• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri terutama industri yang bergerak dalam bidang manufakturing, seperti industri sepatu. Pengendalian persediaan bahan baku pada produk sepatu merupakan salah satu sistem yang dapat menjamin kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi akan berjalan dengan lancar. Tujuan lain dari sistem pengendalian persediaan bahan baku adalah untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku.

PT. Sepatu Mas Idaman merupakan perusahaan manufaktur yang melaksanakan proses produksinya dengan menggunakan bahan baku yang besar kuantitasnya. Kuantitas yang besar ini terdiri dari berbagai bahan baku yang berbeda jenis dan kebutuhannya dalam menghasilkan produk sepatu. Mengingat begitu pentingnya pengadaan bahan baku untuk mendukung aktivitas produksi, maka perusahaan memandang perlu untuk dilakukan pengelolaan persediaan bahan baku yang terpadu sehingga efektifitas pengadaan bahan baku dapat tercapai.

PT. Sepatu Mas Idaman berkeyakinan bahwa pengelolaan yang baik adalah melalui pengendalian terhadap segala aspek bahan baku. Motivasi perusahaan dalam melaksanakan sistem manajemen pengendalian persediaan bahan baku adalah tercapainya efisiensi dan efektifitas produksi dimana kelangsungan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Hal ini berarti dengan adanya manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang baik dapat menjamin tersedianya bahan baku dalam jumlah, mutu, dan waktu yang tepat,

serta dengan biaya yang rendah, tentunya akan memberikan dukungan terhadap kelancaran produksi.

1. Kuantitas Pemesanan Bahan Baku

Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku, PT. Sepatu Mas Idaman melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi perusahaan berdasarkan pada permintaan konsumen. Besarnya jumlah pemesanan bahan baku berdasarkan pada MRS (Material Requirement

Status) BOM (Bill Of Material), dimana dalam MRS BOM terdiri dari jenis bahan

baku yang akan dipesan dan jumlah yang diperlukan untuk melakukan proses produksi. Setelah diketahui berapa kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, Departemen purchasing melakukan pemesanan bahan baku ke

supplier, namun terlebih dahulu harus dilakukan pengechekkan persediaan

material di gudang bahan baku. Hal ini menunjukkan, besarnya jumlah pemesanan bahan baku ditentukan oleh besarnya kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, jumlah persediaan yang ada di gudang dan rencana produksi.

Penentuan jumlah pemesanan bahan baku merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi terhadap jumlah persediaan rata-rata yang akan disimpan pada periode berikutnya. Jika suatu perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang besar, maka akan menyebabkan biaya pemesanannya rendah, namun biaya penyimpanannya akan tinggi. Sebaliknya, jika suatu perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang kecil, maka akan menyebabkan biaya pemesanan tinggi, namun biaya penyimpanannya akan rendah, akibat kecilnya persediaan rata-rata yang disimpan di gudang penyimpanan.

Berdasarkan Tabel 4 dan 5, frekuensi pemesanan bahan baku cow leather sebanyak 16 kali, sheep leather sebanyak 19 kali, pig skin sebanyak 15 kali,

outsole sebanyak 15 kali, dan midsole sebanyak 17 kali. Sehingga setiap

minggunya perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku cow leather,

Tabel 4. Frekuensi pemesanan dan kuantitas pesanan bahan baku cow

leather, sheep leather, dan pig skin dengan metode perusahaan tahun 2007.

Cow Leather Sheep Leather Pig Skin Bulan Frek (kali) Kuantitas (sft) Frek (kali) Kuantitas (sft) Frek (kali) Kuantitas (sft) Januari 2 23.523 3 15.262 2 26.275 Februari 1 12.513 1 7.243 1 11.435 Maret 1 10.237 1 6.357 1 9.125 April 2 15.147 2 8.415 2 15.147 Mei 1 11.325 2 8.526 1 11.325 Juni 1 9.146 1 5.845 1 9.146 Juli 1 11.734 1 6.853 1 11.734 Agustus 2 15.153 2 9.414 1 11.433 September 1 10.789 1 5.157 1 10.789 Oktober 1 8.346 1 5.875 1 8.346 November 1 10.341 2 8.548 1 10.634 Desember 2 17.042 2 10.878 2 15.174 Total 16 155.296 19 98.373 15 150.563 Rata-rata/pesanan 9.706 per pesaan 5.176 Per pesaan 10.038 Rata-rata 1,33 12.941,33 1,58 8.197,75 1,25 12.546,92 Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

Tabel 5. Frekuensi pemesanan dan kuantitas pesanan bahan baku outsole dan midsole dengan metode perusahaan tahun 2007.

Outsole Midsole

Bulan Frek

(kali)

Kuantitas

(psg) Frek (kali) Kuantitas (psg)

Januari 2 19.462 3 13.637 Februari 1 6.368 1 5.126 Maret 1 5.363 1 6.356 April 1 5.034 1 5.623 Mei 1 6.127 1 4.104 Juni 1 5.738 1 4.356 Juli 1 6.156 1 5.662 Agustus 2 11.433 2 8.365 September 1 6.418 1 4.856 Oktober 1 8.346 1 4.734 November 1 5.658 2 7.459 Desember 2 15.174 2 7.846 Total 15 101.277 17 78.124

Rata-rata/pesanan 6.752 per pesaan 4.596

Rata-rata 1,25 8.439,75 1,42 6.510,33

Perbedaan jumlah frekuensi pemesanan dan komposisi penggunaan bahan baku leather menyebabkan kuantitas pemesanan berbeda pula. Kuantitas pesanan untuk bahan baku cow leather sebesar 155.296 sft, bahan baku sheep leather sebesar 98.373 sft, pig skin sebesar 150.563 sft, outsole sebesar 101.277 psg, dan kuantitas pesanan bahan baku midsole sebesar 78.124 psg. Jumlah pesanan per pesanan untuk setiap bahan baku diantaranya yaitu bahan baku cow leather sebesar 9.706 sft, sheep leather sebesar 5.176 sft, pig skin sebesar 10.038 sft,

outsole sebesar 6.752 psg, dan bahan baku midsole sebesar 4.596 psg.

Semakin tinggi frekuensi pemesanan bahan baku, maka akan semakin tinggi biaya pemesanan bahan baku, akan tetapi biaya penyimpanan bahan baku semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk bahan baku yang berasal dari luar negeri memiliki frekuensi pemesanan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bahan baku dari dalam negeri. Bahan baku tersebut adalah cow leather, pig skin, dan outsole.

PT. Sepatu Mas Idaman melakukan frekuensi pemesanan bahan baku yang tinggi pada bahan baku lokal, hal ini tentunya untuk mengurangi biaya penyimpanan bahan baku, karena asumsinya biaya penyimpanan bahan baku memiliki total cost yang lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan bahan baku. Selain itu pada bahan baku lokal memiliki biaya pemesanan yang lebih kecil dari pada bahan baku import.

2. Waktu Tunggu Kedatanganan Bahan Baku

Waktu tunggu pengadaan bahan baku merupakan waktu yang dibutuhkan sejak bahan baku dipesan sampai dengan bahan baku tersebut diterima atau tiba di perusahaan. PT. Sepatu Mas Idaman, memesan bahan baku dari berbagai supplier. Bahan baku yang didatangkan dari supplier lokal yaitu midsole dan sheep leather, sedangkan bahan baku yang didatangkan dari supplier import yaitu cow leather,

pig skin, dan outsole.

Setiap bahan baku yang dipesan kepada supplier memiliki waktu tunggu kedatanganan bahan baku yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan setiap bahan baku diperoleh dari supplier yang berbeda-beda. Tentunya supplier yang berasal

dari dalam negeri akan memiliki waktu tunggu yang lebih cepat dibandingkan dengan bahan baku yang berasal dari luar negeri.

Pada bahan baku yang didatangkan dari luar negeri memiliki lead time selama 1 bulan atau sama dengan 4 minggu. Sedangkan bahan baku yang berasal dari dalam negeri memiliki lead time selama 0,5 bulan atau sama dengan 2 minggu. Sehingga untuk bahan baku cow leather, pig skin, dan outsole memiliki waktu tunggu kedatanganan bahan baku selama 4 minggu. Sedangkan untuk bahan baku midsole dan sheep leather memiliki waktu tunggu kedatangan bahan baku selama 2 minggu.

3. Tingkat Pemakaian Bahan Baku

Sistem pemakaian bahan baku yang dipergunakan oleh PT. Sepatu Mas Idaman menggunakan metode FIFO (Firts In First Out) yaitu bahan baku yang lebih dahulu masuk ke gudang penyimpanan akan terlebih dahulu digunakan untuk proses produksi. Gudang bahan baku akan mengeluarkan bahan baku, jika terdapat rencana produksi harian yang dikeluarkan oleh departemen PPIC. Jumlah pemakaian bahan baku setiap bulannya berfluktuatif, hal ini dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen yang cenderung akan meningkat maupun menurun. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Sepatu Mas Idaman, dalam proses produksiya berbeda-beda kuantitasnya dari setiap jenisnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan produk sepatu memiliki jumlah kebutuhan yang berbeda dari setiap jenis bahan baku untuk membuat produk sepatu tertentu. Produk sepatu yang dihasilkan PT. Sepatu Mas Idaman bervariasi tipe, bentuk dan ukurannya. Untuk tipe dan ukuran tertentu memiliki komposisi bahan penyusun yang berbeda dibandingkan dengan tipe dan ukuran lain. Perbedaan ini menghasilkan konsumsi yang berbeda-beda untuk tiap jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan berbagai tipe produk sepatu.

Pada Tabel 6, terlihat bahwa pada tahun 2007, PT. Sepatu Mas Idaman menggunakan bahan baku cow leather sebesar 130.997 sft, bahan baku sheep

leather sebesar 80.756 sft, pig skin sebesar 123.149 sft, outsole sebesar 72.797

psg, dan midsole sebesar 64.879 psg. Pemakaian setiap bahan baku di PT. Sepatu Mas Idaman tidak sama setiap bulannya. Hal ini disebabkan pemakaian bahan

baku bergantung pada permintaan pasar yang berbeda setiap bulannya namun masih dalam kisaran normal. Pemakaian bahan baku yang terbesar yaitu bahan baku leather, baik cow leather, sheep leather, maupun pig skin. Hal ini disebabkan karena pada produk sepatu, kulit merupakan bahan baku yang utama disamping bahan baku lainnya. Sedangkan pemakaian bahan baku yang terkecil yaitu bahan baku midsole sebesar 64.879 psg.

Tabel 6. Tingkat pemakaian bahan baku tahun 2007 Pemakaian No Bulan Cow Leather

(sft) Sheep Leather (sft) Pig Skin (sft) Outsole (psg) Midsole (psg) 1 Januari 8.695 5.045 8.043 4.381 3.716 2 Februari 11.997 7.380 11.345 6.716 6.056 3 Maret 10.887 6.869 10.235 6.205 5.545 4 April 10.373 5.952 9.721 5.288 4.628 5 Mei 9.194 5.189 8.542 4.525 3.865 6 Juni 10.114 5.587 9.462 4.923 4.263 7 Juli 12.384 7.759 11.732 7.095 6.435 8 Agustus 14.286 9.979 13.634 9.315 8.655 9 September 8.998 5.078 8.346 4.414 3.754 10 Oktober 7.788 4.805 7.112 4.141 3.481 11 November 13.386 8.768 12.734 8.104 7.444 12 Desember 12.895 8.345 12.243 7.690 7.037 Total 130.997 80.756 123.149 72.797 64.879 Rata-rata 10.916,42 6.729,67 10.262,42 6.066,42 5.406,58 Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan P emakai an B ah an B aku Cow Leather Sheep Leather Pig Skin Outsole Midsole

Pemakaian bahan baku terbesar terjadi pada bulan Agustus dengan perinciannya dimana bahan baku cow leather sebesar 14.286 sft, bahan baku

sheep leather sebesar 9.979 sft, pig skin sebesar 13.634 sft, outsole sebesar 9.315

psg, dan midsole sebesar 8.655 psg. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan konsumen akan produk sepatu semakin meningkat, tentunya akan mempengaruhi terhadap pemakaian bahan baku. Sedangkan pemakaian bahan baku terkecil terjadi pada bulan Oktober dengan perinciannya dimana bahan baku cow leather sebesar 7.788 sft, bahan baku sheep leather sebesar 4.850 sft, pig skin sebesar 7.112 sft, outsole sebesar 4.141 psg, dan midsole sebesar 3.481 psg. Rendahnya pemakaian bahan baku dikarenakan waktu kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya yang ditandai adanya hari raya lebaran. Pemakaian bahan baku untuk proses produksi mengalami fluktuasi sehingga jumlahnya tidak dapat diketahui dengan pasti.

Berdasarkan data pemakaian bahan baku untuk proses produksi sepatu maka dilakukan uji distribusi. Pengujian distribusi data pemakaian bahan baku menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov_Smirnov merupakan suatu tes goodness of fit yaitu pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara distribusi sampel pengamatan dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini mencakup perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang akan terjadi dibawah distribusi teoritisnya, serta membandingkan distribusi frekuensi tersebut dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi.

Tes kenormalan data dilakukan dengan cara uji Kolmogorov - Smirnov yang menggunakan bantuan software SPSS 13 For Windows. Pada hasil sebaran data dengan menggunakan Kolmogorov_Smirnov yang terdapat pada aplikasi SPSS 13

For Windows menghasilkan dan memperlihatkan nilai P-Value. P-Value

merupakan peluang untuk menolak hipotesis nol. Setelah didapatkan nilai P-Value maka langkah selanjutnya adalah dibandingkan dengan tingkat kepercayaan (selang kepercayaan), selang kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95% (α

= 5%) dengan alasan karena tingkat kepercayaan yang dikehendaki adalah 95 %. Hipotesa yang dipakai untuk tes kenormalan data adalah :

Ho : Data berdisrtibusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada bahan baku cow leather,

sheep leather, pig skin, outsole, dan midsole memiliki nilai P-value sebesar 0,200

dan nilai ini lebih besar dari pada nilaiα yaitu sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai p-value > nilai α, maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Dari hasil pengujian distribusi data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemakaian bahan baku untuk proses produksi sepatu yang terdiri dari cow leather,

sheep leather, pig skin, outsole, dan midsole berdistribusi normal. Hal ini

ditunjukkan berdasarkan nilai P-value pada setiap bahan baku tersebut lebih besar dari pada nilai α. maka hipotesa tentang data berdistribusi normal akan diterima (gagal tolak Ho).

a. Cow Leather

Timbulnya persediaan bahan baku di perusahaan biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah penerimaan dan pemakaian bahan baku, sehingga persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan bervariasi per bulannya, tergantung dari besarnya jumlah penerimaan dan pemakaian bahan baku.

Pemakaian rata-rata bahan baku cow leather selama tahun 2007 sebesar 10.916 sft per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata bahan baku cow leather sebesar 12.941 sft per bulan. Jumlah persediaan bahan baku cow leather di PT. Sepatu Mas Idaman tidak sama setiap bulannya. Tingkat persediaan yang disimpan tergantung dari penerimaan dan pemakaian bahan baku cow leather. Bahan baku cow leather memiliki persediaan awal sebesar 12.038 sft. persediaan awal pada bulan Januari 2007 merupakan sisa produksi dari proses produksi pada bulan Desember 2006. Persediaan akhir pada bulan Januari 2007 merupakan persediaan awal pada bulan tersebut ditambah dengan penerimaannya yang kemudian dikurangi dengan pemakaian bahan baku selama bulan Januari 2007. Persediaan akhir pada bulan Januari 2007 akan menjadi persediaan awal bahan baku pada bulan Februari 2007, begitu seterusnya sampai bulan Desember. Persediaan awal bahan baku cow leather terkecil disebabkan oleh pemakaian bahan baku pada bulan sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan bulan lainnya, yang dipengaruhi oleh adanya permintaan dari konsumen,

sementara penerimaan bahan baku tergolong rendah. Sedangkan persediaan bahan baku terbesar disebabkan oleh tingginya penerimaan bahan baku pada bulan sebelumnya, sementara pemakaian bahan baku yang tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persediaan bahan baku dipengaruhi oleh jumlah penerimaan bahan baku, jumlah pemakaian bahan baku, dan persediaan awal yang tersedia digudang penyimpanan pada awal periode.

Tabel 7. Tingkat persediaan bahan baku cow leather tahun 2007

No Bulan Persediaan Awal (sft) Penerimaan (sft) Pemakaian (sft) Persediaan Akhir (sft) Persediaan Rata-Rata (sft) 1 Januari 12.038 23.523 8.695 26.866 19.452 2 Februari 26.866 12.513 11.997 27.382 27.124 3 Maret 27.382 10.237 10.887 26.732 27.057 4 April 26.732 15.147 10.373 31.506 29.119 5 Mei 31.506 11.325 9.194 33.637 32.572 6 Juni 33.637 9.146 10.114 32.669 33.153 7 Juli 32.669 11.734 12.384 32.019 32.344 8 Agustus 32.019 15.153 14.286 32.886 32.453 9 September 32.886 10.789 8.998 34.677 33.782 10 Oktober 34.677 8.346 7.788 35.235 34.956 11 November 35.235 10.341 13.386 32.190 33.713 12 Desember 32.190 17.042 12.895 36.337 34.264 Total 357.837 155.296 130.997 382.136 369.987 Rata-rata/bln 29.820 12.941 10.916 31.845 30.832 Standar Deviasi 6.046 4.052 1.979 3.106 4.277

Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

Pada Tahun 2007, total pemakaian bahan baku cow leather sebesar 130.997 sft, dengan standar deviasinya sebesar 1.979. Sedangkan total penerimaan bahan baku cow leather sebesar 155.296 sft, dengan standar deviasinya sebesar 4.052. Total persediaan rata-rata bahan baku cow leather sebesar 369.987 sft, dengan persediaan rata-rata sebesar 30.832 sft per bulan. Semakin banyak persediaan bahan baku cow leather yang terdapat digudang tentunya terdapat investasi yang besar dalam pesediaan bahan baku.

b. Sheep Leather

Pemakaian rata-rata bahan baku sheep leather selama tahun 2007 sebesar 6.730 sft per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata bahan baku sheep leather sebesar 8.198 sft per bulan. Tingkat persediaan bahan baku sheep leather di PT. Sepatu Mas Idaman pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini

Tabel 8. Tingkat persediaan bahan baku sheep leather tahun 2007

No Bulan Persediaan Awal (sft) Penerimaan (sft) Pemakaian (sft) Persediaan Akhir (sft) Persediaan Rata-Rata (sft) 1 Januari 4.638 15.262 5.045 14.855 9.747 2 Februari 14.855 7.243 7.380 14.718 14.787 3 Maret 14.718 6.357 6.869 14.206 14.462 4 April 14.206 8.415 5.952 16.669 15.438 5 Mei 16.669 8.526 5.189 20.006 18.338 6 Juni 20.006 5.845 5.587 20.264 20.135 7 Juli 20.264 6.853 7.759 19.358 19.811 8 Agustus 19.358 9.414 9.979 18.793 19.076 9 September 18.793 5.157 5.078 18.872 18.833 10 Oktober 18.872 5.875 4.805 19.942 19.407 11 November 19.942 8.548 8.768 19.722 19.832 12 Desember 19.722 10.878 8.345 22.255 20.989 Total 202.043 98.373 80.756 219.660 210.852 Rata-rata/bln 16.837 8.198 6.730 18.305 17.571 Standar Deviasi 4.265 2.663 1.643 2.465 3.154

Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

Pada Tabel 8, terlihat bahwa bahan baku sheep leather memiliki persediaan awal sebesar 4.638 sft. Besarnya penerimaan bahan baku sheep leather pada bulan Januari 2007 dipengaruhi oleh persediaan awal bahan baku sheep

leather. Semakin kecil persediaan awal pada bulan Januari, maka akan semakin

besar penerimaan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Sepatu Mas Idaman. Persediaan rata-rata bahan baku sheep leather dipengaruhi oleh persediaan awal bahan baku dan persediaan akhir bahan baku. Tingginya persediaan rata-rata bahan baku sheep leather disebabkan pada bulan sebelumnya masih terdapat banyak persediaan bahan baku sheep leather, ditambah lagi dengan penerimaan yang tinggi.

Pada Tahun 2007, total pemakaian bahan baku sheep leather sebesar 80.756 sft, dengan standar deviasinya sebesar 1.642,63. Sedangkan total

penerimaan bahan baku sheep leather sebesar 98.373 sft, dengan standar deviasinya sebesar 2.663. Total persediaan rata-rata bahan baku cow leather sebesar 210.852 sft, dengan persediaan rata-rata sebesar 17.571 sft per bulan. Semakin banyak persediaan bahan baku sheep leather yang terdapat digudang tentunya terdapat investasi yang besar dalam pesediaan bahan baku.

c. Pig Skin

Pemakaian rata-rata bahan baku pig skin selama tahun 2007 sebesar 10.262 sft per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata bahan baku pig skin sebesar 12.547 sft per bulan.

Tabel 9. Tingkat persediaan bahan baku pig skin tahun 2007

No Bulan Persediaan Awal (sft) Penerimaan (sft) Pemakaian (sft) Persediaan Akhir (sft) Persediaan Rata-Rata (sft) 1 Januari 11.585 26.275 8.043 29.817 20.701 2 Februari 29.817 11.435 11.345 29.907 29.862 3 Maret 29.907 9.125 10.235 28.797 29.352 4 April 28.797 15.147 9.721 34.223 31.510 5 Mei 34.223 11.325 8.542 37.006 35.615 6 Juni 37.006 9.146 9.462 36.690 36.848 7 Juli 36.690 11.734 11.732 36.692 36.691 8 Agustus 36.692 11.433 13.634 34.491 35.592 9 September 34.491 10.789 8.346 36.934 35.713 10 Oktober 36.934 8.346 7.112 38.168 37.551 11 November 38.168 10.634 12.734 36.068 37.118 12 Desember 36.068 15.174 12.243 38.999 37.534 Total 390.378 150.563 123.149 417.792 404.085 Rata-rata/bln 32.532 12.547 10.262 34.816 33.674 Standar Deviasi 7.023 4.605 1.982 3.321 4.820

Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

Pada Tabel 9, terlihat bahwa persediaan awal bahan baku pig skin sebesar 11.585 sft. Pada Tahun 2007, total pemakaian bahan baku pig skin sebesar 123.194 sft, dengan standar deviasinya sebesar 1.982. Sedangkan total penerimaan bahan baku pig skin sebesar 50.563 sft, dengan standar deviasinya sebesar 4.605. Total persediaan rata-rata bahan baku pig skin sebesar 404.085 sft, dengan persediaan rata-rata sebesar 33.674 sft per bulan.

baku dan pemakaian bahan baku pada bulan tersebut. Semakin tinggi penerimaan bahan baku dari pada pemakaian bahan baku, maka akan menyebabkan persediaan bahan baku akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi pemakaian bahan baku dari pada penerimaan bahan baku, maka akan menyebabkan persediaan bahan baku akan semakin rendah. Hal ini, tentunya berkaitan dengan jumlah permintaan dari konsumen.

d. Outsole

Pemakaian rata-rata bahan baku outsole selama tahun 2007 sebesar 6.066 psg per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata bahan baku outsole sebesar 8.440 psg per bulan.

Pada Tabel 10, terlihat bahwa persediaan awal bahan baku outsole sebesar 7.256 psg. Pada Tahun 2007, total pemakaian bahan baku outsole sebesar 72.797 psg, dengan standar deviasinya sebesar 1.643. Sedangkan total penerimaan bahan baku outsole sebesar 101.277 psg, dengan standar deviasinya sebesar 4.386. Total persediaan rata-rata bahan baku outsole sebesar 285.970 psg, dengan persediaan rata-rata sebesar 23.831 psg per bulan.

Tabel 10. Tingkat persediaan bahan baku outsole tahun 2007

No Bulan Persediaan Awal (psg) Penerimaan (psg) Pemakaian (psg) Persediaan Akhir (psg) Persediaan Rata-Rata (psg) 1 Januari 7.256 19.462 4.381 22.337 14.797 2 Februari 22.337 6.368 6.716 21.989 22.163 3 Maret 21.989 5.363 6.205 21.147 21.568 4 April 21.147 5.034 5.288 20.893 21.020 5 Mei 20.893 6.127 4.525 22.495 21.694 6 Juni 22.495 5.738 4.923 23.310 22.903 7 Juli 23.310 6.156 7.095 22.371 22.841 8 Agustus 22.371 11.433 9.315 24.489 23.430 9 September 24.489 6.418 4.414 26.493 25.491 10 Oktober 26.493 8.346 4.141 30.698 28.596 11 November 30.698 5.658 8.104 28.252 29.475 12 Desember 28.252 15.174 7.690 35.736 31.994 Total 271.730 101.277 72.797 300.210 285.970 Rata-rata/bln 22.644 8.440 6.066 25.018 23.831 Standar Deviasi 5.460 4.386 1.643 4.327 4.358

Besarnya persediaan rata-rata dipengaruhi oleh adanya penerimaan bahan baku dan pemakaian bahan baku pada bulan tersebut. Semakin tinggi penerimaan bahan baku dari pada pemakaian bahan baku, maka akan menyebabkan persediaan bahan baku akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi pemakaian bahan baku dari pada penerimaan bahan baku, maka akan menyebabkan persediaan bahan baku akan semakin rendah. Hal ini, tentunya berkaitan dengan jumlah permintaan dari konsumen.

e. Midsole

Pemakaian rata-rata bahan baku midsole selama tahun 2007 sebesar 5.407 psg per bulan. Sedangkan penerimaan rata-rata bahan baku midsole sebesar 6.510 psg per bulan. Tingkat persediaan bahan baku midsole di PT. Sepatu Mas Idaman pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini

Tabel 11. Tingkat persediaan bahan baku midsole tahun 2007

No Bulan Persediaan Awal (psg) Penerimaan (psg) Pemakaian (psg) Persediaan Akhir (psg) Persediaan Rata-Rata (psg) 1 Januari 4.754 13.637 3.716 14.675 9.715 2 Februari 14.675 5.126 6.056 13.745 14.210 3 Maret 13.745 6.356 5.545 14.556 14.151 4 April 14.556 5.623 4.628 15.551 15.054 5 Mei 15.551 4.104 3.865 15.790 15.671 6 Juni 15.790 4.356 4.263 15.883 15.837 7 Juli 15.883 5.662 6.435 15.110 15.497 8 Agustus 15.110 8.365 8.655 14.820 14.965 9 September 14.820 4.856 3.754 15.922 15.371 10 Oktober 15.922 4.734 3.481 17.175 16.549 11 November 17.175 7.459 7.444 17.190 17.183 12 Desember 17.190 7.846 7.037 17.999 17.595 Total 175.171 78.124 64.879 188.416 181.794 Rata-rata/bln 14.598 6.510 5.407 15.701 15.149 Standar Deviasi 3.123 2.528 1.644 1.194 1.924

Sumber : PT. Sepatu Mas Idaman

Pada Tabel 11, terlihat bahwa persediaan awal bahan baku midsole sebesar 2.245 psg. Pada Tahun 2007, total pemakaian bahan baku midsole sebesar 64.879 psg, dengan standar deviasinya sebesar 1.644. Sedangkan total penerimaan bahan baku midsole sebesar 78.124 psg, dengan standar deviasinya sebesar 2.528. Total

persediaan rata-rata bahan baku midsole sebesar 181.794 psg, dengan persediaan rata-rata sebesar 15.149 psg per bulan.

4. Biaya-Biaya Persediaan

PT. Sepatu Mas Idaman mengeluarkan sejumlah biaya atas persediaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi sepatu, yang dapat dibagi menjadi dua jenis biaya yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

a. Biaya pemesanan

Biaya pemesanan merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam melakukan pemesanan bahan baku sampai bahan baku tersebut diterima oleh perusahaan. Biaya ini besarnya dipengaruhi frekuensi pemesanan bahan baku. Dalam periode tahunan, jika dilakukan kuantitas pesanan yang besar setiap kali pesan, maka frekuensi pemesanan akan semakin kecil sehingga biaya pemesanan akan semakin kecil dalam periode tahunan. Sebaliknya, jika kuantitas pesanan yang kecil setiap kali pesan dalam periode tahunan, maka frekuensi pemesanan akan semakin besar sehingga biaya pemesanan bahan baku akan semakin besar dalam periode tahunan.

Biaya pemesanan yang dikeluarkan berbeda untuk bahan baku yang dipesan di dalam negeri dan impor dari negara lain. Untuk bahan baku yang berasal dari dalam negeri, perusahaan hanya mengeluarkan biaya administrasi dan biaya transportasi sebagai biaya pemesanannya. Biaya administrasi pesan terjadi karena perusahaan mengeluarkan dana untuk pembuatan dokumen-dokumen pemesanan dan biaya upah yang dikeluarkan untuk pemrosesan pesanan tersebut. Jumlah biaya administrasi ini sebesar Rp. 85.000 per pesanan. Sedangkan biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai biaya perjalanan dari supplier sampai dengan berada di lokasi perusahaan. Jumlah biaya transportasi ini adalah sebesar Rp. 565.000.

Pada bahan baku yang berasal dari luar negeri, perusahaan juga mengeluarkan biaya administrasi sebagai biaya pemesanannya sebesar Rp. 85.000 per pesanan. Selain itu perusahaan juga mengeluarkan sejumlah dana untuk biaya ekspedisi dan ijin impor.

Biaya ekspedisi adalah biaya perjalanan angkutan truk dari pelabuhan

Dokumen terkait