Gambaran umum sistem penyediaan air bersih eksisting PDAM Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :
Unit Kota Tabanan dan Kecamatan Kediri
Untuk pelayanan kota kecamatan Tabanan sumber air baku yang digunakan dari sumber Mata Air Gembrong, Mata Air Gangsang dan Riang Gede. Sumber air baku untuk pelayanan kota kecamatan Kediri dari Sumber Mata Air Dedari, Gangsang dan IPA Nyanyi.
Unit Selemadeg
Unit Selemadeg meliputi : Desa Bajera, Desa Wanagiri, Desa Belimbing, Desa Lalanglinggah, IKK Pupuan dan Mundeh. Sumber mata yang dimanfaatkan : Mata air Arca, Kikihan, Makori, Pujungan, Dukuh.
Unit Kerambitan
Pada unit Kerambitan meliputi : Desa Batuaji, Desa Tanguntiti, Desa Megati, Desa Gadungan, Desa Gunung Salak, IKK Kerambitan. Sumber air baku yang dimanfaatkan pada sistem ini ; Mata air Beji Panes, Mata air Kelepud, Mata air Tista, Mata air Riang Gede, Mata air Kerotok dan IPA Selemadeg.
Unit Penebel
Yang termasuk unit Penebel : IKK Penebel, IKK Marga, Desa Penatahan dan Desa Apuan. Sumber air baku untuk IKK Penebel dan Desa Penatahan berasal dari Sumber mata air Gembrong. Sedangkan untuk pelayanan IKK Marga berasal dari Mata air Gangsang, Dedari dan Desa Apuan dengan sumber mata air Pangangian. Unit Baturiti
Pada unit Baturiti ini meliputi : Desa Perean Timur, Desa Luwus, Desa Candi Kuning, Desa Baturiti, Desa Perean dan Desa Mekar Sari.
Kondisi sistem penyediaan air minum pada unit-unit di atas yakni kapasitas sumber mata air dan produksi air sangat terbatas. Hal yang perlu dilakukan mendesak adalah rencana induk pengembangan air baku dan pengembangan SPAM Kota maupun SPAM IKK. SPAM Perdesaan
Sistem penyediaan air minum untuk sistem perdesaan lebih banyak dikelola oleh masyarakat dan bersifat swakelola dengan menggunakan sistem organisasi yang sederhana. Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa kelompok yang mengelola SPAM perdesaan. Sumber air yang digunakan dalam sistem penyediaan air minum perdesaan ini lebih banyak menggunakan sumber mata air yang ada di wilayah desa setempat. Untuk pembiayaan pembuatan jaringan pipanya ada yang bersumber dari swadaya masyarakat desa selaku pengguna air, dan ada pula yang mengajukan usulan dana ke Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan. Sedangkan untuk biaya pengelolaannya sepenuhnya di tanggung oleh masyarakat pengguna air.Berikut ini adalah tabel uraian kelompok SPAM Perdesaan yang ada di Kabupaten Tabanan per wilayah kecamatan.
Tabel 6.5 Kelompok PAMDES di tiap Kecamatan di Kabupaten Tabanan Tahun ˗ Desa/Dusun Jumlah Penduduk Terlayani Nama Organisasi Pengelola Kondisi 2004 ˗ Dsn. Antagana, Desa Tiying
Gading, Kec. Selemadeg Barat
65 KK Dusun Antagana Baik 2005 ˗
˗ Desa Belatungan, Kec. Pupuan ˗ Desa Mengesta, Kec. Penebel ˗ Desa Timpag, Kec. Kerambitan
- 70 KK 160 KK Perkebunan untuk Pencucian kopi Desa Mengesta Desa Timpag - Baik Baik 2006 ˗ Desa Luwus, Kec. Baturiti
˗ Dsn. Cepaka, Desa Pupuan Sawah, Kec. Selemadeg
˗ Desa Lumbung, Kec. Selemadeg Barat
˗ Dsn. Bengkel Anyar, Desa Sangketan, Kec. Penebel ˗ Dsn. Asah, Desa Pitra, Kec.
Penebel 560 KK 90 KK 150 KK 60 KK 70 KK Desa Luwus Dsn. Cepaka Desa Lumbung Dsn. Bengkel Anyar Dsn. Asah Pitra Baik Baik Baik Baik Baik 2007 ˗ Desa Selemadeg, Kecamatan
Selemadeg
˗ Desa Wangaya, Kec. Penebel ˗ Desa Tegal Mengkeb, Kec.
Selemadeg Timur
˗ Desa Angkah, Kec. Selemadeg Barat
˗ Desa Senganan, Kec. Penebel ˗ 700 KK 650 KK 60 KK 75 KK 180 KK Desa Selemade Desa Wangaya Desa Tegal Mengkeb
Desa Angkah Baik Baik Baik Baik Baik 2008 ˗ Desa Angsri, Kec. Baturiti
˗ Desa Bantiran, Kec. Pupuan ˗ Desa Gunung Salak, Kec.
Selemadeg Timur
˗ Br. Gunung Sari, Uma Kayu, Desa Jatiluwih, Kec. Penebel ˗ Desa Riang Gede, Kec. Penebel ˗ Desa Tangguntiti, Beraban, Tegal
Mengkeb, Kec. SelTim
˗ Dsn. Antagana, Desa tiying Gading, Kec. Selemadeg Barat ˗ Desa Tua, Kec. Marga
110 KK 400 KK 100 KK 280 KK 350 KK 850 KK 65 KK 190 KK Desa Angsri Desa Bantiran Desa Gunung Salak
Br. Gunung Sari
Desa Riang Gede PDAM Dsn. Antagana Desa Tua Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 2009 ˗ Dsn. Singin dan Gamongan, Kec.
Selemadeg
Tahun ˗ Desa/Dusun Jumlah Penduduk Terlayani Nama Organisasi Pengelola Kondisi ˗ Desa Angsri Kauh, Kec. Baturiti
˗ Desa Senganan, Kec. Penebel ˗ Dsn. Banyusari, Desa Pajahan,
Kec. Pupuan
˗ Desa Pesagi, Kec. Penebel ˗ Desa Batunya, Kec. Baturiti ˗ Desa Bantiran, Kec. Pupuan ˗ Dsn. Tegeh Pondokan, Desa
Angsri, Kec. Baturiti
˗ Dsn. Tegeh Pondokan, Desa Angsri, Kec. Baturiti
230 KK 300 KK 85 KK 340 KK 60 KK 450 KK - 75 KK
Desa Angsri Kauh Desa Senganan Dsn. Banyuasri Desa Pesagi PDAM Desa Bantiran - Dsn. Tegeh Pondokan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 2010 ˗ Br. Dinas Mangesta, Desa
Mengesta, Kec. Penebel
˗ Dsn. Ampadan, Desa Tiying Gading, Kec. Selemadeg Barat ˗ Dsn. Apityeh, Desa Gunung
Salak, Kec. Selemadeg Timur ˗ Br. Blanban, Desa Petiga, Kec.
Marga
˗ Dsn. Apityeh, Desa Bangli, Kec. Baturiti
˗ Br. Kemetug, Desa Gunung Salak, Kec. Selemadeg Timur ˗ Dsn. Tagtag, Desa Tegal
Linggah, Kec. Penebel
˗ Dsn. Uma Poh, Desa Bangli, Kec. Baturiti 65 KK 90 KK 95 KK 125 KK 47 KK 75 KK 85 KK 224 KK Br. Dinas Mengesta Dsn. Ampadan Dsn. Apityeh Br. Blanban Dsn. Apityeh Br. Kemetug Dsn. Tagtag Dsn. Uma Poh Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 2011 ˗ Dsn. Apit Yeh, Desa Bangli, Kec.
Baturiti
˗ Desa Wangaya Gede, Kec. Penebel
˗ Dsn. Den Carik, Desa Subamia, Kec. Tabanan
˗ Dsn. Kesambi, Desa Jatiluwih, Kec. Penebel
˗ Dsn. Munduk Juwet, Desa Pesagi, Kec. Penebel
224 KK 130 KK 375 KK 280 KK 250 KK Dsn. Apit Yeh
Desa Wangaya Gede - Dsn. Kesambi, Desa Jatiluwih Dsn. Munduk Juwet, Desa Pesagi Baik Baik Baik Baik
Aspek Non Teknis Aspek Keuangan
Kondisi keuangan PDAM Kabupaten Tabanan secara umum berdasarkan laporan keuangan PDAM Kabupaten Tabanan sampai dengan bulan Desember tahun 2011 mengalami kerugian dengan nilai kerugian rata-rata sebesar Rp. 9.404.830.000.
Tarif dan Retribusi
Air Tanpa Rekening / Non Revenue Water ( NRW ) PDAM Kabupaten Tabanan tahun 2010 adalah sebesar 31,52 % dengan perhitungan sebagai berikut :
Volume Produksi : 15.676.938,00 m3 Volume Distribus i : 13.613.734,70 m3 Volume Air Terjual : 9.322.128 m3 Volume Kebocoran ditingkat produksi : 2.063.203,30 m3
Persentase NRW : 13,16 %
Volume Kebocoran ditingkat distribusi : 4.291.606,7 m3
Persentase NRW : 31,52 %
Tabel 6.6 Tarif Rata-rata PDAM Tirta Amertha Buana Kabupaten TabananTahun 2010
Uraian 2010
Penjualan Air & Administrasi – Juta Rp 27.688,32
Penjualan Air – m3 9.322,13
Penjualan Air - Juta Rp 18.688,99
Tarif Rata-rata – Rp/m3 2.004,8
Harga Pokok Penjualan Air – Rp/m3 2.003,15
Full Cost Recovery – BEP/m3/Rp -
% Rata-rata Tarif/FCR -
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PDAM Tirta Amertha Buana, 2011 Aspek Kelembagaan
Struktur Organisasi
Kinerja pengelolaan PDAM berdasarkan struktur organisasi adalah Direksi membawahi pegawai dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan di PDAM dimana Direksi diawasi oleh Badan Pengawas yang akan meneruskan kepada Kepala Daerah terkait permasalahan yang ditemui untuk dapat memberikan pendapat dan saran guna kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di PDAM Tirta Amertha Buana Kabupaten Tabanan sejumlah 304 orang yang terdiri dari 239 tenaga dengan status tetap dan 65 tenaga tidak tetap.
SDM SPAM Perdesaan
Sistem penyediaan air minum untuk sistem perdesaan lebih banyak dikelola oleh masyarakat dan bersifat swakelola dengan menggunakan sistem organisasi yang sederhana. Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa kelompok yang mengelola SPAM perdesaan.
C. Permasalahan
Permasalahan pada Aspek Teknis
2. Kualitas air bakteriologis yang ada di Kabupaten Tabanan masih ada yang positif 3. Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan
(idle capacity) belum termanfaatkan secara maksimal karena belum mampunya PDAM melakukan pengembangan pengembangan jaringan distribusi, untuk penambahan Sambungan Rumah (SR).
4. Pada saat ini jam operasi produksi air minum berjalan selama 24 jam dan pelayanan distribusi baru berjalan selama 23 jam per hari.
5. Pengukuran kapasitas produksi belum ada karena tidak adanya water meter induk produksi.
6. Tingkat kehilangan air masih tinggi 39,2% di tahun 2007. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM PDAM
1. Permasalahan Unit Air Baku
Terbatasnya pengembangan beberapa sumber air dalam hal ini sumber mata air. Selain itu untuk sumber Mata Air Gembrong sudah semakin berkurang produksinya dikarenakan adanya masalah dengan subak.
2. Permasalahan Unit Produksi
Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (Idle Capacity) karena adanya kondisi sarana produksi yang sudah dalam kondisi kurang baik sehingga tidak bisa beroperasi secara maksimal.
3. Permasalahan Unit Distribusi
Perawatan jaringan pipa distribusi yang sulit. Hal ini disebabkan kondisi pemasangan jaringan pipa distribusi yang berada didalam tanah dan dibawah jalan aspal. Permasalahan yang terjadi pada unit distribusi adalah masih tingginya tingkat kebocoran air. Hal ini disebabkan formasi jaringan diameter pipa belum sempurna dan kerusakan Water Meter Induk dan Water Meter Pelanggan.
Permaslahan pada Aspek Non Teknis
Permasalahan umum yang menyangkut aspek kelembagaan adalah:
Pengelolaan SPAM belum sepenuhnya dapat menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar yang berlaku .
Pemeliharaan prasarana dan sarana air minum belum dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum masyarakat secara berkesinambungan.
Belum dapat dipenuhi standar pelayanan minimum air minum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Permasalahan Aspek Keuangan
Permasalahan yang terdapat pada aspek non teknis adalah biaya perawatan. Hal ini disebabkan karena hampir sebagian sarana di Sistem PDAM Kabupaten Tabanan sudah cukup tua.
Tarif air minum masih dibawah biaya dasar. Tantangan
a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan denganair. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah adanya
tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.
b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM.
c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.
d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.
e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.
f) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
g) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
h) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan.
i) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta
j) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim investasi yang kompetitif
6.3.3.
Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (basic need) seperti SPAM MBR, SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil, PAMSIMAS, SPAM IKK, dan SPAM lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain kebutuan masyarakat, SPAM juga dibutuhkan untuk pengembangan sektor industri dan pariwisata seperti DTWK Bedugul, Tanah Lot, Kawasan Pariwisata Soka dan obyek wisata lainnya di Kabuapten Tabanan.
6.3.4.
Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan
Pendanaan Pengembangan SPAM
Program-program Pengembangan SPAM, antara lain: A. Program SPAM IKK, dengan kriteria :
Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM
Kegiatan: Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama); Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
Indikator: Peningkatan kapasitas (liter/detik); Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
B. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dengan kriteria :