Perencanaan Pembangunan dilaksanakan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar Daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Selama tahun 2009-2013 perencanaan pembangunan daerah didukung dokumen pererencanaan
pembangunan yang ditetapkan fdalam Peraturan daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur (Pergub) sebagaimana tabel 2.38.
Tabel 2.38
Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2009-2012
No Dokumen Perencanaan Pembangunan Jenis Regulasi
Perda Pergub
1 RPJPD Provinsi NTT 2005 -2025 V -
2 RPJMD Provinsi NTT 2009-2013 V -
3 RKPD - V
4 Perencanaan Khusus Penjabaran RPJMD:
Empat Tekad Pembangunan NTT
MP3EI Provinsi NTT - V
MP3KI provinsi NTT - V
Pembangunan Daerah Terpadu Berbasis Desa/Kelurahan
- -
Desa Mandiri Anggur Merah - v
Perencanaan pembangunan program Lembaga Internasional
- v
Sumber: Bappeda Provinsi NTT
Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan tersebut maka sinergi pembangunan dapat dilaksanakan lebih optimal dengan menjadikan Desa/kelurahan sebagai satuan terkecil wilayah pembangunan. Ditetapkannya kebijakan pembangunan daerah terpadu berbasis Desa/kelurahan memberikan arahan bahwa setiap perencanaan pembangunan yang dilaksanakan yang bersumber dari dana APBD provinsi dan sumber pendanaan lainnya harus menetapkan lokasi secara jelas yaitu Desa/Kelurahan.
7. Perhubungan
Pembangunan perhubungan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan angkutan barang dan orang. Tiga kekuatan perhubungan untuk Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Kepulauan yaitu perhubungan darat, Laut dan Udara
a. Perhubungan Darat
Angkutan penumpang antar Negara dilayani oleh Travel dan sampai perbatasan diganti kendaraannya, walaupun ganti kendaraan tetapi masih satu perusahaan. Angkutan Barang dilayani oleh kendaraan Truk, Pick Up, Light Truk dan Dump Truck baik untuk dalam provinsi maupun antar provinsi. Angkutan barang ini sangat membantu dalam pergerakaan barang baik untuk kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan primer maupun lainnya.Terminal Tipe A. : 2 buah (Naiola di TTU sedang dibangun), Terminal Tipe B: 16 buah dan Terminal Tipe C 4 buah, Terminal Tipe A belum berfungsi, Untuk menjaga ketertiban dalam angkutan ini maka terdapat Jembatan timbang di Oesapa, Nun Baun Sabu, Nggorang dan Watu Alo.
Keberadaan ASDP (Fery) sangat dibutuhkan mengingat masyarakat basis banyak pulau memerlukan angkutan yang murah dan aman, angkutan ini telah banyak membantu masyarakat karena keberadaan Angkutan ini mampu menggerakan perekonomian daerah karena digunakan untuk memasarkan hasil bumi dan ternak kecil. Lintasan penyeberangan komersil yang paling banyak penyeberangan yaitu Rute Kupang–Rote 401 penyeberangan disusul Kupang-Kalabahi 98 penyeberangan, Kupang-Larantuka 95 penyeberangan (di NTT ada 14 penyeberangan komersil) Lintasan penyeberangan perintis yang paling banyak penyeberangan yaitu Ende-Waingapu 50 penyeberangan disusul Lewoleba–Larantuka 48 penyeberangan, Waingapu–Sabu 37 penyeberangan (di NTT ada 24 penyeberangan Perintis), Lintas Antar Provinsi yaitu Labuan Bajo, Kabupaten Maanggarai Barat-Sape, Kabupaten Bima NTB dan lintas Waekelo, Kabupaten. Sumba Barat Daya-Sape, Kabupaten Bima NTB. Untuk melayani angkutan barang dan penumpang dilayani oleh 12 KMP yaitu KMP. Ile Mandiri, Inelika, Rokatenda, Cucut, Cengki Afo, Namparnos, Balibo, Ile Ape, Uma Kalada, Pulau Sabu dan KMP Ile Boleng.
Dermaga penyeberangan akan meningkat karena saat ini sementara dibangun 6 dermaga penyebrangan yaitu Dermaga Penyebrangan (i) Baranusa (ii) Hansisi (iii) Waewerang (iv) Solor (v) Ndao dan (vi) Seba. Kontribusi Pemerintah Provinsi sebatas pada Survey Load Factor dan kegiatan-kegiatan kecil lainnya. Peningkatan jumlah prasarana angkutan penyeberangan akan mendukung peningkatan konektivitas antar wilayah melalui transportasi terpadu antar pulau.
b. Perhubungan Laut
Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Kepulauan membutuhkan peran modal angkutan laut. Daya dukung pelabuhan laut saat ini yaitu Nusa Lontar sebagai pelabuhan laut internasional; pelabunan nasional yaitu pelabuhan Larantuka, Labuan Bajo, Kalabahi, Maritaing, Waingapu, Waekelo, Waiwadan, Ippi, Maumere, Wini serta pelabuhan laut regional yaitu pelabuhan Ndao, Papela, Baa, Batutua, Oelaba, Mananga, Waewerang, Nangalili, Komodo, Paitoka, Biu, Raijua, Seba, Kolana, Kabir, Baranusa, Aimere, Marapokot, Baing, Lewoleba, Balauring, Maurole, Wuring, Atapupu, Robek, Reo, Boking, Mborong, dan Rua.
Kunjungan Kapal Laut yang paling banyak dikunjungi yaitu di Pelabuhan Larantuka sebanyak 4.073 kali disusul di Pelabuhan Laut Labuan Bajo sebanyak 2.388 kali dan Pelabuhan Laut Nusa Lontar Kupang sebanyak 2.251 kali. Kunjungan kapal di Tahun 2010 sebanyak 10.659 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 14.559 kali/kunjungan, peningkatan ini menunjukan pembangunan sedang giat dilaksanakan karena para Investor sudah mulai berinvestasi.
Untuk angkutan penumpang dilayani oleh Kapal PELNI sebanyak 6 Kapal yaitu KM. AWU, KM. Sirimau, KM.Tilong Kabila, KM.Bukit Siguntang, KM. Wilis dan KM, Pangrango, Kapal kapal ini melayani Rute dalam dan luar wilayah (Bali, NTB, Makasar, Maluku, Kalimantan) dan angkutan Perintis Subsidi dari Kementerian Perhubungan untuk melayani lintas Dalam NTT dan sekitarnya (NTB dan P. Kiser Maluku) Kapal Perintis tersebut Yaitu KM. Nembrala, KM. Nangalala, KM.Berguna dan KM. Maumere.
c. Perhubungan Udara
Transportasi Udara sangat strategis dengan load Factor angkutan udara mencapai diatas 70%. Angkutan ini selain dipakai untuk pelayanan kemasyarakatan oleh pemerintah, namun yang lebih banyak menggunakan adalah pihak swasta untuk keperluan ekonomi dan juga keperluan penumpang wisatawan yang datang di NTT karena potensi pariwisata di NTT telah terbukti diminati oleh wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Bandara El Tari sebagai bandara pengumpul skala sekunder dengan status Bandara Internasional dan tiga bandara Pengumpul skala tersider dengan status Domestic yaitu Bandara H. Aroebusman, Bandara Frans Seda, Bandara Umbu Mehang Kunda dan Bandara Haliwen serta bandara Domestic dengan tingkat pelayanan skala pengumpan yaitu Bandara Komodo, Frans Sales Lega, Mali, Tambolaka, Wunopitu, Gewayantana, Terdamu dan Bandara DC. Saudale. Bandara Mbay di Kabupaten Nagekeo dalam proses pembangunan bandara Internasional baru.
Dari 14 Bandara yang telah beroperasi, yang paling banyak dikunjungi yaitu Bandar Udara El Tari Kupang sebanyak 4.079 kali, Bandara Frans Seda Maumere 1.134 kali, Bandara A. Aroeboesman Ende 998 kali dan Bandara Umbu Mehang Kunda sebanyak 734 kali. Sedangkan Bandar udara yang frekwensi kunjungan relatif kecil adalah DC. Saudale Rote Ndao, Terdamu di Sabu Raijua dan Banda udara Haliwen di Atambua.
8. Lingkungan Hidup