8 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan A Isu Strategis
B. Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan gambaran mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.
Sejauh ini pemerintah daerah telah berupaya agar penyelenggaraan bangunan gedung berjalan sesuai dengan tahapan dan ketentuan yang disyaratkan. Meskipun demikian di lapangan masih banyak pembangunan Bangunan Gedung yang diselenggarakan tidak melalui tahapan perencanaan teknis dan pengawasan yang baik. Masih banyak pula ditemukan bangunan gedung yang belum memenuhi syarat administratif dan teknis. Sehingga banyak bangunan gedung yangbelum menjamin keandalan bangunan gedung, bahkan pendiriannya kerap menimbulkan dampak buruk lingkungan.
Perkembangan wilayah di Kabupaten Pangandaran ditandai oleh kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung. Beberapa fungsi bangunan publik seperti bangunan pemerintahan, sekolah dan lain-lain kemudian mendorong kehadiran beberapa bangunan dengan fungsi usaha. Meskipun masih dalam jumlah terbatas, kehadiran bangunan fungsi usaha dapat dilihat pula dengan mudah di hampir sempadan jalan primer di Kabupaten Pangandaran, baik itu jalan primer yang menghubungkan Kab. Pangandaran dengan kota-kota lainnya di Jawa Barat ataupun kota-kota lainnya di Jawa Tengah.
Pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan dapat dilihat terutama di wilayah administratif Kecamatan Pangandaran, terutama di kawasan wisata utama Pantai Pangandaran. Kehadiran bangunan gedung fungsi hotel, rumah makan dan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-35
bangunan fungsi ekonomi lainnya berkembang sangat pesat, seolah sulit untuk dikendalikan. Beberapa fungsi hotel atau penginapan bahkan didirikan dalam jumlah lantai banyak.
Meskipun tidak sepadat di pusat wisata Pantai pangandaran, perkembangan bangunan gedung untuk beragam fungsi terlihat pula di kecamatan Parigi, Sidamulih, Banjarsari, Cijulang, Kalipucang, padaherang dan lain-lain. Perkembangan bukan hanya untuk bangunan fungsi ekonomi saja, tetapi bangunan fungsi hunian pun terus tumbuh seiring perkembangan penduduk yang terjadi di wilayah Kabupaten Pangandaran. Secara umum klasifikasi fungsi Bangunan Gedung di Kabupaten Pangandaran meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya dan lain-lain.
8.1 Bangunan dengan fungsi hunian
Sebagian besar bangunan fungsi hunian di Kabupaten Pangandaran berupa rumah tinggal satu atau dua lantai. Meskipun di sebagian besar wilayahnya masih berupa ruang terbuka tetapi bangunan fungsi hunian terus tumbuh dan berkembang merata.
Meskipun hingga kini belum terdapat bangunan fungsi hunian vertikal yang lebih dari dua lantai berupa rumah susun atau apartemen, tetapi melihat perkembangan penduduk dan kebutuhan penduduk akan rumah tinggal, kehadiran bangunan tinggi fungsi hunian di wilayah Kabupaten Pangandaran sangat mungkin terjadi.
8.2 Bangunan dengan fungsi keagamaan
Sebagai daerah yang dikenal cukup religius, masyarakat di Kabupaten Pangandaran pun sering melakukan aktivitas religi atau keagamaan. Di berbagai wilayah dapat dengan mudah ditemukan bangunan ibadah. Mengingat sebagian besar masyarakat Kabupaten Pangandaran memeluk agama Islam, maka pada sangat mudah kita temukan bangunan berupa musholla atau mesjid.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-36
8.3Bangunan dengan Fungsi Usaha
Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Pangandaran yang cukup pesat dapat dilihat pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi usaha. Bangunan dengan fungsi usaha adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha.
8.4Bangunan dengan Fungsi Sosial Budaya
Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pangandaran tentu dihadapkan dengan permasalahan sosial dan budaya masyarakat. Kebutuhan dan pelayanan masyarakat dalam bidang itu harus didukung sarana bangunan gedung yang memadai. Sehingga perkembangan wilayah Kabupaten Pangandaran ditandai pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi sosial budaya. Bangunan dengan fungsi sosial budaya adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusiamelakukan kegiatan sosial budaya. Beberapa fungsi bangunan gedung tersebut adalah : gedung sekolah, gedung pemerintahan, gedung puskesmas, gedung rumah sakit, gedung kesenian dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran belum terkelola baik melalui ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung. Sebagai daerah otonomi baru, ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran masih mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis sebagai kabupaten induk.
Proses Penyelenggaraan Ijin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Pangandaran masih merujuk peraturan daerah induknya di Perda Kabupaten Ciamis No. 10 Tahun 2004 tentang perubahan ke-dua atas peraturan daerah IMB sebelumnya, dimana setiap orang dan/atau badan yang akan mendirikan Bangunan Gedung wajib memiliki IMB.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-37
Selain setiap orang dan/atau badan, pemerintah atau pemerintah daerah yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki IMB. Pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait memberikan surat keterangan rencana kota untuk lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang dan/atau Badan yang akan mengajukan permohonan IMB.
Sejauh ini pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran masih terbatas dalam memberikan informasi mengenai suarat keterangan kota karena belum terdapatnya rencana tata ruang, rencana detail atau rencana tata bangunan dan lingkungan di wilayahnya. Surat keterangan rencana kota tentu sangat penting sebagai informasi yang menjelaskan ketentuan mengenai : fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan; ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang diizinkan; jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawah permukaan tanah dan KTB yang diizinkan; garis sempadan dan jarak bebas minimum Bangunan Gedung yang diizinkan; KDB maksimum yang diizinkan; KLB maksimum yang diizinkan; KDH minimum yang diwajibkan; KTB maksimum yang diizinkan; hingga informasi mengenai jaringan utilitas kota.