• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi, Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Gresik

Dalam dokumen TINJAUAN ATAS REALISASI BELANJA KABUPATE (Halaman 36-44)

B. Pembahasan

1. Kondisi, Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Gresik

Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 menjelaskan bahwa dalam menyusun APBD harus didasarkan pada prinsip sebagai berikut :

26

a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan urusan dan kewenangannya,

b. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan,

c. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD,

d. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat,

e. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan, dan

f. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

Sesuai dengan prinsip ini, penulis mendapatkan temuan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik tidak memenuhi prinsip ketiga yaitu Transparan, hal ini dikarenakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015 dan realisasinya tidak di publikasikan kepada Masyarakat khususnya di website resmi Pemerintah Kabupaten Gresik, harusnya website resmi menunjukkan transparansi keuangan secara baik dan transparan, berbeda dengan kota lain yang penulis amati seperti Pemerintah Kabupaten Lamongan, dalam website resminya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) beserta realisasinya di publikasikan secara transparan dan up to date.

Belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan

27

perundang- undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan (Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015), dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Gresik sudah melaksanakan dengan baik. Penulis melihat data Anggaran Belanja Langsung Tahun 2015 yang terdiri dari urusan wajib maupun urusan pilihan, diantara jumlahnya adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Anggaran Belanja Langsung Urusan Wajib dan Urusan Pilihan

URAIAN BELANJA URUSAN WAJIB (Rp) URUSAN PILIHAN (Rp)

Belanja Pegawai 96.426.476.270,00 2.280.366.900,00

Belanja Barang Jasa 524.136.301.504,29 49.573.211.632,00

Belanja Modal 639.519.739.482,00 15.868.747.348,00

Total 1.260.082.517.256,29 67.722.325.880,00

Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Menurut Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, rincian Urusan Wajib dan Urusan Pilihan Belanja Langsung adalah sebagai berikut:

28

Urusan Wajib :

a. Dinas Pendidikan,

b. Dinas Kesehatan,

c. Dinas Pekerjaan Umum,

d. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah,

e. Dinas Perhubungan,

f. Badan Lingkungan Hidup,

g. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,

h. Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan,

i. Dinas Sosial,

j. Badan Penanggulangan Bencana Daerah,

k. Dinas Tenaga Kerja,

l. Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan,

m. Badan Penanaman Modal dan Perizinan,

n. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga,

o. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik,

29

q. Sekretariat Daerah,

r. Sekretariat DPRD,

s. Inspektorat Daerah,

t. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,

u. Badan Kepegawaian Daerah,

v. 18 Kecamatan,

w. Sekretariat Dewan Pengurus Korpri,

x. Kantor Ketahanan Pangan,

y. Badan Pemberdayaan Masyarakat,

z. Kantor Perpustakaan dan Arsip,

Urusan Pilihan:

a. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan,

b. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

c. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan,

Menurut Laporan Kinerja Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Gresik Akhir Tahun 2015 Proporsi Belanja Tidak Langusng Tahun 2015 masih lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi Belanja Langung, begitupula realisasi belanja langsung tahun 2015 masih lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja

30

langsung. Akan tetapi, realisasi belanja daerah tahun 2015 telah melampaui estimasi RPJMD 2011-2015 sebesar Rp1.730.571.020.000,00 bahkan realisasinya lebih dari 200% dari estimasi belanja daerah tahun 2015 dalam RPJMD 2011-2015. Proporsi belanja modal tahun 2015 sebesar Rp655.388.486.830,00 dan terealisasi sebesar Rp 584.251.688.504,00 telah melampaui estimasi belanja modal tahun 2015 dalam RPJMD 2011-2015 sebesar Rp428.187.630.000,00 dalam RPJMN 2011-2015 ditargetkan proporsi belanja modal bagi daerah kabupaten/kota di Wilayah Jawa dan Bali sebesar 25% pada tahun 2015, sedangkan kondisi eksisting proporsi belanja modal dalam APBD Gresik Tahun 2015 telah mencapai kisaran 21%. Sehingga untuk mencapai kisaran 25% pada tahun 2019 tidaklah terlalu sulit. Namun jika dibandingkan dengan proporsi belanja pegawai, proporsi belanja modal masih relatif kecil dibandingkan dengan proporsi belanja pegawai yang lebih Rp1.000.000.000.000,00 (belanja pegawai pada belanja tidak langsung+belanja pegawai langsung).

Capaian Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang direalisasikan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik tahun 2015 belum mencapai target, ada yang mengalami kenaikan, penurunan dan tetap dalam merealisasikan Anggaran jika dibandingkan dengan tahun 2014, tetapi secara keseluruhan ada banyak peningkatan dibandingkan penurunan dalam merealisasikan Belanja Daerah, diantaranya adalah:

a. Belanja Tidak Langsung mengalami penurunan 3%,

31

c. Belanja Bungan mengalami penurunan 21%,

d. Belanja Subsidi tetap,

e. Belanja Hibah mengalami kenaikan 6%,

f. Belanja Bantuan Sosial mengalami kenaikan 4%,

g. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa mengalami kenaikan 44%,

h. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik mengalami kenaikan 5%,

i. Belanja Tidak Terduga mengalami penurunan 2%,

j. Belanja Langsung mengalami kenaikan 2%,

k. Belanja Pegawai – Belanja Langsung mengalami kenaikan 3%, l. Belanja Barang dan Jasa mengalami penurunan 1%,

m. Belanja Modal mengalami kenaikan 4%.

Tabel 6 Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Realisasi Pemerintah Daerah Gresik Tahun Anggaran 2015

URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % BELANJA TIDAK

LANGSUNG

1.482.055.253.878,81 1.345.295.160.949,00 90%

32

Belanja Bunga 0,00 0,00 0% Belanja Subsidi 0,00 0,00 0% Belanja Hibah 146.330.724.300,00 143.469.355.300,00 98% Belanja Bantuan Sosial 21.854.700.000,00 21.310.480.000,00 97% Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

68.001.331.582,00 40.088.838.578,00 58%

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

306.838.078.531,70 306.232.981.581,00 99%

Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 341.044.000,00 17% Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015

Tabel 7 Anggaran Belanja Langsung dan Realisasi Pemerintah Daerah Gresik Tahun Anggaran 2015

URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

BELANJA LANGSUNG 1.327.804.843.136,29 1.183.918.120.828,17 89%

Belanja Pegawai 98.706.843.170,00 96.046.045.743,98 97%

Belanja Barang dan Jasa 573.709.513.136,29 503.620.386.579,20 87%

Belanja Modal 655.388.486.830,00 584.251.688.504,99 89%

Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015

Melihat Tabel 6, Tabel 7 dan Lampiran 1 pencapaian Belanja tidak ada yang 100%, diantaranya Belanja Tidak Langsung 90% dan Belanja Langsung 89%. Dengan rincian Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Pegawai 88%, Belanja Bunga 0%, Belanja Subsidi 0%, Belanja Hibah 98%, Belanja Bantuan Sosial 97%, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 58%, Belanja Bantuan

33

Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota/Pemerintah Desa dan Partai Politik 99%, Belanja tidak terduga 15%. Dari total Belanja Tidak Langsung sebesar Rp1.345.295.160.949,00, 62% Belanja Pegawai, 0% Belanja Bunga, 0% Belanja Subsidi, 10% Belanja Hibah, 2% Belanja Bantuan Sosial, 3% Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, 22% Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota/Pemerintah Desa dan Partai Politik, dan 1% Belanja Tidak Terduga. Dari data ini kita ketahui bahwa Alokasi Belanja Tidak terduga paling banyak untuk alokasi Belanja Pegawai, dan Belanja Bunga serta Belanja Subsidi 0% dikarenakan tidak dianggarkan diawal.

Capaian Belanja Langung juga tidak ada yang 100% dari Anggaran yang sudah ditetapkan diantaranya Belanja Pegawai 94%, Belanja Barang dan Jasa 88% dan Belanja Modal 85%. Dari total Belanja Langsung senilai Rp1.048.426.004.447,00, 9% Belanja Pegawai, 41% Belanja Barang dan Jasa, 50% Belanja Modal. Dari data diketahui bahwa dari total Belanja Langsung paling banyak dialokasikan untuk Belanja Modal yang sifatnya lebih dari satu tahun.

Dalam dokumen TINJAUAN ATAS REALISASI BELANJA KABUPATE (Halaman 36-44)

Dokumen terkait