• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PEMANTAUAN

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

1. Komunitas mangrove

Berdasarkan hasil analisis kuiantitatif komunitas mangrove sebagaimana disampai di atas sebagai komponen flora yang terkena damapak operasional PLTG Gilimanuk diasumsikan kondisi kuantitaifnya masih sama karena tidak terpantau ada perubahan tegakan. Struktur komunitas tidak terjadi dominasi oleh satu-dua jenis mangrove, hampir merata. Nilai ini menunjukkan tingkat penyebaran vegetasi cukup merata, sedangkan tingkat kepadatan jenis yang hidup dalam suatu habitat tersebut cukup padat, dengan frekuensi dan kepadatan relatif lebih besar oleh 4 jenis flora dengan nilai penting tinggi (INP > 20%) masing-masing: Bakau merah (Rhyzophora

apiculata , INP = 84,936%), bakau putih (Rhizophora styllosa, INP :

62,255 % ), Prapat (Sonneratia caseolaris INP = 20,854% ) dan tengar ( Ceriops tagal, INP = 20,068 %.).

2. Komunitas Plankton

Hasil analisis komunitas plankton di perairan Teluk Gilimanuk sekitar pembuangan limbah STP operasional PLTG Gilimanuk, selama periode pemantauan Mei Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton yaitu sebanyak

27-18 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan tersebut masih cukup baik mendukung

perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan perairan pantai tersebut.

Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu

berkisar antara 2610-2820 individu per liter. Nilai ini termasuk kelimpahan tinggi.

 Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener; nilainya tergolong tinggi yaitu 4,7272-4,7760 bit (lebih besar dari nilai 3 bit). Nilai ini memberikan indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di perairan Teluk Gilimanuk sekitar pembuangan STP PLTG Gilimanuk. Nilai keanekaragaman jenis dua stasiun relatif tidak berbeda secara nyata (non-significant).

 Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75

poin, yaitu 0,9929-0,9943 yang berarti komunitas plankton mempunyai keseimbangan dengan keseragaman jenis sangat tinggi.

 Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1

poin, yaitu 0,0375-0,0384 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan lingkungan fisik-kimia atau biologis.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas plankton di perairan Teluk Gilimanuk sekitar pembuangan limbah STP PLTG Gilimanuk sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang baik atau

tidak terpantau adanya dampak negatip yang nyata pada komunitas

plankton. Sifat-sifat dampak adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif

dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; dievaluasi bahwa tidak terpantau adanya dampak genatip yang terjadi secara nyata mempengaruhi

pri-kehidupan komunitas plankton sebagai indicator biologis, apalagi menyebabkan dampak yang tergolong besar dan penting.

 Karena sudah dilakukan pengelolaan Limbah dengan sewarage

treatment Plan (STP) dengan pendekatan fisik dalam rangka proteksi, mitigasi sehingga dampak gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan tersebut masih mampu ditoleransi oleh kehidupan plankton.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif dengan hasil pemantauan tahun sebelumnya bahwa :

secara relatif tidak nampak adanya kecendrungan (trend) terjadinya perubahan menjolok, baik peningkatan (increase), maupun penurunan (decrease) pada struktur komunitas plankton.

Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau

kematian massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar dan oli pada bentang perairan yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).

Evaluasi Pentaatan : berdasarkan pengamatan secara visual bahwa

pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang ditetapkan, terutama pengolahan limbah PLTG. Kontrol sistem penyaluran, pergantian dan perbaikan fasilitas pendukung kegiatan STP masih perlu dilakukan karena di kawasan mangrove sudah terpantau adanya lapisan minyak (limbah mengandung minyak) yang dikhawatirkan akan menyebar-meluas ke wilayah lebih dalam pada habitat komunitas plankton sehingga berdampak negatip penting pada pri-kehidupan komunitas plankton di perairan teluk Gilimanuk.

3. Komunitas Makrozoobenthos.

Struktur komunitas makrozoobenthos di Perairan Hutan Mangrove Perairan teluk Gilimanuk sekitar pembuangan STP PLTG Gilimanuk dengan karakter sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos yaitu

sebanyak 12-14 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan tersebut masih baik mendukung perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi pencemaran perairan.

Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong rendah

yaitu berkisar antara 170-195 individu per area sapuan. Kelimpahan

antar stasiun tidak berbeda secara signifikan.

 Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata

antar stasiun yaitu berkisar 3,28936- 3,66341 bit, nilai ini mengindikasikan bahwa prikehidupan makrozoobenthos di perairan tersebut masih baik atau dampak limpasan limbah mengandung minyak masih mampu ditolerir oleh kehidupan dan perkembang biakan makrozoobenthos.

 Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,91752-

0,91752 bit. Nilai juga hampir merata antar stasiun.

 Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu

0,10381-0,11606. Nilai ini artinya tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos di perairan tersebut adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan

makrozoobenthos seperti di atas; terpantau adanya dampak yang terjadi, akan tetapi bukan dampak yang tergolong besar dan negatip penting yang disebabkan oleh pembuangan hasil pengolahan limbah di STP PLTG Gilimanuk. Walapun sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai, akan tetapi hasil pemantauan lapangan didapatkan hasilnya belum maksimum karena kontaminasi minyak terpantau di lapangan.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif dengan hasil-hasil pemantauan sebelumnya didapatkan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species richness), kelimpahan (abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman (equitability), dan dominanasi jenis; tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh operasional PLG.

Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas

makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya

akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak yang menyebabkan gangguan dan kematian massal biota benthos).

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan

analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan lingkungan, akan tetapi kerja sistem STP dan kinerja pengelola masih sangat perlu ditingkatkan sehingga tidak terjadi kontaminasi minyak di perairan khususnya hutan mangrove yang merupakan habitat makrozoobenthos..

Dokumen terkait