• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Laissez-faire atau toleran

2.3.2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

- - - - - - - -Sumber: Suciati (2015)

2.3.2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Bahasa Verbal maupun Non verbal sebagai bentuk pesan yang digunakan oleh manusia untuk mengadakan kontak dengan realitas lingkungannya mempunyai persamaan yaitu:

1. Menggunakan sistem lambang atau simbol

2. Merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh individu manusia

3. Orang lain juga memberikan arti pada simbol yang dihasilkan tadi. 2.3.2.1 Komunikasi Verbal

Pesan Verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan, komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan

informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar (Hardjana,2003: 22).

Komunikasi Verbal terkait dengan pemakaian simbol-simbol bahasa yang berupa kata atau rangkaian kata yang mengandung makna tertentu. Makna kata tidak semua terletak pada kata itu sendiri, melainkan ada pada diri manusia.

Bahasa memungkinkan kita untuk berfikir secara abstrak, kualitas bahasa juga memungkinkan kita untuk berpikir tentang konsep-konsep abstrak seperti keadilan, integritas, dan kehidupan keluarga yang sehat. Kita menggunakan konsep luas untuk mengatasi memasuki dunia pemikiran konseptual, karena kita berpikir abstrak, kita tidak harus mempertimbangkan setiap objek yang spesifik dan pengalaman individual. Bahasa adalah stereotipe kemampuan kita untuk mendistorsi pemikiran dan merupakan sebuah institusi sosial yang dirancang, dimodifikasi dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kultur atau subkultur yang terus menerus berubah.

2.3.2.2 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata. Ini meliputi tidak hanya gerakan dan bahasa tubuh, tetapi juga bagaimana kita mengucapkan kata-kata. infleksi, jeda, nada, volume dan aksen. Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakankata-kata Contoh dari komunikasi nonverbal ialah

simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun non verbal. Tubuh merupakan sumber utama pesan non verbal, Pesan–pesan ini dikomunikasikan dengan penampilan umum , warna kulit, pakaian, gerakan tubuh, postur, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan dan parabahasa (Samovar,2010:339). Adapun jenis jenis perilaku Non Verbal adalah:

1.penampilan (Objection)

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian rapi cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

2.Gerakan Badan (Kinesics)

untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.

3.Persepsi indera (Sensorics)

Sensorik adalah adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi non verbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggamtangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

4.penggunaan ruang dan jarak (Proxemics)

Proxemics adalah tata bahasa ruang, yaitu jarak yang anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :

1 Jarak intim

Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.

2 Jarak personal

Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang

berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.

3 Jarak sosial

Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.

4 Jarak publik

Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga 5.Sikap terhadap waktu (Chronomics)

Chronomics adalah adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi non verbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu.

6.Parabahasa

Parabahasa adalah atauparalanguageadalah unsur non verbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebutparalinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain

itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari

Dokumen terkait