BAB VI
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
6.1. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
6.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
6.1.1.1.Isu Strategis
Isu strategis pengembangan permukiman yang terkait dengan Penyusunan Rencana
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.1
IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No Isu Strategis Keterangan
A. Aspek Kependudukan
1. Meningkatnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada bertambahnya kebutuhan lahan
untuk permukiman dan
perumahan sebagai tempat tinggal.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Salatiga meningkat dari Tahun 2009 sampai Tahun 2012 dengan nilai laju pertumbuhan penduduk Tahun 2009 sebesar 1,79% menjadi 4,20% pada tahun 2012
(Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2012). Nilai laju pertumbuhan di Kota Salatiga tersebut sangat mempengaruhi kebutuhan lahan untuk permukiman dan perumahan sebagai tempat tinggal.
2. Masih terdapatnya kondisi penduduk dengan tingkat kesejahteraan dalam kategori
“Pra Sejahtera” di Kota Salatiga
Jumlah penduduk yang masuk dalam kategori “Pra Sejahtera: Tahun 2012 di Kota Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013).
B. Aspek Lingkungan
1. Masih terdapatnya kawasan kumuh yang dijadikan tempat tinggal penduduk di Kota Salatiga
Dari 9 kelurahan di Kota Salatiga (Bugel, Gendongan, Kalicacing, Kauman Kidul, Kutowinangun, Mangunsari, Pulutan, Salatiga, Sidorejo Lor) luas wilayah kawasan kumuh sebesar 970.674 km2 dengan jumlah KK sebesar 510 KK. (Sumber : Bagian Kesejahteraan Bappeda Kota Salatiga).
C. Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta
1. Masih terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam proses
pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan di Kota Salatiga masih terbatas. Hal tersebut digambarkan dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan atau perbaikan rumah secara umum masyarakat hanya sebagai penerima bantuan tanpa terlibat dalam proses pembangunan atau rehabilitasi rumah tersebut.
D. Aspek Lingkungan Permukiman
1. Meningkatnya jumlah penduduk,
yang menuntut adanya
infrastruktur pendukung lingkungan permukiman
Peningkatan jumlah penduduk di Kota Salatiga selain menuntut ketersedian lahan untuk permukiman juga menuntut lingkungan permukiman yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana & utilitas (PSU), meliputi: jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih dan listrik dan sarana pendukung lainnya.
2. Belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur permukiman yang sudah dibangun.
Kurangnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Umum (PSU) digambarkan adanya kondisi perumahan yang belum terlayani jaringan pengangkutan persampahan. Tahun 2012 produksi sampah sebesar 409 m3/hari dengan kapasitas sampah yang terangkut sebesar 326 m3/hari, hal itu menggambarkan pelayanan pengangkutan sampah masih sebesar 79,71%. (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013).
6.1.1.2.Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pengembangan permukiman digambarkan dengan kondisi capaian suatu kota dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Kondisi eksisting pengembangan
permukiman adalah kondisi pengembangan permukiman di Kota Salatiga. Selain itu juga perlu terlebih dahulu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kota Salatiga yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman. Berikut merupakan gambaran mengenai kondisi eksisting pengembangan permukiman Kota Salatiga.
A. Peraturan perundangan yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan,
pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.
Peraturan perundangan yang digunakan Kota Salatiga dalam mendukung tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman adalah Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Rencana
strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga yang menangani pengembangan perumahan dan permukiman. Adapun substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan permukiman di Kota Salatiga sebagai berikut:
TABEL VI.2
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No
Peraturan Perundangan Terkait Pengembangan Permukiman
Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk
Pengaturan No./ Tahun Perihal
1. Peraturan
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota
Pemerintah memberikan pelayanan dalam bidang perumahan rakyat agar masyarakat mampu menghuni rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU).
Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan urusan perumahan sesuai dengan SPM bidang perumahan rakyat yang terdiri dari jenis
Program prioritas pembangunan perumahan dan permukiman Kota Salatiga.
Bidang Tata Ruang dan Bangunan
Pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan pada kawasan peruntukan permukiman
Pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan pada kawasan peruntukan permukiman
Pemenuhan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan peruntukan permukiman
Bidang Cipta Karya
Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan rumah layak huni dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat kurang mampu
B. Kondisi Pengembangan Permukiman di Kota Salatiga
Kondisi pengembangan permukiman di Kota Salatiga digambarkan sebagai berikut.
TABEL VI.3
DATA KAWASAN KUMUH KOTA SALATIGA TAHUN 2013
No Kelurahan Kecamatan Tingkat Kekumuhan Luas Wilayah Kumuh (m2) Jumlah KK
1 Bugel Sidorejo Sedang 45.841 18
Sumber : Database Pendataan Kawasan Kumuh, Bagian Kesejahteraan Bappeda Kota Salatiga. Keterangan :
Data baru tersedia di 9 kelurahan, 13 kelurahan lainnya masih dalam tahap studi penyusunan database.
6.1.1.3.Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang terdapat di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL VI.4
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi 1. Aspek Teknis
a. Masih terbatasnya capaian pelaksanaan kegiatan penyediaan rumah layak huni di Kota Salatiga, sehingga layanan rumah layak huni belum sepenuhnya dapat dinikmati masyarakat. Hal ini digambarkan dari masih adanya kawasan kumuh di Kota Salatiga yang dijadikan tempat tinggal.
Perlunya melaksanakan perencanaan, pendataan dan identifikasi kondisi perumahan, sarana dan prasarana perumahan, dan lingkungan permukiman Perlunya percepatan
peningkatan cakupan pelayanan rumah layak huni kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Peningkatan penyelenggaraan pembangungan dalam penyediaan rumah khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Peningkatan pembangunan dan revitalisasi perumahan tidak layak huni Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan rumah yang nyaman, bersih dan sehat dengan jalan pembangunan Rusunawa bagi masyarakat yang kurang mampu
Peningkatan pembangunan rusunawa dan pemenuhan sarana dan prasarana rusunawa
b. Kurangnya sarana prasarana fasilitas umum perumahan permukiman
Perlunya percepatan peningkatan cakupan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman.
Koordinasi dengan SKPD
Kota/Provinsi/Pusat dalam penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman Penyelenggaraan penyediaan
prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU.
c. Kurangnya aplikasi terapan untuk merencanakan rumah sehat sederhana yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah
Perlunya penguasaan aplikasi terapan yang digunakan
untuk mndukung
perencanaan rumah sehat sederhana yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah
Pelatihan dan pembekalan dalam penguasaan aplikasi terapan yang dapat digunakan dalam merencanakan rumah sehat sederhana
Penyusunan sistem informasi dan basis
data dalam pengembangan
perumahan dan permukiman
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
a. Belum optimalnya kapasitas
kelembagaan serta
perangkat organisasi penyelenggara dalam
memenuhi standar
pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Salatiga.
Pentingnya pencapaian target/sasaran pembangunan dalam bidang Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.
Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat
memenuhi SPM di bidang
pembangunan perumahan dan permukiman.
Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan
pembangunan perumahan
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat b. Kurangnya pengawasan dan
pengendalian kebijakan pembangunan perumahan permukiman
Perlunya pengawasan dan pengendalian kebijakan pembangunan perumahan secara berkala
Meningkatkan peran serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga sebagai leading sektor dalam pengelolaan perumahan dan permukiman
Membentuk tim sosialisasi/deseminasi tentang norma standar pelayanan minimal bidang perumahan, permukiman dan penyehatan lingkungan.
Membentuk tim pengawasan dan pengendalian dalam memantau proses pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan permukiman
3. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
a. Masih terbatasnya kerjasama lintas sektor swasta untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.
Perhatian dan penanganan terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan pengembangan
perumahan permukiman
yang masih perlu
ditingkatkan.
Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah
bahwa pembangunan
infrastruktur perumahan permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kota.
Koordinasi antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam penyamaan dan sinergitas program-program
penyediaan perumahan dan
permukiman serta PSU.
Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.
Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.
b. Masih terbatasnya peran serta masyarakat dalam proses perencanaan,
pembangunan, dan
pengembangan permukiman di Kota Salatiga
Peningkatan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan,
dan pengembangan
permukiman di Kota Salatiga
Membentuk tim kelompok masyarakat
dalam mendukung proses
pembangunan dan pengelolaan perumahan permukiman
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan permukiman
Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengembangan permukiman di Kota Salatiga
No Permasalahan Pengembangan
Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
tidak layak huni sehingga
dapat menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan di Kota Salatiga.
yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.
(Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dalam lingkungan permukiman. Penyediaan rumah layak huni yang
diikuti dengan penyediaan ruang terbuka hijau, sehingga mampu menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan program-program
pengendalian degradasi lingkungan permukiman pada masing-masing lingkungan permukiman.
b. Belum optimalnya
penyediaan prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman di Kota Salatiga.
Pentingnya penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) di lingkungan
permukiman dalam
mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.
Penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) lingkungan permukiman yang diprioritaskan pada daerah yang mempunyai tinggakt kekumuhan tinggi.
Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.1.2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan pengembangan permukiman dilakukan dengan mengacu pada beberapa arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota
Salatiga. Beberapa kebijakan di tingkat Pusat yang dapat dijadikan acuan meliputi RPJMN
2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan
Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, Arahan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia), Arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014.
Sedangkan di tingkat Kota Salatiga acuan kebijakan meliputi target RPJMD, RTRW Kota
Salatiga, maupun Renstra SKPD, program PNPM (yang terkait dengan pembangunan rumah layak huni dan permukiman), serta dokumen RPIJM Kota Salatiga Tahun 2013-2017. Mengacu pada beberapa acuan kebijakan tersebut, maka dapat diuraikan perkiraaan kebutuhan program pengembangan permukiman di Kota Salatiga (baik untuk di permukiman perkotaan maupun di permukiman perdesaan) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Adapun secara rinci perkiraaan
TABEL VI.5
PERKIRAAN KEBUTUHAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA SALATIGA UNTUK 5 TAHUN
No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Sidorejo. Sarana dan Prasarana
meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.
Penyediaan Prasarana dan Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Argomulyo. Sarana dan Prasarana
meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.
Penyediaan Prasarana dan Sarana penanganan kawasan kumuh di perkotaan (Fisik) Kecamatan Sidomukti.
Sarana dan Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air mimum, dan lampu penerangan jalan.
Peningkatan dan pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air
mimum, dan
lampu penerangan jalan.
Peningkatan dan pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana meliputi : peningkatan jalan lingkungan, perbaikan saluran, MCK, septictank, instalasi air
mimum, dan
lampu penerangan jalan.
2. Kebutuhan Rusunawa
Pembangunan Rumah Susun
dan infrastruktur
pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi :
Pembangunan jalan poros dan saluran
Pemeliharaan jalan poros dan saluran
Instalasi air minum
Instalasi listrik
Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi :
Pemeliharaan jalan poros dan saluran
Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya Kota Salatiga (Noborejo), meliputi : Kota Salatiga (Noborejo), Kota Salatiga (Noborejo), permukiman RSH, Rusunawa
bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (fisik)
Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo, meliputi :
Penyediaan PS kawasan
permukiman RSH,
Rusunawa bagi
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (fisik)
Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec.
Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)
Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo, meliputi :
Pemeliharaan bangunan fisik
Peningkatan jalan lingkungan
Penyediaan PS kawasan
permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)
Penyediaan PS kawasan
6.1.3. Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman di Kota Salatiga terdapat kriteria yang menentukan,
yang terdiri dari kriteria umum dan khusus. Adapun beberapa kriteria kesiapan sektor pengembangan permukiman yang terdapat di Kota Salatiga sebagai berikut.
TABEL VI.6
KESIAPAN KOTA SALATIGA TERHADAP KRITERIA KESIAPAN SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
No Kriteria Kesiapan Chek List
Kriteria Kesiapan Keterangan 1. Kriteria Umum
Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas
√ Kota Salatiga mempunyai produk rencana kegiatan rinci dalam pengembangan perumahan permukiman yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kota Salatiga.
Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
√ Indikator kinerja disesuaikan dengan yang tertuang dalam Renstra SKPD Kota Salatiga. SKPD yang menjadi leading dalam pengembangan perumahan dan permukiman yaitu Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kesiapan lahan (sudah tersedia)
√ Pengembangan perumahan dan permukiman
diarahkan pada lahan-lahan yang mempunyai kesesuaian dengan peruntukan lahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang.
Sudah tersedia DED. - Belum tersedianya DED pembangunan perumahan
permukiman di Kota Salatiga.
Tersedia Dokumen
Perencanaan Berbasis
Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
- Belum tersedianya beberapa dokumen perencanaan berbasis kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK), sehingga perlu diprioritaskan guna sebagai acuan kegiatan yang lebih teknis.
Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan
dana daerah untuk
pembiayaan komponen
kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
√ Tersedianya dana daerah berupa APBD untuk pembiayaan pengembangan permukiman mampu
mendukung proses pembangunan dan
pengembangan perumahan permukiman.
Ada unit pelaksana kegiatan √ Tersedianya unit pelaksana kegiatan dalam pengembangan permukiman yang diwadahi oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bidang Cipta Karya, Seksi Perumahan dan permukiman
Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
- Belum tersedianya lembaga pengelola pasca konstruksi. Misalanya dalam program bantuan rumah layak huni, kegiatan pasca kontruksi sepenuhnya dikelola dan dilakukan oleh pemilik rumah. melakukan penandatanganan MoA untuk mendukung terlaksananya program pembangunan Rusunawa yang sudah tertuang dalam indikasi program pembangunan dalam bidang perumahan dan permukiman.
Dalam Rangka penanganan Kawasan Kumuh
√ Salah satu alasan pembangunan Rusunawa di Kota Salatiga (Misalnya : yang direncanakan di Kelurahan Noborejo) adalah sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasikan kawasan kumuh.
Kesanggupan Pemda
menyediakan Sambungan
No Kriteria Kesiapan Chek List
Kriteria Kesiapan Keterangan
lainnya yang tertuang dalam dokumen pendukung, misalnya
: RIS SPAM, SSK, dan dokumen lainnya.
Ada calon penghuni √ Calon penghuni yang direncanakan sebagai
penghuni Rusunawa yaitu penduduk dengan kondisi Rumah Tangga Miskin dan yang mempunyai rumah dengan kondisi tidak layak huni.
RIS PNPM
Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
√ Kegiatan PNPM di Kota Salatiga sudah dilakukan dengan mengacu kesepakatan dan ketentuan pelaksanaan RIS PNPM.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
√ Penanganan program/kegiatan PNPM dilakukan dengan mengacu pada RIS PNPM dengan koordinasi SKPD terkait, sehingga tidak terjadi tumpang tindih
program/kegiatan dalam pembangunan
permukiman. Tingkat kemiskinan desa
>25%.
√ Jumlah penduduk yang masuk dalam kategori “Pra
Sejahtera: Tahun 2012 di Kota Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa RIS PNPM perlu ditingkatkan penyelenggaraannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan.
Walikota menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.
√ Pelaksanaan kegiatan PNPM dilakukan mengikuti pedoman dan menyediakan BOP (Bantuan Operasional Pembiayaan) minimal 5% dari BLM (Bantuan Langsung Masyarakat).
3. Kriteria Lain (Ditjen. Cipta Karya) Vitalitas Non Ekonomi
Kesesuaian pemanfaatan
ruang kawasan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah atau RDTRK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota
√ Dalam pengembangan permukiman di Kota Salatiga dilakukan dengan mengacu pada kesesuaian pemanfaatan ruang dalam RTRW maupun RDTRK yaitu sebagai kawasan permukiman/ perumahan, sehingga mempunyai legalitas kawasan yang sesuai dengan RTR tersebut.
Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan
kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kota Salatiga dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik bangunan perumahan yaitu rumah dengan kondisi tidak layak huni.
Kondisi kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk
√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kota Salatiga dilakukan dengan memperhatikan kondisi kependudukan kawasan permukiman yaitu kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi dan kawasan dengan kondisi penduduk masuk dalam kategori RTM (Rumah Tangga Miskin)
Vitalitas Ekonomi Kawasan
Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
No Kriteria Kesiapan Chek List
Kriteria Kesiapan Keterangan
ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.
penanganan kwasan kumuh masih dengan sumber biaya dari APBN, APBD, dan PNPM.
Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.
√ Salah satu program pengembangan permukiman dilakukan pada lokasi-lokasi yang mempunyai pusat-pusat bisnis/ perdagangan, salah satunya : kawasan perdagangan dan jasa Pusat kota dan koridor Jalan Jendral Sudirman.
Status Kepemilikan Tanah
Status pemilikan lahan
kawasan perumahan
permukiman.
√ Salah satu dasar dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Salatiga yaitu dengan memperhatikan status pemilikan lahan yang berdasarkan RTR menujukkan bahwa lahan tersebut sebagai lahan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.
Status sertifikat tanah yang ada.
√ Selain status pemilikan lahan, adanya status sertifikat tanah juga menjadi syarat dalam pelaksanaan program pembangunan perumahan permukiman.
Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih,
dan Air limbah.
√ Pengembangan permukiman di Kota Salatiga dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi PSU untuk mewujudkan rumah layak huni. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya program-program dari SKPD pendukung PSU permukiman yang tertuang dalam produk pendukung, misalnya : SPAM, SSK dan perbaikan jalan serta kualitas lingkungan perumahan permukiman lainnya.
Komitmen Pemerintah Kota
Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
√ Adanya indikasi penyediaan dana baik dari APBD, APBD Kota Salatiga dalam penyediaan rumah layak huni, melalui kelembagaan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, bidang Cipta Karya khususnya Seksi Perumahan dan Permukiman serta SKPD terkait. Ketersediaan perangkat dalam
penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.
- Belum tersedianya skenario penanganan
permukiman, mengingat belum adanya produk studi misalnya : masterplan perumahan dan permukiman, dan rencana rinci lainnya.
Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.1.4. Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman Kota Salatiga terbatasi oleh waktu
TABEL VI.7
USULAN DAN PRIORITAS PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No Program/Kegiatan Vol Satuan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Lokasi Kriteria Kesiapan APBN APBD
KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Kota Salatiga mempunyai
produk rencana kegiatan rinci dalam pengembangan perumahan permukiman yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kota Salatiga.
Pentingnya dokumen NSPK Nasional bidang permukiman, Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman (RPKP) Perkotaan dan Perdesaan sebagai acuan dalam Pembangunan Permukiman di Kota Salatiga, sehingga diperlukan keberadaannya.
1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) 1 Laporan 900.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga
1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP) - - -
1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 1 Laporan 830.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga
1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)/
Review RP4D 1 Laporan 250.000 - 20.000 - - - Kota Salatiga
2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
JUMLAH INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Adanya komitmen pemerintah/
keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
Adanya kegiatan penanganan rumah tidak layak huni yang sudah dilaksanakan di Kota Salatiga, namun belum mengacu pada rencana tindak penanganan kawasan kumuh. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya dokumen rencana tindak penanganan kawasan permukiman kumuh, sebagai dasar pelaksanaaan yang lebih operasional dalam penanganan
2.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
2.a.1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh 1 Kegiatan 2.200.000 - - - - - - Kota Salatiga
2.a.2 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
1 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidorejo
Kec. Sidorejo
No Program/Kegiatan Vol Satuan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Lokasi Kriteria Kesiapan APBN APBD
3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo
Kec. Argomulyo
Salatiga mencapai 6.989 jiwa (45,79% dari jumlah penduduk) (Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa pnyediaaan sarana prasarana permukiman kumuh perlu ditingkatkan
4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti
Kec. Sidomukti
2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA
2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan 1 laporan - - 252.500 - - - Kota Salatiga Adanya komitmen pemerintah/ keinginan pemerintah dalam kondisi PSU untuk mewujudkan rumah layak huni. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya program-program dari SKPD pendukung PSU permukiman yang tretuang dalam produk pendukung, misalnya : SPAM, SSK dan perbaikan jalan serta kualitas lingkungan permukiman lainnya.
Adanya kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah, khususnya pada lingkungan permukiman yang mempunyai kondisi PSU belum memadai.
Pentingnya rencana tindak dan DED penanganan RSH sebagai acuan yang lebih operasional dalam mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur RSH.
2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat 1 paket - - 2.551.190 Kota Salatiga
2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH
1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)
Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti) Kelurahan
Kecandran Kecamatan Sidomukti
Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -
Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -
Perumahan PNS di Pendem (Argomulyo) Kelurahan
Pendem Kecamatan Argomulyo
Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -
Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -
2 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo
Pemeliharaan bangunan fisik 57 unit 432.500
Pondok Boro di Dukuh Ngronggo
Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo
Peningkatan jalan lingkungan 1.700 m2 - - 153.000.000 - - -
Perbaikan Saluran 825 m1 - - 10.312.500 - - -
Perbaikan fasilitas umum
MCK 75 unit - - 26.250 - - -
3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA Adanya komitmen
pemerintah/keinginan pemerintah dalam rangka penanganan kawasan kumuh melalui program
1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga 1 Paket - - 200.000 - - - Kota Salatiga
No Program/Kegiatan Vol Satuan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Lokasi Kriteria Kesiapan APBN APBD
Prov APBD Kota Masya
Swasta CSR Rp Murni Phln Rakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pembangunan jalan poros dan saluran 2 kawasan 1.150.000 Noborejo Kota
Salatiga
pembangunan Rusunawa.
Adanya komitmen pemerintah dalam menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya di kawasan Rusunawa.
Pemeliharaan jalan poros dan saluran 4 kawasan 775.000
Instalasi air minum 2 unit 150.000
Instalasi listrik 2 unit 500.000
Sumber : Tim Penyusun, 2014
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari
alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR). Usulan pembiayaan pengembangan permukiman Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.8
USULAN PEMBIAYAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No Program/Kegiatan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Total
APBN APBD
PROV APBD Kota
Masya
Swasta CSR
RP Murni Phln Rakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP)
1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP)
900.000 - 20.000 - - - 920.000
1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP)
1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 830.000 - 20.000 - - - 850.000
1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP)/ Review RP4D
250.000 - 20.000 - - - 270.000
No Program/Kegiatan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Total
APBN APBD
PROV APBD Kota
Masya
Swasta CSR
RP Murni Phln Rakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perbaikan saluran 1.125.000 - - - - - 1.125.000
MCK - - 50.000 - - - 50.000
Septictank - - 22.500 - - - 22.500
Instalasi air minum - - 75.000 - - - 75.000
Lampu penerangan jalan - - 7.500 - - - 7.500
2 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Tingkir
Peningkatan jalan lingkungan 1.000.000 - - - - - 1.000.000
Perbaikan saluran 300.000 - - - - - 300.000
MCK - - 67.500 - - - 67.500
Septictank - - 30.000 - - - 30.000
Instalasi air minum - - 70.000 - - - 70.000
Lampu penerangan jalan - - 9.000 - - - 9.000
3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo
Peningkatan jalan lingkungan 607.500 - - - - - 607.500
Perbaikan saluran 316.875 - - - - - 316.875
MCK - - 55.000 - - - 55.000
Septictank - - 25.000 - - - 25.000
Instalasi air minum - - 75.000 - - - 75.000
Lampu penerangan jalan - - 7.000 - - - 7.000
4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti
Peningkatan jalan lingkungan 630.000 - - - - - 630.000
Perbaikan saluran 341.250 - - - - - 341.250
MCK - - 60.000 - - - 60.000
Septictank - - 27.500 - - - 27.500
Instalasi air minum - - 80.000 - - - 80.000
Lampu penerangan jalan - - 7.500 - - - 7.500
2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA
2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan - - 252.500 - - - 252.500
2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat - - 2.551.190 2.551.190
2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH
1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (fisik)
Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti)
Jalan - - 3.912.500 - - - 3.912.500
Saluran - - 212.500 - - - 212.500
Perumahan PNS di Pendem (Argomulyo)
Jalan - - 3.912.500 - - - 3.912.500
Saluran - - 212.500 - - - 212.500
No Program/Kegiatan
Sumber Dana (x Rp 1.000)
Total
APBN APBD
PROV APBD Kota
Masya
Swasta CSR
RP Murni Phln Rakat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Peningkatan jalan lingkungan - - 153.000.000 - - - 153.000.000
Perbaikan Saluran - - 10.312.500 - - - 10.312.500
Perbaikan fasilitas umum
MCK - - 26.250 - - - 26.250
3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga - - 200.000 - - - 200.000
2 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya (Fisik)
Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya
Kota Salatiga (Noborejo)
13.000.000 - - - 13.000.000
Pembangunan jalan poros dan saluran 1.150.000 1.150.000
Pemeliharaan jalan poros dan saluran 775.000 775.000
Instalasi air minum 150.000 150.000
Instalasi listrik 500.000 500.000
Sumber : Tim Penyusun, 2014
TABEL VI.9
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA SALATIGA
No
Output
Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana (x Rp 1.000) Tahun
Indikator Output APBN APBD
Prov APBD Kota
Masya
Rakat Swasta CSR 1 2 3 4 5
Rincian RP Murni Phln
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1 PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
JUMLAH LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP)
1 Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Kota Salatiga 1 Laporan 900.000 - 20.000 - - -
1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN (RPKP) - - -
1 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP) Kota Salatiga 1 Laporan 830.000 - 20.000 - - -
1.c. RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
1 Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)/ Review RP4D Kota Salatiga 1 Laporan 250.000 - 20.000 - - -
2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
JUMLAH INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
2.a.1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh
1 Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh Kota Salatiga 1 Kegiatan 2.200.000 - - - - - -
2.a.2 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
1 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidorejo
Kec. Sidorejo
Peningkatan jalan lingkungan 7.500 m2 975.000 - - - - -
Perbaikan saluran 3.750 m
1.125.000 - - - - -
MCK 10 unit - -
50.000 - - -
Septictank 10 unit - -
22.500 - - -
Instalasi air minum 1 unit - -
75.000 - - -
Lampu penerangan jalan 10 unit - -
7.500 - - -
2 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Tingkir
Kec. Tingkir
Peningkatan jalan lingkungan 8.000 m2 1.000.000 - - - - -
Perbaikan saluran 1.200 m 300.000 - - - - -
MCK 15 unit - - 67.500 - - -
Septictank 15 unit - - 30.000 - - -
Instalasi air minum 1 unit - - 70.000 - - -
Lampu penerangan jalan 15 unit - - 9.000 - - -
3 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Argomulyo
Kec. Argomulyo
No
Output
Lokasi Vol Satuan
Sumber Dana (x Rp 1.000) Tahun
Indikator Output APBN APBD
Prov APBD Kota
Masya
Rakat Swasta CSR 1 2 3 4 5
Rincian RP Murni Phln
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Perbaikan saluran 975 m 316.875 - - - - -
MCK 10 unit - - 55.000 - - -
Septictank 10 unit - - 25.000 - - -
Instalasi air minum 1 unit - - 75.000 - - -
Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.000 - - -
4 Penyediaan PS penanganan kawasan kumuh di Kec. Sidomukti
Kec. Sidomukti
Peningkatan jalan lingkungan 4500 m2 630.000 - - - - -
Perbaikan saluran 975 m 341.250 - - - - -
MCK 10 unit - - 60.000 - - -
Septictank 10 unit - - 27.500 - - -
Instalasi air minum 1 unit - - 80.000 - - -
Lampu penerangan jalan 10 unit - - 7.500 - - -
2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT
KUALITASNYA
2.b.1 Koordinasi penyelenggaraan pembangunan perumahan Kota Salatiga 1 laporan - - 252.500 - - -
2.b.2 Pembangunan sarana prasarana rumah sederhana sehat Kota Salatiga 1 paket - - 2.551.190
2.b.3 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH
1 Penyediaan PS kawasan permukiman RSH, Rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (fisik)
Perumahan PNS di Kecandran (Kecamatan Sidomukti)
Kelurahan Kecandran Kecamatan Sidomukti
Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -
Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -
Perumahan PNS di Pendem (Kecamatan Argomulyo)
Kelurahan Pendem Kecamatan Argomulyo
Jalan 3.700 m2 - - 3.912.500 - - -
Saluran 700 m2 - - 212.500 - - -
2 Pembangunan Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo
Pemeliharaan bangunan fisik
Pondok Boro di Dukuh Ngronggo Kel Sidorejo Lor Kec. Sidorejo
57 unit 432.500
Peningkatan jalan lingkungan 1.700 m2 - - 153.000.000 - - -
Perbaikan Saluran 825 m1 - - 10.312.500 - - -
Perbaikan fasilitas umum
MCK 75 unit - - 26.250 - - -
3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
JUMLAH RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
1 Penyusunan AMDAL Rusunawa di Kota Salatiga Kota Salatiga 1 Paket - - 200.000 - - -
2 Pembangunan Rumah Susun dan infrastruktur pendukungnya
6.2. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PBL (PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN)
6.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
6.2.1.1.Isu Strategis
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti Rencana Tata Ruang (RTR), Skenario Pembangunan Daerah, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi : a). Revitalisasi, b). RTH, c). Bangunan Tradisional/Bersejarah dan d). Penanggulangan Kebakaran, bagi pencapaian
terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Adapun isu strategis terkait PBL di Kota Salatiga meliputi :
TABEL VI.10
IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS SEKTOR PBL DI KOTA SALATIGA
No Isu Strategis Keterangan
A. Penataan Lingkungan Permukiman
1. Masih rendahnya Pengendalian pemanfaatan ruang
Belum adanya /minimnya produk-produk hukum ataupun produk rencana tata ruang seperti Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bisa digunakan sebagai acuan resmi dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang. Masih terdapat beberapa kawasan yang tidak sesuai
dengan peruntukannya seperti : PKL di badan jalan utama perkotaan, pelanggaran sempadan sungai, alih fungsi lahan pertanian dan pelanggaran lainnya.
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) khususnya pada kawasan perkotaan.
RTH di Kota Salatiga belum memenuhi persyaratan dari kementerian PU yang mengamatkan bahwa RTH 20%, untuk saat ini pemenuhan RTH di Kota Salatiga belum memenuhi standar tersebut (RTH Eksisting 5,61% dan Rencana versi RDTR 7,67%).
3. Masih rendahnya kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal.
Belum terpenuhinya sarana prasarana umum terkait penataan lingkungan permukiman seperti : belum meratanya sebaran fasilitas RTH, maupun ruang publik lainnya seperti : tempat bermain anak.
4. Masih rendahnya pelibatan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.
Belum adanya keterlibatan swasta dan masyarakat secara aktif dalam penataan bangunan dan lingkungan.
B. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. Belum terlaksananya penyelenggaraan tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan).
Belum adanya raperda bangunan gedung (proses legalisasi) Belum adanya pedoman teknis penyelenggaraan tertib
pembangunan dan keandalan bangunan
C. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Masih perlunya keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.
Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011 di Kota Salatiga mencapai 8.212 RTM atau 32.235 jiwa (Sumber : BPS, diverifikasi oleh TNP2K)
Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.2.1.2.Kondisi Eksisting
A. Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan
Gedung yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengaturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta beberapa Pedoman Menteri Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan
gedung, maka diperlukan pengaturan tentang bangunan gedung diwilayah Kota Salatiga.
Untuk saat ini Kota Salatiga telah dalam proses penyusunan Perda Bangunan Gedung, yang diharapkan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan bangunan gedung sesuai dengan tata bangunan dan lingkungan, serta keandalan gedung yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penyelenggaraan bangunan gedung yang
handal dan menjamin keselamatan, kenyamanan serta mewujudkan keserasian dan pelestarian lingkungan.
TABEL VI.11
PERATURAN DAERAH TERKAIT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KOTA SALATIGA
No
Peraturan Perundangan Terkait PBL
Amanat Jenis Produk
Pengaturan
No./
Tahun Tentang
1.
Undang- Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan gedung yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.
Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Undang-undang ini menguraikan tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki Perda Bangunan Gedung.
Bangunan Gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan Bangunan Gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung.
Sumber : Tim Penyusun, 2014
B. Penataan Lingkungan Permukiman
Beberapa kondisi eksisting terkait dengan penataan lingkungan permukiman yang ada di Kota
TABEL VI.12
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KOTA SALATIGA
Kawasan Tradisional/Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan
Kebakaran
Nama Kawasan Dukungan
Infrastruktur CK Lokasi/Nama RTH
Luas budaya Prasasti Plumpungan Kel. Kauman Kidul bentuk bangunan;
pengembangan kegiatan kepariwisataan;
Pengaturan lingkungan sekitar kawasan cagar budaya. Kalicacing, Kel. Kutowinangun dan Kel. Sidorejo Lor.
2. Rencana taman kota 4. Kalitaman dan
Plumpungan
0,513 0,01% 4.Tahun 2011 = 565 ijin 5. Rencana Taman
Wisata Salatiga 9. Rencana hutan
kota
12.Lapangan olah raga
17.Jalur pengaman jalan
0,627 0,01%
18.Rencana jalur pengaman jalan TOL
5,670 0,10%
19.Kawasan dan jalur hijau
0,443 0,01%
Sumber : Tim Penyusun, 2014
C. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Dalam sistem pengelolaan keuangan negara, bangunan gedung negara dan rumah negara termasuk dalam barang milik negara, yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara dan dalam pengelolaan rumah negara.
(HSBGN). Hingga saat ini, masih ada beberapa kabupaten/kota yang belum mengeluarkan penetapan harga standar pembangunan bangunan gedung negara. Adapun kondisi eksisting terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang ada di Kota Salatiga,
dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.13
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA DI KOTA SALATIGA
No Nama Bangunan Gedung Negara Fungsi
Bangunan
Status Kepemilikan
Kondisi Bangunan
1. Gedung DPPKAD Khusus Kota Baik
2. Gedung Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Khusus Kota Baik
3. Gedung Dinas Kesehatan Khusus Kota Baik
4. Gedung Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR Khusus Kota Baik
5. Gedung Kantor Lingkungan Hidup Khusus Kota Baik
6. Gedung Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Khusus Kota Baik
7. Gedung Dinas Pertanian dan Perikanan Khusus Kota Baik
8. Gedung Badan KESBANGPOLLINMAS Khusus Kota Baik
9. Gedung Dinas Bina Marga & Pengelolaan Sumber Daya Air Khusus Kota Baik 10. Gedung Dinas Sosial Ketenagakerjaan & Transmigrasi Khusus Kota Baik
11. Gedung Dinas Kependudukan dan Capil Khusus Kota Baik
12. Gedung Dinas Perhub, Komunikasi, Kebudayaan & Pariwisata Khusus Kota Baik 13. Gedung Bapermas, Perempuan, KB & Ketahanan Pangan Khusus Kota Baik
14. Gedung Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Khusus Kota Baik
15. Gedung Badan Pelayanan Perijinan Terpadu & Penanaman Modal Khusus Kota Baik
16. Gedung Balai Kesehatan Paru Masyarakat Khusus Kota Baik
17. Gedung PDAM Khusus Kota Baik
18. Gedung Kantor Pertanahan Kota Salatiga Khusus Kota Baik
19. Gedung Kejaksaan Negeri Salatiga Khusus Kota Baik
20. Gedung Badan Pusat Statistik Khusus Kota Baik
21. Gedung Pengadilan Negeri Khusus Kota Baik
22. Gedung Rumah Tahanan Salatiga Khusus Kota Baik
23. Gedung Pengadilan Agama Khusus Kota Baik
24. Gedung Polres Salatiga Khusus Kota Baik
25. Gedung RSU Sejahtera Bhakti & Holistik Khusus Kota Baik
26. Gedung Kantor Kecamatan Argomulyo Khusus Kota Baik
27. Gedung Kantor Kecamatan Tingkir Khusus Kota Baik
28. Gedung Kantor Kecamatan Sidomukti Khusus Kota Baik
29. Gedung Kantor Kecamatan Sidorejo Khusus Kota Baik
30. Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Sosbud Kota Baik
31. Gedung Satuan Polisi Pamong Praja Khusus Kota Baik
32. Gedung Sekretariat Daerah Khusus Kota Baik
33. Gedung Sekretariat Dewan Khusus Kota Baik
34. Gedung Olahraga (GOR) Sosbud Kota Baik
35. Gedung Rumah Dinas Walikota Hunian Kota Baik
36. Gedung Rumah Dinas Wakil Walikota Hunian Kota Baik
Sumber : Tim Penyusun, 2014
D. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Salatiga, salah satunya
Adapun kelurahan di Kota Salatiga yang mendapatkan beberapa program pemberdayaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI.14
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SALATIGA No Kecamatan Kegiatan PNPM Perkotaan (P2KP) Kegiatan Pemberdayaan lainnya
1. Argomulyo 1.Kel. Noborejo
2.Kel. Ledok 3.Kel. Tegalrejo 4.Kel. Kumpulrejo 5.Kel. Randuacir 6.Kel. Cebongan
PLPBK : Kel. Noborejo Kec. Argomulyo
2. Tingkir 1.Kel. Kutowinangun
2.Kel. Gendongan 3.Kel. Sidorejo Kidul 4.Kel. Kalibening 5.Kel. Tingkir Lor 6.Kel. Tingkir tengah
3. Sidomukti 1.Kel. Kecandran
2.Kel. Dukuh 3.Kel. Mangunsari 4.Kel. Kalicacing
4. Sidorejo 1.Kel. Blotongan Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.2.1.3.Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Salatiga terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
TABEL VI.15
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KOTA SALATIGA
No Aspek PBL Permasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Aspek Teknis Masih terbatasnya pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
Perlunya penyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penyusunan pedoman teknis di daerah terkait Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
2. Aspek Kelembagaan
Belum optimalnya kapasitas kelembagaan serta perangkat organisasi
penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang penataan
bangunan dan
lingkungan
Perlunya peningkatan fasilitasi penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan
Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan
pembinaan dalam
optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat memenuhi SPM di bidang penataan bangunan dan lingkungan Monitoring dan evaluasi hasil
bidang penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan SPM bidang penataan bangunan dan lingkungan Fasilitasi penguatan
kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan 3. Aspek
Pembiayaan
Masih rendahnya
dukungan pemda
Perlunya sumber
pendanaan alternatif non
No Aspek PBL Permasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
dalam penataan
lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas penataan lingkungan permukiman
pemerintah untuk
mendukung percepatan
kegiatan dalam
peningkatan kualitas penataan lingkungan permukiman
dalam pembiayaan berbagai kegiatan bidang penataan bangunan dan lingkungan
4. Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
Masih terbatasnya peran serta masyarakat
dalam kegiatan
penataan lingkungan permukiman
Perlunya upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman
Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman
5. Aspek Lingkungan Permukiman
Masih banyaknya pelanggaran tata ruang akibat minimnya peraturan khususnya
terkait bidang
penataan bangunan dan lingkungan Minimnya pengawasan
dalam kegiatan
penataan lingkungan permukiman
Perlunya pembinaan penyelenggaraan bidang penataan bangunan dan lingkungan
Bantek Penyusunan RISPK Fasilitasi penyusunan RTBL Fasilitasi penyusunan
Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan Fasilitasi Rencana Tindak
Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Fasilitasi penyusunan
Rencana Tindak
Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional Bersejarah
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. Aspek Teknis Masih terbatasnya dokumen perencanaan terkait
penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara
Perlu adanya dokumen perencanaan terkait penyelenggaraan
bangunan gedung dan rumah negara
Bantek dan Pendampingan penyusunan Ranperda Bangunan dan Gedung
2. Aspek Kelembagaan
Kelembagaan
bangunan gedung belum berfungsi efektif dan efisien
Perlunya peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan
bangunan gedung dan rumah negara
Bimtek Penguatan
Kelembagaan Bangunan Gedung
Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
Perlunya pendataan terhadap aset negara yang belum teradministrasikan
Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan gedung Minimnya Sumber
Daya Manusia (SDM)
yang menguasai
keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara
Perlu adanya peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang
keandalan bidang
bangunan gedung dan rumah negara
Pelatihan teknis keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara
Membentuk tim ahli/ lembaga yang dalam bidang keandalan bidang bangunan gedung dan rumah negara 3. Aspek
Pembiayaan
Masih rendahnya dukungan pembiayaan terhadap kegiatan penyelenggaraan
Perlunya sumber
pendanaan alternatif non
pemerintah untuk
mendukung percepatan
No Aspek PBL Permasalahan Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
Swasta penyelenggaraan
bangunan gedung dan rumah negara
dakam kegiatan
penyelenggaraan
bangunan gedung dan rumah negara
Sosialisasi terkait kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara
5. Aspek Lingkungan Permukiman
Banyaknya bangunan gedung negara yang
belum memenuhi
persyaratan keselamatan,
keamanan dan
kenyamanan.
Perlu adanya peningkatan terhadap pemeriksaan keandalan bangunan gedung
Membentuk tim
ahli/lembaga khusus pemeriksaan keandalan bangunan gedung di daerah
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. Aspek Teknis Minimnya petunjuk teknis (Juknis) yang mengatur setiap proses pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah
Perlu adanya petunjuk teknis (Juknis) yang mengatur setiap proses pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah
Pembuatan Surat Keputusan Bupati tentang petunjuk teknis (Juknis) kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah
2. Aspek Kelembagaan
Belum optimalnya kelembagaan dalam kegiatan
pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah
Perlu adanya peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan di daerah
Optimalisasi peran lembaga-lembaga yang ditunjuk menjadi fasilitator penanggulangan kemiskinan di daerah seperti : Konsultan pendamping, dan sebagainya
3. Aspek Pembiayaan
Masih rendahnya dukungan pembiayaan terhadap kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
Perlunya sumber
pendanaan alternatif non
pemerintah untuk
mendukung percepatan kegiatan pemberdayaan
komunitas dalam
penanggulangan kemiskinan
Kerjasama dengan pihak swasta/ CSR dan masyarakat dalam pembiayaan berbagai kegiatan pemberdayaan
komunitas dalam
penanggulangan kemiskinan
4. Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
Masih terbatasnya peran serta masyarakat
dalam kegiatan
pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
Perlunya upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif
dalam kegiatan
pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait
lainnya kegiatan
pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
5. Aspek Lingkungan Permukiman
Belum optimalnya program-program terkait pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Salatiga
Perlunya bentuk-bentuk/ alternatif program pemberdayaan baru yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Optimalisasi program-program pemberdayaan yang sudah ada seperti
PNPM, PLPBK, dan
sebagainya Sumber : Tim Penyusun, 2014
6.2.2. Analisis Kebutuhan Sektor PBL (Penataan Bangunan dan Lingkungan)
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kota Salatiga, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor PBL yang dinyatakan
pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, seperti yang telah dijelaskan pada Subbab sebelumnya. Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat PBL meliputi:
A. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)
RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/ kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana,
dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/ kawasan. Materi pokok dalam RTBL meliputi:
– Program Bangunan dan Lingkungan.
– Rencana Umum dan Panduan Rancangan.
– Rencana Investasi.
– Ketentuan Pengendalian Rencana.
– Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran)
RISPK seperti yang dinyatakan dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan
yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungannya. RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/ Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta
penyelamatan jiwa dan harta benda.
Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional adalah:
1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah.
2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek manusia, lingkungan