• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.8 Kondisi Perikanan Pepetek di Teluk Palabuhanratu

Berikut ini akan dipaparkan mengenai kondisi perikanan pepetek pada stadia dewasa yang dilihat berdasarkan hasil tangkapan, upaya penangkapan dan CPUE dari ikan pepetek, yang kemudian akan dianalisis menggunakan pendekatan bioekonomi model Gordon-Schaefer guna untuk mengetahui status pemanfaatan yang terjadi pada ikan pepetek di Teluk Palabuhanratu. Ikan pepetek dewasa dipilih untuk dikaji secara bioekonomi karena ikan ini ketika pada stadia larva dan juvenil banyak tertangkap selama penelitian baik itu tertangkap oleh larva net, waring, maupun bagan yang menjadi obejek kajian dalam penelitian ini. Pendekatan ini bertujuan untuk melihat korelasi antara ikan pepetek pada stadia dewasa dan larva, dimana penelitian ini ingin mengetahui kondisi perikanan pepetek yang ketika pada stadia awal larva dan juvenil serta stadia dewasa yang dieksploitasi secara terus menerus.

4.8.1 Hasil tangkapan ikan pepetek di Teluk Palabuhanratu

Berdasarkan Gambar 25, terlihat bahwa hasil tangkapan ikan pepetek berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebanyak 431.711 ton. Hasil tangkapan terendah terjadi pada tahun 2009 sebanyak 28.227 ton. Hasil tangkapan mengalami penurunan pada tahun 2002, 2003, 2006, 2008 dan 2009. Hal tersebut terjadi akibat penangkapan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2001, 2004 dan 2007. Penurunan hasil tangkapan juga dapat disebabkan oleh faktor cuaca, dimana pada musim banyak

ikan pepetek di daerah penangkapan yang dikehendaki akan tetapi gelombang laut tinggi sehingga nelayan tidak melaut dan menyebabkan hasil tangkapan ikan pepetek berkurang. Menurut Widodo dan Suadi (2006) laju produksi sangat bervariasi karena faktor fluktuasi lingkungan, pemangsaan dan berbagai interaksi dengan populasi yang lain. Selain itu, fluktuasi hasil tangkapan ikan pepetek tiap tahun dipengaruhi oleh jumlah unit penangkapan yang menangkap ikan pepetek yang berfluktuasi setiap tahunnya, musim penangkapan ikan pepetek, dan ketersediaan ikan pepetek pada tahun tersebut.

Gambar 25. Grafik hasil tangkapan perikanan pepetek di Teluk Palabuhanratu tahun 2001-2010 (Ditjen-Tangkap DKP)

4.8.2 Upaya penangkapan ikan pepetek di Teluk Palabuhanratu

Upaya penangkapan ikan pepetek di Teluk Palabuhanratu didapatkan dari standarisasi data jumlah trip alat tangkap payang, bagan, pure seinne dan gillnet dari tahun 2001-2010. Upaya penangkapan merupakan masukkan dari kegiatan penangkapan. Ikan pepetek dominan tertangkap oleh alat tangkap payang. Berdasarkan Gambar 26, terlihat bahwa upaya penangkapan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan ekonomi. Faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah cuaca dan musim yang mempengaruhi operasi penangkapan ikan. faktor ekonomi, seperti kecenderungan nelayan dalam memperhitungkan untung/ruginya dalam melakukan operasi penangkapan. 0 100 200 300 400 500 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 H a sil ta ng k a pa n (t o n) Tahun

Gambar 26. Grafik upaya penangkapan perikanan pepetek di Teluk Palabuhanratu tahun 2001-2010 (Ditjen-Tangkap DKP)

Apabila dibandingkan antara hasil tangkapan ikan pepetek dengan upaya penangkapan, maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2002, 2003 dan 2005 hasil tangkapan menurun seiring dengan meningkatnya upaya tangkap, sebaliknya pada tahun 2010 hasil tangkapan meningkat dengan upaya penangkapan yang rendah. Hubungan yang berbanding terbalik antara hasil tangkapan dan upaya penangkapan disebabkan oleh upaya penangkapan yang dapat menyebabkan menurunnya produksi ikan sehingga kelimpahannya di perairan berkurang.

4.8.3 Catch per unit effort (CPUE) ikan pepetek

Catch per unit ffort (CPUE) diperoleh dengan cara membagi hasil tangkapan ikan pepetek dengan upaya penangkapannya. Hasil tangkapan dalam ton sedangkan upaya penangkapan dalam jumlah trip. Masing-masing alat tangkap (payang, bagan, pure seinne dan gillnet) memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap ikan pepetek. Maka diperlukan suatu proses standarisasi upaya penangkapan terlebih dahulu sebelum mencari nilai CPUE. Proses untuk mencari nilai upaya penagkapan standar dapat dilihat pada Lampiran 12.

Berdasarkan Gambar 27. Terlihat bahwa nilai CPUE ikan pepetek berfluktuasi setiap tahunya. Nilai CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 1.6621 ton/trip sedangkan CPUE terendah terjadi pada tahun 2003 sebesar 0.0863 ton/trip. Peningkatan CPUE pada tahun 2010 menggambarkan pada masa tersebut kelimpahan ikan pepetek cukup banyak serta merupakan musim penangkapan yang

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Upa y a pena ng k a pa n (t rip) Tahun

baik bagi nelayan. Nilai CPUE yang rendah seperti pada tahun 2003 disebabkan kelimpahan ikan cenderung enurun akibat penagkapan pada tahun-tahun sebelumnya.

Gambar 27. Grafik CPUE tahunan ikan pepetek di Teluk Palabuhanratau

4.8.4 Model bioekonomi stok ikan pepetek

Parameter biologi r, q dan K dapat mempengaruhi biomassa, jumlah tangkapan dan upaya penangkapan. Menurut Fauzi (2006) stok akan mencapai keseimbangan maksimum pada tingkat carrying capacity (K) tergantung pada tingkat pertumbuhan intrinsik (r), semakin tinggi nilai r maka semakin cepat carrying capacity dicapai. Koefisien kemampuan alat tangkap (q) diartikan sebagai proporsi stok ikan yang dapat ditangkap oleh satu unit upaya. Bentuk fungsi produksi yang realistik adalah dimana jika upaya ditingkatkan maka produksi juga akan naik dengan kecepatan yang menurun. Berdasarkan hasil analisis menggunakan model Gordon-Schaefer diperoleh parameter biologi (r, q dan K) ikan pepetek yang disajikan pada Tabel 9.

Laju pertumbuhan intrinsik (r) ikan pepetek bernilai 1.0412 % per tahun yang berarti bahwa biomassa ikan pepetek tumbuh alami tanpa gangguan dari kegiatan manusia sebesar 1.0412 ton per tahun. Carrying capacity (K) bernilai 794.4710 ton, berarti bahwa kapasitas lingkungan dalam menampung sumberdaya ikan pepetek sebesar 794.4710 ton. Koefisien alat tangkap (q) bernilai 0.0010 berarti

0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000 1.8000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 CP UE ( to n/tr ip) Tahun

setiap peningkatan upaya penangkapan akan berpengaruh sebesar 0.0010 ton per tahun dari aspek biologinya (pertumbuhan populasi dan ukuran ikan)

Tabel 9. Nilai parameter biologi dan ekonomi yang digunakan dalam perhitungan model bioekonomi ikan pepetek

Parameter Nilai

p (harga Rp/kg) 2 750

c (biaya Rp/trip) 281 562

r (intrinsic growth rate) 1.0412

q (catchability coefficient) 0.0010

K (carrying capacity) 794.4710

Perbandingan hasil tangkapan dan upaya penangkapan terhadap ikan pepetek pada kondisi Maximum Sustinaible Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), Aktual dan Open Access mengunakan model Gordon-Schaefer disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis parameter bioekonomi ikan pepetek dengan model Gordon- Schaefer Variabel Kondisi MEY MSY OA Catch (h) 203.544 206.7973 90.7378 Effort (E) 443 507 886 TR (Rp) 559 746 066 568 692 526 249 529 000 TC (Rp) 124 764 500 142 657 419 249 529 000 Rente ekonomi (π) 434 981 566 426 035 106 -

Berdasarkan hasil analisis bioekonomi dapat diketahui bahwa tingkat produksi (h) tertinggi pada kondisi Maximum Sustinaible Yield (MSY) yaitu sebesar 206.7973 ton per tahun, setelah itu secara berturut-turut diikuti oleh tingkat produksi pada kondisi Maximum Economic Yield (MEY) dan Open Access (OA) sebesar 203.5440 ton per tahun dan 90.7378 ton per tahun.

Tingkat upaya (effort) optimal dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah secara berurut adalah Open Access (OA) sebanyak 886 trip per tahun, Maximum Sustinaible Yield (MSY) sebanyak 507 trip per tahun dan Maximum Economic Yield (MEY) sebanyak 443 trip per tahun. Tingkat rente dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah secara berturut adalah Maximum Economic Yield (MEY) sebesar Rp 434 981 556 per tahun, Maximum Sustinaible Yield

(MSY) sebesar Rp 426 035 106 per tahun, Open Access (OA) sebesar Rp 0 per tahun.

Hasil analisis dari model bioekonomi ini dapat diketahui hasil tangkapan dan upaya optimal ikan pepetek yang dapat mendatangkan rente ekonomi maksimum sehingga dapat ditentukan kapan terjadinya overfishing secara ekonomi maupun secar biologi yang dapat menyebabkan terkurasnya rente ekonomi dengan cara membandingkan upaya dan hasil tangkapan setiap tahunnya dari tahun 2001-2010. Berdasarkan perbandingan antara hasil analisis bioekonomi Gordon-Schaefer dengan hasil tangkapan aktual (Lampiran 12 dan Gambar 25), terlihat bahwa pada tahun 2001, 2004, 2005, 2007 dan 2010 hasil tangkapan yang diperoleh telah melebihi hasil tangkapan optimal secara ekonomi dan telah melebihi potensi lestarinya serta pada tahun 2001-2007 upaya penangkapan telah melebihi upaya penangkapan optimalnya.

Upaya tangkap lebih dapat diartikan sebagai penerapan sejumlah upaya penangkapan yang berlebih terhadap suatu stok ikan dan terbagi ke dalam dua pengertian, yaitu penangkapan berlebihan yang mempengaruhi pertumbuhan dan penangkapan berlebihan yang mempengaruhi rekruitmen. Upaya penangkapan yang telah melebihi upaya optimal sebaiknya dikurangi dengan pembatasan upaya penangkapan ikan pepetek di Teluk Palabuhanratu. Menurut Widodo & Suadi (2006) perikanan dalam kondisi upaya tangkap lebih memiliki beberapa indikasi, diantaranya waktu melaut lebih panjang, lokasi penangkapan lebih jauh, ukuran mata jaring yang kecil, nilai CPUE yang menurun, ukuran ikan semakin mengecil dan biaya penangkapan yang meningkat. Kondisi tangkap lebih di Teluk Palabuhanratu diindikasikan dengan nilai CPUE yang rendah dikarenakan upaya penangkapan yang tinggi tidak diikuti dengan peningkatan produksi.

Dokumen terkait