• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan produksi dibutuhkan oleh semua industri termasuk industri jeli. Program aplikasi Triteguh Manunggal Sejati Production Schedule 1.0 atau lebih singkatnya disebut TRIMS PS 1.0 merupakan paket program aplikasi komputer yang bertujuan untuk membantu proses penjadwalan produksi. Program TRIMS 1.0 akan digunakan oleh departemen PPIC dalam melakukan proses penjadwalan yang lebih detail pada lini produksi drink. TRIMS 1.0 terdiri atas sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen dialog. Tiga model utama program TRIMS 1.0 yaitu model persediaan, model kebutuhan dan model penjadwalan produksi. Model persediaan terdiri atas dua sub model yaitu sub model persediaan produk jadi. Model kebutuhan terdiri atas model kebutuhan batch produksi dan model kebutuhan material kemasan. Model penjadwalan produksi menggunakan dua mesin yaitu mesin JB 3 dan mesin JB 4. Verifikasi program ini dilakukan di PT. TRMS, Tangerang. Pokok bahasan pada penelitian ini yaitu pada jenis produk drink, antara lain jeli rasa jeruk (JDO 1), jeli rasa jambu (JD0 3), jeli rasa apel (JDO 9), bolo drink (JBC 1) serta koko drink (JBC 4).

Model penjadwalan TRIM PS 1.0 ini tidak hanya berfungsi sebagai model penjadwalan, juga dapat berfungsi sebagai pengendali produksi. Pada program ini terdapat fasilitas pengecekan material dimana dapat diketahui apabila terjadi kekurangan material. Model ini memperhitungkan waktu proses pada setiap tahapan produksi dimana pada perusahaan penjadwalan tidak memperhitungkan waktu tersebut. Model ini akan berjalan optimal apabila model diintegrasikan dengan model persediaan dan pemesanan yang online.

Tabel 1. Jenis produk yang akan masuk kedalam penjadwalan

No Deskripsi Produk Jenis Produk Gambar Produk

1 Produk minuman dengan

butiran alginat dan terdiri atas campuran jeruk dan lemon

Jeli Bolo Drink

(JBC 1)

2 Produk minuman nata de

coco dengan rasa leci .

Jeli Koko Drink (JBC 4)

3 Kombinasi produk

minuman dan makanan. Jeli rasa jeruk.

Jeli drink rasa jeruk (JDO 1)

4 Kombinasi produk

minuman dan makanan. Jeli rasa jambu.

Jeli drink rasa jambu (JDO 3)

5 Kombinasi produk

minuman dan makanan. Jeli rasa apel.

Jeli drink rasa apel (JDO 9)

Sumber : PT. TRMS

Output dari penjadwalan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang

lebih baik seperti meminimalkan rata-rata waktu penyelesaian produk dan meminimalkan jumlah keterlambatan. Apabila program TRIMS PS 1.0 dijalankan maka yang pertama muncul adalah splash.

Gambar 14.Tampilan splash screen

Menu selanjutnya yang muncul adalah menu login yang meminta pengguna memasukkan nama dan kata kunci. Tampilan login pada program terdapat pada Gambar 15.

Gambar 15. Tampilan menu login

Halaman utama akan tampil setelah pengguna memasukkan kata kunci. Halaman utama terdiri atas empat menu utama yaitu menu file, menu input data, menu output data dan about. Pada menu file terdapat menu exit, fungsinya untuk keluar dari program aplikasi ini. Menu input data berisi semua menu yang terdapat proses pemasukan data ke dalam program. Menu ini terdiri atas 3 sub menu meliputi persediaan produk jadi, persediaan material dan menu pesanan produksi. Menu output data berisikan sub menu

kebutuhan batch produksi, penjadwalan produksi dan laporan penjadwalan. Tampilan menu halaman utama terdapat pada Gambar 16.

Gambar 16 . Tampilan menu halaman utama

1. Menu Input Data

Menu input data terdiri atas sub menu yang berfungsi sebagai tempat memasukkan data yang akan digunakan pada menu-menu berikutnya. Menu ini terdiri atas sub menu persediaan produk jadi, order produksi, kebutuhan material kemasan dan sub menu persediaan material.

a. Persediaan Produk Jadi

Pada menu persediaan produk jadi berguna untuk mengetahui persediaan akhir produk jadi di gudang. Basis data dan model yang digunakan adalah persediaan. Pada menu ini pengguna dapat melakukan proses penambahan, penghapusan atau pengubahan. Untuk mengetahui jumlah persedian pengguna terlebuh dahulu mengisi jumlah persediaan awal, jumlah masuk dan jumlah keluar. Tampilan menu persediaan produk jadi terdapat pada Gambar 17. Output dari model persediaan ini merupakan masukan untuk menu order produksi.

Gambar 17. Menu persediaan produk jadi

b. Order Produk Produksi dan Model Kebutuhan Material

Pada menu ini terdapat dua model yaitu model order produksi dan model kebutuhan material. Model order produk produksi berguna untuk mengetahui jumlah produk yang akan diproduksi. Input model order produksi ini berupa data tahun, bulan, minggu periode penjadwalan, due

date (batas waktu), tanggal mulai, tanggal pengecekan, jumlah order dan

data persediaan produk jadi minggu sebelumnya. Tanggal mulai adalah tanggal dimulainya produk masuk ke lini produksi untuk diproduksi, sedangkan tanggal pengecekan berguna untuk menghitung nilai CR. Tanggal pengecekan adalah tanggal pada saat akan disusun jadwal produksi. Untuk data jumlah persediaan didapatkan dari basis data persediaan produk jadi. Input ini dimasukkan ketika departemen PPIC mendapatkan order dari distributor. Output dari model ini yaitu jumlah produk yang akan di produksi. Output ini akan muncul ketika ditekan tombol hitung, hasil perhitungan jumlah diproduksi akan masuk kedalam basis data pesanan, selain itu akan menjadi masukan untuk perhitungan

pada model kebutuhan material dan kebutuhan batch. Tampilan menu order produksi terdapat pada Gambar 18.

Gambar 18. Menu order produksi

Pada model order produksi terdapat juga model kebutuhan material dimana input perhitungan model ini yaitu data jumlah di produksi yang berasal dari model order produksi di mana data jenis produk, bulan,minggu dan tahun adalah sama dengan model tersebut. Pada menu ini kebutuhan material di bagi menjadi dua yaitu kebutuhan material berdasarkan jenis produk (by produk) dan kebutuhan material berdasarkan kelompok produk (by group produk). Hal ini disebabkan kondisi nyata di perusahaan material tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Material yang dihitung berdasarkan jenis produk adalah seal dan karton, sedangkan untuk cup dan sedotan dihitung berdasarkan kelompok produknya. Output dari model ini adalah jumlah material yang dibutuhkan oleh produk yang akan diproduksi. Model ini selain

menggunakan data dari basis data pesanan juga menggunakan masukkan dari basis data nilai konversi. Nilai-nilai ini digunakan dalam penghitungan kebutuhan material. Nilai konversi ini adalah jumlah satuan terkecil material yang biasa digunakan pada PT. TRMS.

Tabel 2. Konversi material

Jenis material Satuan Konversi dalam

satuan terkecil

Cup Dus 2250 Cup / Dus

Seal Roll 1740 Cup / Roll

Sedotan Ball 400 Pak / Ball

karton Pcs 1 Psc

Sumber : PT. TRMS

Nilai konversi ini dapat diubah apabila terjadi perubahan nilai konversi yang digunakan oleh perusahaan. Tampilan nilai konversi terdapat pada Gambar 19.

Gambar 19. Tampilan nilai konversi

Output yang dihasilkan dari model kebutuhan material adalah

jumlah kebutuhan material yang diperlukan untuk memenuhi jumlah produksi. Material tersebut antara lain cup dalam satuan dus, seal dalam satuan roll, sedotan dalam satuan ball, karton dalam satuan pcs. Tampilan dari model produksi dan kebutuhan material ini terdapat pada Gambar 18.

c. Persediaan Material

Pada menu persediaan material tampilan awal saat menu ini tampil terdapat pilihan input, cek persediaan, pesan dan home. Input digunakan untuk memasukkan jumlah persediaan material yang tersedia pada waktu saat periode berlangsung. Data yang dimasukkan untuk menu input persediaan yaitu dengan memilih bulan, tahun, minggu dan jenis produk.

Input berupa jumlah persediaan material cup, seal, karton dan sedotan

disesuaikan dengan persediaan yang ada. Sama halnya dengan kebutuhan material, persediaan material juga dikelompokkan berdasarkan kelompok produk dan jenis produk. Pada menu ini terdapat fasilitas tambah, reset dan hapus. Tampilan input persediaan material terdapat pada Gambar 20.

Gambar 20. Manu persediaan material

Menu ini terdapat fasilitas cek material, jika ingin mengetahui apakah jumlah persediaan material sudah mencukupi kebutuhan atau tidak maka. Proses pengecekan dilakukan dengan menekan tombol cek persediaan. Untuk melakukan pengecekan ini terlebih dahulu memilih bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang diinginkan. Ketika tombol cek

persediaan tersebut di tekan maka akan tampak jumlah kelebihan persediaan dan kekurangan persediaan. Jika persediaan material mengalami kekurangan maka akan tampak berwarna merah beserta jumlah kekurangan material. Namun apabila material tidak mengalami kekurangan maka akan tampak jumlah kelebihan sisa persediaan yang ditunjukaan dengan warna hijau. Tampilan pengecekan material terdapat pada Gambar 21.

Gambar 21. Tampilan halaman pengecekan material

Jika material mengalami kekurangan maka pengguna dapat melakukan pemesanan dengan menekan tombol pesan. Tampilan yang muncul ketika menekan tombol pesan adalah sub menu rencana kedatangan, fungsi sub menu ini untuk mengetahui kapan material tersebut datang sehingga proses penjadwalan dapat dilakukan. Untuk melakukukan proses pemesanan pengguna memilih tanggal pesan, jenis produk, jenis material, kemudian mengetikkan jumlah material yang dipesan serta lama lead time (waktu tunggu). Output yang dihasikan berupa tanggal kedatangan, tanggal kedatangan akan terisi secara

otomatis dengan menekan tombol . Pada sub menu ini juga terdapat fasilitas penambahan dan penghapusan. Hasil dari menu ini akan

dimana Tabel pertama merupakan data produk yang akan melakukan pemesanan material sedangkan Tabel yang kedua berfungsi sebagai daftar produk yang mengalami penundaan penjadwalan. Jenis produk dan tanggal masuk pada menu ini sama dengan data yang dipilih pada pemesanan sedangkan tanggal masuk ini sama dengan tanggal kedatangan. Tanggal masuk artinya tanggal ketika produk tersebut dapat masuk kedalam proses penjadwalan. Tampilan rencana kedatangan terdapat pada Gambar 22.

Gambar 22. Tampilan rencana kedatangan

2. Menu Output Data

Menu output data merupakan sub-sub menu yang menggunakan masukkan dari menu input data yang digunakan dalam model-model yang terdapat pada output data. Pada menu ini tidak ada proses pemasukkan data namun terdapat fasilitas untuk pegubahan data.

a. Kebutuhana Batch

Model kebutuhan batch ini digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan batch yang akan diproduksi dan lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi batch tersebut. Untuk menggunakan model ini diperlukan input data diantaranya bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang akan digunakan untuk memanggil data jumlah diproduksi yang berasal dari basis data pesanan. Ketika telah dipilih kemudian tekan tombol ”select” maka data jumlah diproduksi akan secara otomatis terisi, sedangkan masukkan berupa volume batch dan waktu alir secara otomatis ada ketika menu tampil. Volume batch dan waktu alir ini sifatnya fleksibel dan dapat di ubah apabila terdapat perubahan.

Output model berupa kebutuhan batch dan total waktu produksi

dan otomatis akan terisi ketika menekan tombol hitung. Proses penghitungan yang terjadi adalah jumlah diproduksi (dus) dibagi dengan kapasitas per batch produksi dalam satuan dus. Total waktu produksi di hitung berdasarkan jumlah kebutuhan pemasakan batch dikalikan dengan waktu alir produksi per batch. Hasil perhitungan dari menu ini akan menjadi masukkan dalam menu penjadwalan produksi.

Pada menu ini terdapat fasilitas tambah dan hapus sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan proses penambahan dan pengurangan. Tombol home berguna untuk kembali ke halaman muka. Tampilan model ini terdapat pada Gambar 23:

Gambar 23. Menu kebutuhan batch

b. Menu Penjadwalan

Menu penjadwalan produksi terdapat beberapa pilihan yaitu

query, mesin JB 3 dan mesin JB 4. Pada menu ini terjadi proses

pemanggilan data dari basis data kebutuhan batch yang secara otomatis muncul ketika tab query akif. Query merupakan inisiasi dari data yang akan dijadwalkan. Query ini merupakan data dari kebutuhan

batch. Data yang ingin dijadwalkan dipilih menurut bulan, minggu

dan tahun, selanjutnya pilih teknik penjadwalan yang diinginkan. Teknik yang digunakan pada penjadwalan ini adalah Shortest

Processing Time (SPT), Longest Processing Time (LPT) dan Critical Ratio (CR). Tahapan selanjutnya adalah proses pengiriman ke mesin.

Gambar 24. Tampilan pejadwalan produksi

Pada teknik penjadwalan SPT, proses yang terjadi adalah program akan mengurutkan data yang telah diseleksi berdasarkan waktu proses terpendek. Teknik LPT proses yang terjadi adalah data yang telah diseleksi akan diurutkan berdasarkan waktu proses yang paling panjang, apabila memilih teknik penjadwalan Critical Ratio (CR) maka data yang akan dijadwalkan diurutkan berdasarkan nilai CR terkecil. Tahapan selanjutnya setelah teknik penjadwalan dipilih yaitu menempatkan produk yang akan dijadwalkan sesuai dengan urutan, kemudian satu per satu produk dikirim ke masing-masing mesin yang telah menyelesaikan proses produksi paling awal. Mesin yang digunakan adalah mesin JB 3 dan JB 4.

Proses yang terjadi ketika penempatan produk pada mesin adalah terjadi penghitungan waktu selesai proses dan jumlah terlambat. Waktu selesai proses ini berupa tanggal selesai, sedangkan keluaran lain berupa terlambat ditentukan oleh due date (batas akhir penyelesaian) dan waktu selesai. Proses perhitungan terdapat pada keterangan dibawah ini:

besar dari pada waktu selesai proses maka nilai terlambat adalah selisih antara waktu selesai proses dengan due date dalam satuan hari. Hasil dari proses penjadwalan ini terdapat pada halaman mesin masing-masing berdasarkan teknik penjadwalan yang telah dilakukan.

Penjadwalan ini dapat direvisi jika terdapat tambahan produk,

order atau produk yang terdapat pada produk tertunda akan masuk

setelah material terpenuhi. Proses revisi penjadwalan dilakukan pada halaman teknik penjadwalan di masing-masing mesin dengan mengubah waktu mulai pada kolom edit yang telah disediakan. Produk-produk yang telah di produksi tidak akan terseleksi lagi.

Gambar 25. Teknik penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4

Model penjadwalan produksi ini dapat dilakukan revisi jika terdapat penambahan pesanan. Penjadwalan produksi yang telah jadi dapat di ubah ataupun ditambahkan ke dalam input sebelumnya. Pengguna dapat melakukan revisi apabila terjadi penambahan atau terjadi kesalahan. Jadwal produksi yang telah jadi pada periode Februari minggu ke dua terdapat tiga jenis produk yaitu JDO 1, JDO 3 dan JBC 1 dengan waktu mulai tanggal 11/02/2008 dan due date tanggal 16/02/2008.

Hasil penjadwalan yang telah jadi, pada mesin JB 3 teknik SPT terdapat 2 produk yaitu JBC 1 dan JDO 1, sedangakan hasil penjadwalan

pada JB 4 terdapat produk JDO 3. Tampilan input penjadwalan dan jadwal produksi sebelum penambahan pesanan terdapat pada Gambar 26, 27 dan 28.

Gambar 26. Tampilan input penjadwalan sebelum penambahan pesanan

Gambar 27. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 3.

Gambar 28. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 4

Jadwal produksi yang telah ada dapat diubah apabila terdapat penambahan. Pada input penjadwalan terdapat penambahan pesanan JDO 9 dengan waktu mulai 13/02/2008. Pada mesin jb 3 produk masih mengerjakankan pekerjaan sampai tanggal 13/02/2008. Pada mesin JB 4, mesin telah selesai menyelesaikan pekerjaan pada tanggal 12, sehingga produk tambahan dapat masuk pada mesin ini. Penjadwalan dilakukan pada tanggal 13/02/2008 dan selesai pada tanggal itu juga. Tampilan

input penjadwalan, penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4 terdapat pada

Gambar 29, 30 dan 31.

Gambar 29. Tampilan input penjadwalan setelah penambahan pesanan

Gambar 30. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 3

Gambar 31. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 4

d. Laporan

Laporan ini merupakan laporan hasil proses penjadwalan dan penghitungan nilai pegukuran kinerja penjadwalan berupa nilai rata-rata waktu penyelesaian produk dan rata-rata-rata-rata keterlambatan. Untuk menampilkan data yang akan dilaporkan pengguna terlebih dahulu memilih data penjadwalan berdasarkan bulan, minggu dan tahun. Kemudian pilih teknik penjadwalan setelah itu tekan hitung. Proses perhitungan yang terjadi ketika menekan tombol hitung adalah program akan menghitung laju alir proses (flow time) dan total waktu terlambat. Perhitungan waktu alir ini akan menghitung berdasarkan

Katerangan :

F : waktu rata-rata penyelesaian produk (mean flow time) n : Jumlah Produk

Pi : waktu proses produk ke i

Pada menu akan menghitung juga jumlah terlambat dan nilai rata-rata penyelesaian produk (mean flow time) pada setiap metode berdasarkan masing-masing mesin. Data yang digunakan terlebih dahulu diseleksi berdasarkan bulan, minggu dan tahun dengan menekan tombol cari. Selain menghitung nilai terlambat, pada menu ini terdapat penghitungan rata-rata terlambat permesin yang didapatkan dari nilai keterlambatan dibagi dengan jumlah produk yang terlambat. Setelah itu nilai rata-rata waktu penyelesaian dan rata-rata nilai terlambat dibagi dengan jumlah mesinnya.

Hasil keluaran dari menu ini dihubungkan dengan program

Microsof Exel dengan menekan tombol laporan dan langsung dapat di

cetak atau di modifikasi tampilannya.

Gambar 32. Laporan penjadwalan produksi

n

p

i

n

F

n i i

/

)

1

(

1

Gambar 33. Laporan mean flow time dan rata-rata terlambat

3. Menu Tentang Program

Menu ini memuat semua informasi yang berhubungan dengan program aplikasi ini baik mengenai cara penggunaan program hingga informasi mengenai pembuat program.

a. Tentang pembuat program

Menu ini berisikan informasi mengenai data diri pembuat program, yang meliputi nama , alamat, nomor telepon, email serta foto diri.

b. Tentang Program

Menu tentang program ini berisi informasi lisensi program aplikasi penjadwalan produksi, serta informasi mengenai versi dari program ini sendiri. Tampilan tentang program ini terdapat pada Gambar 34.

Gambar 35. Tentang program c. Bantuan

Menu ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh program aplikasi ini. Menu bantuan ini dihubungkan dengan panduan penggunaan program, jika pengguna mengalami kesulitan dalam mengoperasikan program ini. Panduan penggunaan program terdapat pada lampiran.

Dokumen terkait