• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II   PROFIL SOSIAL “MANUSIA GEROBAK”

2.4 Kondisi Umum Daerah Manggarai

Berdasarkan pembagian wilayah, kota Jakarta telah dibagi menjadi enam kotamadya, yakni Jakarta selatan, Jakarta pusat, Jakarta barat, Jakarta utara, Jakarta timur, dan yang baru-baru ini telah diresmikan yaitu Kepulauan Seribu. Pembagian

43 Abdul Ghofur, “Manusia Gerobak”: Kajian Mengenai Taktik-Taktik Pemulung Jatinegara di tengah Kemiskinan Kota, Jakarta: Tesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, 2008, hlm 32.

atas wilayah dalam kesatuan wilayah DKI Jakarta tersebut memiliki garis batas penentu untuk menandai adanya pembagian kewenangan masing-masing pemerintah subkota untuk mengelola berbagai sumber daya yang ada.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti tidak akan terlalu jauh membahas mengenai wilayah-wilayah tersebut, berbagai kajian mengenai lokasi penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya berfokus dalam satu wilayah saja yaitu di wilayah Manggarai Jakarta selatan, dan pembahasan penelitian ini akan membahas mengenai strategi yang dilakukan “Manusia Gerobak” untuk tetap bertahan hidup.

Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berlokasi di daerah Jakarta selatan. Sejatinya daerah tersebut merupakan salah satu daerah dari berbagai macam daerah di Jakarta yang berperan menampung proses urbanisasi dalam menampung masyarakat luar kota. Kota Jakarta selatan, kota yang kini sudah mulai banyak disinggahi oleh penduduk dari luar kota. Daerah Manggarai sebagai daerah yang terletak di pusat kota dipandang sebagai pusat kemajuan yang menawarkan peluang lebih besar dalam hal lapangan pekerjaan serta pusat berbagai pelayanan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan sejumlah fasilitas pelayanan umum.

Hal tersebut memacu banyak masyarakat pedesaan melakukan perpindahan atau mobilitas ke perkotaan. Itu merupakan bentuk global yang berupa pergerakan yang diyakini mampu memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut menjadikan daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang begitu tinggi. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi mengalami ketimpangan dengan lahan pekerjaan sektor formal yang ada.

48

Gambar 2.1

Peta Lokasi Daerah Manggarai

Sumber: www.googlemap.com (diakses pada hari Rabu, 20 Maret 2014)

Daerah Manggarai adalah salah satu daerah yang terletak di kelurahan Manggarai yang terletak di wilayah kecamatan Tebet kota administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Daerah Manggarai memiliki luas 95,30 Ha, dan pada akhir September 2012 wilayah ini dihuni oleh 35.465 jiwa yang tersebar dalam 12 RW dan 155 RT, dengan luas wilayah 0.95 Km2.

Dalam hal ini daerah Manggarai yang terletak di kelurahan Manggarai berbatasan pula dengan daerah lain diantaranya adalah:

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan pintu air Manggarai dan Stasiun Kereta Api.

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Bukit Duri.

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Tebet.

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Pusat Perbelanjaan Pasaraya dan Terminal Manggarai.

Lokasi daerah Manggarai cukup strategis sebagai kantung-kantung pemukiman, wilayah-wilayah pemukiman padat penduduk dan sarana dan prasaran seperti Mal, terminal bus kota, stasiun kereta api yang termasuk kedalam wilayah ini memberikan sumbangsih berarti bagi para pencari kerja seperti pencari barang bekas. Keberadaan sarana dan prasarana tersebut membuat daya tarik tersendiri bagi para pendatang khususnya para pendatang berasal dari luar Jakarta.

Gambar 2.2

“Manusia Gerobak” di Daerah Manggarai

(Sumber: Dokumentasi Peneliti 14 Januari 2014)

Pada gambar 2.2 terlihat “Manusia Gerobak” yang berada di daerah Manggarai sedang beristirahat dan menempati pinggiran jalan, lahan-lahan kosong dan trotoar-trotoar yang tersebar di sekitaran daerah Manggarai. Mereka menempati lokasi tersebut karena menurut mereka aman untuk ditempati. Salah satu tempat yang ada pada gambar di atas adalah lahan gedung kosong yang sudah tidak ditempati dan tidak diurus oleh pemiliknya. Dimanfaatkan oleh “Manusia Gerobak” sebagai tempat

50

tinggal sementara mereka. Ketika tempat tersebut sudah tidak aman untuk mereka, mereka akan pindah dan mencari tempat yang baru untuk berlindung.

2.4.1 Lokasi Tinggal “Manusia Gerobak”

Membicarakan “Manusia Gerobak” tidak bisa lepas dari lokasi tinggal. Lokasi tinggal merupakan kawasan di berbagai sudut kota, dimana “Manusia Gerobak” menjadikannya lingkungan, halaman bagi rumah yang berwujud gerobak. Menurut pengamatan dan wawancara peneliti dengan salah satu informan, bagi “Manusia Gerobak” yang ada di Manggarai yaitu RN, lokasi yang di tempati merupakan kebutuhan penting sebagai bagian dari tempat tinggal. Lokasi bagi “Manusia Gerobak” dapat diartikan juga sebagai rumah mereka, ke arah manapun mereka pergi, mereka akan kembali ke lokasi yang dipilih sebagai tempat tinggal, selama lokasi tersebut masih dianggap tepat. Meski suatu lokasi bersifat sementara, kapan saja mereka dapat pindah. Ketika mereka merasa lokasi tinggal sudah tidak kondusif untuk di tempati, mereka akan pindah mencari lokasi yang menurut mereka aman untuk di tempati.

Berdasarkan pengamatan peneliti, “Manusia Gerobak” yang ada di Manggarai banyak menempati lokasi-lokasi seperti gedung kosong, trotoar-trotoar, pinggiran jalan dan taman Manggarai. Lokasi-lokasi yang tersebar di daerah Manggarai mereka tempati secara ilegal tanpa adanya perizinan terlebih dahulu kepada pihak setempat untuk menempati lokasi tersebut. “Manusia Gerobak” akan pindah dari lokasi tersebut ketika mereka memang sudah diusir ataupun ada tindakan dari masyarakat atau pemerintah setempat untuk melakukan razia dan mengusir mereka. Dalam hal ini

“Manusia Gerobak” akan berpindah-pindah lokasi sampai mereka menemukan lokasi yang dianggap sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.4.2 Lokasi Bekerja “Manusia Gerobak”

Dalam hal ini lokasi bekerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi “Manusia Gerobak”. Apalagi lokasi tersebut banyak menyediakan barang-barang bekas. Pekerjaan “Manusia Gerobak” adalah memulung, yakni mengumpulkan barang-barang bekas untuk di jual ke pengepul dan ditukarkan dengan uang. Sebagai sebuah kerja, mirip dengan kerjaan lain yang memiliki lokasi kerja. Bedanya, lokasi kerja pemulung tersebar di berbagai sudut kota, luas seperti tanpa batas. Beragam lokasi dan tempat bisa menjadi lokasi bekerja mereka, terutama yang menyediakan sumberdaya barang bekas seperti jalanan, pemukiman penduduk, pasar, fasilitas pelayanan umum, kontainer sampah dan lain-lain. Mereka menganggap luasnya kota adalah sumber rezeki mereka.

Menurut wawancara dengan salah satu informan “Manusia Gerobak” yaitu YSF, beliau sudah lama menjadi “Manusia Gerobak”. Beliau menganggap luasnya kota Jakarta sebagai ladang mata pencaharian untuk mendapatkan barang-barang bekas sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini tidak ada target lokasi utama untuk menentukan banyaknya barang bekas, karena barang bekas bisa ada dimana saja. Tetapi tidak jarang ada “Manusia Gerobak” yang hanya memilih satu lokasi sebagai target lokasi pencaharian barang bekas seperti salah satu informan peneliti yaitu IS, beliau hanya mengitari pemukiman penduduk yang tersebar di daerah Manggarai. Menurutnya, pemukiman penduduk sudah banyak menyediakan barang-barang bekas

52

dan pengahasilannya dari barang bekas cukup untuk kehidupannya sehari-hari tanpa beliau harus mencari barang bekas di lokasi yang berbeda-beda.

Dokumen terkait