• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode komunikasi horizontal yang digunakan dalam divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan meliputi:

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 26-59)

Bentuk komunikasi dalam tim yang dilakukan diantaranya rapat, dilaksanakan secara reguler. Rapat ini untuk membahas capaian kinerja dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Rapat juga dilaksanakan setiap akan ada kegiatan seperti workshop, seminar. Untuk interaksi pribadi secara berkelanjutan selalu dilakukan. Baik yang bersifat spontan, atau yang

terjadwal. Telepon, hanya ketika diperlukan. Terutama untuk kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi secara berkelanjutan. Kegiatan sosial, belum pernah dilakukan.

Kegiatan yang menciptakan rasa kebersamaan dilakukan, seperti family gathering, outbond. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kekompakan sesama pegawai, lebih mempererat hubungan. Untuk yang lebih santai, seperti pada 14 April 2014 memperingati ulang tahun salah satu anggota tim humas. Selain itu, metode komunikasi tim yang paling sering adalah face to face. Pertemuan langsung dirasa lebih menarik daripada sosial media.

Komunikasi pribadi melalui tatap muka dapat memberi kontribusi bagi hubungan antarpersonal dan pekerjaan. Kedekatan antar pegawai dianggap membawa manfaat positif terutama dalam pekerjaan. Kedekatan antar personal, menghilangkan gap seperti rasa sungkan. Perbedaan junior dan senior tidak terlihat, sehingga kekompakan bisa terus dijaga. Kelancaran komunikasi dapat mempermudah suatu pekerjaan, karena koordinasi dapat dilakukan secara terus menerus. Selain itu, pembicaraan dalam pertemuan formal maupun informal dilakukan juga berkontribusi dalam hal tukar pikiran mengenai pekerjaan tim.

Bentuk komunikasi tim tersebut mendukung dalam penyampaian gagasan setiap orang untuk menyempurnakan pekerjaan tim humas. Rahma selaku narasumber kunci mengemukakan:

“Terlebih lagi kehumasan itu tidak bisa dilakukan dengan “diam”. Yang ada di humas itu adalah bicara, ide, kreativitas, tim, event, koordinasi. Kesemua itu dapat diwujudkan melalui komunikasi. Komunikasi yang efektif menyempurnakan pekerjaan di kehumasan. Komunikasi sudah merupakan suatu keharusan. Komunikasi dua arah. Informasi digali dari berbagai pihak yang terlibat dalam suatu masalah, baru dapat dicari pemecahannya. Pemecahannya pun dilakukan melalui komunikasi, baru action. Selain itu, Dengan pertemuan face to face ini, tiap anggota bebas dan terbuka menyampaikan gagasan dan ide satu sama lainnya”(09/05/14).

Hambatan atau kelemahan yang terjadi pada saat komunikasi tim dilakukan melalui metode tersebut diantaranya, terlalu banyaknya informasi yang masuk, terkadang membuat keputusan tidak dapat segera diambil. Selain itu, terdapat pula kelemahan dari bergantungnya anggota tim terhadap komunikasi tatap muka. Pada saat ada anggota tim yang ditugaskan dinas

keluar kota. Hal itu membuat anggota tim jarang bertemu. Saat hal itu terjadi, anggota tim memanfaatkan sosial media untuk berbagi informasi.

Dalam hal kepercayaan antara tim humas, kepercayaan yang diberikan antara rekan-rekan dalam tim humas terkait penyelesaian kerja, sampai dengan saat ini, pegawai saling percaya satu sama lain. Karena pembagian kerja hitam di atas putih sudah jelas melalui kontrak kinerja. Pembagian kerja diketahui oleh atasan langsung. Pembagian ini tentu saja telah disesuaikan dengan kemampuan dan kompetensi masing-masing pegawai. “Right man on the right place”, sudah benar-benar diterapkan di subbag humas ini. Jadi sudah pada kompetensi dan bagian masing-masing. kepercayaan satu sama lain dalam pelaksanaan kerja sangat besar. Masing-masing anggota yakin terhadap kemampuan rekan-rekan pada satu tim humas.

Tabel 4.2.3

Reduksi data – Metode Komunikasi Horizontal

1 Rahma Setyaningsih (Staff Divisi Humas)

Metode komunikasi horizontal melalui rapat, interaksi pribadi secara tatap muka, telefon. Kegiatan informal juga dilakukan anggota tim seperti gathering, outbond, merayakan ulang tahun anggota tim. Hubungan interpersonal antar anggota membawa manfaat positif pada pekerjaan dalam menghilangkan gap seperti rasa sungkan dimana perbedaan junior dan senior tidak tampak. Kepercayaan antar anggota yang besar dikarenakan setiap anggota bertanggung jawab pada bidang yang sesuai dengan kompetensi atau dapat dikatakan “Right man on the right place”.

2 Putu Chandra (Staff Divisi Humas)

Metode komunikasi tim yang paling sering adalah face to face. Pertemuan langsung dirasa lebih menarik daripada sosial media. metode tatap muka tersebut dapat memberikan kontribusi bagi hubungan antarpersonal dan pekerjaan dimana pembicaraan dalam pertemuan formal maupun informal dalam hal tukar pikiran mengenai pekerjaan tim. Dengan pertemuan face to face ini, tiap anggota bebas dan terbuka menyampaikan gagasan dan ide satu sama lainnya.

3 Mujaini (Staff Divisi Humas)

Metode komunikasi horisontal dilakukan melalui kegiatan informal dalam tim humas yang dilakukan setiap akhir pekan, seperti nonton bersama dan makan bersama. Dimana kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar anggota dapat saling bercerita mengenai masalah pribadi dan juga masalah pekerjaan. Sehingga dapat memperkuat hubungan antar anggota dalam tim.

4.2.4 Cara pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas diantaranya melalui:

Pengawasan yang dilakukan pimpinan kepada bawahan yang dibagi dalam pengawasan jangka pendek dan pengawasan jangka panjang.

Pengawasan jangka pendek dilakukan melalui rapat monitoring satu minggu satu kali. Dalam hal ini Kepala bagian humas melakukan rapat yang berisi: arahan mengenai hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi, sebagai pengingat (reminder) akan target-target, juga motivasi.

Pengawasan jangka panjang dilakukan dengan rapat monitoring tiga bulan satu kali (triwulanan). Rapat monitoring triwulanan ini disertai dengan presentasi capaian masing-masing subbag pada periode yang bersangkutan. Hasil rapat ini nanti menjadi dasar pimpinan untuk disampaikan pada rapat tingkat Sekretariat pada Inspektorat Jenderal. Selain itu, Pengawasan pimpinan juga dilakukan dengan mengecek tugas secara berkala. Sebelumnya sudah diberikan deadline. Misalnya deadline dalam waktu dua minggu. Pada minggu pertama misalnya pada hari ke lima pasti akan ditanya progress tugas sudah sampai dimana.

Kemudian, dari hasil wawancara dengan kepala subbagian humas yaitu bapak Budi Prayitno, pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahan menggunakan konsep management by exception. Maksud dari konsep ini dikemukakan oleh pimpinan,

“Sepanjang saya tidak melihat ada hal-hal yang keluar jalur, saya akan membiarkan dan mendukung anak buah saya berkreasi bahkan jika hal itu menambah sisi positif bagi mereka” (23/04/2014).

Bentuk pengawasan pimpinan kepada bawahan bersifat langsung didukung jarak ruangan dekat misalnya mendatangi bawahan, menanyakan mengenai tugas yang telah diberikan. Selain itu pengawasan juga dilakukan melalui google talk, pimpinan menanyakan progress sudah sampai dimana. Namun jika dalam mempersiapkan suatu event, semua bersama-sama berkumpul, bentuk pengawasan juga langsung. Pimpinan menanyakan sudah berapa persen perkembangannya. Atau jika jarak pimpinan dan bawahan jauh, maka pengawasan dilakukan melalui telefon. Namun jika tugas harian, bentuk pengawasan terbagi dua yaitu secara personal dan melalui google talk.

Adapun batasan-batasan yang ditetapkan atasan dalam melakukan pekerjaan, kepala bagian memberi kebebasan. Memberikan kebebasan pada bawahan untuk berkreasi tetapi di akhir atau saat deadline, pimpinan akan memberi saran perbaikan tentang bagaimana seharusnya. Jadi di awal tidak

dibatasi harus seperti apa. Selain itu, mengenai batasan yang ditetapkan kepada bawahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Integritas harus selalu dijaga. Intinya, kegiatan apapun diperkenankan selama tidak merusak nama baik institusi dan tidak melanggar peraturan mengenai disiplin pegawai yang tertera dalam PP 53. Tindakan koruptif dan nepotisme serta memanfaatkan kekuasaan atau kewenangan jelas dilarang oleh Pimpinan Humas. Namun larangan tersebut tidak hanya oleh pimpinan tetapi juga karena humas selaku unit internal pengawas pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.

Dari hasil wawancara kepada kepala subbagian humas, ditemukan bahwa batasan pada instansi pemerintahan sudah ketentuan umum. Baik di informasikan atau tidak setiap pegawai sudah harus tau. Secara umum, batasan berasal dari kantor. Dan ditambah pula pernyataan dari pimpinan humas berikut,

“Budaya dari unit ini sendiri, dimana setiap unit kan pasti punya gaya sendiri-sendiri. Batasan tersebut mengarah pada budaya pada tim humas. Dalam beberapa kondisi misalnya, Rahma saya perkenankan untuk dapat langsung berkomunikasi dengan bagian unit lain. Hal seperti itu saya perkenankan karena dapat memberi hal positif bagi mereka untuk kedepannya. Hal yang tidak saya perbolehkan adalah apabila jasa yang dilakukan oleh anak buah saya mendapat bayaran dari orang atau unit lain, seperti jasa design Chandra atau yang lainnya. Jika ditemukan hal seperti itu, saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan, memberikan punish kepada yang bersangkutan” (23/04/2014).

Dalam hal pemberian arahan atau perintah kepada bawahan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, Pimpinan langsung menyampaikan kepada pegawai yang ditunjuk. Dapat berupa lisan maupun bisa secara tertulis. Kemudian secara tidak langsung, kepala bagian menyampaikan melalui kepala subbagian humas kemudian diteruskan kepada pegawai yang ditunjuk. Metode penyampaian bisa melalui tatap muka langsung ataupun melalui lembar disposisi.

Selain itu ditemukan pula hasil penelitian bahwa metode pimpinan memberi tugas kepada bawahan yang lebih sering digunakan adalah face to face, karena didukung jarak ruangan yang dekat. Dari hasil wawancara dengan kepala bagian humas, ditemukan bahwa metode menyampaikan arahan dapat menggunakan media sosial yaitu google talk dan melalui tatap muka langsung,

dan apabila anggota tim lengkap, diadakan rapat. Metode yang paling sering digunakan yaitu tatap muka langsung.

Pimpinan menyatakan,

“karena daya serap setiap orang berbeda-beda sehingga cara saya memberi instruksi pun melihat dari pribadi setiap bawahannya. Ada orang yang lebih menyukai informasi langsung dan ada orang yang tidak. Bagi saya metode tatap muka langsung antar personal lebih efektif dibanding metode tatap muka langsung ke banyak orang, karena lebih mudah untuk orang memahaminya. Karena jika tatap muka secara personal makna lebih dalam dan bawahan pun lebih mengerti apa yang dimaksud. Berbeda dengan informasi yang disampaikan kepada banyak orang karena hanya dapat memberikan informasi yang umum” (23/04/2014).

Adapun bimbingan yang dilakukan atasan kepada bawahan dalam penyelesaian tugas, dimana dalam penyampaian capaian kinerja, biasanya kepala subbagian humas atau pegawai menyampaikan hambatan-hambatan yang dihadapi, biasanya terkait mengapa target tidak sesuai dengan yang direncanakan, tidak tercapai pada periode yang sudah ditetapkan. Selanjutnya Kepala subbagian humas memberikan arahan tentang bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut , atau biasanya kalau di Itjen itu disebut mitigasi resiko. Mitigasi resiko ini dapat berupa action, pembuatan kebijakan, atau melakukan koordinasi dengan Bagian atau unit lain yang terkait. Terutama untuk kegiatan yang memang itu gabungan.

Selain itu, motivasi dan dukungan dilakukan sering dan berkala, bagaimana progress yang dilakukan, monitoring tentang pekerjaan yang sudah dibebankan dan bentuk motivasi dilakukan dengan sharing materi mengenai konsep manajemen. Bimbingan yang diberikan dari atasan kepada bawahan apabila itu adalah hal yang baru atau tugas yang baru, maka bawahan akan diberikan instruksi karena bawahan belum mengetahui dengan jelas dasar-dasarnya seperti apa. Tetapi jika itu adalah hal atau tugas yang berulang, pimpinan secara otomatis hanya mengingatkan saja karena menurut salah satu staff humas,

“Pak Budi sudah percaya dengan kemampuan anak buahnya. Artinya kalau memang dirasa sudah bisa dilepas atau mengerjakan sendiri, maka pantauan nya tidak terlalu menuntun, Jadi, ada kebebasan untuk para bawahannya. Karena percaya dengan kemampuan bawahannya. Karena hal itu baik bagi bawahan untuk mengembangkan kreatifitas”(29/04/14).

Pimpinan subbagian humas menyatakan :

“Saya bahagia jika setiap anak buah bisa maju. Saya tidak pernah membatasi bawahan untuk berkreasi. Bahkan jika ada diantara mereka yang ingin pindah ke unit lain dan mungkin bagian lain mereka anggap itu lebih menarik, saya tidak akan menghalangi dan terus mendukung bawahan nya untuk maju. Saya menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Dan saya mengharapkan mereka pun menganggap saya sebagai keluarga. Diluar kedinasan atau diluar hubungan kerja dirinya pun saya berusaha dekat dengan mereka. Baik atau buruk harus tetap fight bersama” (23/04/2014).

Dalam membuat keputusan, kepala bagian humas sangat terbuka menerima saran dan masukan dari bawahan. Untuk komunikasinya sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dengan sarana yang bermacam-macam. Melalui tatap muka langung baik personal atau dalam rapat, dan melalui media tidak langsung, melalui metode informal seperti chatting pada google talk. Pegawai dipersilakan untuk menceritakan keluh kesah, suka duka, dan saran serta masukan kepada pimpinan di bagian humas. Ini merupakan salah satu cara yang nanti akan digunakan pimpinan untuk menentukan kebijakan selanjutnya dan penetapan capaian kerja dalam setahun kedepan.Selain itu, salah satu informan pendukung menyatakan,

“Dalam pemecahan masalah, pimpinan memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat – pendapat dari bawahan. Ketika tidak ada masukan dari bawahan maka solusi sementara itu yang dipakai namun jika ada masukan, maka akan diambil suara terbanyak dari bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Komunikasi yang terjadi pada unit humas terbuka dan supel. Sebagai pemimpin , ia tahu bagaimana memposisikan diri secara vertikal dan horizontal. Jadi bawahan akan menghargai / respect sehingga bawahan pun memposisikan dirinya dan tahu waktu kapan saat serius dan kapan saat berbincang informal dengan rekan-rekan”(16/04/14).

Selama ini, dalam membuat keputusan, unit humas selalu membahas terlebih dahulu masalah bersama-sama. Melihat dari dari sudut pandang bawahan seperti apa dan sudut pandang pimpinan seperti apa. Jika bawahan belum menemukan solusi, unit humas akan menanyakan hal tersebut ke unit yang memiliki kompetensi yang lebih. Pendapat atau gagasan dari unit lain tersebut yang akan digunakan. Jadi, keputusan tidak diambil jika satu tim tidak memahami ilmunya sama sekali.

Dalam membuat keputusan bawahan dapat memberi pandangan atau mungkin kritik, jadi dipikirkan bersama. Artinya jika pandangan tersebut tepat maka akan dituruti. intinya, segala keputusan dibuat dengan selalu musyawarah, jadi selalu menghargai ide. Contohnya ketika membeli souvenir untuk acara, pimpinan memberi masukan baiknya seperti apa, jika bawahan setuju dan sependapat maka ide tersebut yang dipakai namun apabila menurut bawahan ide tersebut tidak tepat maka mereka akan langsung berbicara kepada pimpinan, merekomendasikan ide lain. Jadi, setiap ada acara selalu ada komunikasi antara pimpinan dan bawahan.

Adapun bentuk ganjaran seperti penghargaan dari atasan kepada bawahan atas keberhasilan kerja, sering dilakukan secara verbal atau pujian yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan motivasi pegawai yang bersangkutan. Selain verbal, secara financial juga dilakukan. Dalam kegiatan kerja tertentu kenggotaannya ditetapkan dalan Surat Keputusan (KEP) Inspektur Jenderal. Rewards untuk anggota yang masuk dalam KEP tersebut diberikan reward dalam bentuk honorarium.

Selain itu penghargaan yang diberikan pimpinan kepada bawahan berupa gathering, mengajak makan. Dalam mengapresiasi kinerja yang baik, pimpinan memberikan pujian langsung, tatap muka dan melalui sosial media. Contohnya, Setelah event selesai, pimpinan membuat ucapan “terima kasih” pada media sosial, atau datang langsung ke ruangan bawahan untuk memberikan pujian”.

Pimpinan menganggap, sukses itu adalah sukses bersama, jika ada bawahan yang sudah mulai merenggang maka akan ia eratkan lagi. Jika terjadi singgungan ia pasti akan turun langsung menyelesaikan masalah dengan cara mengajak bawahannya makan siang siang bersama. Hal itu dilakukan pimpinan untuk menunjukkan bahwa dirinya bisa memposisikan diri menjadi atasan dan dapat pula sejajar dengan bawahannya. Pimpinan menyatakan,

“Saya berada di belakang anak buah saya untuk mendorong mereka agar terus maju layaknya Ki Hajar Dewantara. Terkadang saya bisa menjadi teman bercerita dan bercanda dengan mereka” (23/04/2014).

Ia menyatakan bahwa dirinya berusaha untuk bisa berada di tengah bawahan-bawahannya agar mereka tidak takut karena memang hal itu tidak

perlu. Pimpinan memperkenankan pendapat apapun yang dikemukakan bawahannya. Ia menyatakan bahwa dirinya bukan gudang kebenaran. Jadi, semua dilakukan bersama-sama dan bentuk penghargaan pimpinan dilakukan dengan memberi kebebasan pada setiap bawahan nya untuk berkreasi,

mengemukakan pendapat, dan berbincang-bincang informal. Kepercayaan yang diberikan pimpinan kepada bawahan sangat besar. Karena

ini itu memang penting dalam organisasi. Idealnya memang kepercayaan harus diberikan dari atasan. Pada unit humas, kepercayaan yang sangat besar juga kepada bawahannya. Di awal sudah diberi kebebasan untuk mengerjakan tugas, dan jika sudah selesai baru dilaporkan. Pada saat awal bawahan melakukan pekerjaan, pimpinan tidak menentukan batasan-batasan. selama itu sesuai dengan SOP , sesuai dengan aturan dan tidak diluar SOP.

Tabel 4.2.4

Reduksi data - Cara pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas

No Narasumber Hasil

1 Budi Prayitno (Kepala Divisi Humas)

Bentuk pengawasan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan kerja dengan memberi kebebasan kepada bawahan, selama tidak melanggar peraturan maka hal apapun akan

didukung guna mengembangkan kreatifitas bawahan. Pimpinan memperkenankan bawahan berkomunikasi dengan anggota unit lain, bila hal itu positif untuk bawahannya. Metode untuk memberi intruksi melalui google talk, tatap muka dan forum rapat. Pimpinan lebih menyukai tatap muka karena pemahaman setiap bawahannya berbeda-beda sehingga pimpinan menyesuaikan pada pribadi bawahannya. Motivasi oleh pimpinan dalam bentuk dukungan, kepercayaan, dan secara verbal pimpinan menyatakan “baik atau buruk harus berjuang bersama-sama”. Dalam membuat keputusan pimpinan menghargai ide dan kritik, dan selalu dilakukan dengan mengumpilkan pendapat dari bawahan. Pimpinan dapat memposisikan diri sejajar dengan bawahan saat berbincang-bincang secara informal.

2 Rahma

Setyaningsih (Staff Divisi Humas)

Pengawasan melalui rapat monitoring satu kali dalam satu minggu untuk membahas mengenai hambatan bawahan dalam pelaksanaan tugas dan. Pemberian arahan pimpinan kepada bawahan dilakukan melalui tatap muka atau tertulis yakni melalui lembar disposisi. Bimbingan dilakukan pimpinan dalam bentuk mitigasi resiko, dimana bawahan dipersilahkan menginformasikan hambatan yang dihadapi, kemudian pimpinan mencari jalan keluar seperti action, pembuatan kebijakan atau koordinasi dengan unit lain. Dalam pembuatan keputusan, pimpinan amat terbuka akan saran dan gagasan dari pimpinan dijadikan dasar pembuatan kebijakan. Penghargaan diberikan pimpinan kepada bawahan secara verbal melalui pujian dan financial melalui honorarium kepada bawahan yang berprestasi. 3 Putu Chandra

(Staff Divisi Humas)

Pengawasan pimpinan kepada bawahan dilakukan dengan mengecek tugas secara berkala, dua hari sebelum deadline. Pimpinan memberi kebebasan berkreasi pada bawahan dalam melaksanakan tugas, dan jika sudah selesai baru dilaporkan untuk kemudian diberikan saran perbaikan. Di awal, pimpinan tidak menentukan batasan-batasan. Pemberian arahan dilakukan secara tatap muka, didukung oleh jarak ruangan yang dekat.

Motivasi dilakukan oleh pimpinan dengan memberikan ilmu atau mengformasikan materi mengenai konsep management kepada bawahan. Dalam pembuatan keputusan, pimpinan memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat – pendapat dari bawahan. Pembuatan keputusan melalui suara terbanyak dari bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Komunikasi yang terjadi pada unit humas terbuka, supel. Pimpinan mengetahui bagaimana memposisikan diri secara vertikal dan horizontal, sehingga bawahan juga dapat memposisikan diri dan tahu waktu kapan seharusnya serius bekerja dan berbicang-bincang informal. Penghargaan dari pimpinan dalam bentuk apresiasi kinerka baik dari bawahan yaitu berupa gathering atau mengajak makan bersama, pimpinan memberikan pujian langsung, tatap muka dan melalui sosial media. Contohnya: setelah event membuat ucapan terima kasih pada sosial media atau datang langsung ke ruangan bawahan untuk memberikan pujian.

4 Mujaini (Staff Divisi Humas)

Pengawasan dilakukan secara tatap muka, pimpinan mendatangi bawahan secara langsung untuk menanyakan pencapaian kerja sejauh apa. Dalam penyampaian arahan pimpinan lebih sering secara langsung karena didukung jarak ruangan yang dekat. Selain tatap muka, pengawasan juga dilakukan melalui google talk. Pimpinan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk berkomunikasi dan berkreasi dalam pelaksanaan tugas selama tidak melanggar peraturan dan disiplin pegawai seperti tindakan korupsi dan nepotisme. Bimbingan diberikan pimpinan kepada bawahan apabila tugas yang diberikan kepada bawahan merupakan hal yang baru. Pimpinan sangat mempercayai kemampuan bawahan karena hal itu dianggap dapat mengembangkan kreatifitas setiap bawahan dalam divisi humas. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan dan bawahan membahas melalui sudut pandang pimpinan dan bawahan. Apresiasi atas kinerja yang baik dilakukan pimpinan dalam

bentuk makan siang bersama.

4.2.5 Hasil Penelitian ditunjukan melalui bagan berikut :

Gaya Kepemimpinan Kepala Humas (Partisipatif/Pengajak Serta)

Aliran informasi horizontal dalam komunikasi internal

Aliran informasi vertikal dalam komunikasi internal

Fungsi komunikasi horizontal dalam divisi humas

Metode komunikasi horizontal

Jenis Informasi yang dikomunikasikan pimpinan ke bawahan dan sebaliknya Kontrol, arahan, dukungan pimpinan kepada bawahan - Untuk koordinasi kerja tim seperti susunan kepanitiaan acara -Untuk berbagi informasi mengenai rencana program acara -Untuk meperoleh solusi atas ketidaksepakatan pendapat anggota dalam tim -Untuk membangun hubungan personal satu sama lain dalam tim humas.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN (Halaman 26-59)

Dokumen terkait