• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI EKSISTING

Dalam dokumen BAB VII - DOCRPIJM 3d4cdf86f2 BAB VIIBAB 7 (Halaman 34-41)

REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/NAMA PAKET KAB/KOTA DESA/KEC VOL SAT PEMANFAAT (Jiwa/Ha)

7.3.1 KONDISI EKSISTING

Program dan kegiatan di bidang pengelolaan air limbah bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Bebahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, di samping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera, dll.

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman yaitu:

- Pencapaian open defecation free hingga akhir 2014

- Peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga mencapai

60% akhir tahun 2014

Upaya pencapaian sasaran dilakukan melalui:

- Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on-site

maupun off-site di perkotaan dan perdesaan

- Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air

limbah permukiman

- Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

- Penguatan kelembagaan

- Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan

Analisis kebutuhan pengelolaan air limbah untuk 5 (lima) tahun ke depan dilakukan dengan langkah-langkah:

- Menetapkan sasaran pengelolaan air limbah lima tahun ke depan - Melakukan analisis kondisi sistem pengelolaan air limbah saat ini,

meliputi tingkat pelayanan dan kualitas sistem prasarana dan sarana yang ada

- Merumuskan persoalan, yaitu kesenjangan antara sasaran lima tahun

dengan kondisi saat ini

- Menetapkan prioritas berdasarkan skenario pengembangan

kota dan kemampuan berdasarkan tingkat kebutuhan

- Menentukan program dan kegiatan lima tahun ke depan - Menentukan investasi tahunan

- Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem

pengelolaan air limbah antara lain:

35 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

- Rencana Pembangunan Daerah

- Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi daerah

- Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

- Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk Sistem

Pengelolaan Air Limbah

- Kerangka kerja logis (logical framework) penilaian kelayakan investasi

pengelolaan Air Limbah

- Memperhatikan peraturan perundangan dan pedoman yang tersedia - Tingkat kelayakan pelayanan, dan efisiensi pengelolaan air limbah di

daerah

- Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi

peningkatan lingkungan masyarakat tapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan

- Sumber pendanaan dari berbagai pihak, baik masyarakat, swasta dan

pemerintah

- Kelembagaan yang mengelola air limbah

- Investasi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah memperhatikan

kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan

- Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau

pengelolaan prasarana dan sarana air limbah, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut

- Safeguard sosial dan lingkungan

I. Kondisi Eksisting Pengolahan Air Limbah

Pengelolaan air limbah permukiman dapat dilakukan dengan sistem on-site atau sistem off-site atau kombinasi dari kedua sistem ini.Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumbe r.

Kondisi pengelolaan air limbah pada umumnya belum menggunakan suatu sistem pengelolaan.Limbah tinja pada umumya dikumpulkan menggunakan tangki septik. Air limbah yang berasal dari kegiatan mandi, cuci, dapur dan industri rumah tangga pada umumnya hanya dialirkan melalui permukaan tanah, saluran drainase atau sungai.Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hanya dapat ditemukan di Rumah Sakit atau Puskesmas-Puskesmas.

36 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

Tabel 7.5 Data Pelayanan Air Limbah

Sumber : RAD Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 7.6 Proyeksi Air Limbah s/d 2021

Sumber : RAD Provinsi Sulawesi Utara

Proyeksi Kebutuhan Pengolahan Limbah Cair, menggunakan asumsi dan pendekatan : Limbah air domestik : Black Water : 0,83L/org/hari dan Gery Water : 100L/org/hari. Limbah non domestik: 25% dari limbah cair domestik, IPLT: 1 unit perkotaan dan Kabupaten, IPAL: Disetiap Kawasan Industri.

Pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan air limbah dan tinja hingga 50%.

a) Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Derajat kesehatan masyarakat Kota Kotamobagu, diukur dari Tingkat Kematian Bayi (IMR) dan penyakit yang mayoritas terjadi akibat kondisi sanitasi yang

37 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

tidak baik atau penyakit yang ditularkan melalui air (water borne diseases)digambarkan sebagai berikut: IMR pada tahun 2008 sebesar 5,4 per seribu kelahiran hidup. Jumlah kematian Balita sebanyak 15 kematian. Jumlah kematian ibu melahirkan sebanyak 3 kasus atau 50,93 per 100.000 kelahiran hidup.

Lima besar penyakit yang menonjol di Kota Kotamobagu pada tahun 2008 adalah infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas (34,66%), Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas (16,11%), Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (8,93%), penyakit kulit infeksi (5,52%), dan penyakit kulit alergi (3,06%).

b) Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

Kondisi pengelolaan air limbah di Kota Kotamobagu pada umumnya belum menggunakan suatu sistem pengelolaan. Limbah tinja pada umumya dibuang/dikumpulkan dalam wadah tangki septik. Air limbah yang berasal dari kegiatan mandi, cuci, dapur dan industri rumah tangga pada umumnya hanya dialirkan melalui permukaan tanah, saluran drainase atau sungai.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hanya dapat ditemukan di Rumah Sakit atau Puskesmas-Puskesmas. Kondisi alam daerah Kota Kotamobagu cukup beragam, yaitu dataran rendah hingga dataran tinggi. Pada umumnya wilayah Kota Kotamobagu verada pada kemiringan 15-25 derajat.

Kondisi Sistem Sarana & Prasarana Pengelolaan Air Limbah

a. Aspek Teknis

Prasarana dan sarana air limbah di Kota Kotamobagu masih sangat terbatas. Sistem prasarana dan sarana air limbah (on-site dan/atau off-site system) belum terbangun, khususnya untuk kebutuhan masyarakat umum.

b. Aspek Pendanaan

Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah masih sangat terbatas. IPAL yang terbangun hanya di rumah sakit dan puskesmas, dengan sumber dana dari APBN dan APBD Kabupaten. IPLT belum terbangun. Pengurasan tangki septik dilakukan oleh perusahaan swasta dan lumpur tinja dikelola secara off-site.

c. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah

Organisasi khusus yang menangani pengelolaan air limbah di Kota Kotamobagu saat ini belum dibentuk. Penanganan air limbah ditangani langsung oleh SKPD yang membangun instalasi pengelolaan limbah (seperti rumah sakit/puskesmas). Pengembangan prasarana dan sarana air limbah lainnya

38 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum. d. Aspek Peraturan Perundangan

Peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan air limbah di Kota Kotamobagu sampai saat ini masih mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah, sedangkan di tingkat pemerintah daerah belum dibentuk.

e. Aspek Peran Serta Masyarakat

Kegiatan yang dilaksanakan baik oleh masyarakat, LSM atau swasta dalam pengelolaan ar limbah masih sangat terbatas.

Beberapa peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbahantara lain:

a. Semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk membangun wadah pengumpulan lumpur tinja (Septik Tank).

b. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah dalam bentuk kegitan- kegiatan penyuluhan, promosi, diseminasi oleh istansi dinas kesehatan, pengelola persampahan dan pekerjaan umum.

f. Aspek Lingkungan

Dampak yang ditimbulkan oleh air limbah terhadap lingkungan adalah terkait dengan derajat kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan pencemaran air permukaan. Air limbah rumah tangga pada umumnya dialirkan kembali ke permukaan tanah (belum dilakukan pengolahan). Hal tersebut akan berakibat pada penurunan kualitas sumber-sumber air yang digunakan masyarakat untuk aktivitas mandi, mencuci atau bahkan untuk dikonsumsi sebagai sumber air minum/memasak. Akibat selanjutnya adalah akan terjadi bermacam-macam kejadian penyakit, yang tentu saja akan meurunkan derajat kesehatan masyarakat.

Permasalahan Yang Dihadapi

Sasaran Pengelolaan Prasarana dan Sarana (PS) Air Limbah

Sasaran pencapaian pengelolaan air limbah didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan utama sebagai berikut:

a). Pemenuhan kebutuhan dasarKebutuhan penduduk perkotaan dan perdesaan terhadap akses pelayanan air limbah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat sudah cukup mendesak. Sebagian besar permukiman yang ada belum memiliki suatu sistem pengelolaan air limbah yang memadai, di mana pada umumnya air limbah yang diproduksi rumah tangga, selain limbah tinja, hanya dilepaskan kembali ke alam melalui permukaan tanah, sungai atau saluran drainase tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mencemari sumber-sumber air dan lingkungan permuiman yang pada gilirannya dapat

39 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

mengganggu kesehatan masyarakat.

b). Meningkatkan keberlanjutan lingkungan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, sasaran pengelolaan air limbah adalah untuk melindungi lingkungan terutama sumber daya air baik air permukaan maupun air tanah. c). Pemenuhan kebutuhan pembangunan ekonomi perkotaan Kawasan-

kawasan prioritas dalam rangka peningkatan perekonomian. Sektor-sektor unggulan kawasan-kawasan tersebut adalah perdagangan dan jasa, transportasi/angkutan, pariwisata, pertanian, permukiman, dll. Target yang ingin dicapai dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah untuk menunjang kawasan dan sektor tersebut adalah tersedianya prasarana dan sarana air limbah, kelembagaan pengelolaaan air limbah, dan biaya operasional pengelolaan air limbah.

Kota Kotamobagu dalam kapasitasnya sebagai kabupaten yang berkembang pesat sangat rentan dengan persoalan air limbah yang dapat menurunkan

kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan ini sangat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama dari sisi kesehatan masyarakat. Untuk itu dalam pembangunan infrastruktur air limbah penting mendapatkan perhatian kita. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah :

- Rendahnya kesadaran perusahaan dalam pengelolaan air limbah.

- Belum tersedianya sistem pengelolaan air limbah masyarakat perkotaan. - Belum adanya pengolahan / penanganan lumpur tinja.

Tabel 7.7 Produksi Air Limbah Domestik daan Non Domestik Di Kota Kotamobagu

Buangan Air

% terhadap

Jumlah Bungan Air Limbah

No penggunaan Limbah Air bersih

Tahun 2007 Tahun 2010 Tahun 2013 Tahun 2017

1. Domestik 60% 8.021.700 8.786.970 8.997.642 9.121.456

2. Non Domestik 60% 1.604.340 1.757.394 1.799.528 1.824.291

Jumlah 9.626.040 10.544.364 10.797.170 10.945.747

Sumber : Hasil analisah

Berdasarkan pengamatan dan analisis bahwa produksi air limbah merupakan 60% dari total konsumsi air bersih oleh masyarakat

40 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

setempat. Dengan kuantitas tersebut diprediksikan dihasilkan ± 10,5 juta Liter / Hari untuk tahun 2010, ± 10,7 juta liter/hari untuk Tahun 2013, dan ± 10,9 juta liter/hari untuk Tahun 2017.

Analisa Permasalahan

Sasaran pencapaian pengelolaan air limbah Kota Kotamobagu didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan utama sebagai berikut:

a. Pemenuhan kebutuhan dasar

Kebutuhan penduduk perkotaan dan perdesaan terhadap akses pelayanan air limbah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat sudah cukup mendesak.

b. Meningkatkan keberlanjutan lingkungan

Sebagian besar permukiman yang ada belum memiliki suatu sistem pengelolaan air limbah yang memadai, di mana pada umumnya air limbah yang diproduksi rumah tangga, selain limbah tinja, hanya dilepaskan

kembali ke alam melalui permukaan tanah, sungai atau saluran drainase tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mencemari sumber-sumber air dan lingkungan permukiman yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

c. Pemenuhan kebutuhan pembangunan ekonomi perkotaan

Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di kawasan - kawasan prioritas dalam rangka peningkatan perekonomian di Kota Kotamobagu meliputi 4 Kecamatan.

Berdasarkan analisis permasalahan, usulah alternatif pemecahan masalah pengelolaan air limbah di Kota Kotamobagu adalah penerapan dan pengembangan sistem yang baru guna meningkatkan kinerja sistem air limbah yang ada. Sebagai acuan dalam pemilihan teknologi air limbah adalah sebagaimana yang digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 7.1 Algoritma Pilihan Teknologi Sistem Pengolahan air Limbah Permukiman

41 | B a b V I I – K o t a K o t a m o b a g u

Rekomendasi

Dengan memperhatikan kebutuhan peningkatan pelayanan, pengembangan pembangunan prasarana dan sarana, serta kemampuan pembiayaan, kapasitas kelembagaan, kesiapan masyarakat serta perangkat pengaturan maka alternatif terpilih sebagai rekomendasi peningkatan pengelolaan air limbah tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut:

a). Pengembangan kelembagaan pengelolaan air limbah b). Pengembangan prasarana dan sarana air limbah c). Pengembangan kapasitas pembiayaan

d). Pengembangan perangkat aturan pengelolaan

Dalam dokumen BAB VII - DOCRPIJM 3d4cdf86f2 BAB VIIBAB 7 (Halaman 34-41)

Dokumen terkait