• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konfirmasi Temuan dengan Teori

BAB IV: INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori

Dari hasil penelitian yang sudah didapat, telah dilakukan analisis yang telah dibahas di bab sebelumnya. Selanjutnya akan dilakukan konfirmasi temuan dengan teori, konfirmasi temuan dengan teori ini bertujuan untuk mengaitkan hasil temuan-temuan di lapangan dengan teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti akan mengaitkan hasil temuan dengan teori interaksi simbolik yang digunakan dalam penelitian ini.

Teori interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat dan berpegangan bahwa individulah yang membentuk makna melalui proses komunikasi yang membutuhkan konstruksi interpretif untuk menciptakan makna. Makna yang kita berikan pada simbol merupakan produk dari interaksi sosial dan menggambarkan kesepakatan kita untuk menerapkan makna tertentu pada simbol tertentu pula. Dalam penelitian ini teori interaksi simbolik digunakan untuk melihat bagaimana masyarakat memaknai suatu tradisi dari hasil interaksi yang mereka lakukan dengan orang lain.

Proses komunikasi ritual tradisi Bantengan dalam penelitian ini dapat dilihat dari unsur-unsur yang berkaitan di dalamnya. Yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Komunikator dalam proses komunikasi ini adalah para pelaku Bantengan, pesan yang dikirimkan adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita yang

108

dibawakan dalam pertunjukkan Bantengan. Pesan yang disampaikan bersifat secara langsung dan melalui media, media yang digunakan seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Komunikan dalam proses komunikasi ini adalah masyarakat yang menyaksikan tradisi Bantengan ini. Dan efek yang ditimbulkan dapat berupa perubahan pemikiran dan perilaku masyarakat. Proses komunikasi ritual tradisi Bantengan ini jika dilihat dari sudut pandang teori interaksi simbolik terpusat pada pemaknaan pesan yang berupa simbol-simbol.

Dalam konteks penelitian ini, masyarakat mendapatkan pemahaman makna tradisi Bantengan dari hasil interaksi mereka dengan orang lain. Interaksi yang dilakukan pun dilakukan dengan orang yang juga mengerti akan simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi Bantengan ini.

Secara umum teori interaksi simbolik terdiri dari tiga prinsip utama asumsi yaitu1:

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu baik itu benda, kejadian maupun fenomena atas dasar makna yang dimiliki oleh benda, kejadian atau fenomena itu bagi mereka.

Apabila dikaitkan dengan hasil temuan penelitian ini adalah tentang bagaimana masyarakat menganggap tradisi Bantengan ini sebuah tradisi masyarakat yang sudah turun-temurun .Pelaku dan kelompok Bantengan menganggap tradisi Bantengan yang sara akan pesan tentang kehidupan bermasyarakat. Untuk itu mereka

1

109

menganggap tradisi Bantengan ini sebagai sebuah tradisi yang harus dijaga keberadaannya.

2. Makna suatu benda, kejadian, fenomena merupakan hasil dari interaksi sosial dengan orang lain.

Pemberian makna kepada simbol-simbol tradisi Bantengan ini bagi masyarakat biasanya diperoleh dari hasil interaksi mereka dengan orang lain. Penyebaran informasi dari mulut-mulut biasanya merupakan salah satu proses interaksi. Sulit untuk seseorang menafsirkan makna sebuah simbol tradisi sendiri, karena simbol-simbol ini tumbuh dari tradisi- tradisi terdahulu. Simbol-simbol yang terdapat pada tradisi Bantengan ini tidak bisa dipahami hanya dengan melihatnya saja. Untuk itu orang harus bertanya kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus tentang hal itu. Dalam penelitian ini tindakan tersebut terkait dengan pemaknaan simbol mengenai penjelasannya (wedhal) dan cikal bakalnya. Menurut Pak Engkin orang yang memiliki kemampuan untuk menafsirkan simbol- simbol tradisi ini adalah orang yan memiliki ikatan batin yang cukup tinggi dengan konsep-konsep kejawen. Proses bertanya inilah yang merupakan bagian dari interaksi sosial dengan orang lain.

3. Sebuah makna itu dikelola dan dimodifikasi melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannnya dengan tanda yang dijumpai dalam interaksi sosial yang berlangsung.

Makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini tergambar dari anggapan negatif masyarakat yang pada awalnya menganggap tradisi Bantengan ini sebuah kesenian

110

yang mengandung unsur kesyirikan. Kemudian anggapan tersebut bergeser, karena tradisi bantengan tidak hanya identik dengan unsur kesurupannya. Seperti yang terjadi saat festival bantengan tahunan, yang lebih mengutamakan unsur seni dari tradisi bantengan ini. Pergeseran makna ini didapat dari proses penafsiran oleh masyarakat karena interaksi yang mereka lakukan menghasilkan makna yang berbeda. Hal ini juga terkait dengan pemahaman masyarakat terhadap tradisi Bantengan yang mereka lihat, pemahaman yang kurang akan menyebabkan pemaknaan yang keliru.

111

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil penelitian dan pembahasannya yang diulas pada bab sebelumnnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses komunikasi pada ritual tradisi Bantengan

menampilkan aspek pertunjukkan atau seremonial yang sakral dan keramat. Proses komunikasi ritual yang terjadi dapat dilihat dari penggunaan simbol-simbol baik itu verbal maupun non verbal yang terdapat pada tradisi Bantengan tersebut. Simbol-simbol tersebut mengandung makna sebagai pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. 2. Makna tradisi Bantengan bagi masyarakat dan pelaku

Bantengan adalah tradisi yang mengandung sebuah nilai penting bagi kehidupan bermasyarakat. Nilai tersebut adalah tentang menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, karena dengan bersatu kita dapat melawan kebatilan.

B. Rekomendasi

Setelah menyelesaikan proses penelitian, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang bisa dijadikan anjuran untuk kemungkinan adanya penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian ini selanjutnya.

112

Rekomendasi ini bisa dijadikan masukan dan bisa dijadikan bahan pertimbanganbagi beberapa pihak, seperti:

1. Pelaku Bantengan

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi pelaku Bantengan:

a. Kelompok-kelompok Bantengan untuk meningkatkan kreativitas dalam mengemas pertunjukkan Bantengan untuk meningkatkan animo masyarakat tanpa keluar dari pakem-pakem pertunjukkan Bantengan yang sudah ada.

b. Tetap menjaga dan melestarika tradisi Bantengan dengan mengajarkan kepada generasi-generasi muda, agar kelompok Bantengan memiliki regenerasi.

2. Peneliti Selanjutnya

Peneliti memiliki beberapa rekomendasi untuk peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Menggunakan pendekatan budaya atau etnografi agar penelitian yang dilakukan lebih mendalam.

b. Melakukan pendekatan yang intens kepada kelompok-kelompok yang akan diteliti.

113

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elviro & Bambang Q-Anees. 2007.Filsaat Ilmu komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Meida.

Bungin, Burhan. 2006.Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana.

Cassier, Ernest. 1990.Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Essei tentang Manusia. Jakarta; Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamu Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamari. 1993.Agama dalam Perpektif Sosiologi,.Bandung : Alphabeta

Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Adiya Bakti.

___________________. 2006.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

___________________. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________________. 1989.Kamus Komunikasi. Bandung: Bandar Maju. Ghazali, Adeng Mukhlar. 2011. Antropolgi Agama. Bandung : Alfabeta.

Hakim, Atang Abd. & Jaih Mubarok. 2009.Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mattulada.1997. Kebudayaan Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup. Hasanuddin University Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2014.Teori Komunikasi Individu Hingga Massa.Jakarta : Kencana. Mukhtar. 2013. MetodePenelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi. Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

_______________. 2008. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nazsir, Nasrullah. 2009.Teori-teori Sosiologi.Widya Padjajaran. Peursen, C.A van. 1980.Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus.

114

Poloma, Margarent M. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Richard, West & Lynn, H. Turner. 2008. Pengantar Teori komunikasi: Analisis dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Humanika.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993.Teori Komunikasi.Jakarta : UT.

Sihabudin, Ahmad. 2011.Komunikasi Antarbudaya Satu Perspektif Multidimensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta : Jalasutra.

Sobur, Alex. 2013.Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutaryo. 2005.Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Sutopo. 1990. Pengantar Penelitian Kualitatif.Surakarta:UNS Pers. Syam, Nur. 2009.Islam Pesisir. Yogyakarta : LkiS.

Sztompka, Piotr. 2007.Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Pernada Media grup. Tjiptadi, Bambang. 1984.Tata Bahasa Indonesia.Jakarta :Yudistira.

Wach, Joachim. 1992. Ilmu Perbandingan Agama.Jakarta : Rajawali.

Winangun, Y. W. Wartaya. 1990. Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas dan Komunitas Menurut Victor Turner.Yogyakarta: KAnisius.

Sumber lainnya:

Andung, Petrus Anang. 2010. Perspektif Komunikasi Ritual Mengenai

Pemanfaatan Natoni Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Masyarakat Adat Boti Dalam di Kabupaten Timr Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur,Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.8No.1 JanuariApril. Desprianto, Ruri Darma. 2013. Kesenian Bantengan Mojokerto Kajian Makna

Simbolik dan Nilai Moral, Avatara e-jurnal Pendidikan Sejarah. Vol.1, No. 1, Januari 2013.

Umbar , Kisno,“Jurnal Kajian Semiotika C.S Pierce dalam Keenian Bantengan

(Upaya Revitalisasi Nilai-nilai Kesenian Daerah Malang)”,Oktober 2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_Tradisi_Bantengan diakses pada 16 November

2016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_Tradisi_Bantengan diakses pada 16 November

115

https://petrusandung.wordpress.com/2009/12/15/komunikasi-dalam- perspektif-ritual diakses tanggal 16 November 2016.

Dokumen terkait