• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori

Dari hasil temuan penelitian di atas, maka dalam pembahasan ini membandingkan temuan-temuan penelitian dengan dua teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori Marketing Mix dan teori Promotional Mix. Teori pertama yaitu teori Marketing Mix yaitu harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variable-variabel yang terdapat dalam marketing mix yakni : Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).

Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menajdi empat kelompok utama yang dikenal dengan 4 P yaitu:

1. Product (Produk)

Definisi produk menurut Philip Kotler adalah : “A product is a thingthat

can be offered to a market to satisfy a want or need”. Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Dalam pengembangan produk, meliputi pendefenisian manfaat-manfaat yang akan diberikan produk tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan melalui ciri-ciri produk berwujud, seperti mutu, tampilan, dan desain.

a. Mutu Produk Dalam pengembangan suatu produk, pengelola harus memilih tingkat produk yang akan mendukung posisi produk di dalampasar sasaran. Mutu adalah salah satu sarana penentuan posisi yang penting bagi pemasar. Mutu produk mencerminkankemempuan produk untuk menjalankan fungsinya. Bagi sebagian perusahaan, meningkatkan mutu berarti menggunakan pengendalian mutu yang lebih baik untuk menurunkan kerusakan-kerusakan yang mengganggu

konsumen.

Perusahaan-perusahaan harus melakukan suatu yang lebih dari sekedar mambangun mutu ke dalam produk-produk mereka; mereka juga harus mengkomunikasikan mutu produk. Tampilan dan rasa produk seharusnya mengkomunikasikan tingkat mutunya. Mutu juga dikomunikasikan melalui unsurunsur bauran pemasaran yang lain. Harga yang tinggi biasanya menandakan produk bermutu premium.

Nama merek, pengemasan, distribusi, dan promosi produk juga menunjukkan mutunya. Seluruh unsur ini harus bersatu padu dalam mengkomunikasikan dan mendukung citra merek/perusahaan.

b. Tampilan Produk

Produk dapat ditawarkan dengan tampilan yang beraneka ragam. Tampilan adalah sarana yang kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Sebagian perusahaan adalah sangat inovatif dalam menambah tampilan-tampilan baru. Sebagai produsen pertama yang memperkenalkan tampilan baru yang dibutuhkan dan bagusadalah salah satu yang paling efektif untuk bersaing.

c. Desain Produk

Cara lain untuk menambah unsur yang membedakan sebuah produk adalah melalui desain produk. Sebagian perusahaanmemiliki reputasi karena keunggulan desain. Desain adalah konsep yang lebih luas. Model secara sederhana menjelaskanbentuk luar produk.

Dari penjelasan salah satu variabel merketing mix di atas yaitu product (produk), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu JX International sebagai brand (produk) brand tidak bisa hanya mengandalkan nama besar semata, tetapi juga perlu memperhatikan dan menjaga performa produk yang diikuti dengan manajemen brand yang baik serta komunikasi pemasaran sebagai salah satu strategi untuk terus bertahan di tengah dinamika pasar.

Jatim Expo atau yang saat ini bernama JX International tidak dapat bertahan hanya dengan mengandalkan nama besar yang telah populer,

tetapi harus terus melakukan inovasi produk dan komunikasi pemasaran kepada konsumen maupun stakeholder lainnya.

JX International menganalisa prospektif pasar, setelah sekian tahun perusahaan perlu menegaskan kembali targetnya dan merencanakan mengubah positioningnya pada area yang baru, sehingga perlu citra yang baru pula untuk merefleksikan hal tersebut. Selain itu JX International ingin memberikan sesuatu yang baru, berupa pembenahan dalam perusahaan.

Menurut Wachid101 rebranding memakan waktu yang lama karena harus mempertimbangkan beberapa faktor, di antaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang apakah perubahan ini membawa pengaruh yang besar bagi karyawannya dalam menjalankan tugasnya, karena karyawan harus memperkenalkan kembali logo baru tersebut ke masyarakat. Faktor eksternal ialah masyarakat dan stakeholder. Perusahaan harus mempertimbangkan juga apakah dengan perubahan brand, masyarakat memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan.

Adapun upaya rebranding yang dilakukan pihak manajemen JX International adalah seperti rebranding logo, pengecatan ulang gedung, penambahan tempat media promo. Selain itu rebranding yang dilakukan JX International juga merambah pada perbaikan manajemen yang dimiliki sehingga jalan selaras dengan visi misi perusahaan.

101 Wachid Fz, “Mengapa Harus Rebranding ?” dalam http://www.marketing.co.id/mengapa-harus-rebranding/ diakses pada tanggal 31 Desember 2016

2. Price (Harga)

Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of

money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or

using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

Dari penjelasan salah satu variabel merketing mix di atas yaitu price (harga), sesuai dengan salah satutemuan penelitian yaitu JX International menetapkan price (harga) dengan strategi multi pricing dengan spesifikasi yang tidak kalah dengan kompetitor-kompertitor dalam bidang bisnis sejenis di antaranya : lokasi yang strategis, harga yang terjangkau dan pelayanan yang excellent.

3. Place (Tempat)

Place atau tempat adalah bidang atau wadah yang digunakan sebagai tempat usaha yang akan dijalankan. Memilih tempat usaha yang sangat berpotensi mendatangkan keuntungan untuk perusahaan. Maka dari itu tempat yang kita pilih harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Strategis

c. Dapat dilihat oleh konsumen102

Dari penjelasan salah satu variabel merketing mix di atas yaitu place (tempat), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu JX International penentuan letak atau tempat perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya sangatlah strategis yaitu terletak pada Jalan Ahmad Yani 99 Surabaya yang semua orang mengetahui bahwa saat jam masuk kerja dan jam pulang kerja selalu macet sehingga apapun kegiatan promosi yang dilakukan di jalan tersebut sangatlah efektif. sehingga akses dan kemudahan dilihat oleh masyarakat luas tidak lagi dipertanyakan.

Selain bisa dilihat langsung strategi JX dalam upaya mempermudah calon client dan masyarakat luas mendapatkan informasi tentang JX dengan adanya media official web JX International ini, khalayak atau khususnya calon client JX International tidak perlu datang langsung ke lokasi (JX International) untuk melihat lay out gedung dan fasilitas-fasilitas yang ada di gedung tersebut.

4. Promotion (Promosi)

Penjelasan tentang definisi promotion (promosi) secara tidak langsung juga akan menjelaskan tentang teori kedua yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu promotional mix (bauran promosi). Menurut Mc. Daniel Dkk103 mendefinisikan promosi sebagai kegiatan yang menghasilkan informasi, membujuk, atau mengingatkan konsumen akan

102 Adi Putro Kuncoro, “Pengertian Product, Price, Place, Promotions”, dalam http://adiputro04.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-product-price-place.html diakses pada tanggal 18 Januari 2017

103 Carl McDaniel, Charles W. Lamb dan Joseph F. Hair, Pemasaran1 (Edisi 5) (Jakarta: Salemba Empat 2001) hlm. 56

manfaat dari suatu produk tujuan dari melakukan kegiatan promosi adalah:

a. Memperkenalkan produk baru kepada masyarakat. b. Memperpanjang masa kedewasaan produk.

c. Menjaga stabilitas prusahaan dari kemungkinan persaingan.

d. Mendorong penjualan produk.

Lebih lanjut adapun promotional mix (bauran promosi) menurut Plilip Kotler yang tercantum dalam buku karangan Drs. Djaslim Saladin104 adalah sebagai berikut :

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

Dari penjelasan salah satu variabel promotional mix di atas yaitu periklanan (advertising) dan promosi penjualan (sales promotion), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu tahap demi tahap yang dilakukan oleh pihak JX International dalam upaya membangun brand trust (kepercayaan merek) melakukan kegiatan promosi melalui berbagai media seperti media promosi konvensional yang dimiliki seperti spanduk, baliho dsan lain sebagainya. Tetapi juga

secara online seperti website, facebook, email, dan lain sebagainya untuk menarik calon client untuk bekerja sama dengan JX International.

Selain upaya membangun brand trust yang di tujukan kepada calon client dan masyarakat luas JX International juga berupaya membangun brand loyalty (loyalitas merek) yang di tujukan kepada client dengan memberikan pelayanan dari segi promosi event client dengan media promosi seperti di atas satu paket dengan pricing yang sudah ditentukan dan disepakati.

c. Publisitas (Public Relation and Publicity)

Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.

Dari penjelasan salah satu variabel promotional mix di atas yaitu hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu JX International dalam upaya membangun brand characteristic dengan harapan akan menciptakan brand trust adalah membenahi manajemen, seperti menetapkan pricing (harga) dengan berbagai keunggulan yang dimiliki seperti tempat yang strategis dan harga yang terjangkau namun juga pelayanan excellent yang diberikan, dengan demikian pihak JX International berharap pelanggan yang puas akan melakukan teknik pemasaran getok tular.

Dari sekian banyak teknik komunikasi pemasaran ada satu teknik yang seakan disepelekan atau malah terlupakan. Padahal, sejumlah pakar mengakuinya dan terbukti sebagai teknik yang paling ampuh. Itulah pemasaran getok tular (word of mouth marketing). Selanjutnya langkah terpenting adalah memadukan aktivitas pemasaran getok tular dengan program-program pemasaran lain. Bagaimanapun penyebaran pesan komunikasi getok tular juga perlu dirancang, seperti halnya iklan, promosi, pemasaran langsung dan kehumasan.105

d. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

Kennedy dan Soemanagara memberikan saran yang berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan oleh personal selling dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya :106

1) Lakukan alokasi prospek pelanggan.

2) Tentukan kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipuaskan.

3) Berikan rekomendasi tentang cara memenuhi kebutuhan dan keinginan itu

105 Joko Ristono, Pemasaran Getok Tular”, dalam

http://www.jokoristono.com/2012/09/pemasaran-getok-tular.html diakses pada tanggal 17 Januari 2017

106 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara, Marketing Comunication: Taktik & Strategi (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006) hlm. 34

4) Demonstrasikan kelebihan perusahaan dan produk yang dijual dan berikan informasi tentang bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi.

5) Tutuplah kegiatan dengan memberikan penawaran atau request order.

6) Lakukan follow up untuk memotivasi mereka agar melakukan tindakan yang kita inginkan.

Dari penjelasan salah satu variabel promotional mix di atas yaitu penjualan personal (personal selling), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu tahap demi tahap yang dilakukan oleh pihak JX International dalam upaya membangun kepercayaan pelanggan baik pelanggan baru, loyal maupun inkonsisten yaitu melakukan promosi mengenai JX International yang dilakukan semua department pada umumnya dan pihak marketing dan sales department pada khususnya dari mulai menentukan pelayanan sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan, memberikan saran tentang konsep event yang akan digelar di JX International, sampai melakukan follow up kepada pelanggan demi menjalin hubungan antara kedua pihak ke depannya yang lebih baik.

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail (pesan), telepon, fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas.

Dari penjelasan salah satu variabel promotional mix di atas yaitu pemasaran langsung (direct marketing), sesuai dengan salah satu temuan penelitian yaitu strategi JX dalam upaya mempermudah calon client dan masyarakat luas mendapatkan informasi tentang JX dengan adanya media official web JX International ini, khalayakatau khususnya calon client JX International tidak perlu datang langsung ke lokasi (JX International) untuk melihat lay out gedung dan fasilitas-fasilitas yang ada di gedung tersebut. Mereka cukup mengakses media official web JX International dengan alamat www.jx.co.id untuk mengetahui seputar informasi event yang akan diselenggarakan

Selain itu, di dalam media official web JX International juga terdapat sebuah kolom kritik dan saran pengunjung. Hal ini berguna untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya client JX International.

Kemudian adapun upaya lain yang dilakukan JX International dalam upaya mengukur kepuasan pelanggan agar menjadi masukan untuk JX International dalam mengambil keputusan di lain hari adalah melakukan interaksi secara intensif dengan client yang sudah bekerja sama bertujuan menanyakan perihal kritik dan saran atas pelayanan yang diberikan oleh pihak manajemen.

107

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Strategi Rebranding dalam Upaya Mewujudkan Brand Trust

Adapun alasan rebranding JX International adalah dalam perjalanan bisnisnya Jatim Expo berjalan dengan image (citra) yang tidak semestinya seperti yang diinginkan seperti mindset masyrakat bahwasanya Jatim Expo merupakan brand dari sebuah event bukan “tempat” penyelenggaraan event, sehingga pihak manajemen berinisiatif untuk merubah nama, dan peningkatan pelayanan yang selama ini dijalankan Jatim Expo serta melakukan inovasi, sehingga menciptakan image (citra) perusahaan yang diharapkan.

Adapun beberapa perubahan yang dilakukan pihak manajemen JX International dalam upaya merubah image JX seperti rebranding logo, pengecatan ulang gedung, penambahan tempat media promo, dan lain-lain. Strategi yang dilakukan JX International dalam upaya membangun kepercayaan merek (brand trust) memperkuat brand yang dimiliki dalam upaya menciptakan brand characteristic. Sebab menurut Lau & Lee brand characteristic mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli.

Selanjutnya menetapkan pricing (harga) dengan berbagai keunggulan yang dimiliki seperti tempat yang strategis dan harga yang terjangkau dan pelayanan excellent yang diberikan, dengan demikian pihak

JX International berharap pelanggan yang puas akan melakukan teknik pemasaran getok tular

Selanjutnya JX International memahami dalam proses berjualan, sangat diperlukan sebuah tahap penting yang dikenal dengan follow up. Follow up didefinisikan mengulangi lagi penawaran atau membicarakan janji yang telah dibuat sebelumnya yang bisa dilakukan berulangkali, follow up juga bisa berarti melakukan sapaan saja terhadap calon pelanggan, memberikan ucapan terimakasih, menyampaikan simpati terhadap kebutuhan yang ada, sehingga menimbulkan pertumbuhan kepercayaan terhadap perusahaan

Kemudian strategi JX dalam upaya mempermudah calon client dan masyarakat luas mendapatkan informasi tentang JX dengan adanya media official web JX International ini, khalayak atau khususnya calon client JX International tidak perlu datang langsung ke lokasi (JX International) untuk melihat lay out gedung dan fasilitas-fasilitas yang ada di gedung tersebut. Mereka cukup mengakses media official web JX International dengan alamat www.jx.co.id untuk mengetahui seputar informasi event yang akan diselenggarakan.

Selain itu, di dalam media official web JX International juga terdapat sebuah kolom kritik dan saran pengunjung. Hal iniberguna untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya client JX International.

2. Strategi Rebranding dalam Upaya Mewujudkan Brand Loyalty

Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Dua hal yang menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam mempertahankan loyalitas pelanggan adalah, pertama karena semakin mahalnya biaya perolehan pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa tingkat profitabiliti perusahaan berbanding lurus dengan pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan pelanggan secara permanen.

Keuntungan dari adanya loyalitas pelanggan adalah berkurangnya pengaruh serangan dari para kompetitor dari perusahaan sejenis, tidak hanya kompetisi dalam hal produk namun juga kompetisi dalam hal persepsi. Selain itu konsumen yang loyal dapat mendorong perkembangan perusahaan. karena mereka biasanya memberikan ide atau saran kepada perusahaan agar meningkatkan kualitas produknya dan pada akhirnya mereka tidak akan begitu mempermasalahkan harga karena mereka percaya pada produk dan kualitas yang dimiliki perusahaan.

Adapun yang dilakukan JX International dalam mempertahankan loyalitas merek (brand loyalty) adalah service excelllent yang ditanamkan dalam semua lini perusahaan. Selain itu untuk menghindari ketidak puasan pelanggan dari hal-hal yang tidak diinginkan di luar kendali team JX International dan menutup kemungkinan brand loyalty adalah dengan cara

menyepakati kontrak sebelum terjalin kerja sama antara client dan JX International.

B. Rekomendasi

Adapun peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan akademik bagi pembaca dalam memahami komunikasi pemasaran khusunya tentang strategi rebranding dalam upaya meningkatkan kepercayaan produk (brand trust) dan loyatitas pelanggan tentang produk tersebut (brand loyalty) serta dapat digunakan sebagai masukan dan referensi atau literatur bagi calon-calon peneliti berikutnya.

Peneliti menyadari keterbatasanya dalam merumuskan masalah sebagai instrumen penelitian di atas sehingga adapun rekomendasi bagi calon-calon peneliti berikutnya adalah sebagai berikut :

1. Strategi Rebranding

Pengaplikasian nilai-nilai Islam diharapkan dapat dilakukan dalam segala bidang tidak terkecuali pada bisnis khususnya wirausaha. Tentang semangat dan motivasi kewirausahaan dan pentingnya strategi pemasaran bisniskhususnya dalam konteks Islam. Tidak terkecuali rebranding dengan pendekatan Islam.

2. Strategi Mewujudkan Brand Trust

Bagi calon-calon peneliti lain, dapat peneliti rekomendasikan adanya subjek penelitian membangun kembali kepercayaan merek agar nantinya

dapat dijadikan acuan bagi produsen dalam mengatur strategi pemasaran dan peningkatan kualitas produk.

3. Strategi Mewujudkan Brand Loyalty

Kemudian rekomendasi mengenai brand loyalty yang bisa peneliti sampaikan adalah bagaimana teknik dan tata cara melayani client secara Islam dengan tuntunan dan ajaran yang sudah dicontohkan Rasulullah sebagai pengusaha yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Aaker, David. 1996. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta : Spektrum Mitra Utama. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Cet.

Ke- 13. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Barnes, James G. 2003. Secrets Of Customer Relationship Management. Yogyakarta: ANDI.

Canvens, David W. 1996. Pemasaran Strategis Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Gaspersz, Vincent. 2005. Teori Quality Management. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Griffin, Jill. 2003. Customer Loyalty : Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan. Jakarta, Airlangga.

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Irawan, Handi. 2003. Indonesian Customer Satisfaction. Jakarta : PT. Alex Media Computindo

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlanga.

Luigi, Dumitrescu dan Vinerean Simona. 2010. The Glocal Strategy of Global Brands

McDaniel, Carl, Charles W. Lamb dan Joseph F. Hair. 2001. Pemasaran1 (Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat

Minor, Michael dan John C. Mowen. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Olson, Jerry C dan J. Paul Peter. 2003. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi 6. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Ruslan, Rosady, 2006. Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, Edisi 1, Cet.ke-3.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.Sunarto. 2006. Pengantar Manajemen. Bandung: CV Alfabeta.

Saladin, Djaslim. 2004. Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya

Salim, Agus. 2006, Teori & Paradigma Penelitian Sosial, Cet. 1, Ed. 2. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Soemanagara, R. Dermawan dan John E. Kennedy. 2006. Marketing Comunication: Taktik & Strategi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cet. Ke-6. Bandung : CV. Alfabeta

Tjiptono, Fandy. 2000. Perspektif Manajemen Dan Pemasaran Kontemporer. Yogyakarta: Andi

Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara. Anthony, W.P., Parrewe, P. L., dan Kacmar, K.M. 1999. Strategic Human

Resource Management. Second Edition. Orlando: Harcourt Brace and Company.

Jurnal :

Amelia, dkk. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand Loyalty pada Web Airasia di Surabaya. Surabaya : Jurnal Gema Aktualita Vol. 3 No. 1.

Febriansyah. 2013. Pengaruh Perubahan Logo (Rebranding) Terhadap Citra Merek Pada PT Telkom tbk Di Bandar Lampung. Bandar Lampung : JMA Vol. 18 No. 2

Hasugian, Jimmi Tumpal Mangisi. 2015. Pengaruh Brand Image Dan Brand Trustterhadap Brand Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda), eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4

Delgado, Elena Ballester. 2001. Development and Validation of a Brand Trust Scale. Journal of Market Focused Management

Sari, Yusiyana, Basrah Saidani dan Mohammad Rizan. 2012. Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Teh Botol (Survei Konsumen Teh Botol Sosro Di Food Court Itc Cempaka Mas, Jakarta Timur), Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) |Vol. 3, No. 1,

Penelitian :

Abednego, Natasha dan Fransisca Kurniasari. 2011. Analisa Efektivitas Iklan Pasca Rebranding Hotel Hyatt Regency Menjadi Hotel Bumi. Surabaya : Universitas Kristen Petra

Isyana, Riza Rizki. 2015. Strategi Pemasaran Melalui Rebranding (Studi Kasus Rebranding Piring Putih Menjadi Redberries Food And Folks Dalam Meningkatkan Penjualan). Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga

Prabowo, Aris. 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Brand Trust, Brand Image dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Brand Loyalty Pada Air Mineral Aqua (Studi Kasus Pada Konsumen Air Mineral Aqua di Wilayah Tangerang Selatan). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Khoza, Kevin dan Lily Harjati. 2012. Analisis Brand Trust dan Brand Royalty Konsumen Garuda Indonesia”, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia Kurniawan, Aditya Shendi. 2011. Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Loyalitas

Dokumen terkait