• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Pos dan Telekomunikasi mencakup jangkauan pelayanan jasa telekomunikasi dan informasi. Usaha untuk memperlancar pelayanan meningkatnya permintaan akan jasa komunikasi dilayani melalui penyediaan jasa Pos dan telekomunikasi. Jumlah kantor pos tahun 2011 sebanyak 6 buah, kantor pos cabang 65 buah dan buah dan pos desa 46 buah, karena pelayanan beralih pada pilihan lain tahun 2012 tinggal 2 kantor pos dan 2 kantor pos cabang. Sedangkan Pelayanan telekomunikasi makin meningkat dengan jumlah pelanggan telepon 43.314 dengan perincian perusahaan 5.362 pelanggan dan perorangan 37. 952 pelanggan. Untuk pelayanan telephone masyarakat didukung penyediaan BTS tersebar di 441 Desa (14.87%) yang mampu meningkatkan kekuatan sinyal telepon seluler dengan katagori Kuat di 1456 Desa/kelurahan (49,09%), lemah 1.225 desa/kelurahan (41,30%), tidak ada 285 Desa (9,61%). Selanjutnya untuk pelayanan telekomunikasi masyarakat berbasis desa kondisi pelayanannya yaitu; Telephone umum kartu/kartu 140 Desa/kelurahan (4,72%), wartel 306 desa (10,32%), warnet 210 desa (7,08%).

26. Perpustakaan

Pembangunan perpustakaan dilaksanakan melalui peningkatan kualitas layanannya melalui: (i) peningkatanJumlah Perpustakaan, (ii) peningkatan jumlah Pengunjung perpustkaan dan (iii) peningkatan Koleksi buku. Untuk mencapai sasatran tersebut telah dilaksanakan kegiatan yaitu; Pengembangan minat dan kebiasaan membaca, Lomba minat baca berupa lomba mewarnai, Penyelenggaraan sayembara dan festifal Penerbitan Literatur Sekunder , Pameran koleksi deposit nasional, Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan, Pengembangan kepustakaan hingga di desa, Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah, kegiatan dan Perluasan dan peningkatan kualitas layanan perpustakaan. Pengembangan infrastruktur, aplikasi jaringan, akses internet dan bergabung dalam jaringan perpustakaan digital Provinsi se-Indonesia, Kabupaten/Kota semua jenis perpustakaan digital se-NTT pada tahun 2018, Pengembangan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi NTT sebagai Centre of Excellence (CoE) kebudayaan Austronesia dan Melanisia yang meliputi Provinsi NTT, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

2.3.2.LAYANANURUSANPILIHAN 1. Pertanian

Potensi pertanian lahan kering yaitu sekitar 1.528.308 Ha dan berdasarkan kelas kesesuaian lahan terdiri dari daerah dengan kecocokan tinggi (S1) seluas 202.810 Ha dan kecocokan sedang (S2) 478.930 Ha dan kecocokan terbatas (S3) 846.568 Ha. Potensi perkebunan sesuai Rencana Dasar Pengembangan Wilayah Perkebunan (RDPWP) mencapai luas 888.931 Ha, dan lahan untuk padang pengembalaan mencapai sekitar 900.000 Ha lebih. Potensi lahan basah 284.103 Ha yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota, dimana sebagian telah dikelola dan dibagi dalam berbagai daerah irigasi. Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas: (i) Kawasan pertanian tanaman pangandi seluruh Kabupaten/Kota, (ii) Kawasan pertanian hortikultura di seluruh Kabupaten/Kota dan (iii) Kawasan perkebunan terdiri atas: kawasan perkebunan kelapa, kopi, cengkeh, jambu mete, kemiri dan perkebunan vanili.

Berdasarkan data BPS mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani (64,70%). Oleh karena itu, produk pertanian khususnya tanaman pangan merupakan salah satu andalan utama bagi peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Bagi sebagian besar keluarga petani,hasil pertanian selain dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, juga menjadi sumber pendapatan untuk pemenuhan hidup ekonomi rumah tangga.

a. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Peningkatan produksi tanaman pangan dilaksanakan melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi dan pengembangan perbenihan/perbibitan serta didukung dengan sarana dan prasarana pertanian. Hal ini tercermin dari produksi tanaman pangan sumber karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacangan,umbi-umbian) dan sumber protein nabati (sayur dan buah), serta sumber tanaman biofarmaka dan tanaman hias yang meningkat. Produktivitas padi dan jagung sebagai tanaman pangan utama Tahun 2011-2012 diuraikan pada Tabel 2.49.

Tabel 2.49

Produktivitas Tanaman Pangan Tahun2011-2012 Tanaman Pangan Uraian Tahun Perkembangan (%) 2011 2012 Padi

Luas Panen (Ha) 195.201 200.094 2,51

Produksi Gabah (Ton) 591.374 698.566 18,13 Produktivitas (Ton/Ha) 3.03 3.49 15,24 Jagung

Luas Panen (Ha) 246.893 245.323 (0,64)

Produksi (Ton) 524.638 629.386 19,97

Produktivitas (Ton/Ha)

2,12 2,57 20,73

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan dan BPS ProvinsiNTT, 2013

Tanaman padi dengan luas panen 200.094 Ha menghasilkan produksi sebesar 698.566 Ton, meningkat 107.196 Ton atau 18,13% dari tahun sebelumnya sebesar 591.370 Ton. Produksi jagung sebesar 629.386 Ton, meningkat 104.748 atau 19,97% dari tahun sebelumnya sebesar 524.638 Ton. Peningkatan produksi ini dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas jagung dari 2,12Ton/Ha menjadi 2,57 Ton/Ha atau 20,73%. Faktor utama yang mendongkrak peningkatan produksi maupun produktivitas pada tanaman padi dan jagung adalah iklim yang mendukung di tahun 2012 serta penggunaan benih/bibit bermutu/unggul.

Komoditas tanaman pangan lainnya yang dibudidayakan yaitu ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedele dan sorgum. Sedangkan hortikultura yang dikembangkan dengan produksi yang menonjolyaitu; (i) komoditas hortikulutra; alpukat, jeruk keprok, mangga dan pisang; (ii) komoditas biofarmaka; jahe, dan (iii) komoditas sayur-sayuran: bawang merah, bawang putih, cabe besar dan cabe rawit.

b. Perkebunan

Komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis dan mempunyai peluang pasar yang baik antara lain Kelapa, Jambu Mete, Kopi, Kakao, Cengkeh, Vanili, Tembakau dan Kapas. Hasil perkebunan umumnya dipasarkan secara lokal, regional maupun ekspor. Produksi lima komoditas utama perkebunan Tahun 2011-2012 seperti pada Tabel 2.50.

Tabel 2.50

Produktivitas Perkebunan Tahun 2011-2012

NO KOMODIT

I URAIAN

TAHUN Perkembanga

n (%) 2011 2012 *)

1 Kelapa Luas areal tanaman menghasilkan (Ha) 90.158 90.814 9,60 Produksi (Ton) 62.077 64.400 3,74 Produktivitas (Ton/Ha) 689 709 2,90 2 Jambu Mete

Luas areal tanaman mengasilkan (Ha) 74.154 79.520 7,23 Produksi (Ton) 37.538 40.432 7,70 Produktivitas (Ton/Ha) 506 508 0,39

3 Kopi Luas areal tanaman

menghasilkan (Ha) 38.984 39.721 1,89 Produksi (Ton) 19.810 21.482 8,44 Produktivitas (Ton/Ha) 508 541 6,49

4 Kakao Luas areal tanaman

menghasilkan (Ha) 23.136 24.056 3,97 Produksi (Ton) 11.929 13.977 17,16 Produktivitas (Ton/Ha) 516 581 12,69

5 Cengkeh Luas areal tanaman menghasilkan (Ha) 6.095 6.295 3,28 Produksi (Ton) 1.599 2.366 47,96 Produktivitas (Ton/Ha) 262 376 43,51

Sumber : Dinas Pertanian & Perkebunan,2012 Keterangan: *) Angka sementara

Tabel 2.50 menunjukkan bahwa selama kurun waktu tahun 2010-2011 produktivitas tanaman perkebunan mengalami fluktuasi dalam kisaran yang wajar. Upaya peningkatan produksi perkebunan terus dilakukan melalui perluasan arealekstensifikasi dan intensifikasi pada areal potensial sesuai RTRWP.

c. Peternakan

Kawasan pengembangan peternakan pada RTRWP berupa hamparan padang penggembalaan untuk Peternakan Sapi, Kuda, Kerbau dan Kambing seluas 832.228 Ha tersebar di Kabupaten/kota. Kawasan pengembangan peternakan lainnya dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan usaha tanaman pangan dan perkebunan. Perkembangan populasi ternak besar dan ternak kecl yang populasinya menonjol pada tahun 2011- 2012 sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 2.51.

Tabel 2.51

Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011-2012 di NTT

No

Jenis ternak Populasi (Ekor/Tahun) Perkembangan

2011 2012 ekor % 1 Sapi 778.633 814.451 35.788 5,60 2 Kerbau 150.038 150.457 419 0,28 3 Kuda 106.043 108.001** 1.958 1,85 4 Kambing 568.125 591.139** 23.014 4,05 5 Babi 1.708.155 1.798.030** 89.875 5,26

Sumber: Dinas Peternakan Prov. NTT & BPS Prov. NTT Tahun 2012 Keterangan:**) Angka sementara

Berdasarkan tabel 2.51 diketahui bahwa perkembangan populasi per komoditinya cendrung menunjukkan angka positif. Kenaikan populasi tertinggi disumbangkan ternak Sapi (27,66%) diikuti Babi (5,26%) dan Populasi Ternak Kerbau naik 0,28% menggambarkan keberhasilan pembangunan peternakan. Peningkatan populasi ternak Sapi merupakan wujud suksesnya pelaksanaan tekad menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Ternak.

Untuk menjaga kesehatan daging, pembangunan peternakan didukung 66 unit Rumah Potong Hewan (RPH) yang terdari dari 54 RPH pemerintah dan 2 RPH Swasta. RPH yang adabelum mampu memberikan pelayanan masyarakat karena 40% lebih kegiatan pemotongan ternak secara perorangan dilakukan di luar RPH.

Dokumen terkait