4. Peningkatan penyediaan air baku secara berkelanjutan
6.4.1 Pengembangan Air Limbah
6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan .1 Arahan Kebijakan Pengolahan Persampahan
6.4.2.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
Aspek Teknis
Pengelolaan persampahan sampai saat ini masih pada tahap penyediaan lahan TPA dari Pemerintah Kabupaten tetapi belum ada pengolahan lebih lanjut
sehingga menjadi tempat
penimbunan saja. Sarana prasarana yang sudah ada di Kabupaten
Lamandau meliputi angkutan
sampah (Truk sampah), pickup L300, motor roda 3, dan tempat sampah sementara dari plat besi.
Sedangkan untuk cakupan
pelayanan masih sebatas pada ibukota kabupaten yaitu di Nanga Bulik saja, sehingga sampah yang terangkut untuk dibuang ke TPA masih relatip sedikit dengan total jumlah jiwa yang dilayani berjumlah sekitar 16 ribu jiwa.
Dari hasil study EHRA di Kabupaten Lamandau pengolahan sampah rumah tangga sebagian besar dilakukan dengan cara dibakar (70,5%), kemudian dibuang kesungai/kali (13%), dikumpulkan dan dibuang ke TPS (8,5%), dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah (3,5%), dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang (3,5 %), dan dibuang ke lahan kosong/ hutan/kebun dan dibiarkan membusuk (0,8 %).
Gambaran pengelolaan persampahan kota Nanga Bulik adalah sebagai berikut :
a. Sistem pewadahan yang telah berjalan di kota Nanga Bulik adalah pada rumah tangga (keluarga) yang sebagian besar telah memiliki wadah sampah sendiri di tiap tiap rumah. Secara berkala tiap keluarga membuang sampahnya yang telah diwa-dahi dalam kantong plastik dan dibawa secara individu ke wadah sampah komunal atau TPS terdekat atau truk sampah yang melintas. Sedangkan untuk daerah perkantoran, pewadahan dilakukan secara aktif oleh petugas kebersihan atau penja-ga kantor tersebut, sebagian sampah jupenja-ga dibawa ke TPS dan sisanya dibakar. b. Sistem pemilahan dan pengurahan sampah : Sudah terdapat aktifitas pemilahan
yang menonjol, selain petugas yang memilah sampah juga pemulung melakukan pemilahan sampah di TPS, biasanya yang diambil adalah botol-botol plastik dan
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR-PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
VI-72
gelas. Pengurangan sampah yang dilakukan oleh warga belum terlihat maksimal, pengurangan yang cukup sering dilakukan hanya sebatas membakar sampah di pekarangan. Demikian pula dengan penggunaan kembali barang bekas belum dapat memberi kontribusi pada pengurangan volume sampah. Sebagian toko-toko telah melakukan proses pengurangan dengan menyimpan kardus-kardus bekas untuk kemudian dijual kepada pengepul yang sudah banyak terdapat di kota Nanga Bulik. c. Sistem Pengumpulan dilakukan oleh petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dengansarana gerobak keliling yang ditarik dengan tenaga manusia untuk kemudian diangkut kedalam truk. Biasanya terdiri dari 2 orang petugas yang berkeliling ke rumah-rumah warga. Pengumpulan dilakukan satu kali tiap hari. Pengumpulan dengan gerobak ini terbatas pada kawasan padat penduduk.
d. Sistem pengangkutan untuk mencapai TPS menggunakan gerobak tarik, dan dari TPS menuju TPA menggunakan dump truck. Pengangkutan dilakukan sebanyak 1 shift per hari. Truk sampah berkeliling di daerah-darah padat penduduk dan petugas-nya mengambil kantong kantong sampah yang ada di depan rumah-rumah atau toko, selain mengambil / memuat sampah yang telah ada di TPS untuk dibawa ke TPA. e. Pengolahan Akhir : Sampah yang diangkut menggunakan dump truck menempuh
perjalanan sejauh 18 km menuju TPA di desa Bukit Indah. Sesampainya di TPA sampah langsung dibuang ke lahan urug tanpa penanganan selanjutnya. Sistem ini dikenal dengan nama open dumping.
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR-PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
VI-73
Kota Nanga Bulik sebagai ibukota Kabupaten Lamandau belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pengelolaan sampah kota, hal ini terkait dengan tingkat pelayanan yang masih rendah, yaitu hanya melayani sebagian dari penduduk yang berada di pusat-pusat kota. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA} terdapat di desa Bukit Indah keca-matan Bulik. Luasan TPA yang sudah terpakai 2 Ha menggunakan sistem operasional Open Dumping. Jarak TPA dengan perumahan/permukiman terdekat 2 Km, jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat 5 Km dan jarak TPA dengan pantai 200 Km. Alat angkut yang digunakan adalah Truk Sampah,gerobak motor sampah dan mobil pickup (L300). Teknologi yang dipakai atau digunakan dalam pengelolaan persampahan di tingkat TPA yang ada di Kabupaten Lamandau masih menggunakan sistem open dumping. sarana dan prasarana persampahan yang ada digambarkan dalam tabel berikut ini :Tabel 6.31 Sistem Pelayanan Persampahan Saat ini
No Uraian Volume Keterangan
1 TEKNIK OPERASIONAL
a. Cakupan Pelayanan 31,2 %
b. Perkiraan Timbulan sampah 51,28 m3/hari c. Timbulan sampah yang terangkut 16 m3/hari
- Kapasitas Pelayanan TPA >100 m3/hari
- Kapasitas Pelayanan Pengumpulan 2 unit
2 PERSONAL
- Tukang sapu 15 orang
- Pembersih parit 14 orang
- Pemotong Rumput 18 orang
- Pengangkut Sampah 17 orang
Sumber : Dinas PU Kabupaten Lamandau
Tabel 6.32 Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana Persampahan
No Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Satuan Jumlah Kapasitas Tahun Pengadaan
Kondisi Keterangan
1 Pewadahan
a. Tong sampah tepi jalan fiber
Unit 20 0,6 m3 2009-2012 Baik
b. Tong Sampah Besi Unit 161 1 m3 2007-2012 Baik
c. TPS BETPM Unit 6 2,4-3,0m3 Baik
2 Pengangkutan
a. Gerobak Sampah Unit 28 1m3 2009-2010 Baik
b. Motor 3 Roda Unit 2 1m3 2009 Baik
c. L-300 Unit 1 4m3 2009 Baik
d. Dump Truk Unit 3 8m3 2005/2008/2011 Baik
3. Pembuangan Akhir Lahan 1 N/A m3/hari 2007 Baik Masih
menggu-nakan sistem open dumping
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR-PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
VI-74
Aspek PendanaanPemungutan retribusi pengelolaan sampah masih merupakan kegiatan yang sulit untuk dilaksanakan, karena masih melekatnya anggapan bahwa pengelolaan sampah adalah tugas pemerintah sebagai pelayanan umum yang dibiayai dari berbagai pajak yang telah dibayar masyarakat. Hingga saat ini belum ada peraturan resmi yang dikeluarkan oleh instansi terkait tentang pengelolaan persampahan, termasuk tentang pengaturan besarnya retribusi untuk jasa layanan pengangkutan sampah. Pembiayaan yang disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Lamandau untuk sektor persampahan setiap tahunnya mengalami perubahan berdasarkan kebutuhan pengelolaan. Pembiayan sektor persampahan di Kabupaten Lamandau terdapat pada 2 (dua) SKPD yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup.
Tabel 6.33 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Persampahan Di Kabupaten Lamandau 2013 Tahun 2008-2012
No Uraian Belanja (Rp)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendanaan Investasi
Persampahan 604.150.550 1.830.291.000 3.718.838.000 6.668.387.485
Sumber Data : Dinas PU Kabupaten Lamandau Tahun 2013