DAK APBD PROV APBD KAB / KOTA BUMD KPS/SWAS MASYARAK CSR Rp MURNI PLN
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman
Pada umumnya sistem pembuangan air limbah di Kota Mojokerto adalah sistem setempat (on site System) dan langsung dibuang ke badan sungai. Kota Mojokerto masih belum memiliki instalasi pengelolaan lanjutan untuk pengelolaan lumpur tinja dari tangki septik berupa IPLT.
Bagi masyarakat yang menggunakan sarana sanitasi, biasanya air limbah dari kamar mandi dan dapur langsung dibuang ke saluran drainase. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki sarana sanitasi, membuang langsung air limbah yang berasal dari WC dan kamar mandi serta dapur ke lingkungan sekitar. Wilayah pelayanan sarana sanitasi di Kota Mojokerto terdiri dari pelayanan seluruh Kecamatan di Kota Mojokerto. Masing-masing wilayah pelayanan memiliki arana sanitasi berupa fasilitas buang air besar terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: Fasilitas Pribadi, Fasilitas Umum, dan Lainnya (membuang langsung ke saluran drainase, sungai, dan sebagainya). Pengelolaan bidang air limbah di Kota Mojokerto dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) yang juga dibantu Bidang Cipta Karya yang ada di bawah Dinas Pekerjaan Umum Kota Mojokerto. Berikut susunan organisasi Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Mojokerto yang terdiri atas :
b.Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan;
d.Seksi Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan; e.Seksi Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kantor Lingkungan Hidup Kota Mojokerto memiliki tupoksi sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pembinaan administrasi yang meliputi pengelolaan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan serta memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada kepala dan seluruh unit kerja yang ada di dalam Kantor Lingkungan Hidup serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan bidangnya. 2.Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a.Penyiapan rencana dan program kerja ;
b.Penyiapan surat menyurat, perjalanan dinas, rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol;
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pemeliharaan ; d.Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
Seksi Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan pengelolaan serta pemantauan lingkungan hidup bagi semua usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ;
b. Melaksanakan perijinan dan pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ;
c. Melaksanakan penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi jenis usaha/kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah ;
d. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pemberian
rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL) ;
e.Melaksanakan pengelolaan Laboratorium Lingkungan ;
f. Melaksanakan pemantauan penataan atas perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan ;
g. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait, lembaga non pemerintah dan masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan bidang tugasnya.
4.Seksi Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan mempunyai tugas :
a.Mengawasi dan melaksanakan pengendalian kualitas lingkungan baik air, tanah maupun udara ;
b.Mencegah dan menanggulangi pencemaran air, udara dan tanah ;
c. Mengumpulkan bahan dan menyusun rancangan peraturan daerah serta melaksanakan pembinaan dan pengawasan di bidang penerapan instrument ekonomi atas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup ;
d.Menyelenggarakan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan ;
e. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait, lembaga non pemerintah dan masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;
f. Melaksanakan evaluasi dalam rangka mendorong peran serta pemerintahan daerah dan masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup ;
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan bidang tugasnya.
5.Seksi Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan mempunyai tugas a.Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan air pada sumber
air, kualitas udara ambient, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak serta dalam ruangan ;
b.Melaksanakan pengujian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara berkala ;
c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekonomi label, produk bersih dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan ;
d.Mengadakan penyuluhan dan pendidikan pelatihan di bidang lingkungan hidup sesuai permasalahan lingkungan hidup yang ada di daerah kota ;
e.Mengumpulkan bahan dan menyusun pedoman pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon
serta pemantauan dampak deposisi asam ;
f. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait, lembaga non pemerintah dan masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;
h.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan bidang tugasnya.
Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah
1.Identifikasi Permasalahan Air Limbah
adalah :
a)Permasalahan teknis operasional
Perencanaan, belum adanya masterplan dan study
kelayakan dalam penanganan air limbah di Kota Mojokerto secara menyeluruh ;
Masih kurangnya pelayanan air limbah ;
Alat transportasi pengangkut tinja belum dapat melayani
dikarenakan belum adanya IPLT. b)Permasalahan pembiayaan
Kebutuhan pengelolaan air limbah belum dapat terpenuhi karena terbatasnya kemampuan pemerintah dalam membiayai pengolahan air limbah.
c)Peraturan dan perundangan
a.Belum adanya peraturan daerah yang mengatur pembuangan air limbah ke pengolahan limbah tinja ;
b.Belum adanya peraturan pengelolaan air limbah dengan melibatkan pihak swasta dalam pengelolaannya, khususnya pengembang property.
4.Peran serta masyarakat dan swasta
a.Masih kurangnya peran serta pihak swasta khususnya pengembang property dalam pengelolaan air limbah di Kota Mojokerto ;
b.Kesadaran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat masih kurang.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah
Adapun tantangan pengembangan sektor air limbah yang terdapat di Kota Mojokerto yaitu mengenai tingkat kesehatan masyarakat dan lingkungan, salah satunya dapat dilihat dari angka kesakitan karena buruknya pengelolaan air limbah. Angka kesakitan merupakan rasio antara
jumlah orang yang mengalami keluhan kesehatan terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Kesakitan yang dimaksud bukan penyakit tertentu yang di derita, tetapi satu jenis penyakit dapat mengakibatkan beberapa keluhan atau gejala penyakit. Jenis keluhan kesehatan sangat dipengaruhi faktor musim, namun pada dasarnya tergantung juga pada daya tahan tubuh yang dipengaruhi gizi dan perilaku hidup sehat. Berikut ini adalah data jenis keluhan penyakit terbanyak atau kesakitan yang diderita masyarakat Kota Mojokerto.
Selanjutnya tantangan pengembangan sektor air limbah yang terdapat di Kota Mojokerto yaitu berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015. Selain itu juga target pelayanan dasar bidang Air Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel dibawah ini, yang sampai saat ini pemerintah Kota Mojokerto masih berusaha untuk memenuhi target tersebut. Kemudian untuk peluang dalam pengelolaan air limbah di Kota Mojokerto adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah permukiman.
6.4.1.3. Analisis Kebutuhan Air Limbah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Air Limbah adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan penanganan air limbah, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need).
Adapun analisis kebutuhan air limbah di Kota Mojokerto antara lain :
1.Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik serta peningkatan kualitas pengelolaan sesuai dengan ketentuan teknis dan memperhatikan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
b.Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola oleh masyarakat dan swasta.
2.Peningkatan kemampuan pembiayaan sarana prasarana air limbah domestik dan pembiayaan dalam pengelolaan. Hal ini dilakukan dengan :
I
-80a.Meningkatkan sumber pembiayaan yang murah dan
berkelanjutan Peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah untuk pengembangan
pengelolaaan limbah domestik ;
c. Peningkatan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dengan swasta ; d.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan
pengolahan air limbah domestik.
3.Peningkatan kualitas pelayanan dan kemitraan dengan masyarakat dan pihak swasta. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a.Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat sehingga partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik akan meningkat ;
b.Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik. 4.Peningkatan kinerja pengelola air limbah yaitu dengan
meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar pengelola air limbah, meningkatkan manajemen pengelola.
5.Tersusunnya peraturan daerah dalam penanganan air limbah domestik, sehingga pengelolaan air limbah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
6.4.1.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan
I
-80penyusunan program air limbah/sanitasi di Kota Mojokerto adalah sebagai berikut :
1)Air limbah adalah air limbah domestik yaitu terdiri dari air buangan manusia/ feces dan sullage (cuci).
I
-81individual maupun komunal, on site maupun off site. Area pelayanan terdiri atas area Pelayanan Perkotaan adalah kecamatan-kecamatan yang air limbah seluruh desa atau
sebagian desanya telah tertangani, baik secara individual maupun a. komunal.
Berdasarkan RTRW Kota Mojokerto rencana sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan GKS
(Gerbangkertosusila) antara lain adalah :
a.Manajemen sanitasi-air limbah
Tingkat pengelolaan yang di persyaratkan untuk air limbah industri dan komersial di tentukan berdasarkan jenis usaha dan di atur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Air limbah industri dan komersial terutama di kelola secara individual kecuali di kawasan industri. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar di
a. bawah ini.
Monitoring kapasitas untuk pengendalian pencemaran
Untuk sekarang ini, kualitas air sungai terus-menerus mengalami penurunan walaupun sudah ada standar peraturan yang
ditetapkan. Standar tersebut memiliki sasaran untuk
mengkonservasi kualitas sumber daya air, pihak terkait harus membuat langkah-langkah untuk menanggulangi penurunan kualitas air sungai tersebut, antara lain adalah :
I
-82Monitoring kualitas air dilaksanakan di 60 lokasi di Sungai
Brantas dan Sungai Solo secara bulanan oleh PJT1.
Limbah di Kota Mojokerto dibedakan menjadi 2, yaitu limbah industri dan limbah rumah tangga. Penanganan masalah limbah di wilayah perencanaan adalah
sebagai berikut :
i. Limbah Domestik/Rumah Tangga
Air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat
dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci dimana kuantitasnya antara 50%-70% dari ratarata
pemakaian air bersih. Air limbah domestik mengandung lebih dari 90%
cairan. Zat-zat yang terdapat dalam air buangan diantaranya adalah unsurunsur organik tersuspensi maupun terlarut dan juga unsur-unsur anorganik
serta mikroorganisme.
Sistem pembuangan air limbah merupakan penanganan masalah pembuangan baik kotoran yang berasal dari manusia maupun kotoran yang berasal dari buangan rumah tangga (domestik), agar kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat terjaga. Standar dan kriteria yang dipergunakan dalam perencanaan sanitasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
Lingkungan
Lingkungan tidak mengalami kontaminasi lebih lanjut seperti tanah, air tanah dan air permukaan yang akan masuk ke
sumber air atau sumur. Perbaikan sanitasi sebaiknya membuat kualitas lingkungan lebih baik dan lebih sehat.
Menyenangkan untuk digunakan
Dalam merencanakan sanitasi sebaiknya mudah dan nyaman untuk digunakan
Menggunakan bahan dan tenaga setempat
untuk menekan biaya seminimal mungkin.
a. Dapat dan mudah diperbaiki
Penerapan fasilitas sanitasi pada lokasi yang padat penduduk harus dapat dan mudah diperbaiki serta dikembangkan
Mudah dalam pengoperasiannya
Dalam mengoperasikan fasilitas sanitasi harus sederhana dan aman.
Fasilitas sanitasi yang direncanakan harus merupakan
pilihan masyarakat sebagai alternatif teknologi yang termurah dan sesuai dengan kemampuannya
Perencanaan sanitasi sebaiknya tahan lama
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di masa datang, maka diperlukan adanya perencanaan sistem pembuangan air kotor yang optimal, meliputi :
Sistem pembuangan setempat (On Site Sanitation)
Sistem pembuangan setempat yaitu pembuangan tinja dari jamban ke tangki septic atau cubluk, sedangkan air mandi, cuci, dan dapur di salurkan kebidang resapan atau saluran drainase. Kriteria diterapkannya sistem pembuangan setempat yaitu :
- Kepadatan penduduk kurang dari 200 jiwa/ha masih dimungkinkan dengan penduduk tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.
- Daya tanah memenuhi syarat lahan tersedia
Untuk sistem pembuangan setempat (on site system) dipakai standar dan metode-metode sebagai berikut : - Tengki septic dengan peresapan
- Kepadatan penduduk kurang dari 500 jiwa/ha - Kecepatan daya resap tanah antara 105-1 cm/detik
- Dapat dicapai truk penyedot tinja - Lahan untuk bidang resapan tersedia - Cubluk
Sistem pembuangan terpusat
Pada sistem terpusat pembuangan limbah akhir pada lokasi tertentu, kemudian diolah dengan peralatan tertentu yang disebut Instalasi Pengolahan Limbah Tinja, sehingga hasil olahan tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan. Kriteria diterapkannya sistem pembuangan terpusat meliputi :
a. Kepadatan penduduk lebih dari 500 jiwa
- Kepadatan penduduk antara 201-500 jiwa/ha dimungkinkan bila :
Air tanah sudah tercemar
Sebagian besar penduduk menggunakan air tanah
Permeabilitas tanah jelek
Penduduk mampu untuk membayar iuran
Cocok untuk daerah yang baru dibangun dan yang
peka terhadap lingkungan
Limbah yang dihasilkan oleh beberapa industri dilakukan pengelolaan terlebih dahulu oleh masing-masing pemilik industri tersebut dengan sistem IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah).
Adapun rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah Kota Mojokerto berdasarkan acuan pada RTR GKS Kertosusila dan kondisi Kota Mojokerto itu sendiri antara lain yaitu :
a.Manajemen sanitasi-air limbah
b.Pengembangan prasarana limbah padat, dengan cara :
Perbaikan dan perluasan fasilitas persampahan eksisting
(termasuk proyek penutupan lahan TPA).
Program pembangunan kapasitas pembangunan
(termasuk fasilitas 3R, sistem transfer sementara, inovasi tekonologi untuk pengelolaan persampahan).
c. Monitoring kapasitas untuk pengendalian pencemaran dengan cara : mencatat kualitas air limbah, khususnya untuk industri dan air sungai dan monitoring kualitas air dilaksanakan di 60 lokasi di Sungai Brantas oleh PJT1
d.Pengadaan prasarana dan sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) komunal
e.Pengembangan IPLT SANIMAS PLUS yang terdapat di: - Kelurahan Wates : KSM Sambang ;
- Kelurahan Prajuritkulon : KSM Nurjayeng ;
- Kelurahan Pulorejo : KSM Rejo Berseri dan KSM Podo Kroso ; - Kelurahan Miji : KSM Miji Berseri ;
- Kelurahan Jagalan : KSM Jaglor Berseri ; - Kelurahan Gunung Gedangan : KSM Rejosari ;
Kelurahan Kedundung : KSM Randegan Berseri dan KSM Balongrawe ; - Kelurahan Sentanan : KSM Sentanan Gang Buntu ;
- Kelurahan Balongsari : KSM Balong Asri dan KSM Sanubari ; - Kelurahan Meri : KSM Sanitri ;
- Kelurahan Blooto : KSM Lingkungan Kemasan, KSM Lingkungan Blooto dan KSM Kertowongso ;
- Kelurahan Kranggan : KSM Margoratan ;
- Kelurahan Surodinawan : KSM Suka Maju dan KSM Sancen. f. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala
kawasan dan kota yang diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan lahan.
h.IPAL rumah sakit meliputi:
- RS. Rekso Waluyo di Jalan Majapahit - RS Emma di Jalan Raya Ijen
- RS. Gatoel di Jalan Raya Wijaya
- RS. Sayang Bunda di Jalan Gajahmada - RS. Kamar Medika di Jalan Empunala
- RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo di Jalan Surodinawan - RS. Hasanah, Jl. Cokroaminoto
i. IPAL industri meliputi: CV. Bumi Indo di Jalan Tirta Suam No.01
j. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra pengelola. k. Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah-besar dan
jasa melalui studi dokumen lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; dan
l. Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait pengendalian limbah, khususnya kegiatan industri.
Berdasarkan kondisi kepadatan yang ada di wilayah perencanaan saat ini sebesar 69 jiwa/ha sedangkan kepadatan yang direncanakan pada Tahun 2032 sebesar 81 jiwa/ha, maka sistem pengelolaan limbah yang dipergunakan masih menggunakan pembuangan air limbah setempat (on site system).
Kemudian untuk kriteria kesiapan pengembangan air limbah terdiri dari :
Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau
sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP ;
Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah
dibebaskan) ;
Sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;
Sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota
(IPAL RSH) ;
Sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola
prasarana yang dibangun ;
Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana
untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
6.4.2. Persampahan
6.4.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan