• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kata kondisi dapat diartikan sebagai keadaan. Kondisi seseorang berpengaruh pada apa yang akan di cita-citanya. Seseorang tersebut akan melihat kondisinya sebelum ia memutuskan sesuatu. Dalam hal ini kondisi orang tua yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Kata sosial dapat diartikan sebagai masyarakat atau kehidupan masyarakat. Penulis sendiri mengartikan sosial sebagai hubungan antar individu yang satu dengan yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi membutuhkan orang lain.

Kata ekonomi terbentuk dari dua kata dalam bahasa asing (Yunani), yaitu “oikos” yang berarti rumah tangga, dan “nomos” yang berarti aturan, tata, ilmu. Jadi arti kata aslinya adalah : aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga. Ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara-cara manusia memutuskan untuk mengalokasikan sumber-sumber dana yang terbatas antara berbagai alternatif kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Yang dimaksud orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ayah–ibu. Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua atau keluarga. Suasana keluarga yang positif bagi motivasi dan keberhasilan studi adalah keadaan yang menyebabkan anak merasa dirinya aman atau damai bila berada di tengah keluarga.

Dari pengertian-pengertian di atas penulis membaca untuk menguraikan tentang apa yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi. Banyak sekali masalah yang timbul di lingkungan keluarga yang berlatar belakang kondisi sosial ekonomi. Apabila kondisi sosial ekonomi orang tua baik atau cukup maka akan dapat memperlancar perkembangan dan pendidikan anak. Hal ini dapat dilihat apabila suatu keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang baik, maka fasilitas belajar anak akan tercukupi sehingga dapat memperlancar belajarnya. Akan tetapi suatu keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang baik belum tentu menjamin perkembangan dan pendidikan anak. Misalnya saja mereka tidak pernah memperhatikan si anak,

maka anak akan melakukan hal-hal yang negatif. Kondisi sosial ekonomi orang tua meliputi :

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan, di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Menurut Drs. RBS. Fudyartanta menyatakan bahwa pendidikan adalah proses membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berfikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental (Drs. RBS. Fudyartanta, 1977 hal. 23).

Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak tapi juga untuk kaum remaja dan orang-orang dewasa. Jadi setiap orang dapat memperoleh pendidikan tanpa memandang kaya–miskin, tua-muda dan derajat seseorang. Bentuk-bentuk pendidikan menurut Philip H. Coombs dalam bukunya Prof. Zahara Indris, M.A yang berjudul “Dasar-dasar Pendidikan” mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu :

1) Pendidikan Informal

Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau di dalam pengalaman sehari-hari.

2) Pendidikan Formal

Adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari TK sampai Perguruan Tinggi.

3) Pendidikan Non Formal

Adalah sesuatu bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, teratur, dan berencana di luar kegiatan persekolahan.

Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ayah-ibu. Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan mempengaruhi kehidupan seseorang, yaitu berpengaruh pada penguasaan pengetahuan, pekerjaan dan status sosial dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh pada semangat anak untuk belajar, misalnya orang tua yang mengenyam pendidikan tinggi maka ia akan selalu mendorong anak untuk belajar dengan rajin sehingga menjadi orang yang berguna, orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah membimbing dan membantu anak dalam belajar.

Sedang bagi orang tua yang berpendidikan rendah tidak akan menghiraukan akan pendidikan anak dan sulit untuk membimbing dan membantu anak belajar karena kemampuan dan pengetahuannya terbatas. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan bersikap positif terhadap dunia

pendidikan, selalu mendorong anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung anak untuk belajar rajin, dan berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar anak, sehingga anak akan berprestasi maksimal.

2. Tingkat Pendapatan Orang Tua a. Pengertian Pendapatan

Pengertian pendapatan sangat erat dengan penghasilan, banyak yang menyamakan kedua pengertian tersebut. San. S Hutabarat (1978: 92). Membedakan pengertian pendapat dan penghasilan sebagai berikut:

1) Penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu, misalnya bagi yang diperoleh dari bekerja.

2) Pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank.

Penulis tidak membedakan arti atau pengertian antara pendapatan dan penghasilan, keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu segala bentuk balas-karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas-jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

b. Bentuk Pendapatan

Menurut Biro Pusat Statistik ( Mulyanto Surmadi, dan Hans Dieter Ever, 1982 : 92) pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk :

1) Pendapatan Berupa Uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber- sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang dipelihara di halaman rumah, hasil investasi, serta keuntungan sosial.

2) Pendapatan Berupa Bunga

Pendapatan berupa bunga adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang secara cuma-cuma, penerimaan barang dan jasa dengan harga subsidi dari majikan merupakan pendapatan berupa uang.

3) Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah segala penerimaan yang bersifat transfer dan redistribusi yang biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Orang tua bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhannya yang semakin lama semakin banyak. Penghasilan keluarga dapat bersumber pada :

a) Usaha sendiri ( Wiraswasta)

Misalnya berdagang, mengerjakan sawah, menjalankan perusahaan sendiri.

b) Bekerja pada orang lain

Misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan ( baik swasta ataupun pemerintah).

c) Hasil dari milik

Misalnya mempunyai sawah disewakan, punya rumah disewakan, punya uang dipinjamkan dengan bunga.

Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik), masih ada penerimaan atau uang masuk lain, misalnya berupa :

1) Uang pensiunan, bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintahan atau instansi lain.

2) Sumabangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara atau famili, warisan dari orang tua, hadiah dan tabungan.

3) Pinjaman atau hutang, ini merupakan uang masuk tetapi pada saat akan dilunasi atau dikembalikan harus tepat waktu. Pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya makan, rekreasi dan pendidikan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Drs. T. Gilarsa tergantung dari berbagai hal antara lain :

b) Besarnya keluarga

c) Tingkat harga kebutuhan-kebutuhan hidup d) Taraf pendidikan keluarga dan status sosialnya e) Lingkuan social dan ekonomi keluarga

f) Kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.

D. Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Dokumen terkait