• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuklinggau I-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuklinggau I-1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BBA

ABB II

PPEEN

ND

DA

AH

HU

ULLU

UA

AN

N

LLaattaarr BBeellaakkaanngg 11..11

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-202 4, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih m erata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efis ien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka M enengah Nasional (RPJMN) 201 5-2019 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibiltas

masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai. Arahan dalam RPJPN dan RPJ MN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota

(2)

Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indo nesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi masya rakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jend eral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah

kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah ( RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam

melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara

merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

RPIJM merupakan dasar pem programan dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan sec ara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas RPI 2JM perlu dilakukan penyempurnaan Pedoman Penyusunan RPIJM. Dalam pedoman

(3)

RPIJM yang baru, substansi dokumen akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubah an pengaturan terkait bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan, daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam

memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya.

MMaakkssuudd ddaann TTuujjuuaann 11..22

Maksud penyusunan dokumen RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan

pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan,

menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera se laras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan, pemrogram dan

penganggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya dalam jangka lima tahun yang mencakup multi sector, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

KKeedduudduukkaann RRPPIIJJMM 11..33

(4)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipt a Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, maupun oleh masyarakat dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan sakala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud de ngan multi sector adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan

Lingkungan. Adapun maksud dari multi stak eholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan

peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah

sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.

RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua

(5)

pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa

ditangani atau dibiayai secara bersama - sama oleh para pemangku kepentingan RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD

Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan

Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1

(6)

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

G

Gaammbbaarr 11..11 KKeedduudduukkaann RRPPIIJJMM ddaallaamm SSiisstteemm PPeerreennccaannaaaann PPeemmbbaanngguunnaann IInnffrraassttrruukkttuurr BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap s trategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Keterkaitan substansi antara dokumen teknis dipaparkan pada gambar 1.2

(7)

rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah ( RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdap at pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh

pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

(8)

Sumber : Dit. Bina Program DJCK, 2014 G

Gaammbbaarr 11..22 KKeetteerrkkaaiittaann RRPPIIJJMM BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa ddeennggaann RRPPII22JJMM bbiiddaanngg PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm ddaann DDookkuummeenn ppeerreennccaannaaaann PPeemmbbaanngguunnaann ddii DDaaeerraahh

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),

(9)

Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota te rhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur

permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK ). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaa n yang ada selanjutnya

dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluru h rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

11..44 MMuuaattaann DDookkuummeenn RRPPIIJJMM BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Secara substansi muatan RPI JM Kota Lubuklinggau terdiri 8 (delapan) bab yaitu :

BBaabb 11

PPeennd

da

ahhuulluua

ann

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

(10)

BBaabb 22

PPrrooffiill KKootta

a LLuub

buukklliinng

gg

ga

auu

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kota Lubuklinggau.

BBaabb 33

A

Arra

ahha

ann KKeeb

biijja

akka

ann d

da

ann RReenncca

anna

a SSttrra

atteeg

giiss IInnffrra

assttrruukkttuurr BBiid

da

anng

g

C

Ciip

ptta

a KKa

arryya

a

Pada bab ini berisikan arah kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya.

10

BBaabb 44

A

Anna

alliissiiss SSoossiia

all,, EEkkoonnoom

mii d

da

ann LLiinng

gkkuunng

ga

ann

Pada bagian ini membahastentang analisis sosial, ekonomi dan lingkungan antara lain kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

BBaabb 55

KKeerra

anng

gkka

a SSrra

atteeg

gii PPeennd

da

anna

aa

ann IInnffrra

assttrruukkttuurr BBiid

da

anng

g C

Ciip

ptta

a KKa

arryya

a

Bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

BBaabb 66

KKeerra

anng

gkka

a KKeelleem

mb

ba

ag

ga

aa

ann d

da

ann RReeg

guulla

assii KKootta

a

Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kota Lubuklinggau.

BBaabb 77

RReenncca

anna

a PPeem

mb

ba

anng

guunna

ann IInnffrra

assttrruukkttuurr C

Ciip

ptta

a KKa

arryya

a

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM dan

(11)

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan serta usulan keb utuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

BBaabb 88

M

Meem

moorra

annd

duum

m PPrroog

grra

am

m JJa

anng

gkka

a M

Meenneenng

ga

ahh BBiid

da

anng

g cciip

ptta

a KKa

arryya

a

Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kota Lubuklinggau dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kota Lubuklinggau.

Referensi

Dokumen terkait

Guru bersama peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi belajar dengan mengunggahnya pada google classroom di tautan yang sudah disediakan. Guru melakukan refleksi

Disamping itu minimnya kontak yang bisa dilakukan dengan anak mengakibatkan setelah terapi bermain hanya sedikit komponen yang bisa berubah, kendala lain dalam

§ Untuk menunjukan identitas arsitektur hijau adalah membentuk ruang –ruang dalam yang terbuka sehingga memberikan kesan luas dan mengolah ruang luar agar dapat menyatu dengan

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat

Jika pada usia 2-3 tahun anak belum mampu menyebutkan nama-nama benda yang sering digunakannya atau tidak menggunakan mainan sesuai dengan fungsi sesungguhnya, luangkan

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Muttaqin desa Bedanten Kee. Argumentasi atau alasan panitia Masjid Baitul Muttaqin desa Bedanten Kee. Gresik melakukan jual beli kulit hewan Qurban. digilib.uinsby.ac.id