• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Jalan tol Jagorawi dibangun pada tahun 1973 dan merupakan jalan tol tertua di Indonesia. Pada saat dibuka jalan tol ini terdiri dari 2 jalur lalu lintas untuk masing-masing arah. Dengan panjang 47 km, jalan tol yang menghubungkan Jakarta, Bogor hingga Ciawi ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia (Ariprayogo, 2011). Tahun 1978, jalan tol mulai diresmikan dan dioperasikan. Secara administratif, jalan tol Jagorawi terletak di DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor. Jalan tol Jagorawi memotong wilayah 28 desa, diantaranya 9 desa berada di wilayah administrasi DKI Jakarta dan 19 desa lainnya berada di wilayah administrasi Kabupaten Bogor (Ardian, 2006).

Jalan tol Jagorawi mengalami penambahan-penambahan pintu gerbang tol. Penambahan ini dilakukan untuk penyesuaian perkembangan jalan tol Jagorawi. Pada tiap-tiap jalur terdapat 7 buah pintu gerbang pembayaran tol yang menandai bahwa kendaraan dapat keluar masuk jalan tol Jagorawi melalui gerbang-gerbang tersebut, yaitu gerbang tol Ramp TMII (Km 4.2), TMII ( Km 5.25), Pasar Rebo (Km 7,45), Cibubur (Km 13,90), Gunung putri (Km 24,20), Cibinong (Km 27,50), Sentul (Km 33,2), Bogor (Km 40,50) dan Ciawi (Km 44,6).

4.2. Komponen Biologi

Salah satu komponen penting dalam pemantauan lingkungan di sekitar jalan tol Jagorawi adalah komponen biologi. Komponen biologi yang dimaksud adalah jenis-jenis flora dan fauna baik liar, budidaya, maupun migrasi. Secara umum, jenis-jenis flora yang ditemukan dapat dikelompokan menjadi kelompok pohon, kelompok semak, dan kelompok budidaya. Survei inventarisasi jenis-jenis flora dan fauna dilakukan dengan metode Rapid Assesment melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat (Anonim, 2010). Survei ini dilakukan di sepanjang tol Jagorawi dengan 10 stasiun (titik pengamatan), antara lain: Pintu Gerbang tol Bogor, Rest area Cibubur, Rest Area Ciawi, Rest Area Sentul, Gardu TMII, Ramp TMII, TMII, Citeureup, Sentul, dan Cawang. Adapun batas jarak survei ke arah luar badan jalan adalah ± 100 m.

Berdasarkan hasil survei inventarisasi ditemukan 44 jenis pohon (Tabel 8) dan 13 jenis semak atau perdu (Tabel 9). Pada umumnya jenis pohon yang banyak terdapat di sekitar jalan tol Jagorawi adalah Soka (Ixoxa spp), Akasia (Acacia mangium Willd.), Kayu Manis (Chinamomum burmanii), dan Bambu Cina (Chimonobambusa spp). Jenis semak atau perdu didominasi oleh Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis).

Jenis-jenis tanaman yang ada di sekitar jalan tol tersebut merupakan jenis tanaman yang sengaja ditanam dan dipelihara oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, sebagai tanaman lindung terutama sebagai pereduksi kebisingan, karena jalan tol merupakan salah satu sumber kebisingan terutama dari kendaraan. Kebisingan tersebut berasal dari suara mesin (knalpot), kecepatan, gesekan ban dan sound sistemnya (Anonim, 2010).

Tabel 8. Jenis-jenis tanaman kategori pohon yang ditemukan di sekitar jalan tol Jagorawi

No Nama Lokal Nama Ilmiah No Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Bungur Lagerstroemia indica 23 Bambu Bambusa vulgaris

2 Angsana Pterocarpus indicus 24 Palm Kipas Livistona chinensis

3 Kasumba Bixa orellana 25 Kayu Manis Chinamomum burmanii

4 Sawo Duren Crateva religiosa 26 Kasia Kassia oranis

5 Sawo Kecik Manilkara spp. 27 Pete Cina Leucaena leucephala

6 Akasia Acacia mangium 28 Mangga Mangifera spp 1.

7 Jati Putih Gmelina arborea 29

Mangga

Weni Mangifera spp 2.

8 Mahoni Swietenia mahagoni 30 Rambutan Nephelium lappaceum

9 Ketapang Terminalia catapa 31 Waru Hibiscus mutabilis

10 Palm Bismarkisa Bismarckia anobilis 32 Manggis Garcinia mangostama

11 Bintaro Cerbera manghas 33 Nangka Aritocarpus heterophyllus

12 Bambu Cina Chimonobambusa spp. 34 Sirsak Annona muricata

13 Soka Ixora spp. 35 Kelapa Cocos nucifera

14 Kamboja Adenium spp. 36 Jambu Biji Psidium guajava

15 Tabebuta Tabebuls argenta 37 Melinjo Gnetum gnemon

16 Sukun Artocarpus communis 38 Beringin Ficus spp.

17 Kelapa Sawit Elaeis guineensis 39 Saputangan Manittoa grandiflora

18 Palm Kipas Livistona chinensis 40 Dadap Erythrina spp.

19 Cemara Udang Casuarina equiselifolia 41 Gamal Glyricidia sepium

20 Sengon Enterolobium spp. 42 Jarak Jatropa spp.

21 Nyamplung Callophyllum inophyllum 43 Jeruk Citrus sp

22 Durian Durio zibethinus 44 Randu Ceiba petandra

Tabel 9. Jenis-jenis tanaman kategori semak atau perdu yang ditemukan di sekitar jalan tol Jagorawi

No Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Kembang Sepatu Hibiscus rosa sinensis

2 Alamanda Alamanda catartica

3 Kembang Kertas Caesalpynia pulcherima

4 Tahi Ayam Tagetes spp.

5 Bougenvil Bougenvilia spectabilis

6 Bunga Kupu-kupu Bauhinia purpurea

7 Bunga Matahari Helianthus anuus

8 Murbei Morus alba

9 Pacar Air Impatiens spp.

10 Paku Ekor Kuda equisetum hyemale

11 Poncosudo Jasminum multiflorum

12 Putri Malu Mimosa pudica

13 Sirih Piper spp.

Sumber: Hasil Survei dan Studi RKL – RPL Tahun 2010

4.3. Komponen Fisik dan Kimia

Jalan tol Jagorawi memiliki topografi yang datar (kelerengan 0-2%), berombak (kelerengan 3-8%) dan bergelombang (kelerengan 9-15%). Namun, topografinya relatif datar dari arah Jakarta dan mulai berombak dan bergelombang di wilayah yang mendekati Bogor, terutama di wilayah sekitar Citeureup hingga Cibinong. Ketinggian tempat di wilayah jalan tol Jagorawi bervariasi, dari Jakarta hingga Cibubur ketinggiannnya 20 mdpl, Cibinong ketinggiannya 125 mdpl dan Bogor berada pada ketinggian 250-300 mdpl. Dari arah Bogor ke Jakarta, jalan tol Jagorawi melintasi tiga buah sungai, yaitu sungai Ciliwung (Km 28) dan sungai Cikeas (Km 18 dan Km 2) yang berada di wilayah Kabupaten Bogor serta sungai Cisunter (Km 4) yang berada di wilayah provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, jalan tol Jagorawi termasuk dalam wilayah yang memiliki iklim tipe A, yaitu mempunyai curah hujan rata-rata yang lebih besar dari 2.000 mm/tahun disertai dengan penyebaran hujan tahunan yang cukup tinggi. Curah hujan rata-rata jalan tol Jagorawi yang berada di wilayah Jakarta sebesar 1.800 mm/tahun, sedangkan di wilayah Bogor dapat mencapai 4.200 mm/tahun. Hujan yang cukup lebat terjadi pada bulan November hingga Maret. Di wilayah Cibinong sampai dengan Bogor rata-rata curah dan jumlah hari hujannya

cukup tinggi mulai bulan November hingga April. Suhu udara antara Jakarta, Cibinong maupun Bogor relatif sama dan tidak terlalu bervariasi (Pauzi, 2009).

4.4. Kondisi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di arboretum tol Jagorawi km 41 dan jaraknya dekat dengan pintu tol Bogor. Vegetasi yang berada di lokasi penelitian paling banyak adalah Akasia, Sengon, Jati, Pisang, Putri Malu, dan Kembang Sepatu. Area belakang arboretum terdapat peternakan domba dan pemukiman warga Desa Cimahpar yang tidak begitu padat.

Jenis vegetasi yang dipilih sebagai fokus kajian dalam penelitian adalah akasia, jati, dan rumput (Gambar 3). Sebagai kontrol, dipilih lahan bera yang terletak di belakang arboretum (diluar tol). Diantara lahan jati dan lahan rumput terdapat sungai yang memotong jalan tol.

L

Gambar 3. Lokasi penelitian (a) Lahan akasia, (b) Lahan jati. (c) Lahan rumput, dan (d) Lahan bera.

(a)

(b)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait