RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan airminum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yangterdiri dari air limbah domestik, persampahan, dan drainase. Penjabaranperencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagaibaseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi.
Dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020 diawali dengan tahapan pendataan infrastruktur permukiman melalui metode survei dan musyawarah tingkat desa hingga kabupaten. Hal ini dalam rangka mengantisipasi belum tersedianya data dan informasi infrastruktur permukiman eksisting Kabupaten Pangandaran mengingat baru terbentuknya sebagai otonomi daerah pada tahun 2012. Selanjutnya hasil dari pendataan tersebut yang dilakukan di seluruh desa di Kabupaten Pangandaran menjadi dasar perencanaan dan kajian kebutuhan pengembangan pembangunan infrastruktur permukiman tahun 2016-2020. Berikut ini penjabaran dari rencana pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Pangandaran.
7.1
Pengembangan Kawasan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1
Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arah kebijakan untuk pengembangan permukiman secara umum adalah :
- Menunjang perkembangan permukiman perkotaan
- Pemenuhan standar pelayanan minimal bidang permukiman perkotaan
- Percepatan penyediaan infrastruktur perdesaan di daerah tertinggal.
Permukiman vertikal diarahkan agar dikembangkan di PKN Bodebek, PKN Metropolitan Bandung dan PKN Cirebon. Permukiman horisontal yang dikendalikan diarahkan agar dikembangkan pada PKW Palabuhanratu, PKW Sukabumi, PKW Cikampek-Cikopo, PKW Indramayu, PKW Kadipaten, PKW Tasikmalaya,dan PKW Pangandaran.
Berdasarkan hal tersebut maka arahan pengembangan kawasan permukiman adalah dengan:
1) Menerapkan dua jenis pengembangan konsep arah permukiman, yaitu kawasan permukiman dengan arah vertikal dan kawasan permukiman dengan arah horizontal;
2) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah vertikal pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi;
4) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah horisontal dikendalikan pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah;
5) Kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang menengah adalah kawasan perkotaan di Jawa Barat selain yang berfungsi sebagai kota inti PKN.
Strategi pengembangan untuk kawasan perumahan termasuk fasilitas pendukung perumahan berupa fasilitas sosial dan fasilitas umum adalah:
 Membatasi proporsi kawasan perumahan maksimum 55% dari luas
lahan kota.
 Mengembangkan perumahan secara vertikal untuk wilayah
kecamatan dan atau kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada.
 Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan yang menurun
kualitasnya dan diupayakan dikembangkan menjadi rumah susun sederhana sewa lengkap dengan sarana dan prasarana lingkungannya.
 Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter
khusus (kawasan lindung cagar budaya) dari alih fungsi dan perubahan fisik bangunan.
 Membatasi luas lantai bangunan perumahan yang diperbolehkan
untuk kegiatan usaha dengan disertai penyediaan prasarana yang memadai terutama parkir.
 Menjabarkan dan menyusun tahapan dan prioritas program
berdasarkan persoalan mendesak yang harus ditangani, serta antisipasi dan arahan pengembangan masa mendatang.
 Mendorong kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan masyarakat
dalam penyediaan pelayanan kota dan pembangunan kota.
Tahapan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman secara umum didasarkan pada dukungan ekonomi kota dan pengembangan wilayah :
 Menata kawasan permukiman padat dengan pola pengembangan
secara vertical;
 Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman
padat;
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perumahan dan
permukiman sedang;
 Mengatur kembali struktur pelayanan fasilitas sosial, dan prasarana
dasar lingkungan perumahan.
7.2.2
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:
 Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
 Percepatan pencapaian target SDGs 2020 yaitu penurunan proporsi
rumahtangga kumuh perkotaan.
 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif
Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
 Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT,
Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.
 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.
 Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran meliputi:
Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Pangandaran
No
Isu Strategis
Keterangan
(1) (2) (3)
1
Masih minimnya dokumen perencanaan sektoral PKP
seperti SPPIP, RP2KP dan DED Pengembangan
Kawasan atau Perencanaan Penanganan Kawasan
Kumuh
2
Masih tinggi luasan dan sebaran kawasan kumuh di
Kabupaten Pangandaran
3
Belum terintegrasinya pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman dengan pembangunan
prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan
permukiman
4
Cakupan ketersediaan rumah layak huni di
Pangandaran masih rendah mengingat persentase
masyarakat miskinnya masih tinggi
No
Isu Strategis
Keterangan
(1) (2) (3)
di perdesaan dan di Kawasan Strategis Kabupaten
6
Belum optimalnya tata kelola desa dan peran
kelembagaan desa dalam perencanaan dan
pembangunan desa
7
Masih rendahnya penyediaan PSD di Kawasan Rawan
Bencana Alam, Kawasan Minapolitan dan Agropolitan
di Pangandaran
Sumber : Hasil FGD Satgas RPIJM Cipta Karya Pangandaran. 2015
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Peraturan mengenai pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran, selain diatur dalam draft Renperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran, diatur juga dalam SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Pangandaran.
Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan Lainnya terkait Pengembangan Permukiman
Perda/Pergub/Perbup/Peraturan Lainnya
Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk
Pengaturan No/ Tahun Perihal
(1) (2) (3) (4)
Draft Ranperda
RTRK Kab.
Pangandaran
- Rencana Tata
Ruang Wilayah Kab.
Pangandaran
Kawasan peruntukan permukiman memiliki luas total sebesar 5.883 Ha, yang tersebar di setiap
Lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kab. Pangandaran melputi 12 (Dua belas) lokasi di 1 (satu) Kecamatan, dengan luas total 295,3 Ha.
Sumber :Hasil analisis Satgas RPIJM Bidang Cipta Karya Kab Pangandaran. 2015
 Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 huruf g dengan luas kurang lebih 5.883 (lima ribu delapan ratus delapan puluh tiga) hektar meliputi:
a. Kecamatan Parigi; b. Kecamatan Cijulang; c. Kecamatan Cimerak; d. Kecamatan Cigugur; e. Kecamatan Langkaplancar; f. Kecamatan Mangunjaya; g. Kecamatan Padaherang; h. Kecamatan Kalipucang; i. Kecamatan Pangandaran; dan j. Kecamatan Sidamulih.
Upaya pendataan lokasi kawasan kumuh di Kabupaten Pangandaran baru dilakukan di satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Pangandaran Tahun 2014 yang selanjutnya dilegalkan dalam Keputusan Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014, Kawasan Kumuh tersebut terdapat pada wilayah seperti pada Tabel 6.3, dengan rincian kategori :
 Kawasan Kumuh Tinggi terdapat di 7 Desa/Kelurahan,
 Kawasan Kumuh sedang terdapat di 5 Desa/Kelurahan,
Tabel 7.3 Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Pangandaran
No
Kelas Tipologi
Nama Kawasan dan Desa
Permukiman Kumuh di Kecamatan
Pangandaran
(1) (2) (3)
1
Kawasan Permukiman
Kumuh Tinggi
Kawasan Parapat dan Pangandaan
Timur (Desa Pangandaran)
Kawasan Bojongjati dan Cilebok (Desa
Pananjung)
Kawasan Bojongsari (Desa Babakan)
Kawasan Kedungrejo (Desa
Wonoharo)
Sumber :SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran
Tabel 7.4 Kondisi Kawasan Kumuh di Kabupaten Pangandaran
No.
NamaKawasan
Kumuh
Luas
(Ha)
Desa/Kelurahan
(1) (2) (3) (4)
1.
Kawasan Parapat dan
Pangandaan Timur
11,80
Desa Pangandaran
2.
Kawasan Bojongjati dan
Cilebok
27,70
Desa Pananjung
3.
Kawasan Bojongsari
63,60
Desa Babakan
4.
Kawasan Kedungrejo
11,50
Desa Wonoharjo
5.
Kawasan Wonohajo
56,30
Desa Wonoharjo
6.
Kawasan Pondok
Lombok
25,00
Desa Sidomulyo
7.
Kawasan Sidomulyo
2,20
Desa Sidomulyo
8.
Kawasan Sukajadi
56,00
Desa Purbahayu
9.
Kawasan Bengkekan
21,10
Desa Sukahurip
10.
Kawasan Cikulu
19,10
Desa Sukahurip
11.
Kawasan Bojongaren 1
0,30
Desa Pagergunung
12.Kawasan Bojongaren 2
0,70
Desa Pagergunung
Sumber :SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran
C. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkugan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya
Wonoharjo)
Kawasan Pondok Lombok (Desa
Sidomulyo)
Kawasan Sidomulyo (Desa Sidomulyo)
2
Kawasan Permukiman
Kumuh Sedang
Kawasan Sukajadi (Desa Purbahayu)
Kawasan Bengkekan (Desa Sukahurip)
Kawasan Cikulu (Desa Sukahurip)
Kawasan Bojongaren 1 (Desa
Pagergunung)
dalam pengembangan permukiman Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada
Tabel 7.5
Tabel 7.5 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Pangandaran
Pengembangan
Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4)
1
Aspek Teknis
1) Belum adanya rencana pengembangan kawasan permukiman yang mencakup kebijakan pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran
Kab Pangandaran sebagai Pusat Pertumbuhan Jawa Barat serta Kawasan Strategis Nasional
Segera disusun Rencana Induk Pengembangan Permukiman sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Barat dan RTRW Kab Pangandaran
2) Belum tersedianya rencana teknis penanganan kawasan kumuh perdesaan di Pangandaran
Potensi Perdesaan sebagai Potensi ekonomi lokal cukup besar di Pangandaran sehingga diperlukan akses infrastruktur yang layak
Segera diidentifikasi kebutuhan peningkatan infrastruktur perdesaan dan direncanakan pengembangannya secara bertahap
3) Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni
Masih luasnya ruang dan wilayah untuk
pengembangan permukiman
Pengembangan perumahan secara horisontal. Adanya perbaikan teknis terhadap Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Pangandaran
4) masih rendahnya kualitas lingkungan di kawasan kumuh, kawasan khusus rawan bencana alam, serta
agropolitan dan minapolitan
Sesuai dengan tujuan dan arahan RTRW Kab Pangandaran yaitu
No
Permasalahan
Pengembangan
Permukiman
Tantangan
Pengembangan
Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4)
2
Aspek Kelembagaan
1) Belum fokusnya
pemerintahan pangandaran yang menangani sektor PKP mengingat SKPD yang
menangani urusan PU baru ada satu Dinas di Kabupaten Pangandaran
Potensi pengembangan kewilayahan Pangandaran yang cukup strategis di tingkat Provinsi maupun Nasional
 Adanya pemetaan urusan pekerjaan umum sesuai UU No 2/2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah turunannya yang dirancang saat ini
 Adanya kemungkinan tambahan Instansi Pemerintah Daerah yaitu Dinas yang menangani Urusan Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
2)Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan dan pembangunan desa
Adanya program pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan kegiatan pembangunan desa untuk mencapai SPM Perdesaan
Adanya pelibatan unsur desa dalam proses perencanaan pembangunan diawali dengan proses pendataan kebutuhan dan kondisi eksisting.
3
Aspek Pembiayaan
1)
Masih rendahnya proporsi pendanaan baik APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab terhadap pembangunan sektor PKP iniLokasi strategis Pangandaran sebagai kawasan pertumbuhan berbasis pariwisata,
agropolitan dan minapolitan
No
Permasalahan
Pengembangan
Permukiman
Tantangan
Pengembangan
Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4)
sehingga posisi prioritas dari Kluster C menjadi A dalam kebijakan pusat 2015-2019
Adanya upaya pemanfaatan dana Bantuan Keuangan dari Pemprov dengan optimal
Peningkatan proporsi pendanaan APBD Kab Pangandaran terhadap pembangunan keciptakaryaan secara bertahap
4
Aspek Peran Serta
Masyarakat/Swasta
1) Masih rendahnya kerja sama atau kolaborasi pemerintah bersama dengan masyarakat dan swasta dalam peningkatan pembangunan sektor PKPSektor swasta di
Pangandaran cukup strategis
Adanya peningkatan kapasitas dan komunikasi antara pemerintahan dengan sektor swasta dan masyarakat
5
Aspek Lingkungan
Permukiman
1) Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan
pelayanan dasar minimum seperti air minum, sanitasi di perdesaan
Masih luasnya pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan serta tingginya potensi ekonomi desa lokal di Pangandaran
Adanya Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
2) Pola persebaran penduduk yang cukup tinggi di
Pangandaran
Sumber :Hasil FGD Satgas RPIJM Cipta Karya Pangandaran. 2015
8
Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Usulan program investasi yang terdapat dalam RPIJM Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020
Sektor Pengembangan Permukiman
adalah sebagai berikut. Penyusunan Rencana Permukiman Perkotaan Kabupaten
Pangandaran
 Perencanaan kawasan dan DED Kawasan Permukiman Kumuh
 Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan
potensial
 Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan
berbasis masyarakat
 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
 Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)
Tabel 7.6 Tabel Kesiapan (Readiness Criteria) Khusus
No Program/Kegiatan
Kriteria Kesiapan
(1) (2) (3)
1
Rusunawa
Kesediaan Pemda utk penandatanganan
MoA
Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
Kesanggupan
Pemda
menyediakan
Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD
lainnya
Ada calon penghuni
2
RIS PNPM
Sudah
ada
kesepakatan
dengan
Menkokesra.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani
PNPM Inti lainnya.
Tingkat kemiskinan desa >25%.
Bupati menyanggupi mengikuti pedoman
dan menyediakan BOP minimal 5% dari
BLM.
3
PPIP
Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR
RI
Usulan
bupati,
terutama
kabupaten
tertinggal yang belum ditangani program
Cipta Karya lainnya
Kabupaten reguler/sebelumnya dengan
kinerja baik
Tingkat kemiskinan desa >25%
4
PISEW
Berbasis pengembangan wilayah
Pembangunan
infrastruktur
dasar
perdesaan yang
No Program/Kegiatan
Kriteria Kesiapan
(1) (2) (3)
pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan
sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan
Mendukung komoditas unggulan kawasan
Sumber : Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, 20149
Usulan Program dan Kegiatan
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.7 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Pangandaran
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Penyusunan Rencana Permukiman
Perkotaan Kabupaten Pangandaran
1 Paket 800.000 Kab. Pangandaran
2 Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Pangandaran
1 Kegiatan
50.000 Desa Pangandaran
Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Pananjung
1 Kegiatan
50.000 Desa Pananjung
3. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Wonoharjo
1 Kegiatan
50.000 Desa Wonohrajo
4. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Babakan
1 Kegiatan 50.000 Desa Babakan
5. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Pagergunung
1 Kegiatan 50.000 Desa Pagergunung
6. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
1 Kegiatan
50.000
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
Sukahurip
7. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Purbahayu
1 Kegiatan 50.000 Desa Purbahayu
8. Perencanaan Kawasan dan DED Desa
Sidomulyo
1 Kegiatan 50.000 Desa Sidomulyo
9. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pangandaran
1 Kegiatan 1.000.000 Desa Pangandaran
10. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pananjung
1 Kegiatan 1.000.000 Desa Pananjung
11. Penataan Kawasan Kumuh Desa Wonoharjo
1 Kegiatan 700.000 Desa Wonoharjo
12. Penataan Kawasan Kumuh Desa Babakan
1 Kegiatan 700.000 Desa Babakan
13. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pagergunung
1 Kegiatan 700.000 Desa Pagergunung
14. Penataan Kawasan Kumuh Desa Sukahurip
1 Kegiatan 700.000 Desa Sukahurip
15. Penataan Kawasan Kumuh Desa Purbahayu
1 Kegiatan 700.000 Desa Purbahayu
16.
Penataan Kawasan Kumuh Desa Sidomulyo
1 Kegiatan
700.000 Desa Sidomulyo
17. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Parigi
400 Unit 3.000.000 Kec. Parigi
18. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Padaherang
350 Unit 2.775.000 Kec. Padaherang
19. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Mangunjaya
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
20. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Sidamulih
450 Unit 3.487.500 Kec. Sidamulih
21. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cijulang
350 Unit 2.625.000 Kec. Cijulang
22. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cimerak
500 Unit 3.825.000 Kec. Cimerak
23. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cigugur
650 Unit 5.100.000 Kec. Cigugur
24. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec Langkaplancar
550 Unit 4.275.000 Kec. Langkaplancar
25. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Kalipucang
600 Unit 4.650.000 Kec. Kalipucang
26. Program Prioritas Pengembangan Perumahan di Pusat Pertumbuhan Pangandaran Raya
1 Dokumen 500.000 Kab. Pangandaran
27. Pembangunan
infrastruktur kawasan minapolitan Kec. Cijulang
1 Paket 792.000 Kec. Cijulang
28. Pembangunan
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
1 Paket 500.000 Kec. Langkaplancar
34. P2KP di Kecamatan Mangunjaya
1 Paket 500.000 Kec. Mangunjaya
35. P2KP di Kecamatan Padaherang
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
36. P2KP di Kecamatan Kalipucang
1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang
37. P2KP di Kecamatan Pangandaran
1 Paket 500.000 Kec. Pangandaran
38. P2KP di Kecamatan Sidamulih
1 Paket 500.000 Kec. Sidamulih
39. Peningkatan Jalan Desa Panyutran
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
40. Peningkatan Jalan Desa Karangmulya
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
41. Peningkatan Jalan Desa Bojongsari
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
42. Peningkatan Jalan Desa Karangsari
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
43. Peningkatan Jalan Desa Cibogo
1 Paket 500.000 Kec. Padaherang
44. Peningkatan Jalan Desa Pasirgeulis
1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang
45. Peningkatan Jalan Desa Ciparakan
1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang
46. Peningkatan Jalan Desa Putrapinggan
1 Paket 330.000 Kec. Kalipucang
47. Peningkatan Jalan Desa Cibogo
1 Paket 750.000 Kec. Kalipucang
48. Peningkatan Jalan Desa Sidomulyo
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
49. Peningkatan Jalan Desa Pagergunung
1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran
50. Peningkatan Jalan Desa Sukahurip
1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran
51. Peningkatan Jalan Desa Wonoharjo
1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran
52. Peningkatan Jalan Desa Kalijati
1 Paket 330.000 Kec. Sidamulih
53. Peningkatan Jalan Desa Kersaratu
1 Paket 270.000 Kec. Sidamulih
54. Peningkatan Jalan Desa Cibenda
1 Paket 330.000 Desa Cibenda
55. Peningkatan Jalan Desa Cintaratu
1 Paket 330.000 Kec Parigi
56. Peningkatan Jalan Desa Karangbenda
1 Paket 270.000 Kec Parigi
57. Peningkatan Jalan Desa Bojong
1 Paket 270.000 Kec Parigi
58. Peningkatan Jalan Desa Selasari
1 Paket 300.000 Kec Parigi
59. Peningkatan Jalan Desa Karangjaladri
1 Paket 270.000 Kec Parigi
60. Peningkatan Jalan Desa Ciakar
1 Paket 330.000 Kec. Cijulang
61. Peningkatan Jalan Desa Batukaras
1 Paket 330.000 Kec. Cijulang
62. Peningkatan Jalan Desa Kertayasa
1 Paket 330.000 Kec. Cijulang
63. Peningkatan Jalan Desa Cijulang
1 Paket 270.000 Kec. Cijulang
64. Peningkatan Jalan Desa Margacinta
1 Paket 270.000 Kec. Cijulang
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
Desa Kertaharja
66. Peningkatan Jalan Desa Sindangsari
1 Paket 600.000 Kec. Cimerak
67. Peningkatan Jalan Desa Cimerak
1 Paket 360.000 Kec. Cimerak
68. Peningkatan Jalan Desa Masawah
1 Paket 300.000 Kec. Cimerak
69. Peningkatan Jalan Desa Ciparanti
1 Paket 330.000 Kec. Cimerak
70. Peningkatan Jalan Desa Limusgede
1 Paket 600.000 600.000
Kec. Cimerak
71. Peningkatan Jalan Desa Legokjawa
1 Paket 450.000 Kec. Cimerak
72. Peningkatan Jalan Desa Campaka
1 Paket 330.000 Kec. Cigugur
73. Peningkatan Jalan Desa Bunisari
1 Paket 330.000 Kec. Cigugur
74. Peningkatan Jalan Desa Cimindi
1 Paket 330.000 Kec. Cigugur
75. Peningkatan Jalan Desa Cigugur
1 Paket 330.000 Kec. Cigugur
76. Peningkatan Jalan Desa Jayasari
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
77. Peningkatan Jalan Desa Jadikarya
1 Paket
450.000
Kec. Langkaplancar
78. Peningkatan Jalan Desa Langkaplancar
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
79. Peningkatan Jalan Desa Jadimulya
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
80. Peningkatan Jalan Desa Bangunkarya
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
81. Peningkatan Jalan Desa Sukamulya
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
82. Peningkatan Jalan Desa Cimanggu
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
83. Peningkatan Jalan Desa Maruyungsari
1 Paket 330.000 Kec. Padaherang
84. Peningkatan Jalan Desa Ciganjeng
1 Paket 330.000 Kec. Padaherang
85. Peningkatan Jalan Desa Paledah
1 Paket 450.00 Kec. Padaherang
86. Peningkatan Jalan Desa Sukanagara
1 Paket 330.000 Kec. Padaherang
87. Peningkatan Jalan Desa Kertajaya
1 Paket 1.500.000 Kec. Mangunjaya
88. Peningkatan Jalan Desa Kalipucang
1 Paket 360.000 Kec. Kalipucang
89. Peningkatan Jalan Desa Pamotan
1 Paket 300.000 Kec. Kalipucang
90. Peningkatan Jalan Desa Cibuluh
1 Paket 330.000 Kec. Kalipucang
91. Peningkatan Jalan Desa Tungilis
1 Paket 600.000 Kec. Kalipucang
92. Peningkatan Jalan Desa Mekarsari
1 Paket 360.000 Kec. Cimerak
93. Peningkatan Jalan Desa Kertaharja
1 Paket 660.000 Kec. Cimerak
94. Peningkatan Jalan Desa Kertamukti
1 Paket 585.000 Kec. Cimerak
95. Peningkatan Jalan Desa Kertajaya
1 Paket 900.000 Kec. Cigugur
96. Peningkatan Jalan Desa Harumandala
1 Paket
330.000
Kec. Cigugur
97. Peningkatan Jalan Desa Pagerbumi
1 Paket 330.000 Kec. Cigugur
98. Peningkatan Jalan Desa Bojongkondang
No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5)
99. Peningkatan Jalan Desa Karangkamiri
1 Paket
1.020.000
Kec. Langkaplancar
100. Peningkatan Jalan Desa Pangkalan
1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar
101. Peningkatan Jalan Desa Bangunjaya
1 Paket 600.000 Kec. Langkaplancar
Sumber : hasil analisis dan FGD Satgas RPIJM Kab Pangandaran. 2015
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Tabel 7.9 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten PangandaranTahun 2016-2020
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Perkotaan Kabupaten Pangandaran
Kab.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Pagergunung
Pagergunung
700.000
Penataan Kawasan Kumuh Desa
Huni Kec. Parigi
Kec. Parigi
400 Unit
2016
3.000.000
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak
Huni Kec. Padaherang
Kec.
Huni Kec. Mangunjaya
Kec.
Huni Kec. Sidamulih
Kec.
Huni Kec. Ciulang
Kec. Cijulang
350 Unit
2017
2.625.000
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak
Huni Kec. Cimerak
Kec. Cimerak
500 Unit
2019
Huni Kec. Cigugur
Kec. Cigugur
650 Unit
2019
Huni Kec Langkaplancar
Kec.
Huni Kec. Kalipucang
Kec.
2412.007.000
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perdesaan
2412.007.001
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perdesaan Potensial
Program Prioritas Pengembangan
Perumahan di Pusat Pertumbuhan
Pangandaran Raya
2412.007.001.112
Pembangunan infrastruktur kawasan
minapolitan Kec. Cijulang
Kec. Cijulang
1
Paket
2016
792.000
Pembangunan infrastruktur kawasan
minapolitan Kec. Parigi
Kec. Parigi
1
Paket
2016
792.000
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Permukiman Perdesaan Berbasis Masyarakat
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satuan
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DAK
APBD Prov
APBD
Kab/Kota
BUMD
KPS/
Swasta
Masyarakat CSR
Rupiah Murni PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-27
7.2
Penyelenggara Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan
7.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada undang-undangdan peraturan antara lain:
1) UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
2) UU Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:
 Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-28
 Status kepemilikan bangunan gedung; dan
 Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan olehpemerintah.
3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.
4) Permen PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-29
yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU Nomor 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.
Adapun Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunanproduk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.
Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
 Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan
penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;
 Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-30
 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;
 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi
kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
 Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta
pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan
 Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:
a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman
 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
 Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan
pemukiman kumuh dan nelayan;
 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan
pemukiman tradisional.
b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan
bangunan dan lingkungan;
 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan
gedung;
 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-31
 Pelatihan teknis.
c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
 Paket dan Replikasi.
Penjelasan tersebut di atas mengenai dasar hukum dan tupoksi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat dilihat skemanya dalam
Gambar 7.1.
Gambar 7.1
Skema Dasar Hukum Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan Sumber : Dit. Penataan Bangunan, DJCK. 2015
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-32
Gambar 7.2
Skenario Pembiayaan Program Permukiman Berkelanjutan 100-0-100 Sektor Penataan Bangunan
Sumber : Dit. Penataan Bangunan, DJCK. 2015
Untuk mencapai sasaran program permukiman berkelanjutan 100-0-100 sektor penataan bangunan, strategi pembangunan yang dilakukan oleh Direktorat Penataan Bangunan adalah sebagai berikut:
Gambar 7.3
Strategi Pembangunan Penataan Bangunan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-33
8
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A.
Isu Strategis
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 7.10 di bawah ini.
Tabel 7.10 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Pangandaran
(1) (2) (3)
1 Penataan Lingkungan Permukiman
1.1 Masih terbatasnya pedoman atau peraturan teknispenataan ruang sebagai penjelasan baik dari UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
1.2 Potensi ruang di Pangandaran yang cukup besar dan strategis sebagai KSN, Kawasan Pertumbuhan Jawa Barat yang
beridentitaskan sebagai destinasi wisata belum dimbangi dengan penataan dan pengelolaan kualitas ruang sehingga masih
berkembang secara reaktif dan tidak teratur.
1.3 Masih belum terkelolanya Ruang Terbuka Hijau di Pangandaran
2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
2.1Belum adanya Peraturan Daerah Bangunan Gedung sebagai dasar penataan bangunan dan bangunan gedung di
Pangandaran
2.2Belum adanya identifikasi atau pendataan bangunan gedung serta belum adanya ketertiban dalam IMB, SLF dan BGH
3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
3.1Luasan dan sebaran kawasan kumuh di Pangandaran masih tinggi terutama di kawasan perdesaan dan nelayan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-34
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Pangandaran
(1) (2) (3)
3.3 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalamproses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan
Sumber : FGD Satgas RPI2JM CK Kab Pangandaran. 2015
B.
Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan gambaran mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.
Sejauh ini pemerintah daerah telah berupaya agar penyelenggaraan bangunan gedung berjalan sesuai dengan tahapan dan ketentuan yang disyaratkan. Meskipun demikian di lapangan masih banyak pembangunan Bangunan Gedung yang diselenggarakan tidak melalui tahapan perencanaan teknis dan pengawasan yang baik. Masih banyak pula ditemukan bangunan gedung yang belum memenuhi syarat administratif dan teknis. Sehingga banyak bangunan gedung yangbelum menjamin keandalan bangunan gedung, bahkan pendiriannya kerap menimbulkan dampak buruk lingkungan.
Perkembangan wilayah di Kabupaten Pangandaran ditandai oleh kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung. Beberapa fungsi bangunan publik seperti bangunan pemerintahan, sekolah dan lain-lain kemudian mendorong kehadiran beberapa bangunan dengan fungsi usaha. Meskipun masih dalam jumlah terbatas, kehadiran bangunan fungsi usaha dapat dilihat pula dengan mudah di hampir sempadan jalan primer di Kabupaten Pangandaran, baik itu jalan primer yang menghubungkan Kab. Pangandaran dengan kota-kota lainnya di Jawa Barat ataupun kota-kota lainnya di Jawa Tengah.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-35
bangunan fungsi ekonomi lainnya berkembang sangat pesat, seolah sulit untuk dikendalikan. Beberapa fungsi hotel atau penginapan bahkan didirikan dalam jumlah lantai banyak.
Meskipun tidak sepadat di pusat wisata Pantai pangandaran, perkembangan bangunan gedung untuk beragam fungsi terlihat pula di kecamatan Parigi, Sidamulih, Banjarsari, Cijulang, Kalipucang, padaherang dan lain-lain. Perkembangan bukan hanya untuk bangunan fungsi ekonomi saja, tetapi bangunan fungsi hunian pun terus tumbuh seiring perkembangan penduduk yang terjadi di wilayah Kabupaten Pangandaran. Secara umum klasifikasi fungsi Bangunan Gedung di Kabupaten Pangandaran meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya dan lain-lain.
8.1 Bangunan dengan fungsi hunian
Sebagian besar bangunan fungsi hunian di Kabupaten Pangandaran berupa rumah tinggal satu atau dua lantai. Meskipun di sebagian besar wilayahnya masih berupa ruang terbuka tetapi bangunan fungsi hunian terus tumbuh dan berkembang merata.
Meskipun hingga kini belum terdapat bangunan fungsi hunian vertikal yang lebih dari dua lantai berupa rumah susun atau apartemen, tetapi melihat perkembangan penduduk dan kebutuhan penduduk akan rumah tinggal, kehadiran bangunan tinggi fungsi hunian di wilayah Kabupaten Pangandaran sangat mungkin terjadi.
8.2 Bangunan dengan fungsi keagamaan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-36
8.3Bangunan dengan Fungsi Usaha
Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Pangandaran yang cukup pesat dapat dilihat pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi usaha. Bangunan dengan fungsi usaha adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha.
8.4Bangunan dengan Fungsi Sosial Budaya
Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pangandaran tentu dihadapkan dengan permasalahan sosial dan budaya masyarakat. Kebutuhan dan pelayanan masyarakat dalam bidang itu harus didukung sarana bangunan gedung yang memadai. Sehingga perkembangan wilayah Kabupaten Pangandaran ditandai pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi sosial budaya. Bangunan dengan fungsi sosial budaya adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusiamelakukan kegiatan sosial budaya. Beberapa fungsi bangunan gedung tersebut adalah : gedung sekolah, gedung pemerintahan, gedung puskesmas, gedung rumah sakit, gedung kesenian dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran belum terkelola baik melalui ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung. Sebagai daerah otonomi baru, ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran masih mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis sebagai kabupaten induk.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-37
Selain setiap orang dan/atau badan, pemerintah atau pemerintah daerah yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki IMB. Pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait memberikan surat keterangan rencana kota untuk lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang dan/atau Badan yang akan mengajukan permohonan IMB.
Sejauh ini pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran masih terbatas dalam memberikan informasi mengenai suarat keterangan kota karena belum terdapatnya rencana tata ruang, rencana detail atau rencana tata bangunan dan lingkungan di wilayahnya. Surat keterangan rencana kota tentu sangat penting sebagai informasi yang menjelaskan ketentuan mengenai : fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan; ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang diizinkan; jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawah permukaan tanah dan KTB yang diizinkan; garis sempadan dan jarak bebas minimum Bangunan Gedung yang diizinkan; KDB maksimum yang diizinkan; KLB maksimum yang diizinkan; KDH minimum yang diwajibkan; KTB maksimum yang diizinkan; hingga informasi mengenai jaringan utilitas kota.
C.
Lokalitas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Daerah
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-38
harus dilestarikan seperti : Rumah belanda di padaherang, Gedung uyeng di dusun bojongsari, Stasiun Pangandaran, dan lain-lain.
Selain bangunan gedung, di wilayah Kabupaten Pangandaran terdapat pula beberapa daerah yang perlu dilestarikan, seperti: cagar alam Pananjung, terowongan Wilhemina Kalipucang, Gua Jepang, Gua panggung, Gua parat, reruntuhan candi di cagar alam, wisata Batu Hiu, Grand Canyon dan lain sebagainya.
Pemerintah Kabupaten Pangandaran sejauh ini telah berupaya memberi identitas pada beberapa bangunan gedung terutama yang berfungsi sebagai bangunan pemerintahan. Beberapa bangunan pemerintahan sudah dirancang dengan penerapan arsitektur tradisional dengan penerapan atap bangunan bercirikan arsitektur tradisional sunda.
D.
Permasalahan Dan Tantangan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-39
Tabel 7.11Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran
I.
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Aspek Teknis Belum adanya landasan hukum perencanaan dan penataan ruang lingkungan permukiman saat ini tahun 2015 telah difasilitasi penyusunan Ranperda BGnya
2. Aspek Kelembagaan Keterbatasan peran kelembagaan, aparatur, pekerja konstruksi dan masyarakat menjadi faktor pula penyelenggaraan bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran belum berjalan dengan baik
Diperlukan
II.
Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. Aspek Teknis Belum adanya perda Bangunan Gedung
Pangandaran sebagai daerah otonom baru dapat dengan leluasa BG dan Penataan Ruang yang telah ada
Segera disahkan perda Bangunan Gedung Kab Pangandaran yang saat ini tahun 2015 telah difasilitasi penyusunan Ranperda BGnya
Belum adanya pengaturan teknis perizinan mendirikan bangunan di Pangandaran
Setelah adanya Perda BG maka akan diturunkan terhadap IMB dan SLF
Didorong
penyusunan Perda BG
2. Aspek Kelembagaan Belum adanya pengawasan dari Pemerintah terhadap pengelolaan bangunan negara
III.
Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 Aspek Kelembagaan Masih terbatasnya Kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat
Kerjasama lintas Instansi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-40
No
Aspek Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Permasalahan yang
Dihadapi
Tantangan
Pengembangan
Alternatif
Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)
swasta),perguruan tinggi dan organisasi profesi
2
Aspek Teknis Belum terpadunya penanganan kemiskinan karena minimnya data primer dan kondisi eksistingPerlu adanya pendataan data primer seperti RTLH dan lainnya
3
Aspek Peran Serta Masyarakat/SwastaBelum adanya ruang untuk swasta berkontribusi dalam pembangunan di
Pangandaran secara tertib dan terorganisir.
Pemerintahan
tingkat desa diikutsertakan dalam proses awal pembangunan seperti pendataan, musyawarah perencanaan dan lainnya.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-41
Tabel 7.12Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan Lingkungan di Kabupaten Pangandaran
No Uraian Satuan Kebutuhan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Ruang Terbuka Hijau (RTH) m2 √ √ √ √
3 PSD unit √ √ √ √
4 PS Lingkungan unit √ √ √ √
5 RTBL KSK Dokumen √ √ √ √
6 RTBL Kawasan Destinasi Wisata
Dokumen √ √
7 RTBL Kawasan Rawan Bencana
Dokumen √ √
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Legalisasi Perda Bangunan Gedung
Dokumen √
2 Bintek Pembangunan Gedung Negara
Laporan √
3 Perbup IMB, SLF, TABG Dokumen √ √
4 Pendataan Bangunan Gedung Negara
Laporan √
5 HSBGN Laporan √ √
6 Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN
laporan √
Pendataan dan Perencanaan Gedung Pusaka
√ √
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-42
No Uraian Satuan Kebutuhan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 P2KP √ √ √ √ √
2 Lainnya
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-43
9
Program dan Kriteria Persiapan Pengembangan PBL
Pembangunan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan mutlak diperlukan dasar perencanaannya yaitu Peraturan Daerah Bangunan Gedung. Jika hal ini sudah dipenuhi maka program selanjutnya akan mudah diturunkan dan dilaksanakan. Saat ini Kabupaten Pangandaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung, di mana tahun 2015 ini baru akan diselesaikan Ranperda Bangunan Gedung yang difasilitasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu upaya selanjutnya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran adalah Legalisasi Perda Bangunan Gedung tersebut serta pemenuhan kebutuhan hukum lanjutannya yaitu Penyusunan Peraturan Bupati IMB, SLF, pendataan bangunan negara, Penetapan HSBGN dan lainnya.
Dalam hal penataan lingkungan untuk meningkatkan kualitas ruang di Kabupaten Pangandaran, baru dapat direncanakan dan dibangun setelah adanya peraturan bangunan gedung dan peraturan daerah RTRW Pangandaran. Selanjutnya akan diidentifikasi kesiapan lahan serta lokasi penataan lingkungan sesuai dengan prioritas sektor PBL yaitu Kawasan Strategis Kabupaten, Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Pusaka, Kawasan Destinasi Wisata dan lainnya.
Adapun kesiapan untuk penataan dan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Pangandaran adalah adanya penetapan SK Kumuh dari Bupati Pangandaran sebagai prioritas penanganan sesuai kebijakan nasional keterpaduan program, selanjutnya kepemilikan lahan dan lainnya.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-44
10
Usulan Program Dan Kegiatan
Tabel 7.13Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020
No
Sektor
Program
Rincian Kegiatan
Lokasi
Vol.
Satua
n
Tahun
Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)
APBN
DA
K
APBD
Prov
APBD Kab/Kota
BUM
Rupiah Murni
PHL
N
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Penataan Bangunan dan Lingkungan
2413.002,000,0
Penyusunan RTBL KSK Minapolitan Kecamatan
Cijulang
Penyusunan RTBL KSK Aropolitan Kecamatan
Cigugur
Kec. Cigugur
1
Paket
2018
300.000
Penyusunan RTBL KSK Aropolitan Kecamatan
Langkaplancar
Barat Kec. Cimerak
Kec. Cimerak
1
Paket
2019
300.000
Penyusunan RTBL KSK Perbatasan Koridor
Utara Kec. Sidamulih
Kec. Sidamulih
1
Paket
2020
300.000
Penyusunan RTBL KSK Perbatasan Koridor
Utara Kec. Kalipucang
Kec. Kaipucang
1
Paket
2020
300.000
Penyusunan RTBL Kawasan Rawan Bencana
gerakan tanah tinggi
Kec.
tsunami Kec. Pangandaran
Kec. Pangandaran 1
Paket
2017
300.000
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
VI-45