• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Pembahasan

3. Kondisi Akhir di MI Nurul Islam 1 Wonokerto

Peneliti melakukan penelitian di MI Nurul Islam 1 Wonokerto menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Diharapkan dengan penggunaan metode inkuiri pembelajaran di MI Nurul Islam 1 Wonokerto dapat lebih bervariasi dan juga dapat meningkatkan prestasi beelajar khususnya mata pelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator. Pada pelaksanaan siklus I dengan menggunakan metode inkuiri siswa yang tuntas mencapai KKM lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas mencapai KKM. KKM yang ditetapkan oleh MI Nurul Islam 1 Wonokerto 75% untuk KKM ideal/nasional dan individual serta 85% untuk KKM kelas. Siswa yang tuntas mencapai KKM pada siklus I hanya 11 siswa (44%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 14 orang (56%). Kondisi tersebut, ternyata dipengaruhi oleh siswa masih belum menguasai metode yang diterapkan karena metode inkuiri tergolong

cvi

pengalaman belajar yang baru bagi siswa sehingga siswa masih merasa bingung terhadap jalannya pembelajaran. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran juga terdapat hambatan yang mempengaruhi presasi belajar siswa. Misalnya: siswa mengganggu teman lain, siswa berbicara sendiri, siswa bermain dengan alat pembelajaran. Sehingga pelaksanaan siklus I terdapat banyak hambatan dan banya bahan yang dijadikan sebagai bahan refleksi bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2014. Siklus II dilaksanakan dengan siswa dibuat berkelompok, supaya siswa dapatsaling bertukar pikiran dan saling berdiskusi untuk melakukan pengumpulan data. Hasilnya pelaksanaan siklus II dapat berjalan sangat baik dan pembelajaran dapat berjalan lebih kondusif dari pada pelaksanaan siklus I. Prestasi belajar pada pelaksanaan siklus II meningkat dengan cukup signifikan. Siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 21 siswa (84%) dan siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 4 siswa (16%). Hasil tersebut didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif serta pada pelaksanaan siklus II siswa sudah terbiasa belajar dengan metode inkuiri sehingga siswa tidak bingung seperti pada waktu pelaksanaan siklus I. Walaupun tingkat kelulusan siswa mencapai 84%, tingkat pencapaian KKM kelas belum tercapai. Standar minimum ketercapaian KKM kelas sebesar 85%, sehingga 84% kelulusan kelas belum dapat terpenuhi karena masih kurang 1%. Walaupun belum dapat memenuhi tingkat pencapaian

cvii

KKM kelas, tetapi pelaksanaan siklus II sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dari segi prestasi belajar, kegiatan pembelajaran, dan pemahan siswa terhadapat penggunaan metode inkuiri.

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2014. Pada siklus ini siswa diajak ke salah satu rumah warga yang berada disekitar lingkungan sekolah untuk melakukan pengamatan tentang peralatan rumah tangga yang menggunaka prinsip konduktor dan isolator. Kegiatan pembelajaranpun berjalam semakin kondusif. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran mulai bertanya dan berdiskusi dengan teman serta dari raut muka yang terpancar dari siswa mereka sangat gembira mangikuti pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan siklus III berjalan semakin baik, prestasi belajar siswa juga meningkat, yang pada siklus II mencapai 84% kali ini siswa yang mencapai KKM menjadi 100%. Sehingga semua siswa tuntas mencapai KKM. Hal tersebut berarti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di MI Nurul Islam 1 Wonokerto telah berhasil (tuntas). Walaupun demikian bukan berarti pelaksanaan siklus III bukan tanpa hambatan. Hambatan dalam pembelajaran dalam setiap kali pembelajaran sudah pasti ada karena setiap individu siswa itu berbeda-beda dan setiap kali pembelajaran suasana hati maupun tingkat emosional siswa juga berbeda-beda. Maka dari itu, hambatan yang terjadi pada siklus ini peneliti jadikan bahan untuk refleksi diri agar pada pembelajaran yang selanjutnya dapat berjalan menjadi lebih baik.

cviii BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudah selesai dilaksanakan. Dengan pelaksanaan penelitian tersebut ternyata didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto. Peningkatan prestasi belajar dari pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus III yang selalu meningkat. Pelaksanaan siklus I didapatkan hasil bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM 14 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa. Pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pelaksanaan siklus II didapatkan hasil bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM meningkat mencapai 21 siswa dan yang titak tuntas KKM hanya 4 siswa. Tetapi, dari hasil siklus II ini, belum dapat mencapai nilai KKM kelas yang sebesar 85% sehingga belum dapat dikatakan berhasil karena siswa yang tuntas baru mencapai 84% dan masih dibawah standar KKM kelas yang 85%. Pada pelaksanaan siklus III semua siswa tuntas mencapai KKM. Seluruh siswa berhasil mencapai KKM dan pada pelaksanaan siklus III KKM kelas telah terpenuhi sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil. Rumusan masalah telah terjawab dan hipotesis penelitian telah teruji sehingga prestasi belajar IPA pokok

cix

bahasan konduktor dan isolator dapat meningkat dengan menggunakan metode inkuiri di MI Nurul Islam 1 Wonokerto.

2. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat memenuhi terget pencapaian KKM mata pelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto, yaitu dengan hasil berikut: Pelaksanaan siklus I keberhasilan siswa mencapai 44%, siklus II 84%, dan siklus III mencapai 100%. Dengan demikian PTK ini dinyatakan berhasil karena telah mencapai KKM kelas 100% yang lebih besar dari KKM kelas yang telah ditetapkan sebesar 85%

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang peneliti laksanakan, saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1. Setiap pembelajaran dilakukan, sebaiknya guru selalu memberikan fariasi terhadap pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan lebih kreatif sehigga siswa tidak merasa jenuh dan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

2. Memberikan motivasi-motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara menyenangkan.

3. Pelaksanaan pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh saat mengikuti pembelajaran.

cx

4. Guru menjadikan siswa yang aktif mencari pengetahuan dan guru menjadi

fasilitator dalam pembelajaran.

5. Guru menggunakan media pembelajaran pada saat pembelajaran, terutama

yang ada di lingkungan sekolah.

6. Guru memberikan motivasi supaya siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terlihat hidup.

cxi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara:Jakarta.

Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar: Beberapa Alternatif Interaktif Belajar Mengajar. CV Diponegoro: Bandung.

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Rajawali Pers: Jakarta.

Haryanto. 2006. SAINS “Untuk Sekolah Dasar Kelas VI”. Erlangga:Jakarta. Jaya, Nur. 2013. KKM, Pengertian, Fungsi dan Tahapan Penetapan, (Online),

(http://sang-aktor.blogspot.com/2013/08/kkm-pengertian-fungsi-dan-tahapan_11.html, di akses 24 September 2014).

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.

2011. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.

Maslikhah, Peni Susapti. 2009. Modul: Imu Alamiah Dasar. Mitra Cendikia: Yogyakarta.

M2K. 2012. Definisi, Pengertian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar, (Online). (https://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/ definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/), diakses 2 Desember 2014.

NK, Roestiyah. 1989. Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian. Bina Aksara: Jakarta.

Prawira, Purwa Atmaja. 2011. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas: Teknik Bermain Konstruktif untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Teras: Yogyakarta.

Sriyanti, Lilik, Suwardi, dan Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. STAIN Salatiga Pers: Salatiga.

cxii

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas: Buku Panduan Wajib bagi Para Pendidik. Diva Press: Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali Pers:Jakarta.

Syamsuddin, Maqooshidul Falasifah. 2012. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Anak Kelas Rendah di School Of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2012. Skripsi Tidak diterbitkan. Salatiga:Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wikipedia. 2014. Prestasi. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi), di akses 2 Desember 2014.

cxiii

FOTO PELAKSANAAN PENELITIAN

cxiv 2. Foto Pelaksanaan Siklus II

cxv 3. Foto Pelaksanaan Siklus III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

cxvi

Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam 1 Wonokerto

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : VI/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pelaksanaan : Rabu, Jam 3,4 (08.25 s.d 09.50)

I. Standar Kompetensi

5. Memahami saling hubungan antar suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

II. Kompetensi Dasar

5.1Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai

benda

III. Indikator Kompetensi

1. Mendefinisikan konduktor dan isolator. 2. Menjelaskan konduktor dan isolator.

3. Membedakan definisi konduktor dan isolator. 4. Menunjukkan contoh bahan konduktor dan isolator.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui percobaan, siswa dapat mendefinisikan konduktor dengan benar.

2. Melalui percobaan, siswa dapat mendefinisikan isolator dengan benar. 3. Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan konduktor dengan benar. 4. Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan isolator dengan benar. 5. Melalui percobaan, siswa dapat membedakan definisi konduktor dan

isolator.

6. Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan contoh bahan konduktor

dengan benar

7. Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan contoh bahan isolator dengan benar.

cxvii

V. Karakter Siswa yang Diharapkan

Ketelitian (Carefulnes), Disiplin (Discipline), Tanggung jawab

(Responsibility).

VI. Materi Ajar

KONDUKTOR DAN ISOLATOR 1. Pengertian Konduktor dan Isolator

Benda konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik. Benda ini bila terkena api, air panas, atai sinar matahari di salah satu bagian dapat meneruskan keseluruh bagian. Benda isolator panas adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik. Benda ini bila terkena api, air panas atau sinar matahari di salah satu bagian tidak dapat atau lambat meneruskan ke bagian yang lainnya.

2. Perbedaan Konduktor dan Isolator

No Aspek

Perbedaan Konduktor Isolator

1 Penghantar panas Dapat menghantarkan panas Tidak dapat menghantarkan panas 2 Kecepatan meneruskan panas Dapat cepat Meneruskan panas ke seluruh bagian

Tidak dapat atau

lambat meneruskan

panas ke seluruh

bagian

3. Contoh Bahan Konduktor dan Isolator

Benda yang tergolong konduktor dan isolator banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan benda-benda yang ada di

cxviii

sekitar halaman rumah atau sekulahannmu, disana banyak bahan-bahan sebagai konduktor dan isolator. Di sana ada tiang bendera, tanah, pohon, dan tiang bendera. Bila dibandingkan benda-benda tersebut, maka tiang bendera merupakan benda yang dapat menghantarkan panas bila terkena sinar matahari. Tiang bendera merupakan konduktor. Sementara itu, tanah, pohon dan tembok merupakan benda yang tidak dapat atau lambat menghantarkan panas. Itulah sebabnya tanah, pohon dan tembok disebut dengan bahan isolator panas.

VII. Strategi dan Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tannya jawab

3. Inquiry 4. Praktik

5. Pengasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

No Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian

Siswa Waktu

Kegiatan Pendahuluan

1

Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa.

2 Menanyakan kabar siswa: “Anak-anak bagaimana kabarnya hari ini?”.

3

Memberikan apersepsi dengan bercerita: “Anak -anak, kemarin bapak mengalami kejadian yang membuat bapak sangat kaget. Kejadian itu adalah ketika bapak sedang membakar sampah

cxix

bapak mengambil sebuah benda yang bapak gunakan sebagai media untuk mengumpulkan sampah yang bapakbakar agar sampahnya dapat terbakar habis. Ternya benda yang bapak gunakan tersebut lama terasa panas ditangan bapak.

4 Menyampaikan tema, topik dan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Sub Jumlah 5

Kegiatan Inti Eksplorasi

5

Manyampaikan permasalahan yang harus

dipecahkan oleh siswa:

1. Apa konduktor dan isolator itu?

2. Apa perbedaan antara konduktor dan

isolator?

3. Apa saja contoh dari bahan konduktor dan isolator?

Elaborasi

6

Memberi fasilitas kepada siswa untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang muncul. (guru membantu siswa untuk membuat hipotesis)

7

Melakukan pengumpulan data. (siswa

melakukan percobaan untuk mencari jawaban serta menguji hipotesis yang telah dibuat).

8

Melakukan pengujian hipotesis yang telah dibuat. (siswa bersama guru melakukan

pengujian hipotesis dengan data yang

ditemukan). Konfirmasi

cxx

9 Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan

hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. 10 Bertanya kepada siswa: “anak-anak, sampai

disini sudah paham semua?”.

11 Menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Sub Jumlah 60

Kegiatan Penutup

12 Memberikan komentar terhadap jalannya

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

13 Menyampaikan materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

14 Menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan salam.

Sub Jumlah 5

Jumlah Total 70

IX. Media, Sumber dan Alat

1. Sumber

a. LKS IPA kelas VI, halaman 75

b. Buku Paket IPA kelas VI, halaman 73-76, pengarang Haryanto,

Penerbit Erlangga 2. Alat a. Lilin b. Korek api c. Lidi d. Sendok logam e. Sendok plastik f. Plastik g. Pensil h. Ranting kayu X. Penilaian

cxxi Soal

Tes Tertulis

Uraian 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan

konduktor!

2 Jelaskan apa yang dimaksud dengan

isolator!

3 Apa perbedaan konduktor dan isolator!

4 Sebutkan 3 benda yang termasuk

konduktor!

5 Sebutkan 3 contoh benda yang termasuk

isolator Skor penilaian :

N = ∑ benar x 5 = 100 Ket:

N = nilai

∑ benar = jumlah benar

Kunci jawaban

No Jawaban

1 Konduktor adalah benda yangyang dapat menghantarkan panas

dengan baik. Benda ini apabila terkena api, air panas, sinar matahari disalah satu bagian akan diteruskan ke seluruh bagian. 2 Isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas

dengan baik. Benda ini apabila terkena api, air panar, sinar matahari disalah satu bagian tidak akan diteruskan ke seluruh bagian.

3

No Aspek

Perbedaan Konduktor Isolator

1 Penghantar panas Dapat menghantarkan panas Tidak dapat menghantarkan panas

cxxii 2 Kecepatan meneruskan panas Dapat cepat Meneruskan panas ke seluruh bagian

Tidak dapat atau

lambat meneruskan

panas ke seluruh

bagian

4 Kawat, sendok logam, paku.

5 Lidi, pensil, ranting kayu.

Wonokerto, 1 Oktober 2014 Mengetahui,

Guru kelas Peneliti

Umiyati, S.Pd.I Muhamad Ikhsan

NIP. - NIM. 11510038

Kepala Madrasah

Zamroni Am, S.Pd.I NIP. –

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

cxxiii

Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam 1 Wonokerto

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VI/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pelaksanaan : Kamis, Jam 1,2 (07.15-08.25)

I. Standar Kompetensi

5 Memahami saling hubungan antar suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

II. Kompetensi Dasar

5.1membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai

benda

III. Indikator Kompetensi

1. Menyebutkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.

2. Menjelaskan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.

3. Menunjukkan benda berdasarkan sifat kemampuan benda

menghantarkan panas dari berbagai benda.

4. Membedakan bernda berdasarkan kemampuan benda menghantarkan

panas dari berbagai benda.

5. Mengelompokkan benda berdasarkan kemampuan menghantarkan

panas pari berbagai benda.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui percobaan siswa dapat menyebutkankan sifat kemampuan

menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar dengan benar.

2. Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan sifat kemampuan

menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

3. Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

cxxiv

4. Melalui percobaan, siswa dapat membedakan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar. 5. Melalui percobaan siswa dapat mengelompokkan benda berdasarkan

sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

V. Karakter Siswa yang Diharapkan

Disipline (Discipline), Tanggung jawab (Responsibility), kerjasama

(cooperative), Ketelitian (Carefulness).

VI. Materi Ajar

BAHAN UNTUK MEMBUAT KONDUKTOR DAN ISOLATOR Kamu telah mengenal definisi konduktor dan isolator panas. Kamu juga tentu dapat membedakan benda-benda yang tergolong konduktor dan isolator.

1. Logam

Logam memiliki sifat mudah menghantarkan panas. Jadi logm merupakan konduktor panas. Hal itu bisa dibuktikan dengan memasukkan sendok dan paku kedalam air panas. Tak lama kemudian sendok dan paku terasa panas. Karena bersifat konduktor serta keras, maka logam digunakan untuk membuat strika, wajan, dan ceret.

2. Kaca

Sifat penghantar panas tidah hanya dimiliki oleh logam. Kaca juga tergolong bahan konduktor. Hal ini dapat dibuktikan dengan menuangkan air panas ke dalam gelas. Apa yang kamu rasakan bila gelas itu di pegang?. Panas rasanya. Walaupun kaca tergolong konduktor, tetapi kaca sifatnya tidak sama dengan logam. Sifat kaca yang banyak dimanfaatkan adalah sifat tembus pandang (bening) dan keras.

cxxv

Kayu dan plastik merupakan bahan yang lambat menghantarkan panas. Dengan kata lain, kayu dan plastik tergolong isolator. Maka kayu dan plastik digunakan untuk membuat pegangan (gagang) payung, gagang setrika, gagang wajan, tatanan gelas, dan tatakan piring. Gagang payung terbuat dari plastik sehingga tidak mudah menghantarkan panas dari matahari. Gagang setrika dan gagang wajan biasanya terbuat dari kayu atau plastik. Karena terbuatdari bahan isolator, maka gagang setrika dan wajan bisa kita pegang langsung dengan tanpa melukai tangan.

VII. Startegi dan Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Inquiry

5. Penugasan

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

No Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian

Siswa Waktu

Kegiatan Pendahuluan

1

Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehidiran siswa.

2 Menanyakan kabar siswa: “Anak-anak

bagaimana kabarnya pada pagi ini?”.

3

Memberikan apersepsi dengan sedikit bercerita kepada anak: “anak-anak pada waktu kita membuat minuman kopi dalam sebuah gelas, pada waktu gelas itu diberi air panas gelas itu dari bawah sampai atas akan terasa panas.

cxxvi

Tetapi berbeda ketika kita sama-sama membuat minuman kopi tapi tempatnya kita taruh dalam plastik, maka yang terjadi bagaimana?, yang terjadi adalah plastik yang terasa panas hanya pada bagian yang ada air panasnya saja”.

4 Menyampaikan tema, topik dan tujuan

pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa.

Sub Jumlah 5

Kegiatan Inti Eksplorasi

5

Menyampaikan masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa:

1. Apa bahan pembuat konduktor dan isolator? 2. Kenapa bahan tersebut dapat disebut bahan

konduktor dan isolator!

3. Bagaimana sifat dari kemampuan:

a. Logam

b. Kaca

c. Kayu dan plastik Elaborasi

6 Membagi siswa menjadi lima kelompok.

7

Memfasilitasi siswa untuk membuat hipotesis (dugaan sementara) dari permasalahan yang dimunculkan.

8

Menyuruh siswa melakukan pengumpulan data. (pengumpulan data dilakukan siswa dengan cara melakukan percobaan secara kelompok)

9

Melakukan pengujian dari hipotesis yang dibuat. (pengujian ini membandingkan antara data yang diperoleh dengan hipotesis yang telas

cxxvii dibuat apakah sama ataukan berbeda). Konfirmasi

10 Menyuruh siswa untuk menyimpulkan dan

menyampaikan hasil kerja disepan kelas

11 Bertanya kepada siswa: “Sampai dalam tahab ini ada yang masih belum paham anak-anak?”.

12 Menyuruh siswa mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Sub Jumlah 60

Kegiatan Penutup

13 Memberikan komentar terhadap jalannya

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

14 Menyampaikan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya.

15 Menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan salam.

Sub Jumlah 5

Jumlah Total 70

IX. Media, Sumber dan Alat

1. Sumber

a. LKS IPA kelas VI, halaman 76

b. Buku Paket IPA kelas VI, halaman 76-79, pengarang Haryanto,

Penerbit Erlangga 2. Alat a. Lilin b. Korek api c. Paku d. Pensil e. Ranting kayu f. Plastik g. Gelas kaca h. Air panas X. Penilaian

cxxviii

Bentus Tes Bentuk

Soal No Soal

Tes Tertulis

Uraian 1 Sebutkan 3 bahan pembuat konduktor dan

isolator!

2 Jelaskan sifat kemampuandari bahan

logam!

3 Jelaskan sifat kemampuan dari bahan kaca!

4 Jelaskan sifat kemampuan dari bahan kayu

dan plastik!

5 Sebutkan persamaan dan perbedaan dari

bahan logam dan kaca!

Skor penilaian : N = ∑ benar x 5 = 100 Ket:

N = nilai

∑ benar = jumlah benar

Kunci jawaban

No Jawaban

1 (1) Bahan logam, (2) Bahan kaca, dan (3) bahan kayu dan

plastik

2 Logam memiliki sifat sebagai penghantar panas yang baik. Apabila logam dipanaskan pada salah satu bagian, maka panas tersebut akan diteruskan keseluruh bagian

3 Kaca sebagai penghantar panas. Apabila kaca dipanaskan, maka panas tersebut akan diteruskan keseluruh bagian.

4 Kayu dan plastik tidak dapat menghantarkan panas dengan baik. Apibila bagian dari plastik dan kayu di panaskan maka panas tidak akan diteruskan ke seluruh bagian .

cxxix

5 No Nama Bahan Persamaan Perbedaan

1 Logam dan Kaca Sama-sama sebagai penghantar panas (konduktor), keras. Logam : memiliki sifat tidak mudah pecah dan tidak tembus pandang. Kaca : memiliki sifat tembus pandang dan mudah pecah. Wonokerto, 2 Oktober 2014 Mengetahui,

Guru kelas Peneliti

Umiyati, S.Pd.I Muhamad Ikhsan

NIP. - NIM. 11510038

Kepala Madrasah

Zamroni Am, S.Pd.I NIP. –

cxxx (RPP)

Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam 1 Wonokerto

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VI/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : Sabtu, Jam ke 3,4 (08.25-09.50)

I. Standar Kompetensi

5 memahami saling hubungan antar suhu, sifat hantaran, dan kegunaan benda

II. kompetensi Dasar

5.2Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas

III. Indikator Kompetensi

1. Menyebutkan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas.

2. Menunjukkan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan

kemampuan menghantarkan panas.

3. Membedakan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan

kemampuan menghantarkan panas.

4. Mengelompokkan benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan

kemampuan menghantarkan panas.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan alasan pemilihan

benda dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas dengan benar.

2. Melalui pengamatan, siswa dapat menunjukkan benda dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas dengan benar.

cxxxi

3. Melalui pengamatan, siswa dapat membedakan benda dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas dengan benar.

4. Melalui pengamatan, siswa dapat mengelompokkan benda dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas dengan benar.

V. Karakter Siswa yang Diharapkan

Ketelitian (Carefulness), Tanggung jawab (Responsibility), Disiplin

(Discipline), Rasa hormat dan perhatian (Respect).

VI. Materi Ajar

Dokumen terkait