• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan airminum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yangterdiri dari air limbah domestik, persampahan, dan drainase. Penjabaranperencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagaibaseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi.

Dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020 diawali dengan tahapan pendataan infrastruktur permukiman melalui metode survei dan musyawarah tingkat desa hingga kabupaten. Hal ini dalam rangka mengantisipasi belum tersedianya data dan informasi infrastruktur permukiman eksisting Kabupaten Pangandaran mengingat baru terbentuknya sebagai otonomi daerah pada tahun 2012. Selanjutnya hasil dari pendataan tersebut yang dilakukan di seluruh desa di Kabupaten Pangandaran menjadi dasar perencanaan dan kajian kebutuhan pengembangan pembangunan infrastruktur permukiman tahun 2016-2020. Berikut ini penjabaran dari rencana pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Pangandaran.

7.1

Pengembangan Kawasan Permukiman

(2)

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arah kebijakan untuk pengembangan permukiman secara umum adalah :

- Menunjang perkembangan permukiman perkotaan

- Pemenuhan standar pelayanan minimal bidang permukiman perkotaan

- Percepatan penyediaan infrastruktur perdesaan di daerah tertinggal.

Permukiman vertikal diarahkan agar dikembangkan di PKN Bodebek, PKN Metropolitan Bandung dan PKN Cirebon. Permukiman horisontal yang dikendalikan diarahkan agar dikembangkan pada PKW Palabuhanratu, PKW Sukabumi, PKW Cikampek-Cikopo, PKW Indramayu, PKW Kadipaten, PKW Tasikmalaya,dan PKW Pangandaran.

Berdasarkan hal tersebut maka arahan pengembangan kawasan permukiman adalah dengan:

1) Menerapkan dua jenis pengembangan konsep arah permukiman, yaitu kawasan permukiman dengan arah vertikal dan kawasan permukiman dengan arah horizontal;

2) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah vertikal pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi;

(3)

4) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah horisontal dikendalikan pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah;

5) Kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang menengah adalah kawasan perkotaan di Jawa Barat selain yang berfungsi sebagai kota inti PKN.

Strategi pengembangan untuk kawasan perumahan termasuk fasilitas pendukung perumahan berupa fasilitas sosial dan fasilitas umum adalah:

 Membatasi proporsi kawasan perumahan maksimum 55% dari luas

lahan kota.

 Mengembangkan perumahan secara vertikal untuk wilayah

kecamatan dan atau kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada.

 Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan yang menurun

kualitasnya dan diupayakan dikembangkan menjadi rumah susun sederhana sewa lengkap dengan sarana dan prasarana lingkungannya.

 Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter

khusus (kawasan lindung cagar budaya) dari alih fungsi dan perubahan fisik bangunan.

 Membatasi luas lantai bangunan perumahan yang diperbolehkan

untuk kegiatan usaha dengan disertai penyediaan prasarana yang memadai terutama parkir.

(4)

 Menjabarkan dan menyusun tahapan dan prioritas program

berdasarkan persoalan mendesak yang harus ditangani, serta antisipasi dan arahan pengembangan masa mendatang.

 Mendorong kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan masyarakat

dalam penyediaan pelayanan kota dan pembangunan kota.

Tahapan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman secara umum didasarkan pada dukungan ekonomi kota dan pengembangan wilayah :

 Menata kawasan permukiman padat dengan pola pengembangan

secara vertical;

 Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman

padat;

 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perumahan dan

permukiman sedang;

 Mengatur kembali struktur pelayanan fasilitas sosial, dan prasarana

dasar lingkungan perumahan.

7.2.2

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

 Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta

mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

 Percepatan pencapaian target SDGs 2020 yaitu penurunan proporsi

rumahtangga kumuh perkotaan.

 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif

Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

 Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT,

Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

(5)

 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.

 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

 Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran meliputi:

Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Pangandaran

No

Isu Strategis

Keterangan

(1) (2) (3)

1

Masih minimnya dokumen perencanaan sektoral PKP

seperti SPPIP, RP2KP dan DED Pengembangan

Kawasan atau Perencanaan Penanganan Kawasan

Kumuh

2

Masih tinggi luasan dan sebaran kawasan kumuh di

Kabupaten Pangandaran

3

Belum terintegrasinya pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman dengan pembangunan

prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan

permukiman

4

Cakupan ketersediaan rumah layak huni di

Pangandaran masih rendah mengingat persentase

masyarakat miskinnya masih tinggi

(6)

No

Isu Strategis

Keterangan

(1) (2) (3)

di perdesaan dan di Kawasan Strategis Kabupaten

6

Belum optimalnya tata kelola desa dan peran

kelembagaan desa dalam perencanaan dan

pembangunan desa

7

Masih rendahnya penyediaan PSD di Kawasan Rawan

Bencana Alam, Kawasan Minapolitan dan Agropolitan

di Pangandaran

Sumber : Hasil FGD Satgas RPIJM Cipta Karya Pangandaran. 2015

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Peraturan mengenai pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran, selain diatur dalam draft Renperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran, diatur juga dalam SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Pangandaran.

Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan Lainnya terkait Pengembangan Permukiman

Perda/Pergub/Perbup/Peraturan Lainnya

Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk

Pengaturan No/ Tahun Perihal

(1) (2) (3) (4)

Draft Ranperda

RTRK Kab.

Pangandaran

- Rencana Tata

Ruang Wilayah Kab.

Pangandaran

Kawasan peruntukan permukiman memiliki luas total sebesar 5.883 Ha, yang tersebar di setiap

Lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kab. Pangandaran melputi 12 (Dua belas) lokasi di 1 (satu) Kecamatan, dengan luas total 295,3 Ha.

Sumber :Hasil analisis Satgas RPIJM Bidang Cipta Karya Kab Pangandaran. 2015

(7)

 Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 33 huruf g dengan luas kurang lebih 5.883 (lima ribu delapan ratus delapan puluh tiga) hektar meliputi:

a. Kecamatan Parigi; b. Kecamatan Cijulang; c. Kecamatan Cimerak; d. Kecamatan Cigugur; e. Kecamatan Langkaplancar; f. Kecamatan Mangunjaya; g. Kecamatan Padaherang; h. Kecamatan Kalipucang; i. Kecamatan Pangandaran; dan j. Kecamatan Sidamulih.

Upaya pendataan lokasi kawasan kumuh di Kabupaten Pangandaran baru dilakukan di satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Pangandaran Tahun 2014 yang selanjutnya dilegalkan dalam Keputusan Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014, Kawasan Kumuh tersebut terdapat pada wilayah seperti pada Tabel 6.3, dengan rincian kategori :

 Kawasan Kumuh Tinggi terdapat di 7 Desa/Kelurahan,

 Kawasan Kumuh sedang terdapat di 5 Desa/Kelurahan,

Tabel 7.3 Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Pangandaran

No

Kelas Tipologi

Nama Kawasan dan Desa

Permukiman Kumuh di Kecamatan

Pangandaran

(1) (2) (3)

1

Kawasan Permukiman

Kumuh Tinggi

Kawasan Parapat dan Pangandaan

Timur (Desa Pangandaran)

Kawasan Bojongjati dan Cilebok (Desa

Pananjung)

Kawasan Bojongsari (Desa Babakan)

Kawasan Kedungrejo (Desa

Wonoharo)

(8)

Sumber :SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran

Tabel 7.4 Kondisi Kawasan Kumuh di Kabupaten Pangandaran

No.

NamaKawasan

Kumuh

Luas

(Ha)

Desa/Kelurahan

(1) (2) (3) (4)

1.

Kawasan Parapat dan

Pangandaan Timur

11,80

Desa Pangandaran

2.

Kawasan Bojongjati dan

Cilebok

27,70

Desa Pananjung

3.

Kawasan Bojongsari

63,60

Desa Babakan

4.

Kawasan Kedungrejo

11,50

Desa Wonoharjo

5.

Kawasan Wonohajo

56,30

Desa Wonoharjo

6.

Kawasan Pondok

Lombok

25,00

Desa Sidomulyo

7.

Kawasan Sidomulyo

2,20

Desa Sidomulyo

8.

Kawasan Sukajadi

56,00

Desa Purbahayu

9.

Kawasan Bengkekan

21,10

Desa Sukahurip

10.

Kawasan Cikulu

19,10

Desa Sukahurip

11.

Kawasan Bojongaren 1

0,30

Desa Pagergunung

12.

Kawasan Bojongaren 2

0,70

Desa Pagergunung

Sumber :SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran

C. Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkugan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya

Wonoharjo)

Kawasan Pondok Lombok (Desa

Sidomulyo)

Kawasan Sidomulyo (Desa Sidomulyo)

2

Kawasan Permukiman

Kumuh Sedang

Kawasan Sukajadi (Desa Purbahayu)

Kawasan Bengkekan (Desa Sukahurip)

Kawasan Cikulu (Desa Sukahurip)

Kawasan Bojongaren 1 (Desa

Pagergunung)

(9)

dalam pengembangan permukiman Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada

Tabel 7.5

Tabel 7.5 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Pangandaran

Pengembangan

Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4)

1

Aspek Teknis

1) Belum adanya rencana pengembangan kawasan permukiman yang mencakup kebijakan pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran

Kab Pangandaran sebagai Pusat Pertumbuhan Jawa Barat serta Kawasan Strategis Nasional

Segera disusun Rencana Induk Pengembangan Permukiman sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Barat dan RTRW Kab Pangandaran

2) Belum tersedianya rencana teknis penanganan kawasan kumuh perdesaan di Pangandaran

Potensi Perdesaan sebagai Potensi ekonomi lokal cukup besar di Pangandaran sehingga diperlukan akses infrastruktur yang layak

Segera diidentifikasi kebutuhan peningkatan infrastruktur perdesaan dan direncanakan pengembangannya secara bertahap

3) Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni

Masih luasnya ruang dan wilayah untuk

pengembangan permukiman

Pengembangan perumahan secara horisontal. Adanya perbaikan teknis terhadap Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Pangandaran

4) masih rendahnya kualitas lingkungan di kawasan kumuh, kawasan khusus rawan bencana alam, serta

agropolitan dan minapolitan

Sesuai dengan tujuan dan arahan RTRW Kab Pangandaran yaitu

(10)

No

Permasalahan

Pengembangan

Permukiman

Tantangan

Pengembangan

Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4)

2

Aspek Kelembagaan

1) Belum fokusnya

pemerintahan pangandaran yang menangani sektor PKP mengingat SKPD yang

menangani urusan PU baru ada satu Dinas di Kabupaten Pangandaran

Potensi pengembangan kewilayahan Pangandaran yang cukup strategis di tingkat Provinsi maupun Nasional

 Adanya pemetaan urusan pekerjaan umum sesuai UU No 2/2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah turunannya yang dirancang saat ini

 Adanya kemungkinan tambahan Instansi Pemerintah Daerah yaitu Dinas yang menangani Urusan Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman

2)Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan dan pembangunan desa

Adanya program pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan kegiatan pembangunan desa untuk mencapai SPM Perdesaan

Adanya pelibatan unsur desa dalam proses perencanaan pembangunan diawali dengan proses pendataan kebutuhan dan kondisi eksisting.

3

Aspek Pembiayaan

1)

Masih rendahnya proporsi pendanaan baik APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab terhadap pembangunan sektor PKP ini

Lokasi strategis Pangandaran sebagai kawasan pertumbuhan berbasis pariwisata,

agropolitan dan minapolitan

(11)

No

Permasalahan

Pengembangan

Permukiman

Tantangan

Pengembangan

Alternatif Solusi

(1) (2) (3) (4)

sehingga posisi prioritas dari Kluster C menjadi A dalam kebijakan pusat 2015-2019

Adanya upaya pemanfaatan dana Bantuan Keuangan dari Pemprov dengan optimal

Peningkatan proporsi pendanaan APBD Kab Pangandaran terhadap pembangunan keciptakaryaan secara bertahap

4

Aspek Peran Serta

Masyarakat/Swasta

1) Masih rendahnya kerja sama atau kolaborasi pemerintah bersama dengan masyarakat dan swasta dalam peningkatan pembangunan sektor PKP

Sektor swasta di

Pangandaran cukup strategis

Adanya peningkatan kapasitas dan komunikasi antara pemerintahan dengan sektor swasta dan masyarakat

5

Aspek Lingkungan

Permukiman

1) Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan

pelayanan dasar minimum seperti air minum, sanitasi di perdesaan

Masih luasnya pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan serta tingginya potensi ekonomi desa lokal di Pangandaran

Adanya Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

2) Pola persebaran penduduk yang cukup tinggi di

Pangandaran

Sumber :Hasil FGD Satgas RPIJM Cipta Karya Pangandaran. 2015

8

Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Usulan program investasi yang terdapat dalam RPIJM Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020

Sektor Pengembangan Permukiman

adalah sebagai berikut.

 Penyusunan Rencana Permukiman Perkotaan Kabupaten

Pangandaran

 Perencanaan kawasan dan DED Kawasan Permukiman Kumuh

(12)

 Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan

potensial

 Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan

berbasis masyarakat

 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

 Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)

Tabel 7.6 Tabel Kesiapan (Readiness Criteria) Khusus

No Program/Kegiatan

Kriteria Kesiapan

(1) (2) (3)

1

Rusunawa

Kesediaan Pemda utk penandatanganan

MoA

Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

Kesanggupan

Pemda

menyediakan

Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD

lainnya

Ada calon penghuni

2

RIS PNPM

Sudah

ada

kesepakatan

dengan

Menkokesra.

Desa di kecamatan yang tidak ditangani

PNPM Inti lainnya.

Tingkat kemiskinan desa >25%.

Bupati menyanggupi mengikuti pedoman

dan menyediakan BOP minimal 5% dari

BLM.

3

PPIP

Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR

RI

Usulan

bupati,

terutama

kabupaten

tertinggal yang belum ditangani program

Cipta Karya lainnya

Kabupaten reguler/sebelumnya dengan

kinerja baik

Tingkat kemiskinan desa >25%

4

PISEW

Berbasis pengembangan wilayah

Pembangunan

infrastruktur

dasar

perdesaan yang

(13)

No Program/Kegiatan

Kriteria Kesiapan

(1) (2) (3)

pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan

sanitasi, (v)

pendidikan, serta (vi) kesehatan

Mendukung komoditas unggulan kawasan

Sumber : Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, 2014

9

Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.7 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Pangandaran

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penyusunan Rencana Permukiman

Perkotaan Kabupaten Pangandaran

1 Paket 800.000 Kab. Pangandaran

2 Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Pangandaran

1 Kegiatan

50.000 Desa Pangandaran

Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Pananjung

1 Kegiatan

50.000 Desa Pananjung

3. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Wonoharjo

1 Kegiatan

50.000 Desa Wonohrajo

4. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Babakan

1 Kegiatan 50.000 Desa Babakan

5. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Pagergunung

1 Kegiatan 50.000 Desa Pagergunung

6. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

1 Kegiatan

50.000

(14)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Sukahurip

7. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Purbahayu

1 Kegiatan 50.000 Desa Purbahayu

8. Perencanaan Kawasan dan DED Desa

Sidomulyo

1 Kegiatan 50.000 Desa Sidomulyo

9. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pangandaran

1 Kegiatan 1.000.000 Desa Pangandaran

10. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pananjung

1 Kegiatan 1.000.000 Desa Pananjung

11. Penataan Kawasan Kumuh Desa Wonoharjo

1 Kegiatan 700.000 Desa Wonoharjo

12. Penataan Kawasan Kumuh Desa Babakan

1 Kegiatan 700.000 Desa Babakan

13. Penataan Kawasan Kumuh Desa Pagergunung

1 Kegiatan 700.000 Desa Pagergunung

14. Penataan Kawasan Kumuh Desa Sukahurip

1 Kegiatan 700.000 Desa Sukahurip

15. Penataan Kawasan Kumuh Desa Purbahayu

1 Kegiatan 700.000 Desa Purbahayu

16.

Penataan Kawasan Kumuh Desa Sidomulyo

1 Kegiatan

700.000 Desa Sidomulyo

17. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Parigi

400 Unit 3.000.000 Kec. Parigi

18. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Padaherang

350 Unit 2.775.000 Kec. Padaherang

19. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Mangunjaya

(15)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

20. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Sidamulih

450 Unit 3.487.500 Kec. Sidamulih

21. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cijulang

350 Unit 2.625.000 Kec. Cijulang

22. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cimerak

500 Unit 3.825.000 Kec. Cimerak

23. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Cigugur

650 Unit 5.100.000 Kec. Cigugur

24. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec Langkaplancar

550 Unit 4.275.000 Kec. Langkaplancar

25. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Kec. Kalipucang

600 Unit 4.650.000 Kec. Kalipucang

26. Program Prioritas Pengembangan Perumahan di Pusat Pertumbuhan Pangandaran Raya

1 Dokumen 500.000 Kab. Pangandaran

27. Pembangunan

infrastruktur kawasan minapolitan Kec. Cijulang

1 Paket 792.000 Kec. Cijulang

28. Pembangunan

(16)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

1 Paket 500.000 Kec. Langkaplancar

34. P2KP di Kecamatan Mangunjaya

1 Paket 500.000 Kec. Mangunjaya

35. P2KP di Kecamatan Padaherang

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

36. P2KP di Kecamatan Kalipucang

1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang

37. P2KP di Kecamatan Pangandaran

1 Paket 500.000 Kec. Pangandaran

38. P2KP di Kecamatan Sidamulih

1 Paket 500.000 Kec. Sidamulih

39. Peningkatan Jalan Desa Panyutran

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

40. Peningkatan Jalan Desa Karangmulya

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

41. Peningkatan Jalan Desa Bojongsari

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

42. Peningkatan Jalan Desa Karangsari

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

43. Peningkatan Jalan Desa Cibogo

1 Paket 500.000 Kec. Padaherang

44. Peningkatan Jalan Desa Pasirgeulis

1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang

45. Peningkatan Jalan Desa Ciparakan

1 Paket 500.000 Kec. Kalipucang

46. Peningkatan Jalan Desa Putrapinggan

1 Paket 330.000 Kec. Kalipucang

47. Peningkatan Jalan Desa Cibogo

1 Paket 750.000 Kec. Kalipucang

48. Peningkatan Jalan Desa Sidomulyo

(17)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

49. Peningkatan Jalan Desa Pagergunung

1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran

50. Peningkatan Jalan Desa Sukahurip

1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran

51. Peningkatan Jalan Desa Wonoharjo

1 Paket 330.000 Kec. Pangandaran

52. Peningkatan Jalan Desa Kalijati

1 Paket 330.000 Kec. Sidamulih

53. Peningkatan Jalan Desa Kersaratu

1 Paket 270.000 Kec. Sidamulih

54. Peningkatan Jalan Desa Cibenda

1 Paket 330.000 Desa Cibenda

55. Peningkatan Jalan Desa Cintaratu

1 Paket 330.000 Kec Parigi

56. Peningkatan Jalan Desa Karangbenda

1 Paket 270.000 Kec Parigi

57. Peningkatan Jalan Desa Bojong

1 Paket 270.000 Kec Parigi

58. Peningkatan Jalan Desa Selasari

1 Paket 300.000 Kec Parigi

59. Peningkatan Jalan Desa Karangjaladri

1 Paket 270.000 Kec Parigi

60. Peningkatan Jalan Desa Ciakar

1 Paket 330.000 Kec. Cijulang

61. Peningkatan Jalan Desa Batukaras

1 Paket 330.000 Kec. Cijulang

62. Peningkatan Jalan Desa Kertayasa

1 Paket 330.000 Kec. Cijulang

63. Peningkatan Jalan Desa Cijulang

1 Paket 270.000 Kec. Cijulang

64. Peningkatan Jalan Desa Margacinta

1 Paket 270.000 Kec. Cijulang

(18)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Desa Kertaharja

66. Peningkatan Jalan Desa Sindangsari

1 Paket 600.000 Kec. Cimerak

67. Peningkatan Jalan Desa Cimerak

1 Paket 360.000 Kec. Cimerak

68. Peningkatan Jalan Desa Masawah

1 Paket 300.000 Kec. Cimerak

69. Peningkatan Jalan Desa Ciparanti

1 Paket 330.000 Kec. Cimerak

70. Peningkatan Jalan Desa Limusgede

1 Paket 600.000 600.000

Kec. Cimerak

71. Peningkatan Jalan Desa Legokjawa

1 Paket 450.000 Kec. Cimerak

72. Peningkatan Jalan Desa Campaka

1 Paket 330.000 Kec. Cigugur

73. Peningkatan Jalan Desa Bunisari

1 Paket 330.000 Kec. Cigugur

74. Peningkatan Jalan Desa Cimindi

1 Paket 330.000 Kec. Cigugur

75. Peningkatan Jalan Desa Cigugur

1 Paket 330.000 Kec. Cigugur

76. Peningkatan Jalan Desa Jayasari

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

77. Peningkatan Jalan Desa Jadikarya

1 Paket

450.000

Kec. Langkaplancar

78. Peningkatan Jalan Desa Langkaplancar

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

79. Peningkatan Jalan Desa Jadimulya

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

80. Peningkatan Jalan Desa Bangunkarya

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

81. Peningkatan Jalan Desa Sukamulya

(19)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

82. Peningkatan Jalan Desa Cimanggu

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

83. Peningkatan Jalan Desa Maruyungsari

1 Paket 330.000 Kec. Padaherang

84. Peningkatan Jalan Desa Ciganjeng

1 Paket 330.000 Kec. Padaherang

85. Peningkatan Jalan Desa Paledah

1 Paket 450.00 Kec. Padaherang

86. Peningkatan Jalan Desa Sukanagara

1 Paket 330.000 Kec. Padaherang

87. Peningkatan Jalan Desa Kertajaya

1 Paket 1.500.000 Kec. Mangunjaya

88. Peningkatan Jalan Desa Kalipucang

1 Paket 360.000 Kec. Kalipucang

89. Peningkatan Jalan Desa Pamotan

1 Paket 300.000 Kec. Kalipucang

90. Peningkatan Jalan Desa Cibuluh

1 Paket 330.000 Kec. Kalipucang

91. Peningkatan Jalan Desa Tungilis

1 Paket 600.000 Kec. Kalipucang

92. Peningkatan Jalan Desa Mekarsari

1 Paket 360.000 Kec. Cimerak

93. Peningkatan Jalan Desa Kertaharja

1 Paket 660.000 Kec. Cimerak

94. Peningkatan Jalan Desa Kertamukti

1 Paket 585.000 Kec. Cimerak

95. Peningkatan Jalan Desa Kertajaya

1 Paket 900.000 Kec. Cigugur

96. Peningkatan Jalan Desa Harumandala

1 Paket

330.000

Kec. Cigugur

97. Peningkatan Jalan Desa Pagerbumi

1 Paket 330.000 Kec. Cigugur

98. Peningkatan Jalan Desa Bojongkondang

(20)

No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (x Rp 1.000) Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5)

99. Peningkatan Jalan Desa Karangkamiri

1 Paket

1.020.000

Kec. Langkaplancar

100. Peningkatan Jalan Desa Pangkalan

1 Paket 330.000 Kec. Langkaplancar

101. Peningkatan Jalan Desa Bangunjaya

1 Paket 600.000 Kec. Langkaplancar

Sumber : hasil analisis dan FGD Satgas RPIJM Kab Pangandaran. 2015

(21)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Tabel 7.9 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten PangandaranTahun 2016-2020

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Perkotaan Kabupaten Pangandaran

Kab.

(22)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Pagergunung

Pagergunung

700.000

Penataan Kawasan Kumuh Desa

Huni Kec. Parigi

Kec. Parigi

400 Unit

2016

3.000.000

Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni Kec. Padaherang

Kec.

Huni Kec. Mangunjaya

Kec.

Huni Kec. Sidamulih

Kec.

Huni Kec. Ciulang

Kec. Cijulang

350 Unit

2017

2.625.000

Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni Kec. Cimerak

Kec. Cimerak

500 Unit

2019

Huni Kec. Cigugur

Kec. Cigugur

650 Unit

2019

Huni Kec Langkaplancar

Kec.

Huni Kec. Kalipucang

Kec.

2412.007.000

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perdesaan

2412.007.001

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perdesaan Potensial

Program Prioritas Pengembangan

Perumahan di Pusat Pertumbuhan

Pangandaran Raya

2412.007.001.112

Pembangunan infrastruktur kawasan

minapolitan Kec. Cijulang

Kec. Cijulang

1

Paket

2016

792.000

Pembangunan infrastruktur kawasan

minapolitan Kec. Parigi

Kec. Parigi

1

Paket

2016

792.000

(23)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Permukiman Perdesaan Berbasis Masyarakat

(24)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(25)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(26)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satuan

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DAK

APBD Prov

APBD

Kab/Kota

BUMD

KPS/

Swasta

Masyarakat CSR

Rupiah Murni PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

(27)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-27

7.2

Penyelenggara Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan

7.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada undang-undangdan peraturan antara lain:

1) UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

2) UU Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.

Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:

 Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari

(28)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-28

 Status kepemilikan bangunan gedung; dan

 Izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan olehpemerintah.

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

4) Permen PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(29)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-29

yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.

5) Permen PU Nomor 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

Adapun Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunanproduk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

 Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan

penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;

 Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan

(30)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-30

 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi

penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataan lingkungan;

 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi

kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

 Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan

 Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

 Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan

pemukiman kumuh dan nelayan;

 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan

pemukiman tradisional.

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan

bangunan dan lingkungan;

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan

gedung;

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan

(31)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-31

 Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;

 Paket dan Replikasi.

Penjelasan tersebut di atas mengenai dasar hukum dan tupoksi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat dilihat skemanya dalam

Gambar 7.1.

Gambar 7.1

Skema Dasar Hukum Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan Sumber : Dit. Penataan Bangunan, DJCK. 2015

(32)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-32

Gambar 7.2

Skenario Pembiayaan Program Permukiman Berkelanjutan 100-0-100 Sektor Penataan Bangunan

Sumber : Dit. Penataan Bangunan, DJCK. 2015

Untuk mencapai sasaran program permukiman berkelanjutan 100-0-100 sektor penataan bangunan, strategi pembangunan yang dilakukan oleh Direktorat Penataan Bangunan adalah sebagai berikut:

Gambar 7.3

Strategi Pembangunan Penataan Bangunan

(33)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-33

8

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A.

Isu Strategis

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 7.10 di bawah ini.

Tabel 7.10 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Pangandaran

(1) (2) (3)

1 Penataan Lingkungan Permukiman

1.1 Masih terbatasnya pedoman atau peraturan teknispenataan ruang sebagai penjelasan baik dari UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

1.2 Potensi ruang di Pangandaran yang cukup besar dan strategis sebagai KSN, Kawasan Pertumbuhan Jawa Barat yang

beridentitaskan sebagai destinasi wisata belum dimbangi dengan penataan dan pengelolaan kualitas ruang sehingga masih

berkembang secara reaktif dan tidak teratur.

1.3 Masih belum terkelolanya Ruang Terbuka Hijau di Pangandaran

2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

2.1Belum adanya Peraturan Daerah Bangunan Gedung sebagai dasar penataan bangunan dan bangunan gedung di

Pangandaran

2.2Belum adanya identifikasi atau pendataan bangunan gedung serta belum adanya ketertiban dalam IMB, SLF dan BGH

3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

3.1Luasan dan sebaran kawasan kumuh di Pangandaran masih tinggi terutama di kawasan perdesaan dan nelayan

(34)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-34

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Pangandaran

(1) (2) (3)

3.3 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalamproses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan

Sumber : FGD Satgas RPI2JM CK Kab Pangandaran. 2015

B.

Kondisi Eksisting

Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan gambaran mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Sejauh ini pemerintah daerah telah berupaya agar penyelenggaraan bangunan gedung berjalan sesuai dengan tahapan dan ketentuan yang disyaratkan. Meskipun demikian di lapangan masih banyak pembangunan Bangunan Gedung yang diselenggarakan tidak melalui tahapan perencanaan teknis dan pengawasan yang baik. Masih banyak pula ditemukan bangunan gedung yang belum memenuhi syarat administratif dan teknis. Sehingga banyak bangunan gedung yangbelum menjamin keandalan bangunan gedung, bahkan pendiriannya kerap menimbulkan dampak buruk lingkungan.

Perkembangan wilayah di Kabupaten Pangandaran ditandai oleh kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung. Beberapa fungsi bangunan publik seperti bangunan pemerintahan, sekolah dan lain-lain kemudian mendorong kehadiran beberapa bangunan dengan fungsi usaha. Meskipun masih dalam jumlah terbatas, kehadiran bangunan fungsi usaha dapat dilihat pula dengan mudah di hampir sempadan jalan primer di Kabupaten Pangandaran, baik itu jalan primer yang menghubungkan Kab. Pangandaran dengan kota-kota lainnya di Jawa Barat ataupun kota-kota lainnya di Jawa Tengah.

(35)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-35

bangunan fungsi ekonomi lainnya berkembang sangat pesat, seolah sulit untuk dikendalikan. Beberapa fungsi hotel atau penginapan bahkan didirikan dalam jumlah lantai banyak.

Meskipun tidak sepadat di pusat wisata Pantai pangandaran, perkembangan bangunan gedung untuk beragam fungsi terlihat pula di kecamatan Parigi, Sidamulih, Banjarsari, Cijulang, Kalipucang, padaherang dan lain-lain. Perkembangan bukan hanya untuk bangunan fungsi ekonomi saja, tetapi bangunan fungsi hunian pun terus tumbuh seiring perkembangan penduduk yang terjadi di wilayah Kabupaten Pangandaran. Secara umum klasifikasi fungsi Bangunan Gedung di Kabupaten Pangandaran meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya dan lain-lain.

8.1 Bangunan dengan fungsi hunian

Sebagian besar bangunan fungsi hunian di Kabupaten Pangandaran berupa rumah tinggal satu atau dua lantai. Meskipun di sebagian besar wilayahnya masih berupa ruang terbuka tetapi bangunan fungsi hunian terus tumbuh dan berkembang merata.

Meskipun hingga kini belum terdapat bangunan fungsi hunian vertikal yang lebih dari dua lantai berupa rumah susun atau apartemen, tetapi melihat perkembangan penduduk dan kebutuhan penduduk akan rumah tinggal, kehadiran bangunan tinggi fungsi hunian di wilayah Kabupaten Pangandaran sangat mungkin terjadi.

8.2 Bangunan dengan fungsi keagamaan

(36)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-36

8.3Bangunan dengan Fungsi Usaha

Pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Pangandaran yang cukup pesat dapat dilihat pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi usaha. Bangunan dengan fungsi usaha adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha.

8.4Bangunan dengan Fungsi Sosial Budaya

Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pangandaran tentu dihadapkan dengan permasalahan sosial dan budaya masyarakat. Kebutuhan dan pelayanan masyarakat dalam bidang itu harus didukung sarana bangunan gedung yang memadai. Sehingga perkembangan wilayah Kabupaten Pangandaran ditandai pula dengan keberadaan bangunan-bangunan dengan fungsi sosial budaya. Bangunan dengan fungsi sosial budaya adalah bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat manusiamelakukan kegiatan sosial budaya. Beberapa fungsi bangunan gedung tersebut adalah : gedung sekolah, gedung pemerintahan, gedung puskesmas, gedung rumah sakit, gedung kesenian dan lain sebagainya.

Sampai saat ini, kehadiran berbagai bentuk dan fungsi bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran belum terkelola baik melalui ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung. Sebagai daerah otonomi baru, ketentuan persyaratan administratif bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran masih mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis sebagai kabupaten induk.

(37)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-37

Selain setiap orang dan/atau badan, pemerintah atau pemerintah daerah yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki IMB. Pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait memberikan surat keterangan rencana kota untuk lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang dan/atau Badan yang akan mengajukan permohonan IMB.

Sejauh ini pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran masih terbatas dalam memberikan informasi mengenai suarat keterangan kota karena belum terdapatnya rencana tata ruang, rencana detail atau rencana tata bangunan dan lingkungan di wilayahnya. Surat keterangan rencana kota tentu sangat penting sebagai informasi yang menjelaskan ketentuan mengenai : fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan; ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang diizinkan; jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawah permukaan tanah dan KTB yang diizinkan; garis sempadan dan jarak bebas minimum Bangunan Gedung yang diizinkan; KDB maksimum yang diizinkan; KLB maksimum yang diizinkan; KDH minimum yang diwajibkan; KTB maksimum yang diizinkan; hingga informasi mengenai jaringan utilitas kota.

C.

Lokalitas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Daerah

(38)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-38

harus dilestarikan seperti : Rumah belanda di padaherang, Gedung uyeng di dusun bojongsari, Stasiun Pangandaran, dan lain-lain.

Selain bangunan gedung, di wilayah Kabupaten Pangandaran terdapat pula beberapa daerah yang perlu dilestarikan, seperti: cagar alam Pananjung, terowongan Wilhemina Kalipucang, Gua Jepang, Gua panggung, Gua parat, reruntuhan candi di cagar alam, wisata Batu Hiu, Grand Canyon dan lain sebagainya.

Pemerintah Kabupaten Pangandaran sejauh ini telah berupaya memberi identitas pada beberapa bangunan gedung terutama yang berfungsi sebagai bangunan pemerintahan. Beberapa bangunan pemerintahan sudah dirancang dengan penerapan arsitektur tradisional dengan penerapan atap bangunan bercirikan arsitektur tradisional sunda.

D.

Permasalahan Dan Tantangan

(39)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-39

Tabel 7.11Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran

I.

Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. Aspek Teknis Belum adanya landasan hukum perencanaan dan penataan ruang lingkungan permukiman saat ini tahun 2015 telah difasilitasi penyusunan Ranperda BGnya

2. Aspek Kelembagaan Keterbatasan peran kelembagaan, aparatur, pekerja konstruksi dan masyarakat menjadi faktor pula penyelenggaraan bangunan gedung di Kabupaten Pangandaran belum berjalan dengan baik

Diperlukan

II.

Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Aspek Teknis Belum adanya perda Bangunan Gedung

Pangandaran sebagai daerah otonom baru dapat dengan leluasa BG dan Penataan Ruang yang telah ada

Segera disahkan perda Bangunan Gedung Kab Pangandaran yang saat ini tahun 2015 telah difasilitasi penyusunan Ranperda BGnya

Belum adanya pengaturan teknis perizinan mendirikan bangunan di Pangandaran

Setelah adanya Perda BG maka akan diturunkan terhadap IMB dan SLF

Didorong

penyusunan Perda BG

2. Aspek Kelembagaan Belum adanya pengawasan dari Pemerintah terhadap pengelolaan bangunan negara

III.

Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1 Aspek Kelembagaan Masih terbatasnya Kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat

Kerjasama lintas Instansi

(40)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-40

No

Aspek Penataan

Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang

Dihadapi

Tantangan

Pengembangan

Alternatif

Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

swasta),perguruan tinggi dan organisasi profesi

2

Aspek Teknis Belum terpadunya penanganan kemiskinan karena minimnya data primer dan kondisi eksisting

Perlu adanya pendataan data primer seperti RTLH dan lainnya

3

Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

Belum adanya ruang untuk swasta berkontribusi dalam pembangunan di

Pangandaran secara tertib dan terorganisir.

Pemerintahan

tingkat desa diikutsertakan dalam proses awal pembangunan seperti pendataan, musyawarah perencanaan dan lainnya.

(41)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-41

Tabel 7.12Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan Lingkungan di Kabupaten Pangandaran

No Uraian Satuan Kebutuhan

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Ruang Terbuka Hijau (RTH) m2 √ √ √ √

3 PSD unit √ √ √ √

4 PS Lingkungan unit √ √ √ √

5 RTBL KSK Dokumen √ √ √ √

6 RTBL Kawasan Destinasi Wisata

Dokumen √ √

7 RTBL Kawasan Rawan Bencana

Dokumen √ √

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Legalisasi Perda Bangunan Gedung

Dokumen √

2 Bintek Pembangunan Gedung Negara

Laporan √

3 Perbup IMB, SLF, TABG Dokumen √ √

4 Pendataan Bangunan Gedung Negara

Laporan √

5 HSBGN Laporan √ √

6 Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN

laporan √

Pendataan dan Perencanaan Gedung Pusaka

√ √

(42)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-42

No Uraian Satuan Kebutuhan

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1 P2KP √ √ √ √ √

2 Lainnya

(43)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-43

9

Program dan Kriteria Persiapan Pengembangan PBL

Pembangunan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan mutlak diperlukan dasar perencanaannya yaitu Peraturan Daerah Bangunan Gedung. Jika hal ini sudah dipenuhi maka program selanjutnya akan mudah diturunkan dan dilaksanakan. Saat ini Kabupaten Pangandaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung, di mana tahun 2015 ini baru akan diselesaikan Ranperda Bangunan Gedung yang difasilitasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Jawa Barat.

Oleh karena itu upaya selanjutnya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran adalah Legalisasi Perda Bangunan Gedung tersebut serta pemenuhan kebutuhan hukum lanjutannya yaitu Penyusunan Peraturan Bupati IMB, SLF, pendataan bangunan negara, Penetapan HSBGN dan lainnya.

Dalam hal penataan lingkungan untuk meningkatkan kualitas ruang di Kabupaten Pangandaran, baru dapat direncanakan dan dibangun setelah adanya peraturan bangunan gedung dan peraturan daerah RTRW Pangandaran. Selanjutnya akan diidentifikasi kesiapan lahan serta lokasi penataan lingkungan sesuai dengan prioritas sektor PBL yaitu Kawasan Strategis Kabupaten, Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Pusaka, Kawasan Destinasi Wisata dan lainnya.

Adapun kesiapan untuk penataan dan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Pangandaran adalah adanya penetapan SK Kumuh dari Bupati Pangandaran sebagai prioritas penanganan sesuai kebijakan nasional keterpaduan program, selanjutnya kepemilikan lahan dan lainnya.

(44)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-44

10

Usulan Program Dan Kegiatan

Tabel 7.13Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satua

n

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DA

K

APBD

Prov

APBD Kab/Kota

BUM

Rupiah Murni

PHL

N

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

Penataan Bangunan dan Lingkungan

2413.002,000,0

Penyusunan RTBL KSK Minapolitan Kecamatan

Cijulang

Penyusunan RTBL KSK Aropolitan Kecamatan

Cigugur

Kec. Cigugur

1

Paket

2018

300.000

Penyusunan RTBL KSK Aropolitan Kecamatan

Langkaplancar

Barat Kec. Cimerak

Kec. Cimerak

1

Paket

2019

300.000

Penyusunan RTBL KSK Perbatasan Koridor

Utara Kec. Sidamulih

Kec. Sidamulih

1

Paket

2020

300.000

Penyusunan RTBL KSK Perbatasan Koridor

Utara Kec. Kalipucang

Kec. Kaipucang

1

Paket

2020

300.000

Penyusunan RTBL Kawasan Rawan Bencana

gerakan tanah tinggi

Kec.

tsunami Kec. Pangandaran

Kec. Pangandaran 1

Paket

2017

300.000

(45)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

VI-45

No

Sektor

Program

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol.

Satua

n

Tahun

Sumber Pembiayaan (x1.000 Rupiah)

APBN

DA

K

APBD

Prov

APBD Kab/Kota

BUM

Rupiah Murni

PHL

N

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

Penyusunan RTBL Kawasan Rawan Bencana

tsunami Kec. Parigi

Kec. Parigi

1

Paket

2017

Objek Green Canyon

Kec. Cijulang

1

Paket

2018

500.000

Detailed Engineering Design (DED) Kawasan

Wisata Gua Donan

Kec. Kalipucang

1

Paket

2018

100.000

Detailed Engineering Design (DED) Kawasan

Wisata Karang Tirta

Kec. Sidamulih

1

Paket

2019

100.000

Detailed Engineering Design (DED) Kawasan

Wisata Karang Nini

Kec. Kalipucang

1

Paket

2019

100.000

Detailed Engineering Design (DED) Kawasan

Wisata Batu Karas

Kec. Cijulang

1

Paket

2019

Wisata cagar alam Pananjung

Kec. Pangandaran 1

Paket

2019

500.000

Gambar

Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Pangandaran
Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan Lainnya terkait Pengembangan Permukiman
Tabel 7.4 Kondisi Kawasan Kumuh di Kabupaten Pangandaran
Tabel 7.5 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,

Laporan Final Bab VI - 1 Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Kawasan Permukiman, Bina Penataan

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipt a