Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini yang dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal), pemerintah/dinas dan swasta di Kabupaten Bengkalis, meliputi hal-hal berikut:
• Teknik Operasional pengelolaan persampahan:
Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani di Kabupaten Bengkalis adalah sampah rumah tangga, sampah non permukiman (pasar, pertokoan/daerah komersil, industri dan aktifitas perkotaan lainnya umumnya dikelola langsung oleh Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan. Kalo dipasar diangku ke Tempat Pembuangan sementara dan di bawa ke tempat Akhir.
Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sampai di TPA adalah ( 646 m3/hari);
• Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial):
Sarana pelayanan persampahan di Kabupaten Bengkalis masih sangat terbatas, hal ini dipengaruhi karena keterbatasan sarana dan prasarana persampahan yang dimiliki (18 unit Dump Truck, 10 unit Arm Roll Truk, 3 unit Compactor, 5 unit Becho, 22 unit Pick Up, 50 unit Becak Sampah dan 113 mesin rumput).
Cakupan pelayanan persampahan yang Dinas Kebersihan adalah wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkalis. Meliputi: Kota Bengkalis (16.800 Ha), Kota Sungai Pakning (3.400 Ha) dan Kota Duri (25.547 Ha).
Pada tahun 2011, volume sampah yang dihasilkan dari setiap rumah tangga yang ada di Kabupaten Bengkalis sebesar 234 M3/hari. Dan cara pembuangannya sebagian besar masih ditimbun atau dibakar. Pelayanan pengangkutan sampah hanya terjadi di tingkat perkotaan saja.
• Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle);
Upaya mengurangi sampah di sumber sampah dengan kegiatan 3R belum terdapat di Kabupaten Bengkalis. Namun kegiatan 3R sudah di lakukan di setiap TPA. Berdasarkan data dari Dinas Pasar dan Kebersihan tahun 2012, volume yang direduksi di masing-masing TPA adalah:
a. Jenis sampah anorganik.
- TPA Bantan : 17 M3 atau 19% dari volume sampah keseluruhan.
- TPA Bukit Batu : 3 M3 atau 27% dari volume sampah keseluruhan.
- TPA Rupat : 1 M3 atau 33% dari volume sampah keseluruhan.
- TPA Chevron : 3 M3 atau 43 % dari volume sampah keseluruhan.
- TPA Mandau : 28 M3 atau 21,5% dari volume sampah keseluruhan.
b. Jenis sampah anorganik.
• TPA Bantan : 8 M3 atau 9% dari volume sampah keseluruhan.
• TPA Bukit Batu : 1 M3 atau 9% dari volume sampah keseluruhan.
• TPA Mandau : 5 M3 atau 3,8% dari volume sampah keseluruhan.
• Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan persampahan yang ada;
Dari hasil survey lapangan khususnya Kecamatan Mandau ternyata bahwa tidak seluruh sampah dapat diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah untuk dibuang ke TPA. Hal ini disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dipunyai oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis, sehingga pada beberapa wilayah atau kawasan masih tampak sampah berceceran tidak terangkut. Apabila sampah ini dibiarkan akan menimbulkan berbagai dampak negatif baik dari segi kebersihan lingkungan, dan pada akhirnya berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Di lain pihak, lahan untuk pembuangan akhir sampah di perkotaan semakin terbatas dan semakin mahal.
Sampah sebagai sumber pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan pengotoran lingkungan, pencemaran air, tanah, tempat berkembangnya bibit penyakit, penyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Selain itu sering pula timbunan sampah merusak keindahan kota dan menimbulkan bau yang kurang enak. Jumlah sampah yang dihasilkan di Kecamatan Mandau adalah sebesar 120 m3/hari dari 55.045 rumah tangga, sedangkan rumah tangga yang membuang sampah dengan angkutan hanya sebanyak 10.949 rumah tangga.
Akibatnya berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2011, pada waktu peralihan musim hujan ke kemarau banyak dijumpai jenis penyakit Demam Berdarah (DBD) yang diderita oleh penduduk di Kabupaten Bengkalis. Kasus demam berdarah banyak dijumpai pada daerah Kecamatan Mandau dengan jumlah penderita mencapai 113 penderita, hal ini terjadi perilaku masyarakat di kecamatan ini suka membuang sampah sembarang tempat. Kasus lain khususnya di Kelurahan Air Jamban Kecamatan Mandau hampir setiap tahunnya di
musim hujan terjadi bencana banjir akibat banyaknya saluran drainase yang tertimbun sampah.
• Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir);
Pola penanganan sampah di kabupaten Bengkalis pada umumnya hampir sama dengan di wilayah lain di Indonesia, yang membedakannya adalah tingkat pelayanannya. Pola penanganan sampah di kawasan perkotaan Kabupaten Bengkalis sudah mulai terpadu, yaitu pewadahan, pengumpulan di TPS atau dari pewadahan langsung di angkut di truk pengangkutan, pengangkutan, dan pembuangan di TPA. Pengolahan sampah di kabupaten ini umumnya di lakukan di TPA.
Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan di atas dapat ditampilkan dalam tabel-tabel 5.34 dan 5.35.
Tabel 5.34
Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini
No Uraian Volume Keterangan
1 Cakupan pelayanan - -
2 Perkiraan timbulan sampah 241 M3/hari Timbunan di seluruh TPA 3 Timbulan sampah yang terangkut:
- Permukiman - Non Permukiman - Total 234 M3/hari 7 M3/hari 241 M3/hari -
4 Kapasitas Pelayanan TPA 418 M3/hari Total kapasitas di seluruh TPA
Tabel 5.35
Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
Sistem pengelolaan
sub sistem Sarana dan Prasarana Satuan Kapasitas per unit Jumlah
Lokasi Layanan
Pengadaan xRp. 1000.000
Kondisi Keterangan Tahun Sumber Dana Jumlah Biaya
Dikelola Oleh Masyarakat
Pewadahan Tong sampah Unit 15 Kg Permukiman Pengumpulan Gerobak sampah
Becak sampah Permukiman Lainnya
TPS Transfer Depo Container Pengangkutan Dump truck
Arm roll Truck Pengolahan Pengkomposan
Daur Ulang
Dikelola Oleh Pemerintah
Pewadahan Tong sampah Unit 15 Kg
Pengumpulan Gerobak sampah unit 50 Seluruh kec baik Becak sampah Unit 16
Pick up unit 1 m3 22 Seluruh kec baik TPS Transfer Depo
Container
Pengangkutan Dump truck Unit 6 m3 18 2015 APBD 2000 baik 4 unit dump truck Arm roll Truck Unit 10 2015 APBD 1 unit rusak
Pengolahan Pengkomposan unit 3 Bengkalis, Mandau 2015 APBN 1500
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
Nama dan Lokasi TPA
A. TPA Bantan Lokasi: Kecamatan bantan (sistem control landfill) B. TPA Bukit Batu Lokasi: Kecamatan Bukit Batu (sistem open dumping) C. TPA Rupat Lokasi: Kecamatan Rupat (Sistem Open dumping) D. TPA Chevron Lokasi: Kecamatan Pinggir (Sistem Open Dumping) E. TPA Mandau Lokasi: Kecamatan Mandau (Sistem Control Landfill)
2. Pendanaan
a. Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan Dinas Pasar dan Kebersihan dalam pengelolaan sampah berasal dari pembiayaan APBD dan pendapatan retribusi.
b. Struktur biaya operasional;
• Pengumpulan dan penyempuran; • Penampungan sementara; • Pengangkutan;
• Pembuangan akhir. c. Struktur tarif retribusi;
• Kondisi dan kemampuan daerah; • Kemampuan masyarakat;
• Institusi yang mengelola retribusi. 3. Kelembagaan
Kelembagaan sesuai dengan struktur dan organisasi teknis yang telah ditetapkan peraturan daerah
4. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan undangan mengacu pada peraturan perundang-undanganan yang berlaku
5. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat sangat penting dalam persampahan dimana sampah paling besar adalah sampah domestik. Daur ulang di tingkat masyarakat akan mengurangi pengolahan sampah di TPA
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan