BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.4 Komunikasi
2.1.4 Komunikasi
2.1.4.1Pengertian Komunikasi
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa definisi komunikasi
yang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka mamandangnya. Definisi yang
dimaksud dikutip oleh Arni Muhammad ( 2004 : 2 – 3 ) dari beberapa
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “ communication
“ ). Secara etimologi atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin “
communicatus “, dan perkataan ini bersumber pada kata “ communis “.
Dalam kata communis ini memiliki makna “ berbagi “ atau “ menjadi milik
bersama “ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pad adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu
merujuk pada pengertian Ruben dan Steward ( 1998 : 16 ) mengenai
komunikasi manusia yaitu : komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu- individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pean untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan ( ide, gagasan
) dari satu pihak kepasa pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang
dapat dipahami oleh pihak lain.
Selain itu dalam kehidupan sehari- hari, komunikasi yang bik
sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat
masyarakat. Dalam hubungan bilateral antar negara diperlukan juga
komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
Berdasarkan dari definisi diatas, maka penulis mengartikan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan ( ide, gagasan ) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya.
2.1.4.2Konteks- Konteks Komunikasi
Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi intrapribadi ( intrapersonal communication ) yaitu
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses
pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi antarpribadi ( interpersonal communication ) yaitu
kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain
dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada
tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang
memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah
perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama
pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
3. Komunikasi kelompok ( group communication ) yaitu komunikasi
yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael
Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja ( 1994 ), memberi
atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
4. Komunikasi organisasi ( organization communication ) yaitu
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi ( Wiryanto,
2005 : 52 ).
5. Komunikasi massa ( mass communication ), komuikasi dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada
sejumlah audien yang tersebar, heterogen dan anomin melalui media
massa cetak serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana ( 2005 : 74 ) juga
menambahkan konteks komunikasi public adalah komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar orang. Yang tidak bisa
dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah atau kuliah ( umum ). Beberapa pakar komunikasi
menggunakan istilah komunikasi besar ( large group communication )
untuk komunikasi ini.
2.1.4.3Bentuk Komunikasi
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang- orang yang
menduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang- orang ini saling
terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang
Bila pesan mengalir resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi
organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan
komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah
ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk
utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti
garis komunikasi yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu (
Muhammad, 2004 : 107 – 108 )
1) “ Down ward communication “ atau komunikasi kepada
bawahan
2) “ Upward communication “ atau komunikasi kepada atasan
3) “ Horizontal communication “ atau komunikasi horizontal
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan masing- masing bentuk utama
dari arus pesan yang selanjutnya digunakan sebagai indicator dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Komunikasi ke bawah
Menurut Lewis dalam Muhammad ( 2004 : 108 – 109 ) komunikasi ke
bawah adalah untuk menyampaikan tujuan untuk merubah sikap,
membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang
timbul karena salah informasi dan mempersiapkan anggota organisasi
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima
a. Intruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada
bawahan mengenai apa yang diharapkan mereka dan
bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi seperti
perintah langsung, deskripsitugas, prosedur manual, program
latihan tertentu, alat- alat Bantu melihat dan mendengar yang
berisi pesan- pesan tugas.
b. Rasional adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan
aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas
lain dalam organisasi.
c. Ideologi adalah merupakan perliasan dari pesan rasional.
Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas
dan kaitannya dengan perspektif organisasi, sedangkan pada
pesan idiologi sebaliknya mencari songkongan dan antusias
dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral
dan motivasi.
d. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik- praktik organisasi, keuntungan, kebiasaan
dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan
rasional.
e. Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai
2. Komunikasi ke atas
Yang dimaksudkan dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang
mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih
rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu
organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas
mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah
untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan
pertanyaan.
Menurut Smith dalam Muhammad ( 2004 : 117 – 118 ) komunikasi
ke atas berfungsi sebagai balikan bagi pimpinan memberikan petunjuk
tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan
dapat memberikan stimulus kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam
merumuskan pelaksanaan kebijakan bagi departemennya atau
organisasinya.
Kebanyakan dari hasil- hasil analisis penelitian mengenai
komunikasi ke atas mengatakan bahwa supervisor dan pimpinan haruslah
mendapatkan informasi dari bawahan mengenai hal- hal berikut :
a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang
dicapainya, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.
b. Menjelaskan masalah- masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan
yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.
c. Menawarkan saran- saran atau ide- ide bagi penyempurnaan
d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai
pekerja, teman kerja dan organisasi.
Hal- hal itulah yang diharapkan pimpinan untuk di sampaikan
karyawan kepada atasannya komunikasi ke atas.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang- orang
yang sama tingkatannya otoritasnya didalam organisasi. Pesan yang
mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal
pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas- tugas atau tujuan
kemanusiaan. Seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian
konflik dan saling memberi informasi.
Bentuk yang paling umum dari komunikasi horizontal adalah
kontak interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai type. Diantara
bentuk yang sering kali terjadi adalah sebagai berikut :
a. Rapat- rapat komite, dilakukan untuk melakukan koordinasi
pekerjaan, saling berbagai informasi, memecahkan masalah dan
menyelesaikan masalah dan menyelesaikan konflik diantara
sesame karyawan.
b. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit- unit
kerja dalam suatu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama
lain, tetapi pada waktu jam istirahat mereka mempunyai
kesempatan berkumpul bersama saling terlibat dalam komunikasi
c. Pecakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat
mempercepat dan menambah kontak diantara sesama anggota
organisasi dengan anggota lain yang tempat kerjanya barjauhan.
d. Memo dan nota. Tulisan yang berbentuk memo atau nota adalah
bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan
dengan teman sekerja.
e. Aktivitas sosial. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-
kelompok untuk rekreasi, olah raga, kegiatan sosial dan
sebagainya.
f. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu adalah
suatu kelompok dalam organisasi yang secara sukarela
bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka.
Kelompok ini biasanya sekali dalam seminggu mangadakan
diskusi, melakukan analisis dan memberikan saran- saran untuk
menyempurnakan kualitas atau mutu pekerjaan mereka.
2.1.4.4Faktor – factor yang mempengaruhi komunikasi
Ada dua tinjauan factor yang memepengaruhi komunikasi, yaitu
factor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan factor dari
pihak receiver atau komunikan.
a. Faktor dari pihak sender atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap,
pengetahuan sender, media saluran yang digunakan.
Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu
menguasai cara- cara penyampaian pikiran baik secara lisan
maupun tertulis.
2. Sikap Sender
Sikap sender sangat berpengaruh pada receiver. Sender yang
bersikap angkuhterhadap receiver dapat mengakibatkan informasi
atau pesan yang diberikan menjadi ditolak oleh receiver.
3. pengetahuan sender
Sender mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang
disampaikan akan dapat menginformasikannya kepada receiver
sejelas mungkin. Dengan demikian, akan lebih mudah mengerti
pesan yang disampaikan oleh sender.
b. Faktor dari pihak receiver, yaitu keterampilan receiver, sikap receiver,
pengetahuan receiver, dan media saluran komunikasi.
1. Keterampilan Receiver
Keterampilan receiver dalam mendengar dan membaca pesan
sangat penting. Pesan yang diberikan oleh sender akan dapat
mengerti dengan baik, jika receiver mempunyai keterampilan
mendengar dan membaca.
2. Sikap Receiver
Sikap receiver terhadap sender sangat mempengaruhi efektif
3. Pengetahuan Receiver
Pengetahuan receiver sangat berpengaruh pula dalam komunikasi.
Receiver yang mempunyai pengetahuan yang luas akan lebih
mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan yang diterimanya
dari sender.
4. Media Saluran Komunikasi
Media saluran komunikasi yang digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ide atau pesan.
2.1.5 Kepemimpinan
2.1.5.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kegiatan manajerial sebagai upaya
proses mengarahkan dan menanamkan pengaruh yang berkaitan dengan
tugas dari para bawahan ataupun pengikutnya. Tanpa kepemimipinan atau
bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi
mungkin menjadi lemah. Keadaan ini menimbulkan situasi dimana
perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya. Sementara itu
keseluruhan organisasi tidak efesien dalam pencapaian sasarannya. Oleh
karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan suatu organisasi.
Menurut Siagian ( 2002 : 62 ) kepemimpinan sifatnya iniversal dan
diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam kehidupan organisasional,
termasuk organisasi bisnis. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jenis-
terlepas dari cara atau gaya membuat definisi itu, benag merah yang
terlibat ialah pengakuan tentang pentingnya kepemimpinan yang efektif
dalam mengelola organisasi.
Menurut Yusuf ( 2000 : 58 ) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain sehingga mereka mau berusaha mencapai tujuan
kelompok dengan kemampuan dan antusias.
Menurut Hasibuan ( 2003 : 170 } kepemimpinan adalah cara
seseoarang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Jika definisi itu disimak dengan cermat akan terlibat paling sedikit
tiga hal yaitu :
a. Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut
kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia
lainnya dalam organisasi.
b. Kepengikutan sebagai elemen penting dalam menjalankan
kepemimpinan
c. Kemampuan mengubah “ egosentrisme “ para bawahan menjadi “
organisasisentrisme “.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimipinan adalah kemampuan seseorang untuk memepengaruhi
orang lain dalam hal ini bawahannya sedemikian ruapa sehingga orang
2.1.5.2 Fungsi dan Peranan Pimpinan
Menurut Hessel ( 2005 : 240 ) fungsi utama yang diemban oleh
seoarang pemimpin adalah ( 1 ) menetapkan, ( 2 ) mengorganisasi, ( 3 )
memotivasi dan berkomunikasi, ( 4 ) evaluasi, ( 5 ) mengembangkan
bawahan termasuk dirinya sendiri.
2.1.5.3 Sifat Pemimipin
Hani Handoko berpandangan bahwa menurut teori manajerial
tradisional, seseorang menjadi pemimpin karena memang mempunyai
bakat sejak dilahirkan, dan bukannya menjadi pemimpin karena
mempelajari kepemimipinan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan secara umum bahwa kepemimpinan itu merupakan hubungan
antara yang komplek, terutama ( 1 ) pimpinan, ( 2 ) anak buah, dan ( 3 )
situasi.
1. Pemimpin
Efektifitas seorang pemimpin dapat dilihat dari segi karakteristiknya,
seperti kecerdasan, percaya diri, domonasi, orientasi pada kenyataan,
dan sikap hubungan kemanusiaan. Meskipun tidak ada pola umum
tentang sifat- sifat kepemimpinan, beberapa ahli mengemukakan
adanya empat atau lima factor yang dipandang paling penting dan
sangat membantu dalam keberhasilan.
Sedangkan Keith Davis menyimpulkan bahwa sifat- sifat utama
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan
3. Motivasi
4. Sikap yang bertoleransi dengan bawahan
2. Anak Buah
Kepemimpinan menghendaki bahwa pemimipin itu harus berhubungan
dengan orang- orang dan keharmonisan hubungan itu akan berbeda-
beda menurut macam- macam orang tersebut.
3. Situasi
Situasi ( problem dan lingkungan ) dipandang sebagai komponen yang
sangat penting yang dapat menciptakan jenis kepemimpinan yang ada.
Artinya seseorang dapat menjadi pimpinan yang dalam suatu situasi
dan hanya menjadi bawahan situasi yang lain.
2.1.5.4Teori Tiga Dimensi Kepemimpinan
Teori tiga dimensi kepemimpinan yang dikemukakan oleh W.J.
Reddin, seperti yang tercantum dalam bukunya managerial Effectiveness,
terkenal nama 3 D Theory ( teori tiga dimensi ). W.J. Reddin mendasarkan
teori kepemimpinanya atas tiga komponen penting yaitu :
1. Orientasi Tigas ( Task Orientation )
Menurut Reddin, tipe seorang pemimpin dapat dilihat dari kualitas
keinginannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian
untuk menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi, namun ada pula
pemimpin yang kurang kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.
2. Orientasi Hubungan ( Relationship Orientation )
Reddin juga berpendapat bahwa tipe seorang pemimpin dapat juga
dilihat dari kualitas perhatiannya terhadap hubungan dengan orang
lain, baik hubungan denga atasannya, dengan koleganya yang setingkat
dan lebih- lebih dengan bawahannya.
3. Orientasi Keefektifan ( Effectiveness Orientation )
Akhirnya Reddin berpendapat bahwa komponen ketiga yang
menyebabkan seorang pemimpin yang satu berbeda dengan yang
lainnya adalah kemampuannya untuk memperoleh produktivitas yang
tinggi.
2.1.5.5Ciri – Ciri Pemimpin yang Efektif
1. Pengetahuan yang luas
Ciri ini sangat penting karena dalam melakukan fungsi manajerialnya,
seorang pemimpin dituntut memahami secara tepat sebagai segi
kegiatan dari organisasi yang dipimpinnya.
2. Kemampuan bertumbuh dan berkembang
Salah satu factor penyebab keberhasilan seorang manajer ialah sikap
dan tindakannya yang responsive terhadap segala perbuatan yang
3. Sifat Inkuitif
Rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang terjadi bukan hanya dalam
lingkungan organisasi yang dipimpinnya akan tetapijuga di
sekelilingnya dan mampu mengidentifikasikan factor – factor
penyebab berbagai peristiwa serta mengambil langkah – langkah yang
diperlukan.
4. Kemampuan Analitik
Menggunakan daya kognitif dan daya nalar secara teratur dan insentif
dengan kemampuan demikian seorang manajer akan mampu
menempatkan segala sesuatunya secara proporsional, apakah itu
berupa masalah, kesempatan, keberhasilan atau kegagalan.
5. Keterampilan berkomunikasi secara efektif
Merupakan kenyataan dalam kehidupan organisasional bahwa
berkomunikasi secara efektuf mutlak diperlukan, baik secara vertical
ke atas dank e bawah secara horizontal maupun diagonal.
6. Rasa tepat waktu
Kemampuan yang tinggi dan dimiliki secara naluriah untuk
menentukan kapan bertindak dan kapan tidak melakukan sesuatu
dalam menghadapi berbagai jenis situasi.
7. Keteladanan
Seorang manajer dalam satu organisasi harus dapat dijadikan idola
2.2 Kerangka Berpikir
Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam mengelola
suatu perusahaan atau organisasi. Sukses tidaknya suatu perusahaan,
sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas sumber daya manusianya
dalam hal ini adalah karyawan perusahaan. Untuk itu, hal utama yang
perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan adalah membangkitkan gairah
kerja dan motivasi kerja karyawannya. Agar dapat bekerja sesuai dengan
program yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Peningkatan motivasi kerja diantaranya dipengaruhi adanya
pemenuhan pemberian kompensasi, komunikasi serta kepemimpinan.
Dimana dengan berbagi faktor pendukung tersebut diharapkan akan
mendorong terbentuknya tenaga kerja yang lebih berkualitas dalam
berkarya sehingga dapat meningkatkan produktuvitas kerja khususnya dan
pada akhirnya dapat menguntungkan kedua belah pihak perusahaan
maupun pekerja itu sendiri.
Bardasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan umtuk
memudahkan analisis serta untuk pendukung hasil penelitian, maka dapat
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Kompensasi ( X1 ) Komunikasi ( X2 ) Kepemimpinan ( X3 ) Motivasi Kerja ( Y ) 2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
diajukan hipotesis bahwa :
1. Terdapat pengaruh kompensasi, komunikasi, kepemimpinan secara
simultan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di
Surabaya.
2. Terdapat pengaruh kompensasi, komunikasi, kepemimpinan secara
parsial terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di Surabaya.
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi Operasional adalah utntuk memberikan gambaran yang lebih jelas atas pemecahan masalah, maka perlu adanya analisis variabel – variabel yang digunakan sesuai dengan masalah-masalah yang ada. Definisi dari variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y) adapun variabel-variabel yang berkaitan yaitu terdiri dari :
3.1.1 Variabel Bebas 3.1.1.1 Kompensasi ( X1 )
Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima karyawan PT Garam di Surabaya sebagai imbalan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Pemberian bonus
2. Tunjangan untuk kesejahteraaan karyawan 3. Penghargaan yang diberikan kepada karyawan
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan menggunkan klasifikasi sebagai berikut :
a. Sangat sesuai = 5
b. Sesuai = 4 c. Cukup sesuai = 3 d. Kurang sesuai = 2 e. Sangat tidak sesuai = 1
Skala poin 1 berarti kompensasi sangat tidak sesuai, sedangkan poin 5 berarti kompensasi sangat sesuai.
3.1.1.2 Komunikasi ( X2 )
Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan ( ide, gagasan ) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara karyawan PT Garam di Surabaya.
Variabel ini memiliki indikator sebagai berikut : 1. Komunikasi dari atas ke bawah
2. Komunikasi dari bawah ke atas 3. Komunikasi horizontal
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan menggunkan klasifikasi sebagai berikut :
a. Sangat sesuai = 5
b. Sesuai = 4
c. Cukup sesuai = 3 d. Kurang sesuai = 2 e. Sangat tidak sesuai = 1
Skala poin 1 berarti komunikasi sangat tidak sesuai, sedangkan poin 5 berarti komunikasi sangat sesuai.
3.1.1.3 Kepemimpinan ( X3 )
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin PT Garam di Surabaya untuk mempengaruhi perilaku bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mampu melakukan kehendak pemimpin untuk mejalankan tugas yang dibebankan.
Variabel ini memiliki indikator sebagai berikut : 1. Memberikan pendelegasian wewenang 2. Ketepatan dalam mengambil keputusan 3. Bersikap tegas
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan menggunkan klasifikasi sebagai berikut :
a. Sangat sesuai = 5 b. Sesuai = 4 c. Cukup sesuai = 3 d. Kurang sesuai = 2 e. Sangat tidak sesuai = 1
Skala poin 1 berarti kepemimpinan sangat tidak sesuai, sedangkan poin 5 berarti komunikasi sangat sesuai.
3.1.2 Variabel Terikat 3.1.2.1 Motivasi Kerja ( Y )
Motivasi kerja adalah suatu dorongan kerja untuk dapat menggerakkan karyawan yang dilakukan sedikit demi sedikit agar dapat berubah menjadi lebih baik.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut : a. Kesadaran diri memajukan perusahaan.
b. Peningkatan dalam bekerja sebagai bentuk pengembangan diri ( mencapai prestasi kerja ).
c. Terdapatnya peluang untuk mendapatkan penghargaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan menggunkan klasifikasi sebagai berikut :
a. Sangat Setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Cukup Setuju = 3 d. Kurang Setuju = 2 e. Sangat Tidak Setuju = 1
Skala poin 1 berarti komunikasi sangat tidak sesuai, sedangkan poin 5 berarti komunikasi sangat sesuai.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi
Pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Sebagai populasinya adalah karyawan bagian pemasaran yang berjumlah 60 orang pada PT Garam di Surabaya.
3.2.2 Sampel
Jumlah sampel yang diambil merupakan karyawan bagian pemasaran pada PT Garam di Surabaya.
Penghitungan sampel menggunakan rumus sebagai berikut : n = N
1 + Ne² ……….. ( Husein Umar 2003 : 108 )
Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi (5%) n = 60
1 + 60 ( 0,05 )² n = 52
Sesuai perhitungan diatas maka dapat ditentukan jumlah karyawan yang dijadikan sampel adalah 52 karyawan bagians Pemasaran.
Tabel 3.1
Jumlah Seluruh Karyawan
No Bagian Jumlah
1 Produksi bahan baku 103 orang 2 Produksi olahan 13 orang 3 Biro litbang 5 orang 4 Biro keuangan dan akuntansi 23 orang 5 Bagian pengadaan 5 orang
6 Pemasaran *60 orang
7 Pergudangan 28 orang
8 Biro umum 34 orang
9 Satuan pengawasan intern 7 orang 10 Staf direksi 3 orang 11 Tim insentif 3 orang 12 Unit non struktural 10 orang
Total 281 orang
Sumber : Tenaga Kerja PT.GARAM ( Persero ) Tahun 2010
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional random Sampling yang artinya pengambilan anggota sampel dimana peneliti harus mengetahui besar kecil unit populasi yang diteliti dan diambil sampel sesuai dengan porposi populasi. ( Sugioyo,2002:130 )
3.3 Teknik Pengumpulan Data