

Menurut Rahmat Romi, penyiar berusaha memberikan perasaan positif dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber. Dengan adanya perasaan positif dari penyiar, maka program titian iman tersebut dapat dilakukan kerja sama yang baik oleh penyiar. Ketika perasaan positif dari penyiar muncul, maka apa pun materi yang diberikan akan mendapatkan pujian, penghargaan dan kerjasama yang terjalin sangat kuat. pemateri

membantu para pendengarnya untuk memahami pesan

komunikasi dalam pemberian materi, dengan memberikan penjelasan yang memadai sesuai dengan karakteristik pendengar. 51

Sedangkan menurut Annisa Permanasari, penyiar berusaha memberikan perasaan positif dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber ketika Program Titian Iman berlangsung. Dengan adanya perasaan positif yang dibawakan dari penyiar kepada narasumber, maka program titian iman tersebut dapat dilakukan kerja sama yang baik oleh penyiar dan narasumber. Ketika perasaan positif dari penyiar muncul, maka

50 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016)

51 Wawancara dengan Rahmat Romi, S. Pd, penyiar Produa RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB

apa pun materi yang diberikan akan mendapatkan pujian, penghargaan dan kerja sama yang terjalin sangat kuat.52

Dalam pengamatan yang penulis lakukan, perasaan positif yang dirasakan oleh pendengar belum maximal dan breafingnya tidak dilakukan secara baik. Karena narasumber tidak membantu penyiar untuk memahami pesan komunikasi dalam pemberian materi, dengan memberikan penjelasan yang memadai sesuai dengan karakteristik mereka terhadap materi yang diberikan pada saat siaran program Titian iman, Dan dari segi penyampaian masih kurang semangat dari narasumber tersebut karena kurangnya perasaan positif sehingga tidak nampak kemistri antara keduanya.

Perasaan positif yang dirasakan antara penyiar, narasumber dan penelpon disaat on air sudah baik, karena sebelum on air sudah dilakukan briefing lebih awal oleh penyiar dan narasumber. Narasumber sudah bisa merasakan perasaan positif yang diberikan oleh penyiar dan pendengar ketika penyampaian materi ataupun tanya jawab. Penyiar, narasumber dan penelpon yang memiliki perasaan positif mampu berfikir positif.

52 Wawancara dengan Annisa Permanasari, penyiar Produa RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 11.00 WIB

Setelah on air antara penyiar dan narasumber bersemangat karena sudah merasakan pemikiran positif yang didapatkan saat siaran.

Berdasarkan penelitian dari penulis, didapatkan hasil bahwa memang sudah ditemukan tingkah laku antara penyiar dengan narasumber Titian Iman, namun sudah maksimal. Karena pada saat siaran sedang berlangsung narasumber merasa sikap dari narasumber dalam penyampaian sudah maksimal. Jadi untuk hal ini menurut penulis, penyiar harus mengamati bahasa tubuh, nada suara, tingkah laku narasumber, dan mereka juga harus bisa menindak lanjuti tanggapan yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

e. Kesetaraan dalam komunikasi antarpribadi di program titian iman

Kesetaraan merupakan harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak saling memerlukan. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain. Kesetaraan meliputi penempatan diri setara dengan orang lain, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, mengakui pentingnya kehadiran orang lain, tidak

memaksakan kehendak, komunikasi dua arah, saling memerlukan,

serta suasana komunikasi akrab dan nyaman. 53

Menurut Rahmat Romi, penyiar berusaha

memberikankesetaraan dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber dengan cara memberikan pengakuan bahwa kedua pihak sama – sama bernilai, berharga dan saling membutuhkan. Dengan adanya kesetaraan dari penyiar, maka program titian iman tersebut bisa berjalan dengan baik. Ketika kesetaraan dari penyiar dan narasumber sangat baik, maka apapun materi yang diberikan akan mudah di pahami, akan menjadi motivasi, bersikap dan berpikir yang lebih baik bagi penyiar. Pemateri dan penyiar juga bisa saling mendukung dan bekerja sama dalam penyampaian materi nantinya. 54

Sedangkan menurut Annisa Permanasari, penyiar berusaha memberikan kesetaraan dari penyampaian yang diberikan oleh narasumber dengan cara memberikan pengakuan bahwa kedua pihak sama – sama bernilai, berharga dan saling membutuhkan. Dengan adanya kesetaraan dari penyiar, maka program titian iman tersebut bisa berjalan dengan baik. Diantara penyiar dan narasumber tidak akan ada perpecahan bila kedua

53 Maria Victoria Awi, dkk. Peranan Komunikasi Antarpribadi dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke (E-Jurnal Acta Diurna. 2016) Hal 1

54 Wawancara dengan Rahmat Romi, S. Pd, penyiar Produa RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB

belah pihak saling menghargai dan saling membutuhkan satu sama lain.55

Dalam pengamatan yang penulis lakukan, kesetaraan yang dirasakan oleh pendengar belum maksimal dan briefingnya tidak dilakukan secara baik. Karena narasumber tidak memiliki hubungan kesetaraan yang baik terhadap materi yang diberikan pada saat siaran program titian iman, Dan dari segi penyampaian masih kurang semangat dari narasumber tersebut sehingga tidak nampak kemistri antara keduanya.

Keselarasan yang dirasakan antara penyiar, narasumber dan penelpon disaat on air sudah baik, karena sebelum on air sudah dilakukan briefing lebih awal oleh penyiar dan narasumber. Narasumber sudah bisa merasakan kesetaraan dari penyiar dan pendengar ketika penyampaian materi ataupun tanya jawab. Penyiar, narasumber dan penelpon yang bisa bekerja sama mampu menempatkan diri setara dengan penyiar dan pendengar, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, mengakui pentingnya kehadiran orang lain, tidak memaksakan kehendak, komunikasi dua arah, saling memerlukan, serta suasana komunikasi akrab dan nyaman.

55 Wawancara dengan Annisa Permanasari, penyiar Produa RRI Bukittinggi, , Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Pukul 11.00 WIB

Setelah on air antara penyiar dan narasumber bersemangat karena sudah merasakan kesetaraan yang didapatkan saat siaran.

Berdasarkan penelitian dari penulis, didapatkan hasil bahwa memang sudah ditemukan kesetaraan antara penyiar dengan narasumber Titian Iman, namun belum maksimal. Karena pada saat siaran sedang berlangsung waktu yang diperlukan narasumber harus ditetapkan berdasar jadwal penyiar. Jadi untuk hal ini menurut penulis, penyiar harus melihat kesibukan narasumber dengan cara koimunikasi yang lancar.

Berdasarkan penelitian mengenai analisis komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi yang telah dilakukan. Diperoleh pembahasanya itu pertama kali yang dilakukan adalah wawancara langsung dengan narasumber yang memberikan materi tentang Titian Iman dan yang kedua wawancara langsung dengan penyiar membahas tentang Titian Iman.

Setelah melakukan wawancara baik secara langsung ataupun melalui telepon dengan narasumber dan penyiar, penulis menjadi punya apresiasi tersendiri untuk program acara Titian Iman ini.

Tim produksi dari RRI Bukittinggi, sangat terlihat nyata mengoptimalkan acara ini dari minggu ke minggu, agar tidak ada

lagi kekurangan dari sana- sini. Kasubsi Programa 2 Ibu Sumarni juga selalu memonitor dan memantau acara secara penuh. Baik dari segi narasumber ataupun dari segi penyiar, di beri masukan secara maksimal.

Bagi penyiar dan narasumberpun terlihat, sepertinya biasa dengan beragam masukan dari pihak manapun, sesuai dengan harapan mereka, bagaimana agar acara optimal dan banyak di dengar serta mendatangkan umpan balik dari sahabat kreatif.

Setidaknya ini dapat membantah wacana sekelumit orang, yang mengira anak muda sudah tidak tertarik akan ilmu agam, namun kenyataannya masih sangat tertarik dan memahami jika agama masih menjadi prioritas di dalam kehidupan .

BAB V PENUTUP C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan uraian yang telah penulis kemukakan pada bab – bab sebelumnya mengenai analisis komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi, maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut:

1. Komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi ini, dapat memberikan pencerahan bagi kaula muda dan sahabat kreatif selaku pendengar siaran pro 2 LPP RRI Bukittinggi.

2. Analisis komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi ini, dapat memberi motivasi dan ilmu agama bagi seluruh kawula muda dan pendengar siaran pro 2 LPP RRI Bukittinggi yang di sebut sahabat kreatif dan sudah banyak respon positif seluruh pendengar siaran Pro 2 LPP RRI Bukittinggi.

D. SARAN

Berdasarkan simpulan dan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi. 1. Adanya perubahan yang baru baik dari pihak penyar ataupun

narasumber dalam program acara Titian Iman.

2. Membutuhkan waktu sedikit untuk penyesuaian bagi pendengar Pro 2 LPP RRI Bukittinggi.

3. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan jadwal penyiar dan Narasumber yang dipastikan dapat mengisi materi pada waktunya agar materi dapat disampaikan dengan baik.

4. Bagi pendengar untuk memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis agar komunikasi dan penulisan ini bisa lebih sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.

5. Untuk masa yang akan datang agar analisis komunikasi antarpribadi dalam program Titian Iman ini dapat lebih dikembangkan lagi di Pro 2 LPP RRI Bukittinggi.

Dokumen terkait