• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPS Nizam Zachman sebagai pelabuhan perikanan besar merupakan unit pelaksana teknis Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Profil pelabuhan menyatakan bahwa pekerja yang ada di PPS Nizam Zachman hingga tahun 2009 berjumlah sekitar 31.511 orang (DJPT-DKP 2009a). Sebagian besar diantaranya berprofesi sebagai nelayan bagi suatu perusahaan perikanan. Adapun alat tangkap yang digunakan antara lain pukat cincin, rawai tuna, dan gill net. Hasil tangkapan yang mendominasi PPS Nizam Zachman Jakarta antara lain tuna (Thunnus sp.), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis sp.), dan tenggiri (Scomberomerus commerson) (Gambar 7).

Gambar 7. Komposisi ikan-ikan yang paling dominan didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta (DJPT-DKP 2009b)

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) sebagai ikan yang paling dominan didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta banyak ditangkap dari dua lokasi penangkapan yang berbeda, yakni wilayah barat (Lampung-Nias) dan wilayah timur

6% 4% 4% 8% 3% 5% 1% 22% 2%  37%  5% 3% Madidihang Setuhuk hitam Layaran Tenggiri Cucut botol Tuna mata besar Cumi-cumi Tongkol abu-abu Albakora Cakalang Ikan campuran Ikan pedang

(Banyuwangi-Maluku). Salah satu perusahaan yang berada di PPS Nizam Zachman Jakarta dan bergerak terutama di perikanan tuna dan cakalang adalah PT. Gabungan Era Mandiri. Ikan cakalang yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari lokasi penangkapan di Samudera Hindia bagian barat (Gambar 8).

Gambar 8. Daerah penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)

Wilayah perairan Samudera Hindia di selatan Jawa Barat memiliki penyebaran suhu >29oC serta salinitas yang berkisar antara 33-33,5 psu. Informasi mengenai sebaran laju termoklin sangat dibutuhkan dalam mengkaji lapisan renang setiap ikan pelagis. Ikan cakalang termasuk ikan pelagis besar, sehingga keadaan lapisan termoklin sangat mempengaruhi kegiatan renangnya. Namun mengenai lapisan termoklin sendiri perlu kajian lebih lanjut.

Penangkapan ikan cakalang dilakukan menggunakan alat tangkap pukat cincin (purse seine) dengan ukuran 976x160 m2 dan 1600x160 m2 serta mesh size yang berukuran 2 inchi. Purse seine dioperasikan dengan menggunakan 1 kapal bermotor berukuran 101 GT dan bantuan 1 speed boat. Dengan alat tangkap tersebut jenis

tangkapan yang dihasilkan antara lain cakalang sebagai hasil tangkapan utama serta ikan layang, baby tuna, dan lisong sebagai hasil tangkapan lainnya.

Ikan cakalang yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta tersebut kemudian diseleksi untuk selanjutnya didistribusikan. Ikan cakalang dengan kualitas baik segera dikemas untuk kemudian diekspor. Negara sebagai tujuan ekspor antara lain Thailand dan Jepang. Selain itu juga didistribusikan ke berbagai daerah lokal bersama dengan ikan layang dan lisong. Ikan yang didistribusikan tersebut sebagian besar dalam bentuk beku. Harga rata-rata ikan cakalang berkisar antara Rp. 7.000,-/kg hingga Rp. 12.000,-/kg tergantung dari kualitas ikan yang ada.

4.2. Sebaran Frekuensi Panjang

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang diamati selama penelitian berjumlah 268 ekor. Ikan cakalang yang diamati pada bulan Maret berjumlah 65 ekor, bulan April berjumlah 155 ekor dan bulan Mei berjumlah 48 ekor. Sebaran frekuensi panjang ikan cakalang selama pengamatan tiap hari sampling dianalisis dengan bantuan program FiSAT II dan disajikan pada Gambar 9.

Grafik pada Gambar 9 memperlihatkan adanya pergeseran sebaran frekuensi panjang. Pengamatan selama bulan Maret 2010 hingga Mei 2010 menunjukkan adanya tiga kelompok umur. Pada sampling pertama, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 250,0-458,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 442,0 mm. Pada sampling kedua, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 294,0-524,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 354,0 mm. Pada sampling ketiga, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 261,0-568,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 409,0 mm. Pada sampling keempat, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 305,0-502,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 343,0 mm. Pada sampling kelima, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 261,0-513,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 387,0 mm. Kemudian, pada sampling keenam, panjang ikan cakalang terletak pada kisaran 272,0-502,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 365,0 mm. Pada sampling ketujuh, panjang ikan cakalang berada pada kisaran 294,0-557,0 mm dengan frekuensi tertinggi pada rata-rata ukuran panjang 354,0 mm.

Gambar 9. Sebaran frekuensi panjang ikan cakalang yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta tiap hari sampling

Hasil analisis memperlihatkan adanya pergeseran ke kanan pada grafik yang menunjukkan pertumbuhan. Namun pada sampling ketujuh terjadi pergeseran ke kiri. Hal ini diduga terjadi karena adanya rekruitmen terhadap ketersediaan ikan cakalang pada sampling ketujuh (awal bulan Mei) dimana adanya kemungkinan masuknya individu baru sehingga membentuk kelas panjang baru. Penentuan rekruitmen ikan cakalang dari lokasi penangkapan Samudera Hindia bagian barat yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta memerlukan kajian lebih lanjut.

Indeks separasi merupakan kuantitas yang relevan terhadap studi bila dilakukan kemungkinan bagi suatu pemisahan yang berhasil dari dua komponen yang berdekatan. Sebaran ukuran panjang yang dihasilkan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran frekuensi panjang ikan cakalang

Waktu Sampling Approx. Mean s.d. Population S.I.

Rabu, 17 Maret 2010 271,5 13,21 6 - 322,83 13,26 4 3,88 409 14,47 10 6,21 Kamis, 25 Maret 2010 362,66 12,26 10 - 410,36 13,38 10 3,72 480,5 17,26 5 4,58 Jumat, 2 April 2010 413,06 14,35 9 - Sabtu, 10 April 2010 339,83 8,73 14 - 414,5 9,87 9 8,03 472,55 15,29 12 4,61 Minggu, 18 April 2010 285,88 12,68 9 - 420,7 19,51 16 8,38 484,17 13,21 6 3,88 Senin, 26 April 2010 376 12,5 14 - 442,02 13,78 11 5,02 502,01 15 11 4,17 Selasa, 4 Mei 2010 343 10,87 19 - 411,65 20,58 14 4,37 508,29 25,53 11 4,19

Sparre & Venema (1999) menyatakan bahwa apabila indeks separasi kurang dari dua (I<2) maka tidak dapat memisahkan komponen-komponen yang ada. Adapun indeks separasi yang dihasikan dari hasil analisis semuanya lebih dari dua seperti yang terlihat pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa memang terjadi pemisahan kelompok umur dan tidak adanya tumpang tindih antar kelompok umur, sehingga hasil analisis parameter pertumbuhan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Panjang total maksimum ikan cakalang yang tertangkap selama

penelitian adalah 814 mm dengan panjang cagaknya 742 mm. Namun karena ukuran panjang tersebut berada di luar selang kelas (outlier), maka data panjang tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan analisis.

Dokumen terkait