• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

7.4.1. Kondisi Eksisting,

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan satu salah tolak ukur dari Kualitas pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk selalu di upayakan kearah perbaikan sehingga akan memberikan kesejahteraan masyarakatnya khususnya masyarakat miskin dan tidak mampu. Hal ini tentunya tidak hanya mengandalkan pemerintah saja, namun peran serta swasta dan masyarakat juga diperlukan baik dari sisi perencanaan, penyediaan sarana prasarana maupun pengelolaan pemeliharannya agar tercapai kehidupan yang sehat dan berkualitas.

Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pelalawan terdapat 2 sistem, yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septik tank maupun cubluk. Sedangkan sistem komunal adalah sistem pengelolaan air limbah yang dikelola secara kelompok (KSM), baik berupa sistem perpipaan maupun MCK komunal.

Sementara itu Sistem pengolahan air limbah domestik masih dikelola secara

on-site system (setempat). Sistem pengolahan air limbah secara onsite sistem pun masih

belum memadai. Faktor utama adalah masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Sistem pengolahan air limbah domestik yang terdiri atas black water yang berasal dari tinja, urine, air pembersih dan air penggelontor. Masyarakat umumnya menggunakan jamban leher angsa dengan kontruksi penampungan dan pengumpulan berupa tangki septik, pipa sewer dan cubluk. Pada umumnya sistem

II-62

VII - 62 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai.

II-63

VII - 63 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN Tabel 7.21. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pelalawan

Sumber : SSK Kab. Pelalawan 2014

. Tabel diatas menjelaskan bahwa kondisi sanitasi saat ini, 24,4 % masyarakat Kabupaten Pelalawanmasih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABs) dan 21,9 % masyarakat Kabupaten Pelalawan masih terdapat sistem pembuangan limbah rumah tangga dengan model cubluk dan sejenisnya, maka perlu perhatian khusus dalam penanganan kondisi saat ini. Dengan demikian, ditetapkan target cakupan layanan sanitasi dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang dengan sistem yang berbasis lingkungan sehingga tidak mencemari air dan tanah serta tidak menimbulkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Adapun target pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Pelalawan perlu menggunakan berbagai sistem yaitu menggunakan sistem setempat (on-site) .

II-64

VII - 64 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

Kabupaten Pelalawan maka persentase tahap pengembangan dilakukan dalam berbagai tahap.

Tahap pertama yaitu tahap jangka pendek yaitu sampai tahun 2016, 62 % rumah tangga yang ada di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem setempat atau tangki septik individual, 3 % terlayani menggunakan MCK++, 1 % menggunakan IPAL komunal dan 1 % menggunakan sistem tangki septik komunal.

Tahap kedua yaitu tahap jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, 80% rumah tangga di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, 10 % dengan sistem komunal ( 5 % dengan MCK ++ , 2 % IPAL komunal dan 3 % tangki septik komunal).

Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan air limbah domestik jangka panjang atau sampai pada tahun 2030, 80 % rumah tangga di Kabupaten Pelalawan sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, 20 % dengan sistem komunal ( 10% dengan MCK ++ , 3 % IPAL Komunal dan 7% tangki septik komunal).

B. Persampahan

Dalam proses pelaksanaannya, pengelolaan persampahan di Kabupaten Pelalawan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, beberapa mitra potensial turut berperan dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan persampahan di Kabupaten Pelalawan. Pada Subbab pengelolaan persampahan ini, berikut akan dipaparkan kondisi eksisting pengelolaan persampahan di Kabupaten Pelalawan, mulai dari kelembagaan, sistem dan cakupan pelayanan, kesadaran masyarakat dan PMHSJK, pemetaan media, partisipasi dunia usaha, pendanaan dan pembiayaan serta permasalahan mendesak dan isu strategis.

Sistem persampahan yang ada di Kabupaten Pelalawan saat ini belum terkelola secara terpadu, pemerintah daerah menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS), yang nantinya akan diangkut menggunakan kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi secara keseluruhan belum semua kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan mendapatkan pelayanaan persampahan. Kecamatan yang di layani pemerintah kabupaten pelalawan adalah Kecamatan Pangkalan Kerinci,

II-65

VII - 65 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

Sanitasi Kabupaten Pelalawan merencanakan tahapan pengembangan persampahan mulai dari jangka pendek, jangka menengah sampai jangka panjang yang terintergrasi dengan hasil studi EHRA Kabupaten Pelalawan tahun 2014 yang merupakan gambaran kondisi real sanitasi kabupaten.

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah pengembanganpelayanan persampahan dapat diidentifikasi.Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritaspenanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial, permukiman,fasilitas umum, terminal dsb) dan kepadatan penduduk.Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Pelalawan tergambar dalam peta tahapan pengembangan persampahan.

Rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut :

➢ Zona I, Merupakan area kepadatan rendah dengan peningkatan cakupan layanan hingga 100 % ( RT-TPS-TPA) . Zona ini mencakup 106 Kelurahan/ Desa yaitu Kelurahan/ Desa Segati, Sotol, Tambak, Langkan, Pangkalan Godai, Penarikan, Langgam, Padang Luas, Rantau Baru, Kuala Tarusan, Mekar Jaya, Pangkalan Kerinci Barat, Pangkalan Kerinci Timur, Simpang Beringin, sei kijang, Lubuk Ogung, Muda Setia, Kiyap Jaya, Tanjung Beringin, Talau, Kesuma, Betung, Sorek Satu, Sorek Dua, Dundangan, Surya Indah, Beringin Indah, Sialang Indah, Terantang Manuk, Palas, Harapan Jaya, Meranti, Kemang, Batam Kulim, Sido Mukti, Silikuan Hulu,Lubuk Kembang Sari, Lubuk Kembang Bunga, Air Hitam, Kampung Baru, Ukui Satu, Ukui Dua, Bukit Gajah, Bukit Jaya, Air Emas, Trimulya Jaya, Bagan Limau, Genduang, Rawang Sari, Sari Makmur, Mulia Subur, Mayang Sari, Sari Mulia, Dusun Tua, Pangkalan Lesung, Tanjung Kuyo, Pasaguan, Merbau, Petani, Pangkalan Bunut, Lubuk Mas, Balam Merah, Bagan Laguh, Sungai buluh, Lubuk Mandian Gajah, Keriung, Sialang Kayu Batu, Sungai Ara, Ransang, Kuala Tolam, Pelalawan, Telayap, Batang nilo Kecil, Sering, Delik, Lalang Kabung, Kuala Samundan, Lubuk Keranji, Tambun, Terbangiang, Lubuk Terap, Angkasa, Sialang Godang, Lubuk Raja, Sialang Bungkuk, Keranji Timur, Air Terjun, Serapung, Teluk, Teluk Dalam, Sokoi, Tanjung Sum, Sungai solok, Sungai Upih, Teluk Beringin, Emas, Teluk Bakau, Bukit Lembah Subur, Panjang-panjang, Kerumutan,

II-66

VII - 66 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

Tanjung Air Hitam, Mak Teduh, Lipai Bulan, Kuala Panduk, Petodan, Teluk Meranti, Pulau Muda, Pangkalan Terap, Teluk Binjai, Gambut Mutiara, Labuhan Bilik, Segamai.

Dalam zona ini kelurahan atau desa yang akan di tangani dalam jangka pendek dan menengah adalah Desa Padang Luas, Desa Simpang Beringin, Desa Sei Kijang, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Setia, Desa Kiyap Jaya, Desa Silikuan Hulu, Desa Lubuk Kembang Sari, Desa Ukui Dua, Desa Bukit Gajah, Desa Bukit Jaya, Desa Air Emas, Desa Genduang, Desa Rawang Sari, Desa Sari Makmur, Desa Mulia Subur, Desa Mayang Sari, Desa Sari Mulai, Desa Merbau, Desa Petani, Desa Pangkalan Bunut, Desa Balam Merah, Desa Bagan Laguh, Desa Lbk Mandian Gajah, Desa Sialang Kayu Batu, Desa Sungai ara, Desa Ransang, Desa Kuala Tolam, Desa Telayap, Desa Sering, Desa Delik, Desa Lalang Kabung, Desa Kuala Samundan, Desa Tambun, Desa Tewrbangiang, Desa Lubuk Terap, Desa Angkasa, Desa Sialang Godang, Desa Emas, Desa Bukit Lembaha Subur, Desa Panjang-Panjang, Desa Beringin Makmur, Desa Pematang Tinggi, Kelurahan Teluk Meranti, Desa Labuhan Bilik.

➢ Zona II, Merupakan area urban dengan peningkatan cakupan layanan hingga min .70 (TPSTPA) yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka menengah dengan sistem layanan tidak langsung (indirect)dari rumah tangga (RT) ke tempatpenampungan sementara (TPS) dan dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah dengan pemilahan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Zona ini yang akan di tangani dalam angka pendek dan menengah adalah Desa Makmur.

➢ Zona III, Merupakan area yang harus terlayani hingga min. 70% dalam jangka menengah kepanjang dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah pemilahan sampah berbasis rumah tangga (RT) dengan pembekalan dalam hal pengolahan setempat (Pelatihan 3R). Zona ini yang akan di tangani dalam jangka

II-67

VII - 67 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN Tabel 7.22 Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Pelalawan

Sumber : Dokumen SSK Kab. Pelalawan 2013

Tabel diatas menjelaskan bahwa sistem dan cakupan layanan persampahan pada saat ini (eksisting) di Kabupaten Pelalawan terdiri dari 23 % sampah terangkut oleh petugas kebersihan yang terdiri dari 18,5 % dilakukan dengan penanganan secara langsung(direct) dan 4,5 % dilakukan dengan penanganan tidak langsung (indirect), sementara yang dikelola mandiri oleh masyarakat (dibuang, dibakar, dikubur,dll) atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan adalah sebanyak 77%. Berawal dari hal tersebut maka perlu penangan yang konkrit dan khusus terhadap permasalahan persampahan yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Dengan demikian pemerintah kabupaten melakukan target pencapaian dalam tahap pengembangan pengelolaan persampahan yang ada diKabupaten Pelalawan yang terdiri dari target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam target jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, Kabupaten Pelalawan menargetkan sebesar 45 % sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2017 dan 55 % sampah yang masih dikelola mandiri oleh masyarakat atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan

Dalam target jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, Kabupaten Pelalawan menargetkan 75% sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2019 dan 25%

II-68

VII - 68 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

petugas kebersihan.

Dalam target jangka panjang atau sampai dengan tahun 2030 masyarakat Kabupaten Pelalawan keseluruhan sudah terlayani pengelolaan persamapahan oleh petugas kebersihan dan tidak ada lagi yang dikelola mandiri oleh masyarakat (dibuang, dibakar, dikubur, dll).

Berdasarkan data dari Dinas Tata Kota dan Kebersihan Persampahan bahwa penanganan sampah eksisting sampai tahun 2014 total timbulan sampah di perkotaan 66 ton/hari yaitu baru 3 kecamatan (Kec. Pangkalan Kerinci, Kec. Pangkalan Kuras, Kec.Ukui).

C. Drainase

Pada dasarnya sistem jaringan drainase kota Palalawan ini belum tersedia dengan baik, misalnya dari segi kapasitas saluran–saluran yang ada belum memenuhi persyaratan, kurang optimal fungsi dari saluran tersebut karena penyempitan saluran yang diakibatkan oleh sedimentasi, penimbunan sampah, dan tidak menutup kemungkinan kurang matangnya pada tahapan perencanaan, yang mengakibatkan sulit terlaksananya pelaksanaan pekerjaan, juga keterbatasan lahan atau pembebasan lahan yang karena terbatasnya dana atau memang tidak bisa dibebaskan.

II-69

VII - 69 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

Tabel 7.23 Tahapan pengembangan drainase Kabupaten Pelalawan

Sumber : Dokumen SSK Kab. Pelalawan 2013

Tabel diatas menjelaskan bahwa luas genangan yang terjadi saat ini (eksisting) tahun 2014 di Kabupaten Pelalawan yaitu 79.684 ha maka dalam tahap pengembangannya perlu penanganan secara berkelanjutan.

Pada tahapan penanganan jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, luas genangan yang akan ditangani akan menjadi 60.900 ha. Pada tahapan penanganan jangka menengah yaitu sampai dengan tahun 2019 genangan yang akan ditangani akan menjadi 28.200 ha. Sedangkan pada tahapan penanganan jangka panjang atau sampai dengan tahun 2030 luasgenangan sudah teratasi semua, dengan kata lain sudah tidak ada lagi genangan diwilayah di Kabupaten Pelalawan.

II-70

VII - 70 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan PLP baik ditingkat pusat maupun di tingkat Kabupaten/Kota.

V II-71

VII - 71 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

V II-72

V II-73

VII - 73 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

V II-74

V II-75

VII - 75 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

V II-76

VII - 76 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

7.4.4. Usulan Kebutuhan Program.

Berikut adalah usulan program yang terdapat didalam Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Pelalawan Tahun 2013. Tabel 7. 27 Usulan Program Sanitasi kabupaten Pelalawan

V II-77

V II-78

VII - 78 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN

V II-79

V II-80

V II-81

Contents

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman ... 1

7.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... 2

7.1.2. Kondisi Eksisting ... 3

7.2. Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan ... 13

7.2.1. Komdisi Eksisting ... 13

7.2.2. Sasaran Program ... 22

7.2.3. Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan... 22

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ... 23

7.3.1. Kondisi Eksisting ... 23

7.3.3. Sasaran Program. ... 46

7.3.4. Usulan Kebutuhan Program. ... 49

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) ... 61

7.4.1. Kondisi Eksisting, ... 61

7.4.3. Sasaran Program ... 70

Dokumen terkait