Tugas Akhir
Sekolah Tinggi Perfilman
Tema
: Arsitektur Hijau
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Teknik Arsitektur
Di Susun Oleh :
Sigit Anshori
41205010029
Angkatan XXXXXVI
Periode Maret 2009 – September 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sigit Anshori
Nim : 41205010029 Jurusan : Arsitektur
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas : Mercu Buana
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini bukan merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan / disesuaikan dengan referensinya.
Jakarta, September 2009
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
LEMBAR PENGESAHAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : § Nama : Sigit Anshori
§ Nim : 41205010029
§ Jurusan : Teknik Arsitektur
§ Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan § Universitas : Mercu Buana Jakarta
§ Judul : Sekolah Tinggi Perfilman § Tema : Arsitektur Hijau
Disahkan dan disetujui untuk diajukan pada sidang sarjana Teknik Sipil dan Perencanaan.
MENGETAHUI Ketua Jurusan Arsitektur
Ir. Tin Budi Utami, MT
Kordinator Tugas Akhir
Danto Sukmajati, ST, MSc
Dosen Pembimbing
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dan tugas akhir ini tentang “ Perencanaan Sekolah Tinggi Perfilman”.
Penyusunan dibuat berdasarkan pengamatan dan penelusuran mengenai judul Sekolah Tinggi Perfilman dan penerapan Arsitektur Hijau, selesainya Skripsi ini tidak luput dari dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua orang tua. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala dukungan baik moril maupun materi, nasehat serta perhatiannya yang sangat berarti.
2. Kakak yang telah membantu penulisan sehingga dapat tersusunnya laporan Skripsi dan Tugas Akhir ini.
3. Ir. Srijanti soejitro. MSP, selaku pembimbing utama dalam penulisan skripsi, penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan, masukan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik.
4. Ir. Tin Budi Utami. MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Mercu Buana.
5. Danto Sukmajati. ST, Selaku Kordinasi Skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana Jakarta.
7. Buat seluruh teman Arsitektur angkatan 2004 terutama Figa herdian dan Agus setiawan.
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
9. Buat seluruh teman Skripsi angkatan 56.10. Buat Lelo Basref, Hadi Soedarwanto yang telah memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Segenap pihak-pihak yang tidak tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan yang membutuhkan. Segala saran untuk perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. Sedemikian sekelumit prakata dalam kata penghantar ini.
Jakarta, September 2009
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan tujuan ... 3
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Permasalahan ... 4
1.5 Metode Pembahasan ... 5
1.6 Sistematika Pembahasan ... 6
1.7 Kerangka Berfikir ... 7
BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Proyek ... 8
2.1.1 Judul Proyek ... 8
2.1.2 Deskripsi Proyek ... 8
2.2 Tinjauan Teoritis Proyek ... 8
2.2.1 Pengertian Judul Proyek ... 8
2.2.2 Program Sekolah Tinggi Perfilman ... 11
2.2.3 Kurikulum dalam Proses Pendidikan ... 12
2.2.4 Fasilitas Pendidikan ... 12
2.2.5 Karir dalam Bidang Perfilman ... 13
2.2.6 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Perfilman ... 13
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2.3.1 Institut Kesenian Jakarta ... 142.3.2 The Next Academy ... 19
2.3.3 Los Angeles Film School ... 23
2.3.4 Kesimpulan Studi Banding ... 24
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1 Pengertian Tema... 25
3.1.1 Latar Belakang Tema ... 25
3.1.2 Pengertian Arsitektur Hijau ... 25
3.2 Dasar-Dasar Arsitektur Hijau ... 25
3.3 Macam-Macam Arsitektur Hijau... 28
3.3.1 Arsitektur Bioklimatik ... 28
3.3.2 Eco-Architecture ... 28
3.3.3 Passive Energy Building ... 29
3.3.4 Low Energy ... 30
3.3.5 Green Building ... 30
3.4 Studi Banding Tema ... 31
3.5 Kesimpulan Studi Banding Tema ... 33
3.6 Kaitan Tema Arsitektur Hijau dengan Judul ... 34
BAB 4 ANALISA PERENCANAAN 4.1 Lokasi tapak ... 35 4.3 Aksesbilitas ... 36 4.4 Analisa Fisik ... 37 4.4.1 Lingkungan Makro ... 37 4.4.2 Lingkungan Mikro ... 37 4.4.3 Kondisi tapak ... 38 4.4.4 Pencapaian ... 39
4.4.5 Sirkulasi Dalam Tapak ... 40
4.4.6 Entrance ... 41
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.8 Orientasi Bangunan pada Tapak ... 434.4.9 View Dalam Tapak ... 44
4.4.10 Penzoningan ... 45
4.4.11 Analisa Bangunan ... 45
4.4.11.1 Analisa Pola Massa Bangunan ... 46
4.4.11.2 Analisa bentuk massa Bangunan ... 47
4.4.11.3 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan ... 49
4.4.11.4 Analisa Struktur Bangunan ... 50
4.4.11.5 Analisa Sistem Utilitas Bangunan ... 51
4.5 Analisa Non Fisik ... 54
4.5.1 Analisa Pengguna bangunan ... 54
4.5.2 Analisa Kegiatan ... 54
4.5.3 Analisa Alur Kegiatan ... 57
4.5.4 Analisa Kebutuhan Ruang ... 59
4.5.5 Analisa Kebutuhan Parkir ... 61
4.5.6 Analisa Perhitungan Jumlah Mahasiswa dan Ruang kelas ... 63
4.5.7 Analisa Hubungan Ruang... 66
4.5.7.1 Skema organisasi makro ... 66
4.5.7.2 Skema organisasi Ruang Kegiatan Pimpinan dan Pengelola ... 66
4.5.7.3 Skema organisasi Ruang Kegiatan Pendidikan dan administrasi ... 67
4.5.7.4 Skema organisasi Ruang Kegiatan Penunjang 67 4.5.7.5 Skema organisasi Ruang Kegiatan Pelengkap ... 68
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan... 69
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
5.4 Konsep Kebisingan ... 715.5 Konsep Ruang Luar ... 71
5.6 Sirkulasi ... 72
5.7 Penzoningan ... 72
5.8 Konsep Ruang Dalam ... 73
5.9 Konsep Massa ... 74
5.10 Sistem Struktur ... 75
Lampiran ... -Daftar Pustaka ... x
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 222/U/1998 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi MENDIKBUD.
Vale, Robert and Brenda, “Green Architecture. Design for a Sustainable
Future”. Thanes and Hudson (London).1991. © Thames and Hudson Ltd
Heinz, Frick, ”Dasar – dasar Arsitektur Ekologis”. Kanisius. Yogyakarta. 2007 Yeang Ken, ”The Skyscraper Bioclimatically Considered”, Academy
Group. London.1996
Ali, M. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Pustaka Amani. Jakarta
Badudu, J.S, Prof Dr, Dkk. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 1994
Wojowasito,S. ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Shinta Dharma. Bandung. 1992.
“Ensiklopedi Nasional Indonesia”. Jilid 2. PT. Cipta Adi Pustaka. Jakarta.
1988
Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 14. PT. Cipta Adi Pustaka. Jakarta.
1990
Shadily, hassan. “Ensiklopedi Indonesia”. Ichtiar Baru – Van Hoeve. Jakarta. 1980.
Rencana Induk Pengembangan Universitas danInstitut Depdikbud 1981 Francis Dk, Ching, “Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan”. Edisi kedua Neufert, Ernst. 1995. “Data Arsitek”. edisi kedua jilid 2. Jakarta; Erlangga www.fftvikj.org
www.mediaenvironment.wordpress.com www.bioclimaticarchitecture.com
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan produktifitas dunia perfilman di Indonesia tentunya mengalami kenaikan. akhir-akhir ini, perkembangan dunia film Indonesia tersebut mengarah ke sisi positif, terlihat dari banyaknya film yang diproduksi. Jumlah film yang diproduksi tahun 2007 sebanyak 78 judul film, meningkat 129 persen dibanding tahun 2006 yang hanya berjumlah 34 judul film.1
Kemunculan film-film Indonesia di awal tahun 2000 telah memberikan angin segar bagi dunia perfilman. Perfilman Indonesia mulai bangkit kembali dengan maraknya produksi film-film remaja Indonesia, seperti Ada Apa Dengan Cinta, Ayat-Ayat Cinta, yang berhasil meraup kesuksesan yang luar biasa dan menjadi fenomena bagi kaum remaja. Akibatnya, penggemar film-film Indonesia sekarang ini sebagian besar adalah remaja, sehingga produksi film Indonesia sekarang ini menargetkan remaja sebagai target pasar perfilman Indonesia.
Tidak bisa di pungkiri, produktifitas dan kualitas para sineas nasional masih jauh ketimbang film sineas dari luar negri. Namun bukan berarti film Indonesia harus tersaingi di tanahnya sendiri. Meski perlahan, industri perfilman Indonesia mulai bangkit kembali.
Perkembangan sekolah perfilman di Negara lain khususnya di Asia meningkat secara pesat. India setidaknya memiliki 30 sekolah film, Korea Selatan mempunyai 7 sekolah film, sedangkan Filipina memiliki 5 sekolah film. Sejumlah Negara secara serius memperhatikan perkembangan perfilman, sebab industri kreatif
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
seperti industri perfilman adalah industri yang paling bisa bertahan di masa resesi atau krisis ekonomi.2
Sutradara sekaligus aktor kawakan Deddy Mizwar meyakinkan, bahwa kaum muda memiliki potensi besar bagi kebangkitan perfilman di tanah air. Sebab dari tangan kaum muda, film-film Indonesia bisa tergarap. Alur birokrasi yang sudah tidak begitu rumit seperti dulu, sebenarnya member peluang kepada kaum muda untuk berkarya membuat film. Hal tersebut akan sangat mudah apabila mereka mempunyai pengetahuan perfilman. Aktor Deddy Mizwar juga meminta kalangan pendidikan untuk membuka fakultas atau jurusan perfilman, karena peran perguruan tinggi terhadap perfilman selama ini di nilai masih kurang.3
Faktor yang menyebabkan kualitas tontonan televisi dan layar lebar kita relatif cenderung kurang bermutu antara lain di sebabkan kurang terlatihnya para pembuat film seperti, penulisan skenario, penyutradaraan, produksi, sinematografi, tata artistik, tata suara, editing. Ini disebabkan masih sedikitnya pendidikan yang melatih keterampilan tersebut.
Penyediaan Sekolah Tinggi Perfilman merupakan alternatif terbaik dimana kaum muda dapat menemukan sarana pendidikan melalui tahapan disiplin akademik di perguruan tinggi melalui jenjang strata1 (S1) .
Sehingga masyarakat dapat mempunyai kesempatan mengembangkan ilmu perfilman lewat wadah yang berada di perguruan tinggi dengan program khusus perfilman.
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari proyek Sekolah Tinggi Perfilman ini adalah :
1.2.1 Maksud
Sebagai sebuah sarana atau wadah bagi calon senias dalam menuntut ilmu dan keterampilan agar mampu berkarya dalam memproduksi film nasional yang bermutu.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan Sekolah tinggi Perfilman ini adalah :
a. Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan yang memilih konsentrasi khusus terhadap ilmu perfilman. b. Mampu menghadirkan nuansa yang khas yang
dimiliki sekolah dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.
c. Mampu bersaing dalam mengembangkan citra perfilman Indonesia.
1.3 Ruang Lingkup
1. Sekolah Tinggi Perfilman yang direncanakan memiliki beberapa fasilitas :
· Fasilitas Pendidikan
Merupakan fasilitas utama dalam kegiatan sekolah tinggi, terdiri dari kelas-kelas teori, praktek komputer, dan studio. · Fasilitas Administrasi
Merupakan fasilitas bagi mahasiswa dan pengelola dalam kegiatan administrasi, terdiri dari kantor Administrasi, Ruang Dosen, Ruang Rapat, Workshop, dan Gudang.
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
· Fasilitas Pengelola
Merupakan fasilitas yang difungsikan untuk pihak pengelola Sekolah Tinggi terdiri Kantor yayasan, Ruang pimpinan Sekolah Tinggi, staf pengelola dan ruang pertemuan.
· Fasilitas Penunjang
Merupakan Fasilitas yang umum dapat digunakan untuk kegiatan pemasaran dan media informasi mahasiswa, terdiri dari Ruang pemasaran, Retail, Kafetaria, Ruang karyawan. · Fasilitas Pelengkap dan service
Merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan sekolah, terdiri dari ruang himpunan mahasiswa, ruang senat, ruang diskusi, gudang, kantin dan ruang mekanikal elektrikal.
2. Konsep Sekolah Tinggi Perfilman Dengan penerapan pada eksplorasi konsep-konsep arsitektur ramah lingkungan terbagi dari segi :
- Makro : Lingkungan yang terbentuk dalam penerapan bangunan ramah lingkungan yang di hadirkan - Mikro : Penerapan bangunan ramah lingkungan
terhadap kebutuhan pendidikan Sekolah Tinggi Perfilman dari segi (aktifitas dan akademik)
1.4 Permasalahan 1. Aspek Manusia
a. Bagaimana menciptakan budaya masyarakat yang peduli terhadap perkembangan Perfilman, dan dapat mempengaruhi minat terhadap perfilman indonesia.
b. Bagaimana mengolah kebutuhan aktifitas pengguna, dengan menggunakan standar studi kebutuhan luas ruang.
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
c. Bagaimana menerepkan bangunan ramah lingkungan pada fasilitas dan kebutuhan ruang terhadap sifat dan pelaku di Sekolah tinggi Perfilman. d. Bagaimana penerapan visual bangunan ramah
lingkungan dengan aktivitas kegiatan di sekolah Tinggi Perfilman.
2. Aspek Bangunan
a. Bagaimana merancang bangunan sekolah tinggi perfilman yang menerapkan bangunan ramah lingkungan sebagai bentuk identitas Sekolah Tinggi Perfilman.
b. Bagaimana penerapan bentuk bangunan ramah lingkungan melalui analisa terhadap bangunan Sekolah tinggi Perfilman.
c. Bagimana menciptakan nuansa pendidikan yang didalamnya menerapkan bangunan ramah lingkungan.
3. Aspek Lingkungan
a. Bagaimana mengolah lingkungan yang dapat berinteraksi secara makro sebagai bangunan ramah lingkungan.
b. Bagaimana lingkungan mampu memanfaatkan adanya kegiatan pendidikan Sekolah Tinggi Perfilman.
c. Bagaimana respon budaya masyarakat yang di timbulkan dengan adanya penyelenggaraan sekolah tinggi perfilman.
1.5 Metode Pembahasan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode induktif dengan memaparkan apa yang direncanakan melalui metode :
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
· Wawancara dengan berbagai sumber terkait. · Studi banding.
· Survei lapangan dengan pengamatan lokasi yang di ambil. · Penelusuran masalah dalam peyelenggaraan Sekolah
Tinggi.
1.6 Sistematika pembahasan
Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam peyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, lingkup permasalahan, skema pemikiran, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
Bab I Tinjauan Umum Proyek
Bab ini menguraikan Gambaran Umum Proyek secara umum, yang menyangkut judul proyek dan tinjauan mengenai proyek dan studi banding.
Bab III Tinjauan Khusus Proyek
Bab ini menguraikan pengertian tema Arsitektur Hijau dan tinjauan teoritis yang diambil sekaligus Studi banding.
Bab IV Analisa Perencanaan
Bab ini menguraikan penyusunan perencanaan untuk hasil rancangan yang di lakukan melalui analisa pengguna, pelaku dan penerapan arsitektur hijau.
Bab V Konsep Perancangan
Bab ini berisikan konsep dalam perencanaan dan perancangan dengan terapan tema arsitektur hijau.
S
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
Feed Back Feed Back INPUT OUTPUT PROSES 1.7 Kerangka Berfikir
SKEMA PEMIKIRAN
Judul : Sekolah Tnggi Perfilman Latar Belakang : Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap Ilmu Perfilman Analisa · ManusiaAnalisa pengguna bangunan · Bangunan
Penerapan bangunan ramah lingkungan
· Lingkungan
Analisa Makro, Mikro
Konsep Perancangan
· Dasar Perancangan · Konsep Tapak · Konsep Sirkulasi
Maksud dan Tujuan
Sebagai tempat yang mewadahi pemikiran ilmu
Perfilman, dengan perkembangan yang berkelanjutan Masalah Arsitektural · Wadah yg membutuhkan inspirasi seni.
· Penerapan unsur estetik sebagai ciri bangunan. · Hubungan dalam Aktifitas · Aktifitas yang memerlukan
fasilitas penunjang. Tinjauan Umum :
· Definisi STP · Fasilitas tersedia · VISI & MISI STP
TEMA Arsitektur Hijau Batasan · Standar, Kriteria, ketentuan perancangan Data : · Survey · Literatur · Site DESAIN
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Proyek 2.1.1 Judul Proyek
Judul Proyek yang diambil dalam penulisan skripsi ini adalah “Sekolah Tinggi Perfilman“, Proyek ini mencakup pelayanan kebutuhan sebagai kegiatan pendidikan.
2.1.2 Deskripsi Proyek
§ Judul Proyek : Sekolah Tinggi Perfilman § Tema : Arsitektur Hijau
§ Lokasi : Jl. Cikini Raya § Sifat Proyek : Fiktif
§ Pemilik/Pengelola : Yayasan Swasta
§ Sasaran : - Remaja : calon mahasiswa - Umum : masyarakat umum § Luas Lahan : ± 5.000 M2
§ KDB : 55%
§ KLB : 3
§ Tinggi Max : 8 Lantai
2.2 Tinjauan Teoritis Proyek
2.2.1 Pengertian Judul Proyek Sekolah
§ Sekolah adalah sebuah lembaga yang memberikan pelajaran untuk menuntut ilmu, mempunyai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.4
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Sekolah adalah salah satu institusi manusia terpenting tempat proses belajar mengajar berlangsung.5§ Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan member pelajaran, baik menurut tinggkat–pelajaran, maupun tujuanya.6
§ Sekolah adalah tempat untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
Menurut undang-undang dasar 1945, bab XIII, pasal 31 : 1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pengajaran nasional, yang di atur dengan undang-undang.
Sekolah Tinggi
§ Sekolah Tinggi adalah sekolah sesudah tamat sekolah lanjutan atas (disebut Universitas, Institut, Akademik)7
Dalam penyelenggaraanya telah diatur dalam keputusan MENDIKBUD RI nomor 222/U/1998 tentang pedoman pendirian perguruan tinggi dengan klasifikasi jenis perguruan tinggi diantaranya :
§ AKADEMIK
Merupakan perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan professional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian tertentu.
§ POLITEKNIK
Merupakan perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan professional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
5Ensikolpedi Nasional Indonesia. Jilid 14. PT. Cipta Adi Pustaka. Jakarta. 1990. Hal :471 6Wojowasito,S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Shinta Dharma. Bandung. 1992. Hal : 200
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ SEKOLAH TINGGIMerupakan perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan professional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. § INSTITUT
Merupakan perguruan tinggi yang disamping melaksanakan pendidikan akademik dapat pula menyelenggarakan pendidikan professional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian sejenis.
§ JURUSAN
Merupakan unsur pelaksanaan akademik pada akademi, politeknik, sekolah tinggi, atau fakultas yang melaksanakan pendidikan akademik atau professional pada cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian tertentu.
Perfilman
Perfilman adalah hal yang bersangkutan dengan film.
§ Film adalah rekaman gambar yang bergerak (moving
image) dengan atau tanpa suara, yang direkam pada
bahan baku seluloid (film, video, tape, video disk)8
§ Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainya.9
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Berdasarkan definisi di atas Sekolah Tinggi Perfilman berarti :Sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi khusus dibidang perfilman untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan di bidang pembuatan film.
Sekolah tinggi perfilman merupakan sarana yang bermuara pada keprofesionalan, pembimbingan dan menggali kemampuan berkreatifitas dari diri setiap mahasiswanya untuk dapat mengekspresikanya, sehingga melahirkan lulusan yang siap pakai untuk mengembangkan profesi di bidangnya.
Minat pendidikan perfilman yang diambil terdiri dari : 1. Penulisan Skenario
2. Penyutradaraan 3. Produksi
4. Senimatografi 5. Tata Artistik
2.2.2 Program Sekolah Tinggi Perfilman
Program Studi pada penyelenggaraan Sekolah Tinggi Perfilman adalah Strata satu (S1) dan Diploma (D3), dengan sistem kredit semester (sks) yang berbeda. Agar dapat menghasilkan lulusan professional dengan memiliki standard penghasilan.
Dalam persyaratan Sekolah Tinggi Perfilman sama halnya seperti masuk perguruan tinggi lainya, memilki ijazah sekolah menengah atas (SMU, SMK, SMEA) ataupun sekolah lain yang setara.
Sistem pendidikan yang diberikan pada Sekolah tinggi Perfilman terbagi menurut sifatnya, dan memiliki bobot yang diberikan didalam satuan kredit semester (SKS) seperti :
1. Mata kuliah Umum (MKU) : mata kuliah berjumlah tertentu yang menuntut pengetahuan umum.
6. Tata Suara 7. Editing 8. Animasi 9. Dokumenter
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2. Mata kuliah Dasar (MKD) : mata kuliah dengan sks tertentu yang menuntut dalam pengetahuan dasar dibidangnya.3. Mata kuliah Pilihan (MKP) : mata kulliah yang di sesuaikan dengan minat mahasiswa yang sifatnya menambah pengetahuan mahasiswa di bidangnya. Materi perkuliahan yang di berikan berupa teori dan praktek dengan metode metode menyesuaikan bidangnya, dengan prosentase 40% teori dan 60 praktek.
Perbedaan program pendidikan pada Sekolah Tinggi Perfilman, untuk jenjang Sarjana (SI) memiliki masa studi 8 sampai 14 semester dengan bobot 160 sks, untuk jenjang Diploma (DIII) memiliki masa studi 6 sampai 10 semester dengan bobot 114 sks. 2.2.3 Kurikulum dalam Proses Pendidikan
Menurut sifatnya dalam penerapan kurikulum pendidikan Sekolah Tinggi Perfilman terdiri dari 3 diantaranya :
1. Mengenal 2. Memahami 3. Menguasai 2.2.4 Fasilitas Pendidikan
Dalam mendukung kegiatan pendidikan , Sekolah Tinggi Perfilman memiliki fasilitas utama dalam kegiatan pembelajaran diantaranya : a) Fasilitas Pendidikan § Kelas teori § Studio film § Studio komputer b) Fasilitas pendukung
§ Perustakaan Buku dan Audio Visual § Kantin
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2.2.5 Karir dalam Bidang PerfilmanDunia kerja merupakan tempat penerapan dari kemampuan dan keilmuan, karir di bidang perfilman antara lain :
§ Bekerja sebagai creator professional yang mandiri § Bekerja di stasiun televisi sesuai dengan bidang
keahlian
§ Bekerja di rumah produksi film sesuai dengan bidang keahlianya
§ Bekerja di biro iklan sesuai dengan bidang keahlianya
2.2.6 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Perfilman
Dalam penyelenggaraan Sekolah Tinggi Perfilman terdapat bebrapa tingkat dalam Stuktur Organisasi sebagai bentuk pengelolaan yang professional dalam bidang pendidikan. Hal tersebut menjadi tolak ukur sebagai manajemen yang baik dalam sebuah lembaga pendidikan.
Struktur Organisasi yang akan di rencanakan : Ketua Pendidikan Perfilman Penunjang umum Perpustakaan Puket I akademik Puket II Adm/ keuangan Puket III kemahasiswan Ka. Jurusan Perfilman Dosen / Staff Pengajar UKA
Unit kemahasiswaan & Alumni BAK Bagian Adm Keuangan BAA Bagian Adm Akademik
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2.3 Studi Banding2.3.1 Studi Banding Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Foto kondisi fisik
Nama institusi : Institut Kesenian Jakarta Alamat : Komplek Taman Ismail Marjuki
Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat
Kondisi bangunan yang masih asli sehingga tidak adanya perubahan secara fisik, dari fungsinya Institut Kesenian Jakarta tersebut memaksimalkan ruang luar sebagai area pertunjukan. Ruang Informasi
Penggunaan dan penempatan media informasi yang terlihat lebih memanfaatkan ruang koridor meski penggunaan secara manual seperti : white board, kertas print.
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Fasilitas Pendidikan dan PenunjangDalam fasilitas Institusi Kesenian Jakarta (IKJ) khususnya Fakultas Film dan Televisi memiliki ruang-ruang yang mendukung kegiatan.
Ruang perpustakaan yang banyak menyediakan tempat penyimpanan buku dan penempatan media baca dan terdapat perpustakaan audio visual sehingga mendukung kegiatan mahasiswa.
Ruang Editing
Studio Film
Ruang Tata Rias
Studio Fotografi
Studio Mixing Perpustakaan
Ruang ADM Ruang Staff
Perpustakaan Audio Visual
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Fasilitas pendidikan yang mendukung dalam proses pembelajaran sehingga membantu kegiatan dalam pembelajaran terlebih kegiatan tersebut membutuhkan ruang khusus seperti : Ruang Editing, Studio Film, Ruang Tata Rias, Studio Fotografi, StudioMixing. Terdapat juga fasilitas penunjang seperti kantin, gudang,
ruang himpunan dan ruang internet.
Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimiliki Institut Kesenian Jakarta (IKJ) khususnya Fakultas Film dan Televisi adalah sebagai berikut :
1. SARANA a) Sarana Umum
§ Untuk kuliah teori, sarana yang tersedia adalah komputer, proyektor, sound system, perangkat display, whiteboard. § Untuk kegiatan oprasional Institut Kesenian Jakarta adalah
meja, kursi dan alat tulis kantor, Internet dan Komputer. b) Sarana Khusus
§ Untuk kuliah praktik yang tersedia adalah Kamera Capture, Kamera digital, Lighting Khusus dan Komputer.
Kantin
Kamar Gelap
Gudang
Ruang Himpunan
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2. PRASARANAa) Ruang Struktural § Ruang Dekan § Ruang Wadek 1 § Ruang Wadek 2
§ Ruang bagian Administrasi Akademik dan ruang bagian Administrasi Umum
b) Ruang Pendidikan
§ Ruang Kuliah 724 (Tata Visual) - Kapasitas 60 mahasiswa
- Dilengkapi dengan TV monitor 25 inch, VHS player § Gedung Soemarjono (4 ruang kuliah di lantai 1 dan 2)
- Kapasitas 70 mahasiswa pada setiap ruangnya
- Dilengkapi dengan TV monitor 29 inch, VHS player, LD atau VCD player, DVD player dan sound system
§ Gedung Syuman
- Kapasitas 70 mahasiswa
- Dilengkapi dengan video proyektor, proyektor film 35mm, proyektor film 16mm, TV monitor 52 inch, VHS player, LD atau VCD player, DVD player
- Gedung ini juga di fungsikan sebagai tempat pemutaran film (Art House)
- Dilengkapi tata suara Dolby surround § Tom Studio
- Untuk praktika atau shooting film, TV dan fotografi § Kontrol Studio TV (di dalam studio mini)
- Untuk praktika atau shooting program TV
- Dilengkapi dengan sistem multi kamera (3 kamera) § Studio Suara I
- Penggarapan suara Film
- Dilengkapi komputer audio Pro Tools, mixer audio 12 jalur § Ruang Wadek 3
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Studio Suara II- Penggarapan suara program TV
- Dilengkapi komputer audio Pro Tools atau NUENDO § Studio Fotografi
- Pemotretan fotografi § Editing Film
- Editing film 16mm § Editing Video Linear
- Editing video U-matic - Editing video SVHS - Editing Betacam
§ Editing Video non Linear
- Editing komputer Adobe Premier atau AVID DV - Editing komputer Mac G-4 final cut pro
- Dilengkapi Pinnacle DV 500 § Kamar Gelap
- Untuk jurusan fotografi § Ruang Audio Visual
- Untuk desain grafis dan program slide
- Dilengkapi komputer untuk adobe photoshop § Grafik dan animasi
- Untuk animasi dan grafik computer
- Dilengkapi komputer Macintosh, editing computer AV Master, komputer grafik PC, meja animasi
Materi Studi Perkuliahan
Materi yang diberikan pada Institut Kesenian Jakarta adalah : 1. Pengantar seni film
2. Penulis skenario film dan televisi 3. Produksi film dan televisi
4. Senimatografi dan videografi 5. Tata artistic dan televisi
7. Editing film dan televisi 8. Animasi
9. Documenter 10. Fotografi komersil 11. Fotografi jurnalistik
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2.3.2 Studi banding The Next Academy Foto kondisi fisikNama institusi : The Next Academy
Alamat : Jl. Pejaten Raya No 31 Jakarta 12540
Lokasi yang berada di tengah pemukiman dan perkantoran menjadikan lokasi The Next Academy mudah dicapai karena dilewati oleh jalan jl. Mampang perapatan dan pasar minggu. Ruang Informasi
Penggunaan dan penempatan media informasi yang terlibat lebih memanfaatkan ruang yang strategis meski menggunakan secara manual seperti : kertas print, box papan dan kaca, akan tetapi lebih menghadirkan suasana tambahan lewat warna primer dan Pencahayaan.
Entrance Lobby Receptionist Ruang Tunggu Media Display Media Info Media Informasi
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Fasilitas Pendidikan Dan PenunjangDalam fasilitas The Next Academy memiliki ruang-ruang yang mendukung kegiatan pembelajaran namun fungsinya di bedakan sehingga kenyamanan dan keamanan lebih terkontrol.
Fasilitas pendidikan yang mendukung dalam proses pembelajaran sehingga membantu kegiatan dalam pembelajaran terlebih kegiatan tersebut membutuhkan ruang khusus seperti : Ruang Editing , Ruang Mixing, Ruang Studio Mini, Ruang kontrol karena menyesuaikan media dalam penggunaan meja komputer. Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimiliki The Next Academy adalah sebagai berikut : 1. SARANA
a) Sarana Umum
Ruang Kelas Perpustakaan Ruang Staff
Ruang Edititng
Ruang control Ruang Mixing
Studio Film Mini
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Untuk kuliah teori, sarana yang tersedia adalah Over HeadProjector (OHP), Komputer, Notebook, Proyektor, Sound System, Perangkat Display, White board dll
§ Untuk kegiatan oprasional The Next Academy adalah meja, kursi, Photocopy, Internet dan computer
b) Sarana Khusus
§ Untuk kuliah praktik yang tersedia adalah kamera capture, kamera Digital, Lighting khusus.
2. PRASARANA a) Ruang Struktural
§ Ruang ketua The Next Academy
§ Ruang bagian Administrasi Akademik dan ruang bagian Administrasi Umum b) Ruang Pendidikan § Ruang kelas § Ruang Perpustakaan § Ruang Dosen § Ruang Rapat Materi Studi Perkuliahan
Materi yang diberikan pada The Next Academy adalah : A. Semester I
§ Konsep dan teori dasar desain, pengetahuaan dan keterampilan dasar produksi (termasuk tahap pra-produksi, dan paska produksi)
§ Konsep dan teori ilmu komunikasi, budaya dan film dan TV
§ Perencanaan produksi (dengan konsep yang telah disetujui oleh dosen pengajar dalam bentuk scenario maupun storyboard)
§ Basic fotografi
§ Basic senimatografi, Directing dan Art Directing § Ruang Serbaguna
§ Ruang Editing § Ruang Mixing § Ruang Kontrol
§ Ruang Studio Mini § Ruang Gudang § Ruang Kantin § Pantry
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Basic Editing dan Audio§ Basic graphic design dan photoshop
§ Tugas akhir semester, Produksi acara 5-10 menit B. Semester II
§ Produksi iklan (iklan layanan masyarakat atau iklan komersial)
§ Desain kreatif iklan dan perencanaan produksi § Tugas produksi PSA dan TVC
C. Semester III
§ Intermediate directing, Art Directing dan sinematografi
§ Intermediate manajemen produksi § Produksi film pendek 30 menit tugas akhir D. Semester IV
§ Mahasiswa magang selama 2-4 bulan di berbagai perusahaan industri film atau TV. Tujuan untuk lebih mengenal dunia kerja nyata di industri film dan mengenali bidang apa yang cocok dengan minat dan bakat mahasiswa dan tugas membuat laporan magang. § Semua hasil magang mahasiswa akan didiskusikan dan
di evaluasi bersama setelah magang selesai E. Semester V dan VI
§ Spesialisasi jurusan dan keahlian yang akan didalami mahasiswa. Dalam masa ini, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang ahli di bidang penulisan scenario, penyutradaraan, sinematografi, dan editing
§ Mahasiswa di semester V akan melakukan workshop untuk advance techniques dalam produksi TV program dengan menggunakan multi kamera
§ Di semester VI, mahasiswa harus membuat karya akhir berupa film layar lebar dengan durasi 70-120 menit
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
2.3.3 Los Angeles Film School kondisi fisikLos Angeles Film School merupakan sebuah sekolah film yang berdiri di jantung Hollywood, USA. Dibuka pertama kali pada tahun 2000, sekolah ini memiliki 3 jurusan yaitu jurusan film, jurusan produksi permainan elektronik, dan jurusan produksi animasi.
Ruang Kelas
Ruang yang tampak nyaman yang mendukung kegiatan pembelajaran namun fungsinya di bedakan dengan jenis mata kuliahnya sehingga membantu kegiatan dalam pembelajaran. Fasilitas Penunjang
Ruang untuk belajar syuting indoor memiliki 4 jenis namun dengan besaran yang berbeda-beda. Ruang yang diguankan siswa untuk belajar video editing dan mengerjakan tugas, dengan fasilitas yang lengkap. Ruang belajar animasi dengan suasana yang nyaman, dinding kaca berada tepat di depan posisi duduk siswa, dan disisi lainnya merupakan dinding beton, sehingga
Ruang kelas besar Ruang kelas kecil Ruang kelas teater Ruang kelas screning
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
menjadikan siswa fokus untuk melihat ke depan ketika dosen memberi kuliah, serta memberi suasana teduh dan tidak kaku.Ruang belajar editing dengan fasilitas elektronik yang lengkap. Ruang untuk dubbing yang sangat modern dan canggih, di belakang area pelaratan dubbing merupakan tempat duduk siswa, sehingga siswa dapat belajar lebih dekat mengenai
dubbing suara. Ruang untuk belajar mendisain kostum, dekorasi,
dan semu yang termasuk dalam bidang artistik dan juga ada ruang untuk belajar produser dan lengkap dengan ruang rapat. Fasilitas Pelengkap
Fasilitas pelengkap ini untuk menyimpan data sekolah, peralatan film baik itu rusak maupun yang baru.
2.3.4 Kesimpulan Studi Banding
Dari studi banding dengan fungsi yang sama dapat disimpulkan diantaranya bahwa bangunan sekolah perfilman :
1. Memiliki beberapa standar untuk dijadikan sebagai syarat-syarat ruang dan fasilitasnya.
2. Memiliki pemisahan ruang yang jelas berdasarkan fungsi ruang tersebut.
3. Membatasi aktifitas pengguna bangunan dengan
Audio Editing Lab
Dubbing Lab Produksi Disain Lab
Produser dan Meeting Room
Student Lounge Gudang Ruang Mesin
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Pengertian Tema
3.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema
Tema yang dipilih dalam proyek ini adalah Arsitektur Hijau, untuk mendukung rancangan Sekolah Tinggi Perfilman. Adapun latar belakang dari pemilihan Tema Arsitektur Hijau dikarenakan iklim di Jakarta tropis atau panas yang disebabkan kurangnya penghijauan, serta efek dari pemanasan Global yang kita rasakan dampaknya.
Suatu lingkungan hijau sangat berfungsi untuk kebutuhan manusia yang tinggal di dalamnya. Lingkungan hijau dapat memelihara kesehatan, meningkatkan kreatifitas dengan lingkungan yang selalu segar memberikan kenyamanan yang alami. Suatu bangunan hijau sering diuraikan sebagai komponen fungsional yang memperkecil dampak lingkungan negatif disekitarnya dan memberikan pengertian kepada manusia untuk menjadikan energi yang tidak terkendali menjadi bahan yang tepat guna dan produk yang bermanfaat dalam suatu bangunan. 3.1.2 Pengertian Arsitektur Hijau
Pengertian Secara Etimologis (tata bahasa) Menurut Kamus Bahasa Indonesia
Arsitektur : seni merancang dan membuat konstruksi suatu bangunan.10
Arsitektur : ilmu dan seni merancang bangunan.11
10Prof. Dr. J. S. Badudu, Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 1994.
Hal : 78
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Arsitektur : seni merancang bangunan bagi manusia yang bernaluri mencari keamanan dan kenyamanan diri demi kesejahteraan jiwa dan raganya, serta untuk memenuhi kepuasan diri menciptakan suatu keindahan.12Hijau : sesuatu yang nyaman berhubungan dengan kepada alam.13
3.2 Dasar-Dasar Arsitektur Hijau14
Arsitektur hijau pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan yang lebih menyenangkan bagi manusia pemakainya dan memberi nilai tambah bagi generasi masa depan yang akan mengunakan lebih lanjut.
Menurut Berenda dan Robert Vale dalam bukunya green
Architecture : Design For A sustainable future menerapkan 6 prinsip
dasar dalam perencanaan Arsitektur Hijau yaitu § Conserving energy (konservasi energi)
Suatu massa bangunan dalam pengoprasianya harus meminimalkan penggunaan bahan bakar maupun energi listrik dengan mengoptimalkan energi alami di sekitarnya § Minimizing New Resources (meminimalkan kebutuhan
sumber-sumber daya alam yang baru)
Suatu masa bangunan di desain sehingga meminimalkan kebutuhan sumber-sumber daya alam yang baru sehingga kelangsungan sumber-sumber daya alam tersebut dapat digunakan untuk generasi selanjutnya. Sebisa mungkin menggunakan bahan yang sudah ada dan tidak perlu menciptakan yang baru
12Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 2. PT. Cipta Adi Pustaka. Jakarta. 1988 Hal :272 13Ali, M. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Pustaka Amani. Jakarta.
14 Brenda and Robert Vale. Green Architecture. Design for a Sustainable Future. Thanes and Hudson
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Working With Climate (bekerja sama dengan iklim)Suatu massa bangunan di desain berdasarkan iklim yang ada dan sumber energi yang terkandung. Dan menyelaraskan rancangan dengan iklim yang berlaku. Penekanan pada bagaimana bentuk penempatan material bangunan dapat membuat kondisi nyaman
§ Respect For User (respon terhadap pemakai)
Suatu massa bangunan yang memperhatikan kepentingan semua orang yang terlibat pada bangunan itu. Karena menerapkan teori arsitektur hijau bukan berarti kita hanya memperdulikan apa yang baik buat alam tetapi kita juga harus peduli akan kebutuhan manusia, hal itu membuktikan bahwa teori arsitektur hijau adalah teori yang memberikan keuntungan dari hubungan antara manusia, bangunan dan alam
§ Respect For Site (respon terhadap tapak)
Suatu masa bangunan yang dipindahkan atau tetap meninggalkan kondisi tapak seperti semula (sebelum bangunan itu ada). Tidak hanya peduli lingkungan tetapi dampak terhadap tapak yang dipakai juga harus diperhatikan, Karena produk yang kita rancang adalah species baru yang akan memasuki habitat yang sudah ada yaitu lingkungan di ala mini
§ Holism
Prinsip-prinsip tersebut perlu di terapkan pada lingkungan dengan pendekatan holistik
Berdasarkan dari definisi di atas maka Arsitektur Hijau adalah salah satu cara dalam mendesain bangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi, meminimalkan kebutuhan sumber-sumber alam yang baru, bekerja sama dengan
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
iklim, respon terhadap pemakai, respon terhadap tapak, yang disatukan secara holistik dan memperhatikan kenyamanan pengguna bangunan.3.3 Macam- Macam Arsitektur Hijau 3.3.1 Arsitektur Bioklimatik16
Bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan pada aktifitas sehari-hari.
Arsitektur bioklimatik adalah seni merancang bangunan dengan metode energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan menerapkannya pada elemen bangunan.
Ada beberapa faktor dalam merancang bangunan bioklimatik, yaitu :
§ Meminimalkan ketergantungan pada sumber energy yang tidak dapat diperbarui
§ Penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan, pemeliharaan material
§ Memperhatikan keadaan iklim
3.3.2 Eco-Architecture15
Eco-Architecture adalah penggunaan rumah atau tempat
tinggal sebagai kebutuhan hidup manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.
Eco-architecture tidak menentukan apa yang seharusnya
terjadi dalam arsitektur Karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun eco-architecture mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Eco-Architecture selaras dengan alam, dimana mencakupdaerah sekeliling yang berhubungan dengan ekologis, penempatan bangunan dan orientasi. Oleh karena itu dalam pemilihan material bangunan harus benar-benar tepat.
Pola perencanaan arsitektur ekologis selalu memanfaatkan atau meniru peredaran alam sebagai berikut :
§ Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
§ Kulit sebuah gedung (dinding dan atap), sesuai dengan tugasnya, harus melindungi bangunan dari sinar panas, angin dan hujan
§ Bangunan seharusnya diarahkan menurut orientasi timur-barat dengan bagian utara atau selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
§ Dinding bangunan harus memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya
§ Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat ruangan bangunan tersebut menjadi sejuk
§ Semua gedung hendaknya mengadakan regenerasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dengan pemeliharaan sederhana
3.3.3 Passive Energy Buillding
Suatu bangunan yang tidak terlalu mengkonsumsi energi tambahan seperti AC, atau bisa dikatakan bangunan ini hanya membutuhkan sedikit energi tambahan dan lebih banyak
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
menggunakan energi alami berupa penghawaan udara dan cahaya matahari.3.3.4 Low Energy
Suatu upaya untuk merendahkan energi yang di pakai di dalam ruangan, yaitu dengan memanfaatkan udara dari luar (alami) untuk peyejuk ruangan dan cahaya matahari sebagai penerangan ruangan di waktu siang hari. Sehingga pada bangunan akan terlihat banyaknya bukaan-bukaan disetiap fasad bangunannya.
Pada low energy, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
§ Cahaya, dengan memperhatikan arah matahari § Suhu, dengan memperhatikan arah angin
§ Pemanfaatan tenaga listrik § Penyerapan air hujan 3.3.5 Green Building
§ Green building adalah gedung yang dibangun dan
dioperasikan dengan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang rendah. Selain itu juga memperhatikan kesehatan, kesejahteraan, serta kualitas hidup orang-orang yang berada di dalamnya.
§ Green building adalah suatu praktek dalam meningkatkan
efisiensi di dalam bangunan, di mana didalam bangunan mengunakan sumberdaya energi, air dam material secara efektif yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat dari suatu pembangunan.
§ Green building adalah suatu konstruksi yang memikirkan
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
3.4 Studi Banding Terhadap Tema Sejenis a. Menara Mesiniaga
Nama : Menara Mesiniaga
Lokasi : Subang Jaya, Malaysia
Tinggi : 63 meter
Jumlah lantai : 15 lantai Selesai dibangun : 1992
Arsitek : T.R. Hamzah dan Yeang Sdn Bhd
Bangunan Menara Mensiniaga di Kuala Lumpur, Malaysia, yang digunakan untuk kantor waralaba IBM. Menara yang di rancang oleh T.R. Hamzah dan Yeang Sdn Bhd. Dan terdiri dari 15 lantai seluas 12.345 m2 ini
didukung dengan penggunaan material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya struktur baja dan komponen ringan pembatasan ruang, tetapi dengan cerdik arsitek Kennet Yeang bereskperimen dalam cara penggunaannya melalui penempatan bahan tersebut sebagai penangkal sengatan panas dalam ukuran yang berbeda-beda dan bentuk melengkung, sesuai pergerakan matahari.
Pada bangunan menara mensiniaga orientasi bangunan ke utara untuk menghindari silau dan panas. Mengatasi panas dengan menempatkan
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
core di sisi timur, pada bagian fasade bengunan menara mesiniaga ditutupi dengan teras yang berpola sepiral yang mengelilingi kulit bangunan. Lantai teratas ditempatkan kolam untuk menyaring panas matahari ke dalam bangunan. Dinding utara dan selatan dilindungi curtain wall glazing, dinding timur dan barat dilindungi eksternal almunium fins. Penghijauan di bangun menara mesiniaga dengan adanya taman langit berpola spriral mengitari kulit bangunan dimulai dari lantai paling dasar.b. Menara Umno
Nama : Menara UMNO
Lokasi : Jl. Macalister, Penang, Malaysia Selesai dibangun : Maret 1998
Arsitek : T.R. Hamzah dan Yeang Sdn Bhd
Gedung ini terletak di persimpangan jalan Macalister dan Zainal Abidin di Pulau Pinang. Harga kantor di wilayah lain, gedung sekitar lebih rendah dari pada di wilayah lain, gedung ini dibuat agar tenant bisa mendapatkan harga sewa yang murah tanpa harus menomor duakan kenyamanan. Gedung ini dirancang menggunakan penghawaan udara alami, tetapi penyewa gedung di persilahkan jika menginginkan
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Pada bangunan inipenempatan teras dan bukaan ventilasi pada posisi timur dan barat, penempatan atap untuk mengurangi panas matahari terhadap lantai paling atas. Dinding utara dilindungi curtaining wall glazing, dinding timu dan barat dilindungi sunshade, dinding
selatan sebagai area service core. 3.5 Kesimpulan Studi Banding
Dari studi banding yang berhubungan dengan tema arsitektur hijau yang telah di jelaskan mengambil kesimpulan yaitu :
§ Bentuk fasade atau selubung bangunan diupayakan fungsional dengan memperhatikan cara-cara dalam memecahkan permasalahan terhadap iklim luar, dapat bervariasi tidak cenderung pada suatu bentuk atau lebih bersifat dinamis, dan dapat pula sama dengan tetap memperhatikan pemecahan masalah terhadap iklim setempat.
§ Beban atap dapat dikurangi dengan penempatan penyaringan panas berupa tanaman atau penghijauan, dengan penempatan kolam, atau dengan pemberian atap pelindung. Beban panas pada atap bangunan dapat juga diselesaikan dengan penggunaan material yang mampu menahan panas.
§ Penghijauan atau pertamanan didalam bangunan dibutuhkan untuk menurunkan suhu setempat dan mengurangi kelembaban udara.
§ Didalam arsitektur hijau, bentuk bangunan tidak terlalu berpengaruh namun lebih ditekankan adalah sistem
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
bangunan untuk menghemat energi denganmemanfaatkan energi yang ada pada lingkungan (seperti aliran angin untuk penghawaan dan arah jatuh sinar matahari untuk pencahayaan dan lain-lain)
§ Untuk menunjukan identitas arsitektur hijau adalah membentuk ruang –ruang dalam yang terbuka sehingga memberikan kesan luas dan mengolah ruang luar agar dapat menyatu dengan bangunan dan dapat mendukung fungsi dari bangunan tersebut.
§ Penggunaan bahan material yang ramah lingkungan atau dengan mengeksposnya sebagai langkah awal memasukan unsur alam ke dalam bangunan.
3.6 Kaitan Tema Arsitektur Hijau Dengan Judul
Pencarian bentuk diupayakan sedekat mungkin erat dengan dunia pendidikan. Dari tema arsitektur hijau yang berarti mengacu pada peduli akan lingkungan hidup dan Arsitektur Hijau merupakan suatu bentuk pengelompokan terhadap energy alam yang dapat dimanfaatkan kenyamanan dalam bangunan tanpa harus banyak menggunakan energi listrik. Alasan saya memilih tema Arsitektur Hijau adalah untuk mendukung gerakan akan peduli lingkungan.
Penerapan lebih ditekankan pada keterkaitan pemanfaatan energi yang ada pada lingkungan sekitar serta langkah-langkah untuk menciptakan suatu bangunan yang ramah lingkungan untuk kenyamanan pada bangunan pendidikan serta manampilkan identitas dari Arsitektur Hijau.
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
BAB 4
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Lokasi Tapak
Lokasi tapak merupakan hal yang terpenting dalam perancangan Tapak dengan memperhatikan sifat dari bangunan pendidikan yang banyak menarik minat masyarakat. Lokasi tapak adalah di Jl. Cikini Raya dan Jl. Soeroso yang lokasinya berada pada ujung kawasan.
Spesifikasi Lahan :
· Luas lahan : 5000 m2
· Batas Tinggi : 8 Lantai
· KDB : 55 %
· KLB : 3
Lokasi tapak memperhatikan kebutuhan dalam perancangan Sekolah Tinggi yang membutuhkan aksesbilitas ditengah konsentrasi masyarakat yang aktif dan pengelolaan jangka panjang dengan harapan lokasi tersebut menjadi aktifitas khusus dalam penyelenggaraan pendidikan perfilman.
4.2 Potensi Tapak
Potensi yang cukup baik untuk bangunan Sekolah Tinggi Perfilman mulai pusat kesenian TIM, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), beberapa sekolah yang berada di dekat lokasi tapak, hingga
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
bioskop tertua di Jakarta yaitu Megaria. Deretan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan fungsi sebagai bangunan pendidikan, seni dan budaya menjadikan pembuktian bahwa lokasi ini lebih cenderung kearah tersebut sebagai upaya untuk memudahkan pemasyarakatan pendidikan perfilman.4.3 Aksesbilitas
Dengan keberadaan lokasi tapak yang dapat dilalui dari berbagai arah terlebih berada ditengah akses utama kota Jakarta, sehingga memudahkan pencapaian yang dapat di akses oleh kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
Keterangan :
1. Gambir, Harmoni 2. Menteng, Sudirman 3. Cikini, Salemba
Karena akses tersebut dapat juga menarik minat masyarakat untuk ikut serta dalam mencalonkan mahasiswa baru pada Sekolah Tinggi Perfilman, Tanpa harus memikirkan kondisi Tapak yang sulit ditempuh, terlebih perencanaan pada pencapaian tapak diolah dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan yang dapat digunakan oleh pengguna.
1
2
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Peta Jakarta Peta cikini dan Sekitarnya
4.4 Analisa Fisik
Dalam menggunakan Tapak terdapat beberapa penelusuran dalam perencanaan Konsep Tapak melalui solusi permasalahan Tapak dan mencari Alternatif yang digunakan, melalui analisa beberapa aspek kondisi Tapak secara fisik sehingga penggunaan bangunan dapat memanfaatkan factor yang mendukung pada Tapak, diantaranya melalui :
4.4.1 Lingkungan Makro
Lokasi Tapak berada di tengah kota Jakarta tepatnya di kelurahan Cikini Jakarta Pusat dan dapat mengakses ke berbagai daerah sekitar Jakarta. Dengan batas-batas administratif :
§ Utara : Kota, Pasar Baru, Ancol
§ Timur : Kelapa Gading, Rawasari, Rawamangun § Selatan : Semanggi, Kuningan, Pancoran
§ Barat : Cideng, Jati Baru, Tanah Abang
4.4.2 Lingkungan Mikro
§ Utara : Gambir, Monas § Timur : Senen, Salemba
§ Selatan : Raden Saleh, Diponegoro § Barat : M.H. Tamrin, Menteng
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.3 Kondisi TapakKondisi tapaknya sendiri terdapat bangunan apotik kimia farma. Tapak yang ada dikelilingi oleh beberapa fungsi bangunan antara lain perkantoran (bank), kantor pos, pertokoan, hotel dan perguruan tinggi yang menjadi potensi utama lokasi bangunan. Mengingat konsentrasi keramaian masyarakat untuk menjelajahi dunia pendidikan seni dan budaya berada pada kawasan tersebut sehingga lebih mudah untuk memperkenalkan dan mendekatkan masyarakat kedalam dunia pendidikan perfilman.
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.4 PencapaianPencapaian ke lokasi dapat dilakukan mengunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum karena : § Lokasi terletak di
kecamatan cikini tepatnya Jl. Cikini Raya, lokasi ini berada di Jakarta pusat § Lokasi yang terletak di
jakarta pusat menggambarkan bahwa jalur tersebut banyak dilalui kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum.
TAPAK
1
2
TAPAK
Arus sirkulasi kendaraan dari arah Jl. Menteng Raya Yang menuju ke lokasi site Arus sirkulasi kendaraan dari
arah Jl. Soeroso Raya Yang menuju ke lokasi site
1 2
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.5 Sirkulasi Dalam TapakSirkulasi Kendaraan dan Pejalan kaki Analisa
Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki Tanggapan
§ Kondisi jalur trotoar yang sudah baik untuk diguanakan.
§ Jadikan daerah no.1 sebagai mainentrance untuk sirkulasi kendaraan.
§ Jadikan daerah no.1 dan 2 sebagai mainentrance untuk sirkulasi pejalan kaki.
§ Arah masuk no. 1 dikhususkan untuk entrance pejalan kaki § Arah no. 2 dikhususkan untuk
entrance kendaraan
§ Arah no. 3 dikhhususkan untuk sirkulasi keluar
§ Arah no. 4 untuk masuk dan keluar kendaraan service § Arah no. 5 merupakan masa
bangunan yang bersifat privat § Jalur pedestrian arah Jl. Cikini. § Sirkulasi jalan satu arah
§ Telah tersedia trotoar untuk pejalan kaki
§ Jalur pedestrian arah Jl. Soeroso. § Sirkulasi jalan satu arah
§ Telah tersedia trotoar untuk pejalan kaki 1 2 1 2 1 2 5 1 2 3 4
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.6 EntrancePintu Masuk Tanggapan
§ Pada lokasi tapak yang dimungkinkan untuk dijadikan pintu masuk dan keluarnya kendaraan Sekolah Tinggi Perfilman ini memiliki dua arah yaitu dari arah timur tapak dan arah barat
§ Dari arah Jl. Menteng Raya ingin memasuki tapak dari arah Barat ke tapak sangatlah jauh yaitu harus berputar kendaraan terlebih dahulu ke arah stasiun Cikini. § Arah dari Jl. Soeroso ingin
memasuki tapak dari arah barat dan timur tidak tidak ada masalah.
Pintu Masuk Kesimpulan
§ Pintu masuk efektif dari arah timur tapak yaitu di jalan cikini raya. § Pintu masuk dari arah Jl. Soeroso
bisa memutar balik di depan tapak.
Pintu keluar Tanggapan dan Kesimpulan § Pada lokasi tapak yang
dimungkinkan untuk dijadikan pintu keluarnya kendaraan Sekolah Tinggi Perfilman ini memiliki dua akses
§ Akses barat kesegala arah § Akses timur hanya kearah cikini
1 2 1 2 TAPAK 1. Arah dari Jl. Cikini Raya 2. Arah dari Jl. Soeroso T B T B TAPAK TAPAK TAPAK
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Pemakai bangunan yang akanpulang kesegala arah tujuan, maka pintu keluar hanya bisa dari arah barat tapak. Apabila pintu keluar dari arah timur maka akses untuk menuju ketempat lain tidak bisa dilampaui dengan waktu yang cepat.
4.4.7 Kebisingan dan Polusi Udara
Kebisingan dan Polusi Udara Tanggapan
§ Pada area Jl. No 1 tingkat kebisingan dan polusi udara sangat tinggi karena padat
kendaraan setelah
persimpangan.
§ Pada area Jl. No 2 tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi karena terdapat persimpangan sehingga kendaraan mengurangi kecepatanya.
Kebisingan dan Polusi Udara Kesimpulan
§ Area (A) pada tapak akan dizoningkan untuk area taman dan amphiteater dengan fungsi sebagai pengurangan kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan dari Jl. Cikini Raya yang sangat padat.
§ Area (B) pada tapak akan dizoningkan untuk area pendidikan. 2 1 TAPAK 2 1 B B A TAPAK
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.8 Orientasi Bangunan Pada Tapak
Orientasi Bangunan pada Tapak Analisa dan Kesimpulan § Area tapak yang dilalui sinar
matahari dari jam 06:00 sampai jam 12:00
§ Area yang telah tergambar pada site akan dizonongkan untuk area tanaman, dengan ditanami pepohonan pada area tersebut akan mengurangi efek sinar matahari yang masuk mengenai bangunan luar ataupun dalam. § Bangunan yang menyesuaikan
dengan bentuk tapak
§ Bangunan akan lebih terlihat menyatu dengan kondisi tapak dengan sekitarnya
§ Efek sinar matahari yang akan memasuki ruang pada bangunan akan sedikit terbias
§ Penerapan sistem kisi-kisi dan pepohonan tersebut efek sinar matahari yang masuk mengenai bangunan akan menjadi berkurang.
§ Arah orientasi bangunan akan menagacu pada orientasi matahari yaitu timur ke barat.
TAPAK S B T U S B T U
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.9 View Dalam Tapak
View pada Tapak yang didominasi oleh fasilitas komersial sebagai salah satu faktor pendukung tapak yang menjadi interaksi erat dari hubungan kedekatan lokasi tapak yang terdiri dari :
Dari jenis bangunan tersebut sangat baik apabila dijadikan view utama pada tapak yang dapat dimanfaatkan oleh bangunan dengan gubahan massa yang dapat berinteraksi.
1. Hotel King 2. Pertokoan 3. Kantor Pos 4. Hotel Treva 5. Mercu Buana 6. Bank BNI 7. Bapindo 8. UGM
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.10 Penzoningan 1. Zona PublikZona yang diperuntukan dalam kegiatan yang sifatnya digunakan sebagai fasilitas untuk umum pada fungsi bangunan seperti : Kantin, Perpustakaan.
2. Zona Semi Privat
Zona yang memiliki hubungan antara bangunan antara privat dan umum sehingga sifatnya semi privat dan pada bangunan digunakan untuk fasilitas belajar seperti : kelas, ruang praktek. 3. Zona Privat
Zona yang digunakan hanya untuk kegiatan khusus dan memerlukan privasi tersendiri yang pada bangunan menempatkan untuk kegiatan Pengelolaan Sekolah Tinggi. 4. Zona Servis
Zona yang digunakan dalam kegiatan pelayanan dan perawatan bangunan sehingga sifatnya servis pada kegiatan bangunan dan memiliki akses khusus dalam kegiatannya.
4.4.11 Analisa Bangunan
Dalam analisa bangunan terhadap beberapa pengamatan arsitektur yang digunakan dalam perancangan bangunan 1. Zona public 2. Zona semi privat 3. Zona privat 4. Zona servis 1
2 3
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
sehingga memiliki faktor pertimbangan dalam penentuan sistem dalam bangunan. Dalam analisa bangunan diantaranya :4.4.11.1 Analisa Pola Massa Bangunan
Pola Massa Bangunan Analisa
§ Cocok untuk lahan yang sangat terbatas
§ Pencapaian antara ruang mudah dan dekat
§ Ruang-ruang banyak mendapatkan view
§ Bangunan bersifat monoton
§ Kegiatan dapat dipisahkan sesuai dengan fungsinya, sehingga tidak saling mengganggu antara aktifitas yang satu dengan yang lainya § Pencapaian ke fungsi berbeda agak
jauh
§ Dapat membentuk suasana ruang luar yang menyatu dengan bentuk § Membutuhkan lahan yang luas
Pola Massa Bangunan Kesimpulan
§ Menyesuaikan dengan bentuk dan luas lahan
§ Sesuai dengan kebutuhan (kegiatan dan fungsi)
§ Bentuk mudah dipadukan dan dapat membentuk suatu perencanaan ruang luar
§ Bentuk bangunan akan disesuaikan dengan bentuk dan luas tapak
1. MASA TUNGGAL
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
4.4.11.2 Analisa Bentuk Dasar Massa Bangunan kriteria pemilihan bentuk dasar massa bangunan :§ Massa terbentuk dari layout ruang yang digunakan § Massa terbentuk dari fungsi ruang
§ Kesesuaian dengan bentuk tapak dimana tapak tersebut berbentuk segitiga
§ Menimbulkan sebuah bentuk massa bangunan yang dapat menarik massa dan menjadi ciri khusus bangunan Sekolah Film. Berikut adalah Unsur-Unsur Perancangan Bioklimatik:17
1. Sirkulasi Vertikal
Terdiri dari tangga, escalator, elevator, sumb waiters, semua komponen tersebut berada di dalam core.
Sirkulasi vertikal berfungsi : § Kekuatan struktural § Pelindung matahari § Pelindung angin § Zona darurat
§ Hubungan antara setiap lantai
Penempatan core pada bangunan bioklimatik harus pada sisi bangunan untuk iklim tropis seperti di Jakarta, karena mempunyai banyak keuntungan yaitu :
§ Dapat melihat keluar bangunan melalui lobby lift § Dapat memasukan ventilasi alami dan
pencahayaan alami dalam core
§ Core dapat berfungsi sebagai pelindung matahari
2. Vertical landscaping
Terdapat tanaman pada sisi vertikal bangunan yang terletak pada fasade bangunan dan balkon berfungsi sebagai :
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
§ Memperlunak fasade bangunan§ Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan
§ Meminimalkan radiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca kedalam bangunan
§ Menyerap co2 dan co dari polusi udara dan memberikan o2 melalui fotosintesis
§ Menghalangi pandangan yang kurang bagus dan menyerap suara yang datang dari luar.
3. Ventilasi alami
Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih mengutamakan ventilasi alami terutama pada lobby, elevator, tangga dan toilet area. Bukaan menghadap ke arah utara dan selatan. Jika diperlukan pertimbangan estetika dapat menggunakan curtain wall at north and south fasades. 4. Dinding Luar Bangunan
Dinding luar dapat diberi selubung (environmentally interactive membranes), untuk penyesuaian terhadap musim hujan dan musim panas.
5. Orientasi Bangunan Terhadap Matahari
Radiasi panas matahari tersebar berada di sisi barat dan bangunan sebaiknya menghindari bukaan pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Orientasi bangunan berhubungan dengan iklim luar, bukaan yang luas dan utama menghadap kearah dan selatan untuk mengurangi panas matahari masuk ke dalam bangunan
6. Balkon
Balkon dapat berfungsi sebagai pelindung matahari dan aktivitas lainya (recessed sun spaces)
ekolah Tinggi
Perfilman
Jl. Cikini, Kelurahan Cikini, Cikini Jakarta Pusat
S
Tertutup
4.4.11.3 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan ini dibedakan atas :
Ø Sirkulasi manusia : § Sirkulasi Mahasiswa
1. Kejelasan dan kemudahan pencapaian ruang 2. Keteraturan dalam keluar atau masuk bangunan 3. Efisiensi waktu dan kenyamanan mahasiswa § Sirkulasi penunjang :
- Kejelasan dan kemudan pencapaian ruang utama - Efisien waktu dan kemudahan
- Dapat merasakan nuansa Sekolah Tinggi Perfilman § Sirkulasi pengelola
- Kelancaran kegiatan pengelola dan pelayanan - Terpisah dari sirkulasi pengunjung
Ø Sirkulasi barang atau service : § Memiliki jalur sirkulasi khusus
§ Memperhatikan proses penurunan barang dan kemudahan pengawasan.
Ruang sirkulasi dapat berbentuk :18
1. Membentuk galeri umum atau koridor pribadi yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding.
2. Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. Lebar dan tinggi suatu ruang dan sirkulasi harus sebanding dengan jenis dan jumlah pergerakan tampunganya.