• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Sosial Pemerintah dalam Pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo

KOMUNIKASI SOSIAL PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPADA KELOMPOK

3. Komunikasi Sosial Pemerintah dalam Pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo

Proses komunikasi yang dibangun oleh pemerintah pada awalnya menggunakan pendekatan person to person. Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Kulon Progo yang menjabat saat itu pada tahun 2011 sampai 2012 terjun langsung dalam melakukan komunikasi kepada tokoh-tokoh warga.

Kemudian setelah IPL turun, pada saat pemerintah melakukan proses komunikasi lagi kepada warga dengan mengadakan sebuah sosialisasi dan konsultasi publik yang melibatkan warga yang terdampak. Dalam proses konsultasi tersebut, menghasilkan 80 sekian persen warga mendukung dan sepakat dengan adanya Bandara Kulon Progo. Dengan hasil yang mayoritas

Komunikasi Sosial Pemerintah...

mendukung dan sepakat, maka Gubernur Yogyakarta mengeluarkan IPL untuk pembebasan lahan.

Pemerintah melakukan komunikasi lanjutan dengan warga secara langsung dengan mengadakan konsultasi publik dengan cara mengumpulkan warga di tiap desa. Dalam konsultasi tersebut pemerintah juga mengumpulkan dokumen-dokumen dan arsip yang di fotokopi.

Setelah Satgas yang dibentuk oleh BPN menjalankan tugasnya dan tim dari Apprecial Independent sudah melakukan pengukuran nilai tanah dan bangunan, pemerintah mengadakn musyawarah kembali kepada warga untuk membahas bentuk ganti rugi. Yang mana nanti di masyawarah tersebut pemerintah menjelaskan tentang nilai ganti rugi kepada masyarakat terdampak.

Pada tahap pembayaran ganti rugi, pemerintah yang sedang melakukan proses komunikasi mendapatkan informasi tentang PPH/wajib pajak kepada warga yang dibeli tanahnya. Warga diwajibkan untuk membayar PPH tersebut. Hal itu tentu menimbulkan protes dari warga, karena mereka merasa tidak menjual tanahnya. Kemudian untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah melakukan perubahan PP yang akhirnya setelah mendapatkan persetujuan oleh Presiden dikeluarkanlah PP 34 tahun 2016 tentang PPH yang intinya warga tidak harus membayar PPH karena tanah tersebut akan dipergunakan untuk kepentingan umum yang membuat warga sepakat dan menerima sesuai dengan hasil penghitungan lembaga independen di tahun 2016 akhir.

Setelah pembayaran ganti rugi dilakukan kepada warga yang sepakat, kelompok WTT yang diketuai oleh Keling Martono melakukan komunikasi dengan pemerintah dengan mendatangi Sekda dan membuat surat untuk meminta dilakukan pengukuran ulang kepada dirinya dan warga yang awalnya menolak dan sekarang sepakat dengan berdirinya bandara. Namun karena di dalam UU nomor 22 tahun 2012 tentang pembebasan lahan untuk kepentingan umum itu ada batasan waktu, sehingga membuat sulit memproses surat tersebut. Akhirnya Pemda berkoordinasi dengan Menteri Perekonomian sehingga di sepakati untuk pengukuran bagi warga yang masuk dalam anggota WTT.

Pemerintah melakukan proses komunikasi lagi ketika waktu pengukuran ulang tanah kepada warga yang awalnya menolak. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengirimkan Gino (Kepala Bidang Dinas

Pertanahan dan Tata Ruang) untuk melakukan pendekatan secara langsung terhadap warga dengan cara mendatangi lokasi pengukuran dan bertemu dengan warga kelompok WTT yang tetap menolak menjual tanahnya.

Komunikasi yang dijalin pemerintah Kulon Progo dan warga awalnya berjalan baik, strategi yang di terapkan oleh pemerintah adalah dengan menggandeng tokoh-tokoh yang berpengaruh di sana. Tetapi, pada waktu itu warga yang menolak sangat banyak. Setelah tahu banyaknya warga yang menolak, pemerintah tetap menggunakan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat disana terutama dengan Purwinto dan (alm) Parwanto.

Mereka adalah tokoh dari warga yang didatangi oleh pemerintah dan mengundangnya secara langsung ke dinas untuk diberikan penjelasan tentang berdirinya bandara untuk kepentingan umum dan juga diminta untuk tidak memprovokasi warga yang lain. Pada proses tersebut menghasilkan persetujuan oleh kedua tokoh tersebut. Namun ternyata setelah beberapa waktu semakin banyak warga yang menolak dan puncaknya pada saat terbentuknya master plan bandara, kelompok masyarakat yang menolak membentuk sebuah kelompok masyarakat yang diberi nama Wahana Tri Tunggal (WTT) pada tahun 2013. Setelah pergantian Sekda Kulon Progo oleh Atungkoro, pemerintah Kulon Progo melakukan pendekatan lagi dengan cara mendatangi warga untuk menjalin komunikasi persuasif agar warga dapat menerima berdirinya bandara. Dengan berbagai alasan, sebagian warga tetap menolak berdirinya bandara tersebut sampai bahkan masyarakat yang menolak diundang oleh pemerintah untuk bertemu langsung dengan Bupati Kulon Progo untuk bisa menyampaikan aspirasinya.

Melakukan pendekatan dan komunikasi secara langsung kepada masyarakat adalah langkah pemerintah untuk membuat masyarakat dapat sepakat secara sadar sendirinya dan untuk mencegah adanya konflik yang ditakutkan akan terjadi ketika pemerintah menggunakan aparat.

Dalam melakukan konsultasi publik di hadiri oleh tim yang dibentuk oleh gubernur, Pemda Kabupaten Kulon Progo, BPN dan pihak dari Angkasa pura. Pemerintah Daerah Kulon Progo berada di barisan terdepan dalam membuka komunikasi dengan warga. Pemerintah Kulon Progo menyampaikan pengantar pada konsultasi publik tersebut dan kemudian untuk pembahasan pembebasan lahan dilakukan oleh perwakilan dari BPN.

Komunikasi Sosial Pemerintah...

Konsultasi publik yang dilakukan pemerintah hanya 1 kali kepada warga yang sepakat. Namun, untuk warga yang menolak tetap diundang kembali untuk melakukan konsultasi publik. Untuk yang sepakat pada konsultasi publik, langsung menulis di form untuk setuju dan yang tidak setuju harus menyertakan alasannya dan di kemudian hari diundang kembali untuk konsultasi publik lagi.

Gambar. 4.1.

Konsultasi Publik Pada Tanggal 16 Seprember 2017 Sumber: Dokumentasi PT Angkasa Pura 1

Penilaian keberhasilan dari sebuah komunikasi tidak dapat dirasakan secara langsung. Melakukan komunikasi dengan orang yang tidak sepakat dengan apa yang dikomunikasikan akan membuat pesan tesebut sulit tersampaikan karena akan menimbulkan persepsi ketidak percayaan dari

pihak yang kontra. Semua yang dilakukan pemerintah melalui pendekatan-pendekatanya kepada warga membutuhkan proses yang panjang. Sampai akhirnya ketika pembayaran ganti rugi kepada warga yang sepakat turun, warga yang awalnya kontra mulai percaya dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah tentang nilai tanah.

KESIMPULAN

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai Komunikasi Sosial Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi sosial yang dijalankan pemerintah cukup efektif untuk mengurangi jumlah masyarakat yang resisten terhadap rencana pembangunan bandara baru di Kulon Progo. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya jumlah warga yang masih menolak, yakni hanya tinggal 1% saja. Komunikasi sosial tersebut, berhasil karena pemerintah menggunakan berbagai pendekatan komunikasi kepada masyarakat baik cara formal,dan non formal, seperti: berdikusi, konsultasi publik, makan bersama, memberikan berbagai pelatihan, dan sebagainya.

2. Belom optimalnya proses pemberian ganti rugi, dan relokasi rumah.

Masalah tempat tinggal dan bagaimana hidup ke depannya, tentu menjadi persoalan utama bagi masyarakat setelah mereka kehilangan rumahnya. Dari data yang peneliti peroleh, tidak sedikit warga yang merasa bahwa proses pembayaran banyak mengalami hambatan. Hal ini tentu menjadi sebuah catatan yang perlu diperhatikan pemerinyah.

3. Telah adanya media-media komunikasi yang digunakan pemerintah dalam proses komunikasi sosial pembangunan bandara baru di Kulon Progo ini, seperti: adanya media center yang berlokasi di Dinas Kominfo Pemkab Kulon Progo, adanya peran humas dari Pemkab Kulon Progo sendiri, media-media sosial milik PT Angkasa Pura 1, maupun media-media luar ruang yang ditempatkan di beberapa titik pembangunan bandara baru.

4. Adanya harapan dari masyarakat, supaya pemerintah juga memperhatikan bagaimana asas keberlangsungan hidup mereka.

Bukan hanya persoalan uang ganti rugi dan relokasi yang sudah dilakukan, namun agar bagaimana uang tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik untuk keberlangsungan hidup mereka ke depan.

Komunikasi Sosial Pemerintah...

DAFTAR PUSTAKA

Cutlip, Scoot M, dkk. (2009). Effective Public Relations-Edisi Kesembilan.

Jakarta: Kencana.

Fashol, Ralph. (1984). The Sociolinguistics of Society. Oxford: Basil Blackwell.

Fisher, Ludin, J, Williams, S., Abdi. D.I., Smith R., dan Williams, S. (2001).

Mengelola Konflik:Ketrampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Jakarta:

The British Council, Indonesia.

Grunig, James E. & Hunt, Todd. (1992). Managing Public Relations. USA:

Holt, Renehart & Winston, Inc.

Lattimore, Otis Baskin, dkk. (2010). Public Relations-Professional and Practise. London: Mc Graw Hill.

Mulyana, Deddy. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosdakarya.

Newsome, Douh. Judy V Turk & Dean Kruckerberg. (2000). This is PR: The Realities of Public Relations, Edition 7. Wadworth Thomson Learning.

Partao, Zainal Abidi. (2007). Teknik Lobi dan Diplomasi-Untuk Insan Public Relations. Jakarta: Indeks.

Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P. (2006). Communication and Human Behaviour. USA: Alyn and Bacon.

Sendjaya, Sasa Djuarsa. (2007). Teori Komunikasi. Jakarta:Universitas Terbuka

Santoso, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta:Bumi Aksara.

Soemirat, Soleh dkk. (2008). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Suranto. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarmudji, Tarsih. (2000). Kiat Melobi, Suatu Pendekatan Non Formal.

Yogyakarta:Liberty.

Proceeding

Baryadi, I. Praptomo. (2009). Perilaku Berbahasa yang Tidak Sopan dan Dampaknya bagi Pendidikan Karakter. Prosiding Seminar Nasional

‘Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter”. ISBN: 978-979-636-156-4.

Jurnal

Ihsan, M. (2011). Perilaku Berbahasa di Pondok Pesantren Adlaniyah Kabupaten Pasaman Barat. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora.

Volume 2, Nomor 2. Halaman 25-38. FIB Universitas Andalas. ISSN 2098-8746.

Website

http://bandaraonline.com/airport/ijin-prinsip-pembangunan-bandara-kulonprogo-sudah-turun

http://jogja.tribunnews.com/2014/09/23/sultan-diminta-turun-langsung-membujuk-warga-temon

http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2016/01/04/355721/

pembangunan-bandara-kulon-progo-mulai-mei-2016 https://wahanatritunggal.wordpress.com/

MEMPERCAKAPKAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA