BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.6 Pengujian WLAN
4.6.1 Kondisi WLAN-Smase-01
Access point-Smase-01 ini berada di sebelah utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian utara. Access point-Smase-01 terkoneksi kabel melalui
switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 35m.
4.6.1.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- Smase-01 dapat digambarkan seperti Gambar 4.39. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.20 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 16.866 14.033 5.448
Good 8.915 6.083 1.149
Fair 2.943 1.3745 0.172
Tabel. 4.20. Rata-rata throughput WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent
dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps) Sepi Throughput (Mbps) Normal Throughput (Mbps) Sibuk
Gambar 4.39. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase- 01
4.6.1.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase-01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.40. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal
good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-
Smase-01 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-01 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi
baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.21 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.21. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam %).
Smase-01
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.075
Good 0.038 0.167 0.911
Fair 0.341 0.538 3.066
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%) Sepi Packet Loss (%) Normal Packet Loss (%) Sibuk
Kinerja packet loss pada Gambar 4.40 menunjukan
trendline packet loss bahwasemakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss
terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.40. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase- 01
4.6.1.3 Jitter
Tabel 4.22 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.41 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
Smase-01
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 3.028 6.277 15.058
Good 6.936 14.094 31.754
Fair 19.260 32.438 88.600
Poor 34.004 70.523 164.338
Tabel. 4.22. Rata-rata jitter WLAN-Smase-01 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-01 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-Smase-01 pada Gambar 4.41 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk
Gambar 4.41. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01
4.6.2 Kondisi WLAN-Smase-02
Access point-Smase-02 ini berada di sebelah selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian selatan. Access point-Smase-02 terkoneksi kabel melalui
switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 25m.
4.6.2.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- Smase-02 dapat digambarkan seperti Gambar 4.42. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.23 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 19.75 17.9 7.18
Good 15.816 11.833 2.118
Fair 7.7016 2.145 0.567
Poor 1.742 0.443 0.051
Tabel. 4.23. Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam Mbps).
0 5 10 15 20 25
Excellent Good Fair Poor
Throughput (Mbps) Sepi Throughput (Mbps) Normal Throughput (Mbps) Sibuk
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent
dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
Gambar 4.42. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase- 02
4.6.2.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.43. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-02 pada sinyal
good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-
Smase-02 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-02 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.24 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.24. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.43 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
Smase-02
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.166
Good 0.075 0.155 0.85
Fair 0.215 0.843 2.4
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%) Sepi Packet Loss (%) Normal Packet Loss (%) Sibuk
sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%.
Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan
fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3%. Sedangkan kualitas sinyal poor
pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.43. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase- 02
4.6.2.3 Jitter
Tabel 4.25 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.44 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 2.091 6.106 14.224
Good 6.355 13.128 29.428
Fair 16.849 28.624 78.161
Poor 31.791 61.190 147.628
Tabel. 4.25. Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-Smase-02 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-02 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Excellent Good Fair Poor
Jitter (ms) Sepi Jitter (ms) Normal Jitter (ms) Sibuk kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-Smase-02 pada Gambar 4.44 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
4.6.3 Kondisi WLAN-SMAN1SEWON
Access point-SMAN1SEWON ini berada di ruang kepala sekolah SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMAN1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB (Pusat Siswa Belajar). Jarak antara router server ke
switch + 55m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 15m.
4.6.3.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- SMAN1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.45. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.26 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Throughput (Mbps)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 18.716 16.316 10.033
Good 14.283 10.366 5.603
Fair 5.546 1.815 0.589
Poor 1.037 0.577 0.154
Tabel. 4.26. Rata-rata throughput WLAN-
SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam Mbps).
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
0 5 10 15 20 Throughput (Mbps) Sepi Throughput (Mbps) Normal Throughput (Mbps) Sibuk
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 18.716 Mbps pada kualitas sinyal excellent
pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
Gambar 4.45. Grafik rata-rata throughput WLAN-
SMAN1SEWON
4.6.3.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.46. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMAN1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan
packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
packet loss semakin besar. Tabel 4.27 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Packet Loss (%)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 0 0 0.091
Good 0.018 0.155 0.561
Tabel. 4.27. Rata-rata packet loss WLAN-
SMAN1SEWON selama enam hari (dalam %).
Kinerja packet loss pada Gambar 4.46 menunjukan
trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3%. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3%.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Excellent Good Fair Poor
Packet Loss (%) Sepi Packet Loss (%) Normal Packet Loss (%) Sibuk
Gambar 4.46. Grafik rata-rata packet loss WLAN-
SMAN1SEWON
4.6.3.3 Jitter
Tabel 4.28 menunjukan data berupa rata-rata dari
jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.47 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
SMAN1SEWON
Kuat Sinyal
Jitter (ms)
Sepi Normal Sibuk
Excellent 1.571 5.870 11.934
Good 6.411 12.656 25.815
Poor 23.558 42.327 92.751
Tabel. 4.28. Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON Selama enam hari (dalam ms).
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-SMAN1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hanya pada kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena besaran nilai jitter dalam 75 s/d 125 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter
dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-SMAN1SEWON pada Gambar 4.47 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara