IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN DRAINASE
6.4. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR AIR MINUM
6.4.1.2. Kondisi Eksisting
Kondisi Eksisting Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Salatiga secara umum adalah:
A. Aspek Teknis
Kondisi aspek teknis pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Salatiga sebagai berikut :
1) Jenis dan Jumlah Sistem Jaringan
Penyediaan kebutuhan air bersih di Kota Salatiga dengan sistem perpipaan PDAM dilakukan dengan pengembangan jaringan primer dan sekunder, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengaturan pengambilan, penampungan dan pendistribusiannya. Adapun jaringan sistem perpipaan air bersih di Kota Salatiga adalah sebagai berikut :
a) Jaringan Primer
Merupakan sistem perpipaan utama yang mengalirkan air dari sumber ke reservoir. Lokasi pengembangan jaringan primer direncanakan disepanjang aliran dari mata air (Kalitaman, Kalisombo, Senjoyo) sampai ke reservoir yang berada di Kelurahan Ledok, Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Blotongan.
b) Jaringan Sekunder
Merupakan jaringan pipa yang mendistribusikan pipa jaringan primer, dari pipa jaringan sekunder selanjutnya akan dialirkan ke pipa-pipa distribusi. Lokasi jaringan sekunder direncanakan mengikuti jaringan jalan yang ada di Kota Salatiga.
Distribusi air besih dari PDAM Kota Salatiga hanya mencapai 67% jumlah penduduk Kota Salatiga sehingga ada masyarakat di daerah pinggiran yang belum terjangkau oleh jaringan air bersih dari PDAM. Sehingga dalam penyediaannya mereka memanfaatkan sumber air dari sumur gali dan sumur pompa yang diusahakan secara swadaya.
2) Sumber Air Baku
Sistem penyediaan air minum PDAM Kota Salatiga menggunakan dua sumber air, yaitu :
a) Menggunakan sumur dalam dimana pengambilan airnya menggunakan pompa
kemudian ditampung di dalam reservoir untuk selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan.
b) Menggunakan mata air dengan menyalurkan air ke reservoir lalu didistribusikan
kepada pelanggan.
Sumber air yang dimanfaatkan oleh PDAM di Kota Salatiga berasal dari mata air dan sumur artesi yang terdapat di Kota Salatiga maupun dari wilayah sekitar seperti Kabupaten Semarang. Lebih jelasnya mengenai sumber air dan kapasitasnya yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL VI.75
KAPASITAS SUMBER AIR YANG DIMANFAATKAN PDAM SALATIGA No Bangunan Produksi Kapasitas l/dtk Tahun
Dibangun Lokasi Terpasang Rata-rata
1. Bronkaptering Senjoyo I 10 10 1921 Kab. Semarang
2. Bronkaptering Senjoyo II 10 10 1959 Kab. Semarang
3. Bronkaptering Senjoyo III 60 60 1972 Kab. Semarang
4. Bronkaptering Senjoyo IV 65 60 1989 Kab. Semarang
5. Bronkaptering Kalisombo atas (utara) 35 30 1982 Kota salatiga
No Bangunan Produksi Kapasitas l/dtk Tahun
Dibangun Lokasi Terpasang Rata-rata
8. Bronkaptering Kaligethek 20 20 2002 Kota salatiga
9. Bronkaptering Kalitaman 18 I/d per 19
jam Operasional 25 20 2002 Kota salatiga
10. Sumur artesis Jl . Sukowati 12 15 2007 Kota salatiga
11. Sumur artesis Cebongan 8 6 2009 Kota salatiga
12. Sumur artesis Tegalsari I 7 7 - Kota salatiga
13. Sumur artesis Tegalsari II 10 12 - Kota salatiga
14. Sumur artesis Kradenan 7 7 - Kota salatiga
15 Sumur artesis Bulu 2 2 - Kota salatiga
16. Sumur artesis Dukuh 7 7 - Kota salatiga
Jumlah 318 296 - -
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
3) Sistem Pengolahan Air
a) Unit Produksi Kalitaman
Bangunan penangkap air PDAM Salatiga berada dalam lingkungan kolam renang Kalitaman dengan kapasitas produksi 50-25 l/detik. Kemudian dialirkan ke bangunan pengumpul untuk dialirkan dengan sistem pompa dengan kapasitas 20 l/detik menuju reservoir Gumukrejo dengan kapasitas 800m³ di Kelurah Kutowinangun
dengan melalui pipa diameter 10”, jarak 2000m danselisih head ± 50m. Reservoir ini
didistribusikan ke Kecamatan Kutowinangun, Kelurahan Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Blotongan.
b) Unit Produksi Kali Getek
Mata air Kali Getek semuanya tertampung ke dalam bangunan penangkap air PDAM Salatiga dengan kapasitas 20 l/detik. Kemudian mengalir ke kolam pengumpul di Kalisombo untuk dialirkan dengan sistem pompa dengan kapasitas 20 l/detik menuju reservoir Ngebong dengan kapasitas 650 m³ di kelurahan Sidorejo Lor kemudian
dialirkan dengan pipa diameter 10”. Jaraknya ± 2800m dengan selisih head 60 m.
Reservoir Ngebong ini didistribusikan ke Kelurahan Salatiga, Sidorejo Lor, Blotongan, dan Tapen.
c) Unit Produksi Kalisombo
Sumber mata air Kalisombo yang dimanfaatkan PDAM Salatiga diamankan dengan bangunan penangkap air dengan kapasitas 45 l/detik dan ditampung dalam kolam
pengumpul dan dialirkan menuju jaringan distribusi menggunakan pompa centrifugal
dan submersible. Daerah pelayanan produksi Kalisombo meliputi kelurahan Salatiga,
Bugel, dan Kutowinangun.
d) Unit Produksi Senjoyo
Bangunan penangkap air di Senjoyo dengan kapasitas 145 l/detik. Mengalir secara gravitasi menuju reservoir Ngaglik 1400 m³ melalui pipa diameter 300 mm dan diameter 150 mm dengan jarak 4500 m. Kemudian dari reservoir Ngaglik dialirkan menuju distribusi ± 20 l/detik, dipompa menuju pelayanan yakni Tegalrejo, Ledok,
e) Unit Produksi Kaligojek
Mata air Kaligojek merupakan salah satu mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Salatiga dengan kapasitas produksi 20 l/detik dengan daerah pelayanan Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Kalibening, Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir.
f) Unit Produksi Sumur Sukowati
Sumur Sukowati merupakan sumur yang terletak di lingkungan kantor PDAM Kota Salatiga. Air yang berasal dari sumur Sukowati diolah terlebih dahulu menggunakan instalasi pengolahan air minum yang memiliki kapasitas 15 l/detik dengan kapasitas sumur 20 l/detik. Wilayah pelayanan distribusi meliputi Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo dan Kelurahan Sraten, Kelurahan Candirejo, Kelurahan Gedangan, Kelurahan Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
g) Unit Produksi Sumur Tegalsari
Sumur Tegalsari dibagi menjadi 2 sumur yaitu Sumur Tegalsari 1 dan Sumur Tegalsari 2 yang memiliki kapasitas produksi yang berbeda. Sumur Tegalsari 1 memiliki kapasitas produksi 10 l/detik sedangkan Sumur Tegalsari 2 memiliki kapasitas produksi 10 l/detik dengan wilayah pelayanan yang sama yaitu Kelurahan Kalibening, Kelurahan Gendongan dan Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir. Air yang berasal dari sumur Tegalsari dialirkan terlebih dahulu ke Reservoir Tegalsari yang selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan di wilayah pelayanan.
h) Unit Produksi Sumur Kradenan
Sumur Kradenan memiliki kapasitas produksi 7 l/detik dengan daerah pelayanan Kelurahan Kalibening, Kelurahan Tingkir Lor Kecamatan Tingkir dan Kelurahan Cebongan Kecamatan Argomulyo. Air yang dihasilkan dari Sumur Kradenan dialirkan telebih dahulu ke Reservoir Kradenan yang selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan di wilayah pelayanan.
i) Unit Produksi Sumur Bulu
Sumur Bulu memiliki kapasitas produksi sebesar 2 l/detik dengan daerah pelayanan Kecamatan Argomulyo yaitu Kelurahan Tegalrejo dan Kelurahan Ledok.
j) Unit Produksi Sumur Cebongan
Sumur Cebongan terletak di Kecamatan Argomulyo. Sumur Cebongan memiliki kapasitas produksi 7 l/detik dengan wilayah pelayanan Kelurahan Cebongan dan Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo.
4) Kondisi Pelayanan
a) Pelayanan Jaringan Perpipaan
Kota Salatiga memiliki 174.648 jiwa dengan jumlah pelayanan PDAM Kota Salatiga sebanyak 24.788 sambungan dan jumlah pelayanan Progran NON PDAM Kota Salatiga sebanyak 1.322 sambungan. Cakupan Pelayanan Kota Salatiga pada Tahun 2013 sebesar 74,83% atau masih di bawah target MDGs yaitu 80% pada Tahun 2015. Cakupan Pelayanan PDAM Kota Salatiga yang sebesar 70,90 % dan cakupan pelayanan Progran NON PDAM Kota Salatiga sebesar 3,93%.
Produksi air minum di PDAM Kota Salatiga pada Tahun 2012 sebesar 8.388.718,74 m3 dengan tingkat kehilangan air sebesar 24,67%. Sumber air yang dimiliki oleh Kota Salatiga berupa mata air dan sumur dalam yang didistribusikan kepada pelanggan baik dengan sistem gravitasi maupun dengan sistem pemompaan. Mata air yang dimiliki Kota Salatiga diantaranya Mata air Kaligojek, Mata Air Kalisombo, Mata Air Kalitaman dan Mata Air Kaligethek. Kota Salatiga memiliki daerah rawan air yang diprioritaskan berdasarkan banyaknya jumlah rumah tangga yang belum terlayani oleh PDAM Kota Salatiga. Berdasarkan data dari PDAM Kota Salatiga, tedapat beberapa kelurahan yang belum terlayani jaringan air minum PDAM, diantaranya Kelurahan Kauman Kidul yang berada di Kecamatan Sidorejo, Kelurahan Noborejo, Kelurahan Kumpulrejo dan Kelurahan Randuacir di Kecamatan Argomulyo.
TABEL VI.76
CAKUPAN PELAYANAN PDAM KOTA SALATIGA
No. Keterangan Kecamatan
Sidorejo Sidomukti Argomulyo Tingkir
1. Jumlah Rumah Tangga 53.142 38.977 41.702 40.827
2. Jumlah Sambungan (unit) 7.541 5.169 6.199 5.879
3. Prosentase Pelayanan (%) 70,95 66,31 74,32 71,99
4. Rumah Tangga Belum Terlayani 5.464 2.165 6.581 4.986
5. Tingkat Kebocoran (%) 24,67 24,67 24,67 24,67
6. Harga Pokok Air (Rp) 2.180,12
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
b) Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan
Kota Salatiga memiliki program Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (NON PDAM) yang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga dimana Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang membuatkan sumur baru untuk sumber air dan menyediakan segala pelengkapnya seperti pompa tower air serta jaringan distribusi. Setelah jaringan air minum selesai dibuat, pengelolaan jaringan tersebut diserahkan kepada masyarakat. Pelayanan air minum dan sanitasi masyarakat ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang lokasinya belum dijangkau oleh PDAM Kota Salatiga dan merupakan daerah rawan air di Kota Salatiga.
Kota Salatiga memiliki 174.648 dengan jumlah pelayanan Program NON PDAM Kota Salatiga sebanyak 1.322 sambungan. Cakupan Pelayanan Kota Salatiga pada Tahun 2013 sebesar 3,93% atau masih di bawah target MDGs yaitu 60% pada Tahun 2015. Kota Salatiga memiliki program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (NON PDAM) yang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga dimana pengelolaan NonPDAM ini sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. Data Sumber air dan lokasi pelayanan Non PDAM dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.77
PELAYANAN NON PDAM DI KOTA SALATIGA
No. Kelompok Sumber Air Lokasi
6. Tirta Kusuma Sumur Bor Kalilondo RT 04/RW 04 Kel. Sidorejo Kidul Kec. Tingkir 7. Tirta Kamandu Sumur Bor Batur RT 03/RW 01 Kel. Kauman Kidul Kec. Sidorejo 8. Guwo Tirto Sumur Bor Kel. Tegalrejo RT 09/RW 09 Kec. Argomulyo
9. Tirta Karya Mata Air Kenteng RT 01/RW 07 Kel. Kumpulrejo Kec. Argomulyo 10. Tirta Agung Mata Air Kel. Kauman Kidul RT 03/ RW 06 Kec.Sidorejo
11. Tirta Sari Sumur Bor Kel. Mangunsari Kec. Sidomukti
12. Tirto Bening Sumur Bor Tegalsari RT 04, 05, 06/RW 08 Kalibening RW 01 s/d 03 Kel. Kalibening Kec. Tingkir
13. Tirto Mulyo Sumur Bor Nobokulon RT 01 s/d 03/RW 09 dan Kel. Noborejo Kec. Argomulyo 14. Gumuk Tirto Sumur Bor Gunungsari RT 01 s/d 03/RW 06 Kel. Sidorejo Kidul Kec. Tingkir Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga, 2013
B. Aspek Pendanaan
Kondisi aspek pendaaan pengelolaan sistem penyediaan air minum di Kota Salatiga sebagai berikut :
1) Kondisi dan Kinerja Keuangan
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum, yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Perubahan Posisi Keuangan, Proyeksi Arus Kas dan Proyeksi Rencana Investasi menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan laporan keuangan.
Opini yang dikeluarkan oleh auditor independen berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Penilaian Kinerja PDAM pada Tahun 2008 sampai Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Tahun 2008 Wajar Tanpa Pengecualian
Tahun 2009 Wajar Tanpa Pengecualian
Tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian
Tahun 2011 Wajar Tanpa Pengecualian
Tahun 2012Wajar Tanpa Pengecualian
Hasil penilaian atas kinerja PDAM Kota Salatiga untuk Tahun 2008-2012 berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 Tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum termasuk dengan kategori “baik”. TABEL VI.78
KINERJA PDAM KOTA SALATIGA PERIODE TAHUN 2008 – 2012 Aspek Maksimum Nilai Bobot Perolehan Nilai Kinerja Untuk Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Keuangan 60 45 30,75 35,25 33 31,50 32,25
Operasional 47 40 24,68 21,28 22,98 24,68 24,68
Administrasi 36 15 14,17 13,75 13,33 13,33 13,33
Jumlah Perolehan Nilai 69,60 70,28 69,31 69,51 70,26
Kategori Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
Kemudian performa keuangan selama 4 tahun terakhir berdasarkan laporan yang telah diaudit disajikan dalam tabel di bawah ini :
TABEL VI.79
NERACA KOMPARATIF PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2008 – 2012 (JUTA RUPIAH)
Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Aktiva Aktiva Lancar 3.774 6.360 4.847 4.522 7.903 Aktiva Tetap 11.072 12.210 12.191 13.459 14.516 Aktiva lain-lain 2.646 1.886 2.886 1.934 1.973 Jumlah Aktiva 17.393 19.447 19.925 19.916 24.393
Hutang dan Modal
Kewajiban Lancar 626 900 1.241 432 1040
Kewajiban Lain-lain Jk. Panjang 2.008 2.233 2.834 1.678 25.99
Modal dan Cadangan 13.000 13.343 13.601 11.730 14.730
Laba Rugi 1.270 2.089 2.159 2.205 2.459
Jumlah Hutang & Modal 17.393 19.447 19.925 19.916 24.393
*Dalam juta rupiah
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
Hasil perhitungan laba dan rugi pada periode 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.80
LABA DAN RUGI PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2008 – 2012 (JUTA RUPIAH)
Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Pendapatan
Pendapatan Air 12.949 13.803 13.211 14.301 16.119
Pendapatan Non Air 1.013 1.780 2.669 2.533 3.162
Pendapatan Lain-lain 139 80 435 228 223
Jumlah Pendapatan 15.553 17.182 16.315 17.063 19.505
Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya Operasi Sumber 221 235 264 252 335
Biaya Operasi Pengolahan 3.593 4.112 4.585 4.996 4.664
Biaya Operasi Transmisi./Distribusi 2.597 2.835 2.772 3.241 3.703
Biaya Umum dan Administrasi 5.508 4.902 5.879 5.686 7.560
Biaya Lain-lain 0,17 0,17 0,195 0.145
Jumlah Biaya 11.919 12.084 13.501 14.176 16.264
Kerugian Luar Biasa
Laba/(Rugi) Operasi 1.680 2.586 2.815 2.887 3.240
PPh Badan 588 707 655 681 790
Laba/(Rugi) Setelah PPH 1.270 2.089 2.159 2.205 2.450
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
2) Tarif dasar air dan harga dasar air serta struktur pelanggan
Tarif baru yang berlaku mulai 1 Mei 2012 di PDAM Kota Salatiga ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur PDAM Kota Salatiga Nomor 690/104/2012 Tanggal 30 April 2012.
TABEL VI.81
TARIF RETRIBUSI PDAM KOTA SALATIGA Jenis Pelanggan
Besarnya Tarif Menurut Blok Konsumsi (Rp)
Blok I Blok II
0 – 10 m3 11 – 20 m3 21 – 30 m3 >31 m3
Sosial Umum
Hidran umum/Terminal Air 545 785 970 1.360
Jenis Pelanggan
Besarnya Tarif Menurut Blok Konsumsi (Rp)
Blok I Blok II 0 – 10 m3 11 – 20 m3 21 – 30 m3 >31 m3 Rumah Tangga Rumah Tangga A 720 1.010 1.990 2.910 Rumah Tangga B 1.260 1.850 3.120 3.670 Rumah Tangga C 1.850 2.500 3.780 4.695 Rumah Pemondokan Rumah Pemondokan A 1.850 2.520 3.735 4.520 Rumah Pemondokan B 2.500 2.815 3.920 4.700 Rumah Pemondokan C 2.655 3.335 4.310 5.095 Usaha Usaha Kecil 2.310 3.970 5.145 7.555 Usaha Menengah 2.735 4.530 6.225 7.995 Usaha Besar 3.025 4.745 6.680 8.445 Industri Industri Kecil 2.895 5.695 6.680 7.790 Industri Menengah 3.495 5.900 7.125 8.445 Industri Besar 3.925 6.120 7.520 8.905 Instansi Pemerintah 2.895 5.390 6.680 7.790 Vertikal 2.895 5.390 6.680 7.790 Swasta 2.895 5.390 6.680 7.790 Khusus
Lembaga Pendidikan Asing, Rumah Tangga WNA 3.680 5.900 7.130 8.460
Refill/Tangki 6.800 10.260 13.015 15.340
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
Pendapatan air PDAM Kota Salatiga tahun 2008 sebesar Rp. 12.498 miliar - sedangkan Tahun 2012 sebesar Rp 16,119 miliar ,- bila dirinci per kelompok tarif adalah sebagai berikut :
TABEL VI.82
PEMAKAIAN AIR, TARIF DAN PENDAPATAN AIR PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2012
Pelanggan Total Pemakaian Air (m3) Tarif (Rp) Pendapatan Air (Rp.)
2012 2012 2012 1. Domestik 5.098.300 2.198 11.203.697.176 + Rumah Tangga A 610.798 1.492 911.335.905 + Rumah Tangga B 4.220.835 2.231 9.415.682.796 + Rumah Tangga C 266.667 3.288 876.678.475 2. Non Domestik 1.129.719 4.915.615.682 + Sosial 273.073 1.841 502.604.768 + Niaga Besar 38.632 6.342 245.013.010 + Niaga kecil 135.602 4.584 621.595.170 + Niaga Menengah 197.389 5.468 1.079.266.485 + Industri Besar 68.461 7.950 544.231.025 + Industri Kecil 120.009 4.186 502.308.355 + Industri Menengah 5.669 7.123 40.377.540 + ABRI, Instansi Pemerintah,Pemda,Sekolah, Lemb. Asing 283.816 4.457 1.264.869.329 + Tangki 7.068 115.350.000 Jumlah 6.228.019 2.588,19 16.119.312.858
C. Kelembagaan
Kondisi kelembagaan dan organisasi pengelola sistem penyediaan air minum di Kota Salatiga sebagai berikut :
1) Organisasi Tata Laksana Penyelenggara SPAM
Organiasi tata laksana penyelenggaraan SPAM di Kota Salatiga adalah PDAM Kota Salatiga. Struktur organisasi PDAM Kota Salatiga ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Nomor : 061.1/001.2/2011 Tanggal 14 Januari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga. Dalam struktur organisasi tersebut terdapat satu orang direksi yaitu direktur yang dibantu oleh kepala bagian pelayanan pelanggan, kepala bagian umum dan keuangan, kepala bagian teknik dan kepala kantor cabang Ngaglik.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Organ Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum menyebutkan Pengelola SPAM dengan bentuk penyelenggara BUMD/PDAM, terdiri dari :
Jika pelanggan kurang dari 30.000, Direksi berjumlah 1 orang dan pengawas
maksimal 3 orang.
Jika pelanggan diantara 30.000 sampai dengan 100.000, direksi maksimal 3 orang
dan pengawas maksimal 5 orang
Jika pelanggan lebih dari 100.000 ribu direksi maksimal 4 orang dan pengawas
maksimal 5 orang.
Jumlah pelanggan PDAM pada Tahun 2012 sejumlah 25.131pelanggan. Struktur organisasi tersebut saat ini masih sesuai. Struktur organisasi akan menyesuaikan sering dengan pertumbuhan pelanggan. Pada rencana pengembangan SPAM Kota Salatiga memasuki Tahun 2019 jumlah pelanggan telah melebih 100.000 orang, struktur organisi perlu melakukan penyesuaian dengan menambah direksi masikmal menjadi 3 orang dan pengawas maksimal 5 orang dengan demikian struktur organisasi PDAM Kota Salatiga menjadi seperti bagan struktur organisasi sebagai berikut:
2) Sumber daya manusia penyelenggara SPAM
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga pada Tahun 2011 memiliki jumlah pegawai pada akhir bulan Maret sebanyak 139 orang yang terdiri dari pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mulai dari tingkat paling rendah yaitu SD sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu S2. Untuk melihat lebih jelas tentang jumlah pegawai pada periode akhir Maret 2012 dan status kepegawaiannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
TABEL VI.83
JUMLAH PEGAWAI PERIODE MARET 2012
No Status Kepegawaian Jumlah Pegawai
1. Pegawai Tetap 124
2. Pegawai Tidak Tetap 15
TABEL VI.84
KOMPOSISI KEPEGAWAIAN MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
No Latar Belakang Pendidikan Jumlah
1. Sarjana (S1/S2) 15 2. Sarjana Muda (D3) 9 3. SLTA 75 4. SLTP 25 5. SD 15 Jumlah 139
Sumber : Bagian Personalia PDAM Kota Salatiga, 2012
Saat ini rasio pegawai di PDAM Kota Salatiga adalah cukup ideal untuk menangani pelanggan sesuai dengan standar rasio adalah 6 orang pegawai berbanding dengan 1.000 pelanggan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1994 tanggal 10 mei 1994, yaitu 10 jumlah pegawai untuk 1000 pelanggan.
3) Rencana Kerja Kelembagaan
Rencana kerja kelembagaan dalam penyelenggara SPAM sebagai berikut :
Rencana pengembangan penyelenggara SPAM PDAM yaitu dalam rangka
pengembangan SPAM Kota Salatiga memasuki Tahun 2019 jumlah pelanggan telah melebih 100.000 orang, struktur organisi PDAM perlu melakukan penyesuaian dengan menambah direksi masikmal menjadi 3 orang dan pengawas maksimal 5 orang.
Rencana pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM Non PDAM (DAK)
direncanakan dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan Struktur organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, sie usaha dan keamanan.
4) Monitoring dan Evaluasi Pengkajian Kelembagaan SPAM
Pemantauan pelaksanaan program dalam kelembagaan penyelenggara SPAM dapat
dilakukan secara administratif, fisik (observasi), gabungan keduanya dan atau survei.
Pemantauan secara administratif dilakukan melalui data-data atau laporan
kegiatan/keuangan yang diterima sehingga manajemen dapat mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan. Pemantauan secara fisik dilakukan dengan melihat progres fisik yang telah dicapai selama ini. Cara ketiga adalah gabungan yaitu pemantauan dilakukan secara administratif dan fisik. Pendekatan ini sangat dianjurkan karena lebih lengkap dan akurat, adanya kesesuaian antara laporan dan kenyataan, dan terjaminnya kualitas yang dipersyaratkan sebelumnya.
Metode survei perlu dilakukan terutama ditujukan kepada pegawai, pelanggan dan
stakeholder kunci lainnya. Informasi yang mereka berikan terkait kinerja perusahaan
sangat berguna untuk mengetahui area mana yang perlu diperbaiki, area mana yang memiliki keunggulan dan berapa tingkat kepuasan mereka atas pelayanan perusahaan. Manajemen dapat secara langsung fokus pada area-area tersebut untuk ditindaklanjuti. Tahap selanjutnya setelah monitoring kegiatan adalah pengukuran kinerja hasil pelaksanaan kegiatan. Tahap ini sangat krusial bagi keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Melalui kegiatan ini dapat diperoleh informasi apakah program dan kegiatan benar-benar membawa arah yang tepat atau justru kontraproduktif.
D. Peraturan Perundangan
Peraturan-perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di Kota Salatiga sebagai berikut :
a. Dasar Hukum Pembentukan PDAM Tirta Dharma adalah
(1). Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah
(2). Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat ll Salatiga Nomor 5 Tahun1981 tentang
Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum KotamadyaDaerah Tingkat II Salatiga.
b. Dalam mengemban tugas penyelenggaraan air minum, PDAM Kota Salatiga mengacu
pada dasar hukum sebagai berikut:
(1). Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(2). Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum
(3). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum PDAM
(4). Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 2 Tahun 2007 tentang Organisasi dan
Kepegawaian PDAM
(5). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM
(6). Keputusan Menteri Dalam NegeriNo. 47 Th. 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
PDAM
(7). Keputusan Menteri Dalam NegeriNo. 8 Th. 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM
c. Dasar hukum yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah dan
Swasta dalam Penyelenggaraan SPAM adalah sebagai berikut:
(1). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 409 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta Dalam Penyelenggaraan dan Atau Pengelolaan Air Minum
(2). Keputusan Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Investasi No. 28 Tahun 2003
Tentang Prosedur dan Tata Cara Pelaksanan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Penyelenggaraan dan Atau Pengelolaan Sub Sektor Air Minum dan Atau Sanitasi
(3). Peraturah Pemerintah No. 16 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan SPAM
(4). Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan
/ atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
(5). Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
(6). Peraturan Menteru PU No. 12 Tahun 2010 Tentang Tentang Pedoman Kerjasama
Pengusahaan Pengembangan SPAM
d. Dasar hukum yang melandasi pengembangan kelembagaan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) pengelolaan SPAM adalah :
(1). Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
(4). Undang-undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (LNRI Tahun 2004No. 5 TLNRI No. 4355)
(5). Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun
2004 No. 125 TLNRI No. 4437)
(6). Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (LNRI Tahun 2004 No. 126 TLNRI No. 4438)
(7). Undang-undang no. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (LNRI tahun
1999 No. 42 TLNRI No. 3821)
(8). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan SPAM (LNRI Tahun 2005 TLNRI No. 4490)
(9). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (LNRI Tahun 2005 No. 48 TLNRI No. 4502)
(10). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah (LNRI Tahun 2007 No. 89 TLNRI No. 4741)
(11). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (LNRI Tahun 2006 No. 20 TLNRI No. 4609)
(12). Permen Keu No. 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Pengelolaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
(13). Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang PU
dan Tata Ruang.
(14). Permen PU No. 02/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan BMN di Lingkungan Dep. PU.
(15). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 61 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
(16). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 57 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
(17). Keppres RI No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN pasal 48
Penyerahan Proyek Selesai
(18). Kep. Men PU No. 128/KPTS/1995 Tentang Pelaksanaan Penyerahaan Proyek Selesai
di Lingkungan Dep. PU
(19). Kep.Men Kimpraswil No. 247/KPTS/M/2003 Tentang Pelaksanaan Inventarisasi