BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Interpersonal
pesan dan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi interpersonal merupakan suatu perantara atau alat pendukung dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa tubuh, dan lain sebagainya
3
sehingga isi komunikasi dapat dipahami oleh penerima pesan. Apabila masing-masing pihak yang berkomunikasi mengerti dan memahami apa yang dimaksud, maka suatu pembicaraan akan lancar, demikian sebaliknya. Menurut DeVito (dalam Sapril, 2011: 252) ”komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara”.
Berdasarkan wawancara pada salah satu guru BK di SMP Negeri 8 Kota Magelang pada tanggal 27 Juli 2018, masih banyak siswa-siswa yang memiliki masalah dalam hal komunikasi interpersonal. Banyak siswa yang cenderung mengeluarkan kata-kata kurang baik dan kasar dalam berkomunikasi dengan temannya; masih merasa malu, gugup dan ragu apabila diberi kesempatan untuk berbicara di depan kelas; merasa tidak nyaman berbicara dengan temannya; siswa tidak berani mengungkapkan ketidaksukaan dan penolakan terhadap apa yang dilakukan oleh teman-teman kepadanya; dan beberapa kurang menghargai lawan bicara yang lebih tua seperti kepada guru.
Permasalahan tersebut menjelaskan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal yang kurang akan menghambat individu memenuhi tugas perkembangannya dan proses belajar, sehingga perlu adanya cara yang dapat digunakan menyelesaikan permasalahan tersebut dalam lingkungan sekolah. Salah satu caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran kepada para siswa yang memiliki kemampuan interpersonal rendah.
Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dengan kelompok kecil untuk membahas suatu permasalahan yang dianggap penting oleh kelompok tersebut dan sesuai dengan tugas perkembangan. Menurut Sukardi (2008:64) layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan jika masalah yang dihadapi beberapa murid mempunyai kesamaan atau saling berhubungan serta mempunyai kesediaan untuk dilayani secara kelompok.
Layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran ini dipandang efektif karena layanan ini berkaitan langsung dengan fokus pemecahan masalah yang dilakukan secara bersama-sama. Melalui teknik bermain peran, siswa diajarkan untuk memahami peran orang lain, memperhatikan kepentingan orang lain, menerima keputusan bersama. Serta melatih siswa yang kurang kemampuan komunikasi interpersonalnya untuk mampu berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan bimbingan kelompok dan menumbuhkan rasa percaya diri berkomunikasi dengan orang lain.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Magelang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah siswa dalam motivasi belajar sebagai berikut :
1. Siswa sering berkomunikasi menggunakan kata-kata yang kurang sopan dan kasar
2. Siswa sulit mengungkapkan pendapatnya saat kegiatan pembelajaran di kelas
3. Siswa tidak berani berbicara di depan kelas
4. Siswa sering menyendiri dan jarang berkomunikasi dengan teman sekelasnya
5. Siswa tidak mau menerima saran dan kritik orang lain
6. Siswa sulit mengungkapkan penolakannya terhadap perilaku orang lain kepada dirinya
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu adanya pembatasan masalah agar dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan.Peneliti membatasi masalah mengenai “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal Siswa”.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap kemampuan berkomunikasi interpersonal siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap kemampuan berkomunikasi interpersonal pada siswa SMP Negeri 8 Kota Magelang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah : 1. Manfaat teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat menambah referensi tentang layanan bimbingan kelompok, khususnya penggunaannya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada individu dengan teknik bermain peran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai kualitas proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
7
Dapat memberikan informasi mengenai pengembangan layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar dapat meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Menurut Sugiyo (2005: 1) komunikasi merupakan kegiatan manusia menjalin hubungan satu sama lain yang demikian otomatis keadaannya, sehingga sering tidak disadari keterampilan berkomunikasi merupakan hasil belajar.
Suranto (2011:11) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Alvonco (2014:13) komunikasi interpersonal atau antarpribadi adalah komunikasi tatap muka yang melibatkan dua orang dalam situasi tertentu. Komunikasi yang terjadi bersifat dialogis.Komunikator menerjemahkan isi pikirannya menjadi suatu lambang/symbol yang dapat dimengerti (pesan), dan komunikan menerjemahkan pesan yang diterimanya menjadi bahasa yang dapat dimengerti olehnya.
9
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan komunikasi interpersonal atau antarpribadi adalah proses pertukaran pesan atau pikiran yang terjadi antara dua orang atau lebih baik secara langsung maupun tidak langsung bersifat dialogis.
2. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Suranto (2011:14-16) mengemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal sebagai berikut:
a. Arus pesan dua arah
Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah.Antara komunikator dan komunikan dapat bertukar peran secara cepat sesuai kondisi. b. Suasana nonformal
Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal.Forum komunikasi yang dipilih biasanya bersifat nonformal, seperti percakapan antar teman tanpa hirarki jabatan.
c. Umpan balik segera
Oleh karena komunikasi biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. Balikan yang disampaikan oleh komunikan baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. e. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan
dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal, peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
3. Pentingnya Komunikasi Interpersonal
Jhonson (1981) dalam Supratiknya (1995:9) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia yaitu sebagai berikut:
a. Komunikasi interpersonal membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.
b. Identitas dan jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain.
c. Dalam rangka menguji realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.
d. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang-orang lain,
lebih-11
lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan dalam hidup kita.
Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kehidupan manusia. Peranan komunikasi interpersonal bagi siswa adalah membantu perkembangan intelektual dan sosialnya. Kondisi mental juga akan terpengaruh dari kualitas komunikasinya. Oleh karena itu, siswa sebagai makhluk sosial yang masih dalam masa perkembangan perlu meningkatkan kualitas komunikasi interpersonalnya.
4. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal sering digunakan sehari-hari untuk berhubungan dengan orang lain. Menurut Enjang (2009:77-79) komunikasi interpersonal memiliki fungsi yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis. b. Mengembangkan kesadaran diri.
c. Matang akan konvensi sosial.
d. Konsistensi hubungan dengan orang lain. e. Mendapatkan informasi yang banyak.
f. Bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa komunikasi interpersonal berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan manusia, baik psikologis maupun sosial manusia dalam rangka membina hubungan dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi.
5. Prinsip Komunikasi Interpersonal
Menuju efektivitas berkomunikasi.komunikasi interpersonal memiliki beberapa prinsip. Menurut Enjang (2009:79-82) prinsipkomunikasi interpersonal yaitu:
a. Komunikasi bersifat relasional. Aktivitas komunikasi orang tidak sekedar menyampaikan pesan namun juga negosiasi tentang hubungan mereka.
b. Komunikasi interpersonal mengandung makna tertentu. Terjadinya komunikasi interpersonal karena komunikator mempunyai tujuan tertentu.
c. Komunikasi interpersonal bisa dipelajari. Komunikasi juga berkaitan dengan bahasa yang digunakan, bahasa yang berbeda bisa dipelajari untuk memperlancar komunikasi.
d. Komunikasi interpersonal berlangsung terus-menerus. Komunikasi interpersonal berupa verbal maupun nonverbal, yang kemudian disimpulkan orang lain.
e. Pesan komunikasi interpersonal berubah-ubah dalam proses encoding secara sadar. Saling menyampaikan makna dengan orang lain merupakan encoding dalam bentuk pesan verbal maupun nonverbal.
f. Komunikasi interpersonal mempunyai implikasi etis.
Komunikasi interpersonal memiliki hal-hal yang harus diperhatikan dan dipahami dalam berkomunikasi.Prinsip-prinsip yang ada dalam
13
komunikasi interpersonal merupakan hal-hal yang mendukung berlangsungnya komunikasi sehingga dapat berjalan efektif.
6. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal
Aspek-aspek komunikasi interpersonal menurut De Vito dalam Darmawan (2002:103) adalah
a. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada komunikasi interpersonal yang terbuka pada orang yang diajak berinteraksi dan kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
b. Empati (Empathy)
Empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu. Empati dapat secara verbal maupun nonverbal.
c. Sikap mendukung (Supportiveness)
Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.Seseorang memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif, spontan, dan profesional. d. Sikap positif (Positiviness)
Seseorang dapat mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara yaitu menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman berinteraksi.
e. Kesetaraan (Equality)
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif apabila suasananya setara. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan orang menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesataraan pada komunikasi interpersonal lebih kearah menerima pihak lain.
Rakhmat (2012: 85) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, yaitu :
a. Rasa Percaya
Faktor kepercayaan menentukan berhasil tidaknya hubungan interpersonal dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkap pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.
Ada 3 faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya yaitu menerima, empati dan kejujuran. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai, tanpa mengindahkan dan melihat orang lain sebagai manusia serta sebagai individu yang patut dihargai. Empati adalah suatu keadaan dimana individu bereaksi
15
secara emosional karena individu menanggapi individu lain yang mengalami atau siap mengalami suatu emosi. Sedangkan kejujuran adalah jujur dalam mengungkap diri kepada orang lain dan menghindari kepura-puraan.
b. Sikap Suportif
Dalam sikap suportif ini yang akan tampak adalah sebagai berikut: 1) Deskripsi artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa
menilai.
2) Orientasi masalah adalah megkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah.
3) Spontanitas yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam
4) Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.
5) Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.
6) Profesionalisme adalah kesedihan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.
c. Sikap Terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun karakteristik sikap terbuka sebagai berikut:
1) Menilai pesan secara objektif. 2) Berorientasi pada isi.
3) Mencari informasi dari berbagai sumber.
4) Lebih bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan. 5) Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan.
Berdasarkan aspek-aspek yang telah disampaikan tersebut terdapat persamaan sehingga dapat dirumuskan aspek komunikasi interpersonal sebagai berikut:
a. Aspek Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, menunjukkan keterbukaan dalam hubungan dengan orang lain, serta menunjukkan kepercayaan kepada orang lain untuk berbagi perasaan. Keterbukaan berarti kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespon segala stimuli komunikasi dan tidak berkata bohong. Dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat dterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.
b. Aspek Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang orang lain rasakan, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain. Empati dapat dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal. Secara nonverbal, empati dapat dikomunikasikan dengan adanya konsentrasi yang terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian dan kedekatan fisik serta adanya keterlibatan
17
aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai.
c. Aspek Sikap Mendukung (supportiveness) artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
d. Aspek Sikap Positif, individu yang melakukan komunikasi interpersonal harus bersikap positif dengan mengacu pada hal positif untuk diri sendiri dan orang lain serta memberikan pujian kepada orang lain. Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. e. Aspek Kesetaraan ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki
kepentingan, sama-sama bernilai dan berharga, serta saling memerlukan. Berupa pengakuan atau kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri setara. Serta menjadikan suasana yang akrab dan nyaman
7. Indikator Komunikasi Interpersonal
Berdasarkan aspek komunikasi interpersonal tersebut dapat dibuat indikator komunikasi interpersonal sebagai berikut:
a. Keterbukaan:
1) Dapat menerima masukan dari orang lain
2) Menunjukkan keterbukaan dalam hubungan dengan orang lain 3) Menunjukkan kepercayaan kepada orang lain untuk berbagi
perasaan b. Empati
a) Menjaga perasaan orang lain b) Mengerti keinginan orang lain c) Menunjukan sikap peduli c. Sikap mendukung
a) Memberikan respon atau umpan balik b) Memberikan dukungan kepada orang lain c) Spontanitas
d. Sikap Positif
a) Memberikan pujian dan penghargaan b) Berpikiran positif terhadap orang lain e. Kesetaraan
a) Menempatkan diri setara dengan orang lain b) Suasana komunikasi akrab dan nyaman
B. Bimbingan Kelompok dengan Teknik Bermain Peran