• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. GARAM ( persero ) DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. GARAM ( persero ) DI SURABAYA."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN ”VETERAN”

Jawa Timur

Oleh :

Lailatul Umroh

0642010119

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Disusun oleh : Lailatul Umroh 0642010119

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui Pembimbing Utama

Dra.Lia Nirawati, M.Si NIP. 196009241993032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul ”Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan pada PT

Garam di Surabaya”. Penulisan laporan skripsi ini dan tugas akhir program S1

Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa

Timur.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada ibu Lia Nirawati, Dra, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan pengarahan serta dorongan

sejak awal hingga akhir penyusunan laporan skripsi ini.

Penyusunan laporan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hj. Suparwati, Dra, M.Si, sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

2. Bapak Sadjudi, Drs, SE, M.Si, sebagai ketua program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa

Timur.

3. Bapak Nurhadi, Drs, M.Si, selaku sekretaris program studi Ilmu

Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Jawa Timur ”.

(4)

ii

5. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan beserta Staf PT. Garam ( Persero )

yang telah membantu dan meluangkan waktu selama penulis melakukan

penelitian sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

6. Semua keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik

materi maupun do’anya.

7. Teman – teman jurusan Administrasi Bisnis Khususnya angkatan 2006.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun sehingga terjadi kesempurnaan dalam penulisan laporan skripsi

ini.

Surabaya, September 2010

(5)

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Perumusan Masalah ...5

1.3Tujuan Penilitian ...6

1.4Manfaat Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

2.1 Landasan Teori ...7

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ...7

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ...7

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ...8

2.1.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ...14

2.1.2. Motivasi ...15

2.1.2.1 Pengertian Motivasi ...15

2.1.2.2 Manfaat Motivasi ...16

2.1.2.3 Bentuk Motivasi ...16

2.1.2.4 Konsep tentang Motivasi ...18

2.1.2.5 Jenis Motivasi yang Diberikan Karyawan ...24

(6)

2.1.2.8 Cara Memotivasi...30

2.1.3 Kompensasi ...32

2.1.3.1 Pengertian Kompensasi...32

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi ...33

2.1.3.3 Jenis-Jenis Kompensasi ...35

2.1.3.4 Fungsi dan Tujuan Pemberian Kompensasi ...37

2.1.3.5 Tantangan dalam Menetapkan Kompensasi ...39

2.1.3.6 Tujuan Sistem Kompensasi ...41

2.1.4 Komunikasi ...43

2.1.4.1 Pengertian Komunikasi...43

2.1.4.2 Konteks – Konteks Komunikasi ...45

2.1.4.3 Bentuk Komunikasi ...46

2.1.4.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ...51

2.1.5 Kepemimpinan ...53

2.1.5.1 Pengertian Kepemimpinan ...53

2.1.5.2 Fungsi dan Peranan Pemimpin ...55

2.1.5.3 Sifat Pemimpin ...56

2.1.5.4 Teori Tiga Dimensi Kepemimpinan ...56

2.1.5.5 Ciri – Ciri Pemimpin yang Efektif ...57

2.2 Kerangka Berfikir ...59

(7)

3.1.1. Variabel Bebas ...61

3.1.1.1. Kompensasi (X1) ...61

3.1.1.2. Komunikasi (X2)...62

3.1.1.3. Kepemimpinan (X3)...63

3.1.2 Variabel Terikat ...64

3.1.2.1. Motivasi Kerja (Y) ...64

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...64

3.2.1 Populasi ...64

3.2.2 Sampel ...65

3.2.3.Teknik Penarikan Sampel ...66

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...67

3.3.1 Jenis Data ...67

3.3.2 Sumber Data ...67

3.3.3 Pengumpulan Data ...67

3.4 Uji Analisis dan Uji Hipotesis ...68

3.4.1 Teknik Analisis ...68

3.4.1.1 Uji Validitas ...68

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ...69

3.4.1.3 Asumsi Klasik...70

3.4.1.4 Teknik Analisi Regresi Linier Berganda ...72

(8)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 77

4.1 Sejarah Perusahaan ... 77

4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 77

4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 78

4.1.3 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan ... 80

4.1.4 Visi Perusahaan ... 80

4.1.5 Misi Perusahaan ... 80

4.1.6 Tujuan Perusahaan ... 81

4.1.7 Logo... 81

4.1.8 Struktur Organisasi ... 83

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 97

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 102

4.3.1 Uji Validitas ... 102

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 104

4.4 Analisis dan Pembahasan ... 105

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 105

4.4.2 Analisis Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 108

4.4.3 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 110

4.4.4 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 113

4.5 Pembahasan ... 117

(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

Tabel 4.1 Hasil Variabel Kompensasi ... 98

Tabel 4.2 Hasil Variabel Komunikasi Kerja... 99

Tabel 4.3 Hasil Variabel Kepemimpinan... 100

Tabel 4.4 Hasil Variabel Motivasi Kerja Karyawan... 101

Tabel 4.5 Hasil Validitas Koefisien Korelasi ... 103

Tabel 4.6 Hasil Variabel Prestasi Kerja Karyawan ... 103

Tabel 4.7 Hasil Hasil Uji Realibilitas ... 104

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 108

Tabel 4.9 Hasil Tes Heterokedastisitas... 109

Tabel 4.10 Hasil Analisis Varian ( ANOVA ) ... 109

(11)

ix

Gambar 4.1 Logo PT. Garam (Persero) ... 81

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Garam (Persero)... 83

Gambar 4.3 Kurva Durbin Watson ... 106

Gambar 4.4 Distribusi Penerimaan atau Penolakan Hipotesis ... 111

Gambar 4.5 Kurva Distribusi t Variabel X1 ... 113

Gambar 4.6 Kurva Distribusi t Variabel X2 ... 115

(12)

0642010119 ABSTRAKSI

Sumber daya manusia dapat dipandang sebagai faktor yang penting sebab segala inovasi akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu pendorong atau motivasi kepada sumberdaya manusianya. Permasalahan yang berhubungan dengan karyawan dan sumber daya manusia adalah pemberian kompensasi, komunikasi dan kepemimpinan secara simultan dan secara parsial terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari jawaban responden yang disebarkan melalui daftar kuesioner pada 52 orang karyawan pada PT. Garam Surabaya dengan menggunakan teknik Proportional sampling. Variabel bebas yang digunakan yaitu kompensasi ( X1 ), komunikasi ( X2 ) dan kepemimpinan ( X3 ) sedangkan Variabel terikatnay adalah motivasi kerja karyawan ( Y ) serta dianalisa dengan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulakn bahwa hipotesis ke-1 bahwa ” kompensasi, komunikasi dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di Surabaya” teruji kebenarannya melalui uji f dimana nilai F hitung = ( 11,701 ) > Ftabel ( 2,789 ) dan hipotesis ke-2, bahwa ” kompensasi, komunikasi dan kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap prtestasi kerja karyawan pada PT. Garam di Surabaya” teruji kebenarannya melalui uji t hitung = ( 2,246 ) lebih besar dari nilai t tabel ( 2,010).

(13)

1.1 LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia merupakan elemen yang harus diperhatikan

oleh perusahaan, terutama bila mengingat perkembangan dunia usaha

semakin pesat dan menimbulkan persaingan yang makin kompetitif. Hal

ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih efesien,

efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi ini aksn memacu

perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, hal ini

berarti perusahaan harus memberikan perhatian pada aspek sumber daya

manusia, sehingga sumber daya manusia dapat dipandang sebagai faktor

yang penting sebab segala inovasi akan direalisir dalam upaya

mewujudkan tujuan perusahaan.

Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu

pendorong atau motivasi kepada sumber daya manusianya. Dengan adanya

motivasi, maka orang dapat bekerja dengan lebih semangat dan lebih giat

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi merupakan bagian dari

perilaku organisasi yang menyangkut dorongan yang memberikan

semangat kerja para pegawai.

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang terampil dan dapat

memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam

mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja

(14)

setiap karyawannya dapat

memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Keberhasilan suatu organisasi mencapainya tujuannya. untuk itu,

hal utama yang harus diperhatikan seorang manajer ialah membangkitkan

gairah kerja karyawannya. Peranan manajer sangat besar dalam

memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan program yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Para karyawan dalam perusahaan harus

bekerja sama sesuai dengan perintah atasannya. Perusahaan yang

menggunakan jasa karyawan sering kali mempunyai masalah dengan

karyawannya, namun masalah- masalah tersebut dapat diselesaikan dengan

baik melalui pemberian motivasi kepada karyawan.

Mengingat pentingnya motivasi kerja, maka wujud perhatian pihak

manajemen mengenai masalah motivasi kerja karyawan dalam bekerja

ialah melakukan usaha pemotivasian pada karyawan perusahaan melalui

serangkaian usaha tertentu sesuai dengan kebijakan perusahaan, sehingga

motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap terjaga. Untuk memotivasi

karyawan, pimpinan perusahaan harus mengetahui motivasi yang

diinginkan oleh karyawan. Satu hal yang harus dipahami bahwa orang

mau bekerja karena mereka ingin memenuhi kebutuhannya, baik

kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk

(15)

Salah satu tantangan perusahaan dalam manajemen sumber daya

manusia adalah mengembangkan pemberian kompensasi yang dapat

memotivasi kerja karyawan. Kompensasi dapat mendorong seseorang

untuk bekerja, besarnya kompensasi menunjukkan status pekerja dalam

perusahaan. Dalam pemberian kompensasi atau penyampaian pesan sangat

memerlukan komunikasi. Komunikasi yang lancar adalah komunikasi

terbuka dimana informasi mengalir dari atasan kepada bawahan atau

sebaliknya. Suatu perusahaan, memerlukan komunikasi sebagai umpan

balik yang bermakna bahwa komunikasi yang terjadi searah dan dua arah.

Komunikasi sebagai sumber motivasi pada umumnya, dilakukan dengan

menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang

dapat dipahami oleh pihak lain.

Komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar

personal maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan mencegah

konflik dalam lingkungan kerja. Dalam hubungan antar rekan kerja

diperlukan juga komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat

berjalan dengan baik dan lancar.

Penyampaian komunikasi dan motivasi memerlukan

kepemimpinan untuk dapat mempengaruhi orang lain, sebagai upaya

proses mengarahkan dan menanamkan pengaruh yang berkaitan dengan

(16)

bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi

mungkin menjadi lemah.

Dengan adanya motivasi kerja karyawan akan meningkatkan

ketrampilan kerja. Menungkatkan kemampuan mengakibatkan percaya diri

dan meningkatkan motivasi kerja di perusahaan.

Sesuai dengan peraturan pemerintah RI no 30 tahun1980 tentang

peraturan – peraturan pegawai yang mana didalamnya memuat suatu

pokok – pokok kewajiban, larangan – larangan dilanggar pegawai maka

harus diterapkan dengan sebaik – baiknya kepada setiap pegawai.

Rendahnya motivasi kerja dikalangan pegawai negeri sehingga banyak

muncul opini yang berkembang pada masyarakat bahwa motivasu pegawai

negeri sangat bisa dikatakan rendah. Hal ini diakibatkan oleh perilaku

karyawan itu sendiri, dapat dilihat pada masih banyaknya pegawai yang

meninggalkan kantor pada jam – jam dinas untuk memenuhi kepentingan

pribadi. Tidak terkecuali para atasan yang melakukan hal ini, dan diikuti

oleh pegawai bawahan yang terkesan tidak mematuhi peraturan. Hal

tersebut dalam meningkatkan motivasi kurang efesien.

PT. Garam sudah seharusnya memiliki karyawan yang penuh

semangat dan bermotivasi tinggi dalam bekerja dan melakukan

pekerjaannya secara efektif dan efesien, untuk kemudian pada akhirnya

menunjukkan semangat kerja yang tinggi dalam usaha mewujudkan misi

dan tujuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal diatas, maka

(17)

sehingga kemampuan manajemen dalam memberikan motivasi akan

sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan

perusahaan.

Dari uraian diatas maka membahas lebih lanjut mengenai faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT.

Garam ( persero ) disurabaya.

Berawal dari masalah tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian pada PT. Garam ( persero ) disurabaya dengan judul

penelitian “ faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan

PT. Garam disurabaya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh simultan kompensasi, komunikasi, dan

kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di

Surabaya ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial kompensasi, komunikasi dan

kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Garam di

(18)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai tujuan :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi, komunikasi

dan kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan secara simultan pada

PT. Garam ( persero ) di Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalasis pengaruh kompensasi, komunikasi

dan kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan secara parsial pada

PT. Garam ( persero ) di Surabaya.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi

atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan yang bersangkutan.

Selain itu referensi yang diperoleh dapat dijadikan tambahan informasi

dan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan kebijakan yang

berhubungan dengan bidang pengelolahan Sumber Daya Manusia,

khususnya yang menyangkut motivasi kerja karyawan pada PT Garam di

Surabaya.

2. Untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan studi

perpustakaan UPN ” Veteran ” jawa timur khususnya pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politrik Jirusan Administrasi Bisnis serta sebagi

(19)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian proses dalam

mencapai tujuannya. Setelah arah dan strategi umum ditentukan, maka

langsung berukutnya adalah merumuskan tujuan yang lebih tegas dam

mengembangkan dalam bentuk rencana kerja.

Menurut Handoko ( 2001 : 4 ), manajemen sumber daya manusia

adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharan dan penggunaan

sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun

organisasi.

Selanjutnya Mangkunegara ( 2001 : 4 ), mengatakan sumber daya

manusia merupakan suatu perencanaan terhadap pengadaan,

pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasianm pemeliharaan dan

pemisahaan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses

didalam penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, pengelolahan

dan pendayagunaan sumber daya manusia dengan adanya kerjasama

(20)

dengan orang lain yang dikembangkan secara maksimal untuk membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2.1.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan ( 2002 : 21 ), terdapat enam fungsi Manajemen

Sumber Daya Manusia yaitu antara lain :

1) Pengadaan tenaga kerja terdiri dari :

a. Perencanaan sumber daya manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupkan peramalan secara

sistematis terhadap persiapan dan permintaan pegawai untuk waktu

yang akan datang. Perencanaan sumber daya manusia dapat juga

dipergunkan sebagai pedoman bagi kegiatan- kegiatan lainnya

seperti, mendapatkan karyawan baru.

b. Analisis Jabatan

Analisis jabatan secara sistematis mengumpulkan, menilai dan

menyusun atau mengatur informasi tentang jabatan- jabatan. Pada

dasarnya analisis jabatan merupakan suatu proses untuk membuat

uraian pekerjaan sedemikian rupa, sehingga dari uraian tersebut

dapat diperoleh keterangan yang perlu untuk dapat menilai jabatan

itu guna suatu keperluan.

c. Penarikan pegawai

Penarikan pegawai adalah suatu proses mencari, menemukan dan

menarik pelamar yang cakap untuk melamar pekerjaan serta untuk

(21)

d. Orientasi kerja ( Job Orientasi )

Orientasi kerja merupakan perkenalan pegawai- pegawai baru

dengan tugas- tugas mereka, dengan organisasi dan dengan

pegawai- pegawai baru.

2) Pengembangan ( karir ) mencakup :

a. Pendidikan dan pelatihan ( training and development )

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan

sumber daya manusia, sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relarif singkat.

Pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan baik oleh karyawan

baru atau karyawan lama guna meningkatkan kualitas dan mutu

pelaksanaan tugasnya baik sekarang maupun dimasa yang akan

datang.

b. Pengembangan ( karir )

Pengembangan sumber daya manusia dilaksanakan untuk

mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi ole kebanyakan

organisasi yang benar misalnya kekurangan pegawai, perubahan

sosio teknik dan perpindahan pegawai.

c. Penilaian prestasi kerja

Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses dimana perusahaan

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dalam

(22)

3) Pemberian balas jasa, mencakup :

a. Balas jasa langsung terdiri dari :

1) Gaji atau upah

Gaji atau upah karyawan merupakan suatu bentuk pemberian

kompensasi yang bersifat “financial “ yang utama dari bentuk-

bentuk kompensasi yang ada, bagi karyawan motivasi dasar

bagi kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi

tertentu adalah untuk mencari nafkah.

2) Intensif

Intensif dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang

berbeda tetapi bukan didasarkan evaluasi jabatan namun

ditentukan karena perbedaan, prestasi kerja sehingga

mendorong produktivitas yang lebih tinggi.

b. Balas jasa tak langsung terdiri dari :

1) Keuntungan ( benefits )

Keuntungan perusahaan merupakan salah stu bentuk pemberian

kompensasi berupa penyedia paket “ benefit ) dan program-

program pelayanan karyawan, dengan maksud pokok program

untuk mempertahankan keberadaan karyawan sebagai anggota

organisasi dalam jangka panjang.

2) Pelayanan atau kesejahteraaan ( service )

Pelayanan atau kesejahteraan diberikan oleh suatu organisasi

(23)

tersebut lebih besar daripada gaji atau upah yang diterima oleh

karyawan. Pelayanan tersebut dapat berupa asuransi kesehatan,

asuransi perjalanan, asuransi dinas, asuransi keluarga, asuransi

kecelakaan dan lain- lain.

4) Integrasi, mencakup :

a. kebutuhan karyawan

Kebutuhan karyawan dalam suatu perusahaan harus diperhatikan

karena jika tidak dipenuhi maka dapat mempengaruhi perusahaan

dalam mencapai tujuan. Misalnya kesehatan kerja, penghargaan

atas prestasi yang dicapai, bonus atau komisi dan banyak lagi.

b. Motivasi kerja

Merupakan dorongan eseorang untuk mengambil tindakan,

motivasi diberikan kepada karyawan secara tepat akan mendorong

para karyawan tersebut dalam melaksanakan tugasnya

semaksimalnya mungkin. Karena punya keyakinan bahwa

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai

kepentingan – kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut

akan terpelihara.

c. Kepuasan kerja

Dengan kepuasan kerja dimaksudkan “ keadaan emosional

karyawan “, dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

nilai balas kerja karyawan diinginkan oleh karyawan yang

(24)

pandang seseorang baik bersifat positif maupun negatif mengenai

pekerjaannya.

d. Disiplin kerja

Merupakan bentuk dari pelatihan dengan berusaha memperbaiki

dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan.

Sehingga para karyawan tersebut secara suka rela bekerja secara

kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan

prestasi kerjanya.

e. Partisipasi kerja

Bentuk keterlibatan karyawan dalam meningkatkan mutu

kehidupan berkarya dapat beraneka ragam. Berbagai teknik

digunakan pada intinya berkisar para karyawan. Dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka dalam

hubungannya dengan organisasi. Dengan demikian bukan hanya

rasa tanggung jawab karyawan yang ditingkatkan, tetapi yang

diharapkan ialah timbulnya rasa memiliki organisasi.

5) Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :

a. Komunikasi kerja

Pemelihaaraan hubungan dengan para karyawan memerlukan

komunikasi sebagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi

(25)

b. Kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu bentuk

kompensasi “ non financial “ yang sangat penting bagi dalam

organisasi.

c. Pengendalian konflik kerja

Dengan adanya konflik dalam suatu organisasi jelas memerlukan

penanganan dan penanggulangan yang sebaik- baiknya. Dimana

konflik tersebut harus dicarikan jalan keluarnya yang harus

dikelola sedemikian rupa sehingga mengakibatkan sesuatu yang

negatif bagi organisasi.

d. Konseling kerja

Konseling kerja disini mencakup pemeliharaan hubungan yang

serasi dengan para karyawan, khususnya melalui pemberian

bantuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi,

baik yang sifatnya kedinasan maupun pribadi.

6) Pemisahan tenaga kerja, mencakup :

Pemberhentian karyawan

Lepas dari hubungan kerja secara resmi yang saat ini dikenal istilah

PHK ( pemutusan hibungan kerja ) dapat mengandung arti “ positif

“ apabila pemberhentian personil tersebut dilaksanakan pada masa

atau jangka pemberhentian dan sesuai dengan ketentuan- ketentuan

tersebut yang berlaku secara wajar. Sedangkan yang bersifat “

(26)

menyimpang dari ketentuan- ketentuan yang berlaku secara tidak

wajar.

2.1.1.4 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Martoyo ( 2000 : 13 ), tukuan manajemen sumber daya

manusia dirinci menjadi tiga bagian, yaitu :

1) Tujuan Organisasi

Pada dasarnya adalah untuk tercapainya efektifitas maksimal dari suatu

organisasi, dengan menggerakkan dan mengefektifkan sumber daya

manusia pada masing- masing organisasi. Oleh karena itu bagi setiap

manajer harus dapat menggerakkan, memotivasi dan mengarahkan

secara tepat, baik dan benarnya anak buahnya dalam mencapai sasaran

tugas pokoknya masing- masing.

2) Tujuan Fungsional

Secara fungsional tujuan sumber daya manusia pada setiap organisasi

adalah harus sesuai dengan tujuan organisasi yang tidak dapat

berlebihan maupun tidak kekurangan dari tujuan organisasi secara

keseluruhan. Sebab, dengan adanya “ kekeurangan “ dan “ kelebihan “

pencapaian asran di tiap masing- masing unit organisasi tersebut

menunjukkan adanya “ wasted “ atau pemborosan penggunaan sumber

daya manusia.

3) Tujuan Sosial

Setiap organisasi apapun tujuannya harus mengingat akibatnya bagi

(27)

organisasinya. Sebab suatu organisasi juga merupakan tanggung jawab

organisasi yang didalamnya terdapat manusia- manusia yang

menangani, yang tidak lain juga anggota masyarakat di luar

organisasinya.

2.1.2 Motivasi

2.1.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Supriyono ( 2000 : 265 ) Motivasi adalah kemauan

untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang dipengaruhi oleh dorongan

intrinsic individu yang bersangkutan dan juga oleh kekuatan eksternal.

Menurut Riyadi ( 2001 : 249 ) Motivasi Kerja didefinisikan

sebagai derajat sampai dimana seorang individu ingin berusaha untuk

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik.

Menurut Sutarto ( 2001 : 249 ) Motivasi Kerja adalah suatu

proses hipotesis yang dapat disimpulkan dengan memperhatikan

tingkah laku sesorang mengukur perubahan dan prestasinya atau adanya

keinginan-keinginan dan tujuan yang akan dicapai, karena tingkah laku

bukan disebabkan oleh suatu motif yang yang sama juga ditujukan

dalam berbagai tingkah laku yang bebeda.

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi sebagai mana telah

dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

pemberian dorongan atau usaha untuk menggerakkan anggota

(28)

rupa sehingga bawahan mau bekerja dengan memberi yang terbaik pada

dirinya, baik waktu, tenaga maupun keahliannya dan tercapainya tujuan

organisasi.

2.1.2.2 Manfaat Motivasi

Menurut Henry Tanjung ( 2003 : 16 ) manfaat motivasi yang

utama adalah menciptakangairah kerja, sehingga produktivitas kerja

dapat meningkat.

Menurut Hadari N (1993 : 61 ) menyebutkan motivasi adalah

kondisi yang mendorong terjadinya suatu perubahan atau kegiatan yang

berada diluar kegiatan itu sendiri. Faktor luar yang menjadi motivasi ini

antara lain berbentuk pemberian hadia, insentif, pujian, paksaan ( sanksi

atau hukuman ), situasi kerja yang menyenangkan merupakan suatu

keinginan untuk menyenagkan orang lain.

2.1.2.3 Bentuk Motivasi

Adanya motivasi kerja akan menimbulkan usaha, keberhasilan

kerja, inisiatif, loyalitas dan potensi kepemimpinan.

Pada dasarnya motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis utama yaitu :

a. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang timbul pada diri

seseorang motivasi ini disebut “ motivasi murni “ atau

motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap

individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta

(29)

tunjangan bonus dan penghargaan serta pemberian jaminan

pension.

b. Motivasi ekstrensik yaitu motivasi yang timbul disebabkan

oleh adanya faktor diluar diri seseorang yang dapat berupa

fasilitas – fasilitas pendukung untuk menunjang kegairahan

di dalam bekerja, misalnya kenaikan pangkat, pujian dan

sebagainya.

Oleh karena itu motivasi juga dapat pula dipandang sebagai

integral dari administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan,

pengembangan dan penggerakkan tenaga kerja dalam suatu organisasi.

Karena manusia merupakan unsure terpenting maka hal-hal yang

berhubungan dengan konsepsi motivasi patut mendapat

perhatian-perhatian yang sungguh - sungguh oleh setiap orang yang

berkepentingan dalam suatu keberhasilan suatu organisasi dalam

mewujudkan suatu kerja sama manusia dalam suatu kegiatan yang

berhubungan erat dengan unsur manusia.

Untuk itu diperlukan adanya kebutuhan manusia dalam suatu

hierarki kebutuhan maslow yang menyatakan kebutuhan manusia dapat

diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan yaitu :

1. Fa’ali ( psylogical )meliputi kebutuhan udara, air dan

kebutuhan biologis.

2. rasa aman ( security ) meliputi kebutuhan keselamatan, tertib

(30)

3. cinta dan rasa memiliki meliputi kebutuhan akan cinta kasih

rasa memiliki dan hubungan manusiawi.

4. penghargaan ( esteem needs ) meliputi kebutuhan untuk

dihormati dihargai dan diseganioleh orang lain.

5. aktualisasi diri ( self actualization ) meliputi kebutuhan untuk

berkembang, merasa terpenuhi dan untuk merealisasikan

potensi seseorang.

Dengan demikian dapat dikatakan apabila timbulnya perilaku

seseorang pada suatu saat ditentukan oleh kebutuhan – kebutuhan yang

dirasakan sangat penting bagi pegawai. Saedangkan menurut Moekijat

teori motivasi didasarkan atas tingkat kebutuhan – kebutuhan pada

tingkat bawah telah terpenuhi, maka akan diteruskan pada kebutuhan

pada tingkat yang lebih tinggi.

2.1.2.4Konsep Tentang Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis terjadi pada diri seorang dan

dipengaruhi oeh beberapa faktor. faktor - faktor itu adalah faktor

intrinsic dan ekstrinsik, faftor intrinsic seperti bawahan, tingkat

pendidikan, pengalaman masa lampau masa depan. Faktor ekstrinsik

meliputi linkungan kerja pemimpin dan kepemimpinannya dan

sebagainya.

Beberapa kondisi kerja diadakan terutama untuk tidak

memuaskan para karyawan. Jika kondisi-kondisi itu ditingglkan tetapi

(31)

ketidakpuasan itu disebut faktor hygiene atau faktor pemeliharaan

tingkat kepuasan yang layak pada setiap karyawan. Kondisi-kondisi

lain, terutama sesuatu untuk membentuk motivasi yang kuat dan

kepuasan kerja yang tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai factor

motivator. Faktor motivasi atas faktor pemberi kepuasan teori-teori

yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja adalah teori yang

dikemukakan oloeh Frederich Hezberg yang dikenal dengan nama “

teori dua faktor dari pada kepuasan kerja “, yang ditulis oleh M

Manulang ( 2001 : 80 ) yang terdiri dari faktor - faktor yang berperan

sebagai motivasi terhadap pegawai yakni yang memuaskan dan

mendorong orang untuk bekerja dengan baik, terdiri dari :

a. Keberhasilan

b. Pekerjaan itu sendiri

c. Pengakuan

d. Tanggung jawab

e. Pengembangan

faktor yang mempengaruhi motivasi khusunya dalam organisasi

pemerintahan, yaitu terdiri dari “ ciri-ciri pribadi seorang ( individual

characteristic ), tingkat dan jenis pekerjaan ( job characteristic ) serta

lingkungan kerja.

Ciri-ciri pribadi seseorang tersebut adalah minat, sikap dari

kebutuhan seseorang yang dibawa dalam situasi kerja. Sedangkan

(32)

yang didapat meliputi besarnya tanggung jawab variasi tugas serta

sejauh mana pekerjaan tersebut memberi kepuasan. Dari lingkungan

kerja atau karakteristik situasi pekerjaan berupa faktor-faktor dalam

lingkungan kerja misalnya : tinggi rendahnya perhatian pimpinan

terhadap pelaksanaan tugas pegawai, semangat kerja dan sebagainya.

Menurut M Manulang ( 2001 : 82 ) ada dua rangkaian kondisi

yang mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Rangkauan kondisi

yang pertama adalah faktor motivator dari dalam, sedangkan rangkaian

kondisi yang kedua adalah factor pemeliharaan atau factor dari luar.

a. Faktor motivator atau faktor dari dalam

faktor – faktor inilah yang berpesan sebagai motivator atau

faktor dari dalam terhadap pegawai, yakni yang mampu

memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik

terdri dari :

1. Achievement ( keberhasilan pelaksanaan )

2. Recognition ( pengakuan )

3. The work it self ( tanggung jawab )

4. Advancement ( pengembangan )

b. Faktor pemeliharaan atau faktor dari luar

selanjutnya faktor kedua adalah faktor pemeliharaan atau

faktor yang berasal dari luar yang dapat menimbulkan rasa

tidak puas terhadap karyawan tersebut antara lain adalah :

(33)

2. Interpersonal ( hubungan antar pribadi )

3. Company policy and administration ( kebijakan dan

administrasi perusahaan )

Faktor pemeliharaan ini bukanlah bagian dari intrinsik dari suatu

pekerjaan tetapi berkaitan dengan kondisi pekerjaan yang dilaksanakan.

Manulang mengemukakan bahwa faktor pemeliharaan tidak

mengakibatkan perubahan dalam kapasitas keluarga karyawan, tetapi

hanya mencegah terjadinya kerugian dalam prestasi karyawan karena

adanya penurunan prestasi kerja.

Orang belum dapat mengharapkan factor kepuasan tercapai

sebelum faktor ketidakpuasan dalam pekerjaan tersebut dapat

dihilangkan dari pekerjaan, maka pimpinan harus melakukan tindakan

yang termaksud dibawah ini :

a. Supervise

Pemimpin perusahaan harus memiliki kemampuan tentang

cara mensupervisi dari segi teknis pekerjaan yang merupakan

tanggung jawabnya atau memiliki kecakapan teknis yang

sesuai dengan kebutuhan.

b. Hubungan antar pribadi

Menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahannya

dengan atasannya, dalam hal ini pemimpin haru memiliki

(34)

didalam atau dengan kelompok, sehingga dapat membantu

kerja sama dan mengkoordinsikan berbagai kegiatan.

c. Kebijakan dan administrasi perusahaan

Kebijakan perusahaan pada umumnya dibuat dalam bentuk

tertulis dan pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan oleh

masing-masing pemimpin didalam lingkungan yang lebih

kecil. Disinilah peranan pemimpin agar mereka benar-benar

direalisir dalam praktek dan dituntut untuk berbuat

seadil-adilnya.

d. Gaji

Pada umumnya masing-masing pimpinan tidak dapat

menentukansendiri skala gaji yang berlaku dalam unitnya.

Namundemikian masing-masing pimpinan harus mempunyai

kewajiban untuk menilai apabila jabatan-jabatan dibawah

pengawasannya mendapat gaji sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan.

e. Kondisi kerja

Masing –masing pemimpin dapat berperan dalam berbagai

hal agar keadaan bawahannya menjadi lebih baik, misalnya

ruangan khusus bagi unitnya penerangan, perabot, suhu

udara, dan kondisi fisik lainya. Wewenang tersebut memang

tidak sepenuhnya ditantang masing-masing pemimpin namun

(35)

Motivasi dapat ditafsirkan oleh setiap orang sesuai tempat dan

keadaan daripada masing-masing orang tersebut, salah satu diantara

pengguanaan istilah dan konsep motivasi adalah untuk diantara harapan

dengan tujuan. Setiap orang dan organisasi ingin dapat mencapai sesuatu

atau beberapa tujuan dalam kegiatan-kegiatannya satu tujuan biasanya

ditampilkan oleh berbagai tanggapan yang ditentukan lebih lanjut oleh

banyak faktor.

Konsep lain dengan motivasi adalah suatu konsep yang biasanya

diutarakan dengan istilah “needs“ atau kebutuhan dan istilah “incentive

“ atau perangsang. Kedua istilah ini tak ubahnya seperti kedua sisi ini

sebanding dengan hubungan konsep tujuan dan alat untuk mencapai

tujuan. Perangsang atau intensif ini dapat dipandang sebagai alat untuk

memenuhi atau memuaskan kebtuhan.

Menurut Hadari N ( 2000 : 49 ) motivasi adalah suatu kondisi

dimana kondisi tersebut dapat menyebabkan seseorang untuk menyadari

kebutuhannya dan mendorong untuk melakukan suatu kegiatan.

Menurut Kartono ( 2000 170 ) menyebutkan bahwa motivasi

berasal dari kata motives dimana artinya adalah sebab, alasan dasar,

pikiran dasar, gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat, atau ide

pokok yang berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia.

Menurut Hadari N ( 2001 : 61 ) menyebutkan motivasi

ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perubahan

(36)

lain berbentuk pemberian hadia insentif, pujian, paksaan ( sanksi atau

hukuman ) situasi kerja yang menyenangkan merupakan suatu keinginan

untuk menyenangkan orang lain.

2.1.2.5Jenis Motivasi yang Diberikan Karyawan

Menurut Ranupandojo dan Husnan ( 2001 : 194 ) setiap

orang bekerja pada satu perusahaan tentu membawa serangkaian

keinginan yang diharapkan akan dapat terpenuhi oleh perusahaan

tempat bekerja. Meskipun keinginan ini bisa bermacam-macam

namun ada beberapa motivasi yang uumyang diberikan kepada

karyawan yaitu :

a. Gaji atau upah yang baik

gaji bisa dipakai untuk memuaskan kebutuhan psikologis, social

maupun egoitis. Karena itu tidak heran kalau banyak atau bahkan

sebagian besar karyawan menginginkan gaji yang tinggi dari

pekerjaannya.

b. Pekerjaan yang aman secara ekonomis

pekerjaan yang memberikan penghasilan juga merupakan salah satu

dari harapan para karyawan.

c. Rekan kerja yang kompak ( kondisi kerja )

keinginan ini meupakan cermin dari kebutuhan social. Seorang

karyawan mungkin berkeberatan dipromosikan, hanya karena tidak

menginginkan kehilangan rekan kerja yang kompak.

(37)

penghargaan ini berasal dari kebutuhan egoitis yang bisa diwujudkan

dengan pujian hadia dan sebagainya.

e. Pekerjaan yang berarti

keinginan ini merupakan perwujudan dari kebutuhan untuk

berprestasi.

f. Kesempatan untuk maju ( promosi jabatan )

meskipun mungkin tidak semua karyawan ingin dipromosikan (

karena alas an social ) tetapi pada umumnya setiap orang

menginginkan maju dalam kehidupan.

g. Kondisi kerja yang aman nyaman dan menarik

kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman.

Tempat kerja yang nyaman dan menarik sebetulnya lebih merupakan

suatu symbol status.

h. Pimpinan yang adil dan bijaksana

pimpinanyang mampu memberikan rasa aman dan tidak kepada

salah satu pihak yang berat sebelah.

i. Pengarahan dan perintah yang wajar

pengarahan diperlukan untuk menjaga agar pelaksanaan tidak

menyimpang dan perintah yang wajar diperlukan untuk

kebaerhasilan pelaksanaan.

j. Organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat

(38)

2.1.2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Berbicara tentang motivasi bukan merupakan suatu factor yang

terdiri dari. Pasti ada factor lain yang mempengaruhi motivasi tersebut.

Menurut Arep Ishak ( 2003 : 51 ), factor- factor yang mempengaruhi

motivasi kerja karyawan yaitu :

1. Kebutuhan Manusia

Mencakup : Kebutuhan dasar ( ekonomis ), kebutuhan rasa aman (

psikologis ) dan kebutuhan social ( sosiologis ).

2. Kompensasi

Mencakup : Upah, gaji dan bonus.

3. Komunikasi

Mencakup : Hubungan antar manusia, baik hubungan atasan bawahan,

hubungan sesame atasan dan hubungan sesame bawahan.

4. Kepemimpinan

Mencakup : Gaya kepemimpinan dan supervise.

5. Pendidikan dan pelatihan

Mencakup : Pelatihan dan pengembangan serta kebijakan manajemen

dalam mengembangkan karyawan.

2.1.2.7 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Motivasi

Menurut Gozali ( 2000 : 268 )pemberian motivasi kepada para

karyawan merupakan kewajiban pimpinan, agar para karyawan tersebut

dapat lebih meningkatkan volume dan mutu pekerjaan yang menjadi

(39)

berikut agar pemberian motivasi dapat berhasil seperti yang diharapkan

yaitu :

1. Memahami perilaku bawahan

Pimpinan harus dapat memahami perilaku bawahan, artinya seorang

pimpinan dalam tugas keseluruhannya hendaknya dapat

memperhatikan mengamati perilaku masing-masing bawahan.

Dengan memahami perilaku mereka akan lebih memudahkan tugas

yang bersangkutan untuk memberikan motivasi kerja. Dalam kondisi

itu, seorang pimpinan dituntut mengenal orang, karena tidak ada

orang yang memiliki perilaku yang sama.

2. Pemberian motivasi harus mengacu pada orang

Pemberian Motivasi adalah untuk orang atau karyawan secara

pribadi dan bukan untuk pimpinan sendiri. Seorang pimpinan harus

memperilakukan seorang bawahan sebagai bawahan, bukan sebagai

dirinya sendiri yang sudah mempunyai kesadaran yang tinggi untuk

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh sebab itu motivasi harus

dapat mendorong setiap karyawan untuk berperilaku dan berbuat

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan sendiri.

3. Tingkat kebutuhan setiap orang pasti berubah

Tingkat kebutuhan setiap orang tidak ada yang sama. Hal ini

disebabkan adanya kecenderungan, keinginan, perasaan dan harapan

yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya pada saat yang

(40)

4. Harus dapat memberikan keteladanan

Orang tidak menaruh rasa hormat dan simpatik kepada pimpinan

yang janya pandai berkata. Tetapi tidak dapat berbuat seperti apa

yang dikatakannya. Keteladanan merupakan contoh nyata yang dapat

dilihat dilakukan oleh seorang bawahan. Dengan itu keteladanan

seorang pimpinan, bawahan akan dapat termotivasi bagaimana cara

kerja yang baik itu. Jangan harap bawahan akan termotivasi, apabila

seorang pimpinan selalu melakukan hal – hal yang bertentangan

dengan nasihat yang sudah dibicarakan oleh bawahan. Oleh karena

itu dalam memotivasi bawahan, keteladanan ini amat sangat

memegang peranan yang sangat penting.

5. Mampu menggunakan keahlian

Seorang pemimpin dikehendaki dapat menjadi pelopor dala setiap

hal ia tidak saja diharapkan lebih menguasai seluk beluk pekerjaan,

tetapi juga mempunyai kiat sendiri dalam memecahkan masalah,

apalagi masalah yang dihadapi bawahan dalam melaksanakan tugas.

Untuk itu ia dituntut dapat keahliannya dalam :

a. Menciptakan iklim atau suasana kerja yang menyenagkan

b. Memberikan penghargaan dan pujian bagi yang berprestasi dan

membimbing yang belum berprestasi

c. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan para bawahan

d. Memberikan umpan balik tentang hasil pekerjaan

(41)

6. Harus berbuat dan berperilaku realistis

Seorang pimpinan mengetahui bahwa bawahan tidak sama. Karena

itu perlu memberikan tugas yang kira-kira sama dengan kemampuan

mereka masing-masing. Jangan sekali-kali menyampaikan bawahan

itu dapat melakukan tugas apa saja. Dalam memberikan motivasi

bawahan haruslah menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang

logis dan dapat dilaksanakan oleh bawahan.

2.1.2.8 Cara Memotivasi

Pada dasarnya manajemen merupakan orang yang bekerja dengan

bantuan orang lain, oleh karena itu sewajarnya jika manajer berusaha keras

untuk mencari sebab pada pegawainya yang tidak dapat bekerja

sebagaimana mestinya atau ditingkatkan melalui pemenuhan kebutuhan

pegawai baik yang bersifat materiil seperti gaji / upah atau penerimaan

yang lain seperti berbagai macam tunjangan. Pemenuhan kebutuhan dapat

dilakukan dengan melalui pemenuhan cara secara non materiil seperti

perasaan harga diri, kepuasan rohani dan sebagainya.

Nitisemito ( 2001 : 128 ) cara-cara dalam usaha memotivasi para pegawai,

yaitu antara lain :

1) Upah atau gaji yang layak dan adil

Suatu organisasi atau perusahaan hendaknya mengusahakan upah

atau gaji yang adil bagi pegawainya karena dari upah atau gaji tersebut

mereka dapat memenuhi kebutuhan. Dengan demikian perusahaan harus

(42)

Ada kecenderungan bahwa semakin besar upah yang diberikan maka

semakin puas hati pegawai tersebut sehingga dapat diharapkan

bertambah kegairahan atau semangat kerja.

2) Pemberian insentif

Selain besarnya gaji atau upah yang diperhatikan oleh perusahan

untuk mendapatkan hasil kerja memuaskan, maka dapat pula diterapkan

sistem insentif. Dengan sistem insentif ini, penghasilan tambahan bagi

para pegawai sehingga dapat memberikan prestasi sesuai yang

dihasilkan.

3) Untuk dapat meningkatkan harga diri karyawan dapat ditempuh dengan

jalan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi, adanya

perhatian kepada pegawai, misalnya dengan memberikan pujian yang

ikhlas dan tidak berlebihan dimuka umum.

4) Memenuhi kebutuhan rohani

Kebutuhan ini berhubungan dengan agama, kepercayaan, tradisi yang

tertanam kuat dalam hati pegawai.

5) Memenuhi kebutuhan berprestasi

Kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh perusahaan, maka membuat

pegawai atau karyawan merasa diperhatikan atau dihargai, misalnya

dengan sesekali mengajak berunding, memberikan informasi atau

meminta saran-sarannya.

(43)

Menempatkan pekerjaan pada tempat yang tepat adalah

memotivasi pegawai. Dengan demikian manajer harus dapat

menempatkan pegawainya pada tempat yang sesuai dengan minat,

kemampuan dan bakatnya untuk mengurangi kesalahan dalam

penyelesaian pekerjaannya.

7) Menimbulkan rasa aman dimasa depan

Kegairahan semangat kerja akan timbul jika pegawai merasa

bahwa masa depannya dengan bekerja di perusahaan tersebut cukup

baik. Untuk dapat menimbulkan rasa aman dimasa depan maka

perusahaan hendaknya melaksanakan program pensiun bagi pegawai

yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

8) Memperhatikan lingkungan tempat bekerja

Lingkungan bekerja yang menyenangkan juga dapat memotivasi

pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Misalnya mendegarkan

musik yang dapat menyenangkan karyawan, memperhatikan masalah

kebersihan, penerangan, fenstilasi, sarana kamar kecil, tempat parkerja

yang aman dansebagainya.

9) Memberikan kesempatan untuk maju

Cara ini merupakan cara yang efektif. Oleh karena itu manajer

harus mengamati pegawainya yang berprestasi dan menunjukan

loyalitasnya pada perusahaan agar dinaikkan pangkatnya, serta

(44)

menambah ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya

masing-masing.

10) Menciptakan persaingan yang sehat

Dengan adanya persaingan yang sehat, ada kecenderunagn pegawai

akan berlomba untuk giat dan semangat dalam bekerja dari karyawan

atau pegawai lainnya.

2.1.3 Kompensasi

2.1.3.1 Pengertian Kompensasi

Menurut B. Siswanto S. ( 2002 : 181 ) definisi kompensasi adalah

imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para

tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan

tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Menurut Henry Simamora (2003 : 442), meliputi imbalan financial

dan jasa yang tak berwujud serta tunjangan yang diterima oleh para

karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.

Menurut Hadari Nawawi (2001:317),kompensasi merupakan

penghargaan/ganjaran ternyata tidak sekedar berbentuk pemberian

upah/gaji sebagai akibat dari pengangkatannya menjadi tenaga kerja

sebuah organisasi/perusahaan.

Menurut Handoko ( 2001 : 155 ) Kopensasi adalah segala sesuatu

(45)

Menurut Mutiara S. Panggabean ( 2002 : 75 ) kompensasi juga

dapat disebut penghargaan yang dan dapat didefinisikan sebagai setiap

bentuk penghargaaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa

atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Pada umumnya,

kompensasi diberikan untuk :

1. Menarik karyawan yang cakap masuk ke dalam organisasi.

2. Mendorong karyawan untuk berprestasi tinggi.

3. Mempertahankan karyawan yang produktif dan berkualitas agar tetap

setia.

2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Susilo Martono ( 2000 : 127 ) faktor – faktor yang mempengaruhi kompensasi antara lain :

1. Kebenaran dan keadilan

Hal ini menaandung pengertian bahwa pemberian kompensasi kepada

masing – masing karyawan harus sesuai dengan kemampuan,

pendidikan, dan jasa yang telah ditunjukan kepada organisasi atau

perusahaan.

2. Serikat karyawan

Merupakan “simbol kekuatan” karyawan dalam menuntut perbaikan

nasib, yang perlu mendapat perhatian atau perlu diperhitungan oleh

(46)

3. Produktivitas Kerja

Merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian atas prestasi kerja

karja karyawan. Sedangkan prestasi kerja karyawan merupakan faktor

yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.

4. Biaya Hidup

Penyesuaian besarnya kompensasi, terutama yang berupa gaji atau

upah dengan biaya hidup karyawan beserta keluarga sehari – hari,

harus mendapatkan perhatian pimpinan organisasi.

5. Pemerintah

Pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak sewenang-wenang

pimpinan organisasi ataupun perusahaan, dalam pemberian balas

karyawan. Karena itu pemerintah juga ikut menentukan upah

minimum ataupun jumlah jam kerja karyawan, baik karyawan pria

maupun wanita, dewasa ataupun anak-anak pada batas umur tertentu.

1. Dana Organisasi

Kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan kompensasi baik

berupa finansial maupun non finansial amat tergantung pada dana yang

(47)

2.1.3.3 Jenis – Jenis Kompensasi

Menurut Hadari Nawawi ( 2006 : 316 ) bahwa jenis-jenis

kompensasi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

1. Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung adalah penghargaan yang disebut gaji

atau upah yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang

tetap.kompensasi langsung dapat berupa upah atau gaji.

Menurut Achmad S. Ruky ( 2009 : 7 ), mendifisikan upah

merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan,

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang diterapkan menurut

suatu persetujuan atau peraturan perundang- undangan dan dibayar

atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha (pemberi kerja ) dan

pekerja termasuk tinjangan baik untuk pekerja sendiri maupun

keluarganya.

Menurut Viethzal Rivai ( 2004 : 360 ), upah adalah imbalan

finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam

kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang

diberikan. Jadi ,tidak seperti gaji yang jumlahnya relative tetap,

besarnya upah tidak berubah – ubah tergantung pada keluarganya

(48)

Menurut Mutiara S. Panggabean ( 2002 : 77 ), gaji adalah

imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,

seperti gaji tahunan, caturwulan, bulanan, atau mingguan.

2. Kompensasi Tidak Langsung

Menurut Hadari Nawawi ( 2006 : 316 ), Kompensasi tidak

langsung adalah pemberian bagian keuntungan atau manfaat lainnya

bagi para pekerja di luar gaji atau upah , dapat berupa atau barang.

3. Insentif

Menurut Veithzal Rivai ( 2004 : 360 ), insentif merupakan

imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya

melebihi standar yang merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar

upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut

dengan kompensasi berdasarkan kinerja.

Menurut Henry Simamora ( 2003 : 445 ), insentif adalah

tambahan kompensasi diatas atau upah yang diberikan oleh organisasi

atau perusahaan. Program insentif disesuaikan dengan memberikan

bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan,

atau upaya pemangsa biaya.Tujuan utama program insentif adalah

untuk mendorng dan mengimbali produktivitas karyawan dan

(49)

Menurut Sadili Samsudin ( 2006 : 194 ), insentif merupakan

penentuan upah atau gaji bagi jabatan tertentu diperlukan evaluasi

jabatan. Adapun pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan

upah atau gaji yang berbeda, bukan didasarkan pada evaluasi jabatan,

namun karena adanya perbedaan prestasi kerja.

2.1.3.4 Fungsi dan tujuan Pemberian Kompensasi

Menurut Susilo Martoyo (2000:129) Fungsi pemberian

kompensasi adalah sebagai berikut :

1. Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien.

Menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik

pada karyawan yang berprestasi baik, akan mendorong para karyawan

untuk bekerja dengan lebih baik kearah pekerjaan-pekerjaan yang lebih

berproduktif.

2. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif.

Dengan pemberian kompensasi yang tinggi kepada seorang

karyawan mengandung implikasi bahwa organisasi akan menggunakan

tenaga kerja dengan seefisien mungkin. Dengan cara demikian,

Organisasi yang bersangkutan atas memperoleh manfaat dan/atau

(50)

3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai akibat alokasi penggunaan sumber daya manusia dalam

organisasi yang bersangkutan secara efisien dan efektif, dapat

diharapkan bahwa sistem pemberian kompensasi tersebut dapat

membantu stabilisasi organisasi, dan secara tidak langsung ikut andil

dalam mendorong stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi Negara secara

keseluruhan.

Sedangkan tujuan pemberian kompensasi dalam suatu organisasi

antara lain :

1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Karyawan menerima kompensasi berupa upah/gaji maupun

dalam bentuk lainnya yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain kebutuhan ekonominya.

Dengan adanya kepastian menerima upah atau gaji secara periodic,

berarti adanya jaminan “economy security” beserta keluarga yang

menjadi tanggungannya.

2. Pengkaitan kompensasi dengan produktivitas kerja.

Pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong

karyawan bekerja dengan makin produktif. Dengan produktivitas

kerja yang tinggi, ongkos karyawan per unit/produksi bahkan

(51)

3. Pengkaitan kompensasi dengan sukses perusahaan.

Pemberian kompensasi yang tinggi hanya kemungkinan saja

apabila pendapatan perusahaan yang diunakan itu makin besar.

4. Pengkaitan antara keseimbangan keadilan pemberian kompensasi.

Pemberian kompensasi yang tinggi harus dihubungkan dengan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh karyawan yang bersangkutan

pada jabatan dan kompensasi yang tinggi tersebut. Sehingga ada

keseimbangan antara input (syarat-syarat) dan output (tingginya

kompensasi yang diberikan).

2.1.3.5 Tantangan dalam Menetapkan Kompensasi

Menurut S. Panggabean (2002:83) metode penetapan gaji

serasional apapun akan menghadapi tantangan-tantangan antara lain:

1. Standar gaji yang berlaku umum.

Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab

oleh desakan pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi

lowongannya).

2. Kekuatan serikat buruh.

Serikat buruh bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam suatu

perusahaan, yang memaksa perusahaan untuk memberikan upah atau

(52)

3. Pemerintah

Pemerintah mempunyai kekuasaan yang besar dalam mengatur

perusahaan-perusahaan. Pemerintah dapat menentukan tarif upah

minimum,jam kerja standar, dan tunjangan yang tidak boleh tidak

boleh dipatuhi oleh perusahaan, dimana bisa terjadi upah minimum

para pekerja melebihi yang ditentukan oleh evaluasi jabatan.

4. Produktivitas

Perusahaan harus memperoleh laba agar bisa tetap

hidup.Sebaliknya juga pegawai tidak akan digaji lebih daripada

kontribusi yang diberikan kepada perusahaan(digaji sesuai

produktivitas mereka).

5. Kebijaksanaan gaji dan upah

Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan berbeda-beda,

Sehingga karyawan harus mengadakan penyesuaian terhadap gaji yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki kebijaksanaan

umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai

yang tergabung dalam serikat kerja.

(53)

Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan

yang berkaitan dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah minimum

regional, upah lembur, pembatasan usia kerja.

7. Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama

Masalah penting dalam menajemen kompensasi dengan

kesempatan yang sama adalah” comparable worth “(nilai yang

sebanding). Setiap jabatan yang mempunyai nilai yang sama berarti

pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama.

2.1.3.6 Tujuan Sistem Kompensasi

Tujuan utama pemberian kompensasi menurut Effendi Tua

Marihot ( 2002 : 245) adalah untuk menarik pegawai yang berkualitas,

mempertahankan pegawai, memotivasi kinerja, membangun komitmen

karyawan, dan satu hal yang sering terlupakan adalah mendorng

peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam upaya

meningkatkan kompetisi orgasasi secara keseluruhan, sehingga

kompensasi dapat juga dilihat sebagai salah satu aspek pengembangan

sumber daya manusia.

Menurut Sjafi Mangkuprawira ( 2002 : 197 ) tujuan manajemen

kompensasi adalah mengutip pernyataan dari Keith Davis dan Werther W.

B. antara lain :

(54)

Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk member

daya tarik kepada pelamar. Tingkat pembayaran harus responsive

terhadap suplai dan permintaan pasar karena para pengusaha

berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.

2. Mempertahankan Karyawan yang ada.

Para karyawan dapat keluar jika besarnya kompensasi tidak

kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan pertukaran karyawan yang

semakin tinggi.

3. Menjamin Keadilan.

Manajemen kompensasi berupaya keras agar keadilan interna dan

eksternal terwujud. Keadilan internal mengisyaratkan bahwa pembayaran

dikaitkan dengan nilai relative sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang

sama dibayar dengan besaran yang sama.

4. Penghargaan terhadap Perilaku yang diinginkan.

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan

dan bertidak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,

rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman,

tanggung jawab dan perilaku – perilaku lainnya.

5. Mengendalikan Biaya.

Sistem kompensasi yang rasional membantu untuk memperoleh

(55)

manajemen kompensasi yang efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah

atau diatas standar.

6. Mengikuti Aturan Hukum.

Sistem gaji dan upah yang sehat mempertibangkan faktor – faktor

legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan

karyawan.

7. Memfasilitas Pengertian.

Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah

dipahami oleh spesialis sumber daya manusia, manajer operasi, dan para

karyawan.

8. Meningkatkan Efisiensi Administrasi.

Progam pengupahan dan pengajian handaknya dirancang untuk

dapat dikelola dengan efisiensi, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai

pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan – tujuan ini.

 

2.1.4 Komunikasi

2.1.4.1Pengertian Komunikasi

Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa definisi komunikasi

yang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan

komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka mamandangnya. Definisi yang

dimaksud dikutip oleh Arni Muhammad ( 2004 : 2 – 3 ) dari beberapa

(56)

Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “ communication

“ ). Secara etimologi atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin “

communicatus “, dan perkataan ini bersumber pada kata “ communis “.

Dalam kata communis ini memiliki makna “ berbagi “ atau “ menjadi milik

bersama “ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau

kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pad adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi

dalam pengertian ini terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu

merujuk pada pengertian Ruben dan Steward ( 1998 : 16 ) mengenai

komunikasi manusia yaitu : komunikasi manusia adalah proses yang

melibatkan individu- individu dalam suatu hubungan, kelompok,

organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pean untuk

beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan ( ide, gagasan

) dari satu pihak kepasa pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi

diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan

menggunakan kata- kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang

dapat dipahami oleh pihak lain.

Selain itu dalam kehidupan sehari- hari, komunikasi yang bik

sangat penting untuk berinteraksi antar personal maupun antar masyarakat

(57)

masyarakat. Dalam hubungan bilateral antar negara diperlukan juga

komunikasi yang baik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik

dan lancar.

Berdasarkan dari definisi diatas, maka penulis mengartikan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan ( ide, gagasan ) dari satu

pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara

keduanya.

2.1.4.2Konteks- Konteks Komunikasi

Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi intrapribadi ( intrapersonal communication ) yaitu

komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses

pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.

2. Komunikasi antarpribadi ( interpersonal communication ) yaitu

kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain

dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada

tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang

memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah

perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama

pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.

3. Komunikasi kelompok ( group communication ) yaitu komunikasi

yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael

Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja ( 1994 ), memberi

(58)

atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang

dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau

pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan

karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

4. Komunikasi organisasi ( organization communication ) yaitu

pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam

kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi ( Wiryanto,

2005 : 52 ).

5. Komunikasi massa ( mass communication ), komuikasi dapat

didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada

sejumlah audien yang tersebar, heterogen dan anomin melalui media

massa cetak serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana ( 2005 : 74 ) juga

menambahkan konteks komunikasi public adalah komunikasi antara

seorang pembicara dengan sejumlah besar orang. Yang tidak bisa

dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,

ceramah atau kuliah ( umum ). Beberapa pakar komunikasi

menggunakan istilah komunikasi besar ( large group communication )

untuk komunikasi ini.

2.1.4.3Bentuk Komunikasi

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang- orang yang

menduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang- orang ini saling

terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang

(59)

Bila pesan mengalir resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi

organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan

komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah

ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk

utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti

garis komunikasi yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu (

Muhammad, 2004 : 107 – 108 )

1) “ Down ward communication “ atau komunikasi kepada

bawahan

2) “ Upward communication “ atau komunikasi kepada atasan

3) “ Horizontal communication “ atau komunikasi horizontal

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan masing- masing bentuk utama

dari arus pesan yang selanjutnya digunakan sebagai indicator dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Komunikasi ke bawah

Menurut Lewis dalam Muhammad ( 2004 : 108 – 109 ) komunikasi ke

bawah adalah untuk menyampaikan tujuan untuk merubah sikap,

membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang

timbul karena salah informasi dan mempersiapkan anggota organisasi

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima

(60)

a. Intruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada

bawahan mengenai apa yang diharapkan mereka dan

bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi seperti

perintah langsung, deskripsitugas, prosedur manual, program

latihan tertentu, alat- alat Bantu melihat dan mendengar yang

berisi pesan- pesan tugas.

b. Rasional adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan

aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas

lain dalam organisasi.

c. Ideologi adalah merupakan perliasan dari pesan rasional.

Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas

dan kaitannya dengan perspektif organisasi, sedangkan pada

pesan idiologi sebaliknya mencari songkongan dan antusias

dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral

dan motivasi.

d. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan

dengan praktik- praktik organisasi, keuntungan, kebiasaan

dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan

rasional.

e. Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Jumlah Seluruh  Karyawan
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Garam (Persero )
Tabel 4.1 Hasil kuesioner variabel kompensasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana besar yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan ditentukan oleh besar kecilnya produktivitas kerja yang diterima karyawan selama bekerja di perusahaan

Hasil ini juga menunjukkan bahwa faktor pendidikan memiliki pengaruh yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja karyawan bagian personalia pada PT.. (Persero) Pelabuhan Indonesia

upah yang diberikan oleh perusahaan di rasa sudah sesuai dengan jasa atau.. pengorbanan yang diberikan maka karyawan akan tetap bekerja dan lebih

Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan (pada Divisi Produksi PT. Kutai Timber Indonesia,.. Probolinggo,

Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan kepuasan dalam melakukan system penggajian, PT Bank XYZ (Persero) Tbk di Area Tegal hendaknya

Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan kepuasan dalam melakukan system penggajian, PT Bank XYZ (Persero) Tbk di Area Tegal hendaknya

PENGARUH MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PT SINAR..

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini hipotesisnya “Diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT Agrita Sari Prima