• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi perikanan tangkap PPN Palabuhanratu

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1.2 Kondisi perikanan tangkap PPN Palabuhanratu

Nelayan merupakan bagian penting dari unit penangkapan ikan. Hal ini karena nelayan merupakan pelaku aktif dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Setiap tahun, jumlah nelayan yang ada di Palabuhanratu terus mengalami perubahan. Dari tahun 2006-2011 jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun 2007 yaitu sebesar 5.994 orang. Sedangkan pada tahun 2008 tercatat 3.900 orang nelayan yang merupakan jumlah terkecil dalam kurun waktu tersebut. Perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.

17

Tabel 1 Jumlah nelayan di Palabuhanratu tahun 2006-2011

No Tahun Jumlah Nelayan (orang) Fluktuasi (%)

1 2006 4.371 - 2 2007 5.994 37,13 3 2008 3.900 -34,94 4 2009 4.453 14,18 5 2010 4.474 0,47 6 2011 4.569 2,12

Sumber: Data Statistik PPN Palabuhanratu 2011 2) Alat tangkap

Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Palabuhanratu adalah pancing, payang, rampus, gillnet, bagan, rawai tuna, dan purse seine. Perkembangan jumlah unit alat tangkap dalam rentang waktu enam tahun terakhir dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 2 Jumlah alat tangkap (unit) di Palabuhanratu tahun 2006-2011

No Tahun Jenis Alat Tangkap (Unit) Jumlah Fluktuasi

PYG PCG JR RWI BGN TML PRS GLN TLN (Unit) (%)

1 2006 151 231 40 5 194 15 1 48 17 702 - 2 2007 159 443 101 27 267 33 9 135 155 1.329 89,32 3 2008 45 364 35 7 200 30 3 50 110 774 -41,76 4 2009 81 190 46 - 14 8 2 31 23 394 -49,10 5 2010 44 177 25 - 38 20 1 10 36 351 -10,91 6 2011 32 159 14 1 7 8 3 8 28 260 -25,92 Sumber: PPN Palabuhanratu 2006-2011

Ket: PYG=Payang, PCG=Pancing, JR=Jaring Rampus, BGN=Bagan, TML=Trammel Net, PRS=Purse Seine, GLN=Gill Net, TLN=Tuna Longline.

Jenis alat tangkap yang paling dominan dalam kurun waktu enam tahun terakhir adalah pancing, bagan, payang, dan tuna longline. Jumlah alat tangkap terbanyak dari tahun 2006-2011 adalah pancing, pancing ini terdiri dari pancing tonda dan pancing ulur. Tahun 2011 terdapat 159 unit pancing, dimana 56% dari unit pancing ini menggunakan alat bantu penangkapan rumpon. Jumlah unit alat tangkap secara umum adalah mengalami kenaikan dari tahun 2006-2007, tetapi dari tahun 2007-2011 jumlah alat tangkap terus menurun setiap tahunnya dengan rata-rata penurunan adalah sekitar 31,92%. Jumlah unit alat tangkap tertinggi

adalah tahun 2007 sebesar 1329 unit, sedangkan terendah pada tahun 2011 yaitu 260 unit. Penurunan jumlah alat tangkap ini dapat disebabkan karena bebepara faktor yang salah satu diantaranya karena semakin berkurangnya sumberdaya ikan yang menyebabkan semakin banyak armada penangkapan ikan yang tidak beroperasi lagi.

3) Kapal

Kapal penangkap ikan adalah kapal perikanan yang secara khusus digunakan untuk menangkap ikan termasuk segala aktivitas yang dilakukan seperti penyimpanan, pendinginan, dan mengawetkan (PPN Palabuhanratu, 2010). Kapal merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang sangat penting. Kapal yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu terbagi menjadi dua bagian, yaitu Perahu Motor Tempel (PMT), dan Kapal Motor (KM). Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin luar atau meletakkan mesin di luar badan kapal (outboard). Kapal motor adalah kapal yang menggunakan mesin dalam atau meletakkan mesin di dalam badan kapal

(inboard). Berikut ini adalah Tabel jumlah kapal penangkapan ikan yang

digunakan di Palabuhanratu.

Tabel 3 Jumlah kapal penangkapan ikan di Palabuhanratu periode 2006-2011

No Tahun Kapal (Unit) Jumlah

PMT KM 1 2006 511 287 798 2 2007 531 321 852 3 2008 416 230 646 4 2009 364 394 758 5 2010 346 491 837 6 2011 461 629 1.090 Sumber: PPN Palabuhanratu 2011

Kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan di Palabuhanratu pada umumnya adalah menggunakan perahu motor tempel, tetapi pada tahun 2009 sampai tahun 2011 kapal motor lebih banyak dibandingkan dengan perahu motor tempel yaitu sebanyak 394 unit untuk tahun 2009, 491 unit tahun 2010, dan semakin meningkat pada tahun 2011 sebesar 629 unit. Jumlah kapal terbanyak

19

pada tahun 2011 sebesar 1.090 unit. Setiap tahunnya jumlah unit armada penangkapan ini mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2008 yang mengalami penurunan. Fluktuasi jumlah unit kapal dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 6 Jumlah kapal yang beroperasi di Palabuhanratu

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa armada penangkapan baik perahu motor tempel maupun kapal motor setiap tahunnya mengalami perubahan. Perahu motor tempel rata-rata dari tahun ke tahun mengalami penurunan, kecuali pada tahun 2011, sedangkan kapal motor mengalami peningkatan. Jumlah armada penangkapan untuk kedua jenis kapal ini mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 8,11%.

4) Volume dan nilai produksi

Volume produksi ikan adalah seluruh jumlah ikan, baik dalam satuan ekor ataupun kg yang ditangkap dari suatu kegiatan industri perikanan tangkap. Volume dihitung dari hasil tangkapan yang dijual termasuk juga hasil yang dimakan atau diberikan sebagai upah kepada nelayan. Sedangkan nilai produksi adalah nilai yang diberikan terhadap suatu hasil tangkapan (dalam rupiah).

0 200 400 600 800 1000 1200 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Unit Tahun PMT KM Jumlah Armada Penangkapan

Tabel 4 Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan laut di PPN Palabuhanratu

No Tahun Pendaratan Ikan

Produksi (Ton) Nilai (Rp)

1 2006 5.462 32.550.912.620 2 2007 6.056 38.695.760.654 3 2008 4.581 42.562.536.675 4 2009 3.950 56.735.939.610 5 2010 6.744 144.701.150.000 6 2011 6.539 120.339.550.319 Jumlah 33.332 435.558.584.978 Rata-rata 5.555 72.593.097.480

Sumber: Data statistik PPN Palabuhanratu 2011

Tabel 4 di atas memperlihatkan perkembangan volume dan nilai produksi selama enam tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2006 sampai tahun 2011. Dari tahun ke tahun volume produksi terlihat sangat bervariasi, terdapat kenaikan ataupun penurunan angka volume produksi. Pada tahun 2006 volume produksi berada pada kisaran 5.462 ton. Tahun berikutnya terjadi kenaikan volume produksi menjadi 6.056 ton atau naik sekitar 10,89% dari tahun 2006. Perbedaan volume produksi setiap tahunnya merupakan hal yang tidak dapat dihindari, tahun 2007 sampai ke tahun 2009 volume produksi mengalami penurunan dari 6.056 ton ke 4.581 ton, dan semakin turun di tahun 2009 yaitu 3.950 ton. Pada tahun 2010 angka volume produksi kembali naik menjadi 6.744 ton, dan pada akhirnya kembali turun di tahun 2011 menjadi 6.539 ton. Volume Produksi terkecil dari enam tahun terakhir ini adalah pada tahun 2009, hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, diantara faktor yang paling penting adalah faktor cuaca dan musim.

Ikan yang paling dominan didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah ikan tuna mata besar (Big eye tuna), tuna madidihang (Yellow fin tuna), tuna albakora

(Albacore), dan cakalang (Skipjack tuna). Hasil tangkapan yang didaratkan ini

didominasi oleh jenis ikan tuna, hal ini disebabkan karena sumberdaya ikan tuna di Palabuhanratu cukup tinggi, selain itu nilai jual ikan tuna juga tinggi karena merupakan komoditas ekspor. Berikut ini tabel produksi hasil tangkapan dominan yang didaratkan di Palabuhanratu tahun 2011.

21

Tabel 5 Produksi hasil tangkapan dominan yang didaratkan di Palabuhanratu tahun 2011

No Produksi/bulan Nama Ikan

(kg) Tuna Mata Besar Madidihang Albakora Cakalang

1 Januari 223.246 67.262 37.653 12.247 2 Februari 101.889 47.778 5.259 18.513 3 Maret 140.209 66.066 16.255 15.814 4 April 139.975 94.964 84.493 18.869 5 Mei 249.173 85.769 130.005 44.781 6 Juni 182.901 66.383 107.321 45.477 7 Juli 151.629 99.235 58.886 45.668 8 Agustus 59.135 51.253 13.800 63.625 9 September 75.218 60.818 7.969 234.069 10 Oktober 123.383 90.531 6.872 177.261 11 November 197.081 129.456 11.212 94.628 12 Desember 296.195 209.923 13.300 93.787 Jumlah 1.940.034 1.069.438 493.025 864.739 Sumber: PPN Palabuhanratu 2011

5) Distribusi dan pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu

Distribusi dan pemasaran ikan hasil tangkapan dari PPN Palabuhanratu dapat berupa dua produk, yaitu produk ikan segar dan produk olahan (ikan pindang dan ikan asin). Kota tujuan distribusi dan pemasaran produk ikan segar yaitu Palabuhanratu, Sukabumi, Cibadak, Bandung, Cianjur, Bogor, Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah, dan untuk ekspor. Ikan pindang dipasarkan ke Cisolok, Loji, Ujung Genteng, Binuangeun, Cianjur, Blanakan, Pameungpeuk, Cibareno, Indramayu, Cilacap, dan Juwana. Ikan asin dipasarkan ke Palabuhanratu, Sukabumi, Cicurug, Bogor, Cianjur, dan Bandung. Berikut ini akan disajikan tabel mengenai produksi ikan segar, asin, dan pindang yang dipasarkan dari PPN Palabuhanratu.

Jenis ikan segar adalah produk ikan yang paling banyak dipasarkan dari PPN Palabuhanratu. Jumlah tertinggi pemasaran mencapai 6.001.876 kg di tahun 2010, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata mencapai 2-3 juta kg. Ikan pindang dan ikan asin merupakan produk olahan yang dipasarkan dari PPN Palabuhanratu dengan rata-rata pemasaran sebesar 1.009.017 kg untuk ikan pindang, dan 593.595 kg untuk ikan asin (Tabel 6).

Tabel 6 Distribusi ikan segar, pindang, dan ikan asin dari PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010

No Tahun Produksi Ikan (kg)

Ikan Segar Ikan Pindang Ikan Asin

1 2006 2.752.693 1.819.502 889.366 2 2007 3.311.155 1.620.869 1.124.232 3 2008 3.169.979 897.484 513.220 4 2009 3.057.894 704.061 188.312 5 2010 6.011.876 202.974 439.442 6 2011 5.322.912 809.216 407.005 Rata-rata 3.937.751 1.009.017 593.595 Sumber: PPN Palabuhanratu 2011

Jumlah tertinggi produksi ikan pindang adalah sebesar 1.819.693 kg pada tahun 2006, sedangkan pada tahun berikutnya terus mengalami penurunan hingga tahun 2010 hanya memproduksi 202.974 kg. Produksi ikan asin tertinggi adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar 1.124.232 kg, kemudian pada tahun berikutnya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak merata.

Dokumen terkait