• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik dengan rekan kerja adalah adanya ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok di tempat kerja, responden yang merasaan munculnya ketidak sesuaian atau konflik tinggi adalah sejumlah 54,3% dan yang merasaan konflik rendah adalah sejumlah 54,3%. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa p value 0,000 menunjukkkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara adanya adanya konflik yang terjadi dengan kejadian stress dikalangan perawat di RSUD Poresa.

Bekerja dapat menjadi pengalaman yang sangat mengesankan; bagi banyak orang pekerjaan merupakan bagian yang cukup besar dari identitas mereka, namun, terkadang pekerjaan terasa menganggu bila muncul permasalah pada pekerjaan tersebut. Sebagai contoh bila konflik dengan rekan kerja timbul, konflik ini akan menjadi beban psikologis dalam pekerjaan, beban tersebut dapat berubah menjadi depresi atau bentuk stress.

Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya. Namun demikian tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah/konflik ( Hurrell dalam Munandar, 2001 ). Konflik terjadi jika seorang tenaga kerja mengalami adanya :

1. Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara tanggung jawab yang ia miliki.

2. Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan merupakan bagian dari pekerjaannya.

3. Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahan atau orang lain yang dinilai penting bagi dirinya.

4. Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugas pekerjaannya.

Hasibuan SP (2003), konflik yang bersifat negatif, emosional dan merusak kerja sama akan merugikan perusahaan. Konflik terjadi diantara individu karyawan, kelompok dengan kelompok, vertikal (atasan dengan bawahan), maupun horizontal diantara sesama individu karyawan. Konflik yang tidak teratasi akan menimbulkan konfrontasi, perkelahian dan frustasi. Semua ini akan menimbulkan kerugian perusahaan. Hal inilah yang mengharuskan manajer sedini mungkin harus mengatasi konflik yang terjadi pada perusahaan supaya kerjasama karyawan tetap terpelihara dengan baik.

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien membutuhkan kerjasama dengan tenaga profesi lainnya di Rumah Sakit, apabila timbul konflik dengan rekan kerja akan menjadi beban berat bagi perawat yang dapat mengakibatkan stres, sebab perawat yang salah dalam melakukan tindakan pada pasien oleh sebab tidak adaya koordinasi dengan sesama perawat dan dokter dapat berakibat fatal bagi pasien.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Variabel independen yakni karakteristik organisasional (otonomi, mutasi, karier, beban kerja dan interaksi perawat) dan karakteristik individual (dukungan keluarga, kejenuhan dan konflik dengan rekan kerja) yang berpengaruh terhadap terjadinya stres kerja di RSUD Porsea, dari kedua karakteristik yang paling dominan menyebabkan stres kerja perawat adalah karakteristik individual (variabel kejenuhan, variabel konflik dan variabel dukungan keluarga) dibanding dengan karakteristik organisasional (variabel karier dan variabel mutasi) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Ada pengaruh karakteristik individual (kejenuhan) seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap terjadinya stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

2. Ada pengaruh karakteristik organisasional (karier) seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

3. Ada pengaruh karakteristik individual (konflik dengan rekan kerja) seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

4. Ada pengaruh karakteristik organisasional (mutasi) seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

5. Ada pengaruh karakteristik individual (dukungan keluarga) seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya terhadap stres kerja di ruang rawat inap RSUD Porsea.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, bahwa karakteristik individual lebih dominan pengaruhnya menyebabkan stres kerja perawat dibanding karakteristik organisasional, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

6.2.1. Saran untuk Karakteristik Individual : 1. Kejenuhan.

Salah satu alasan terbesar munculnya kejenuhan perawat adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Solusi yang cepat diperlukan untuk meringankan kejenuhan, untuk itu pihak manajemen RSUD Porsea perlu mencari penyebab dan cara mengatasi kejenuhan yang dialami oleh seorang perawat baik dengan cara melakukan variasi pekerjaan kepada perawat atau memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Mengatasi kejenuhan yang dialami oleh perawat, perawat disarankan melakukan :

a. Menyesuaikan diri dengan jadwal kerja, kurangi stres ketika merawat pasien sekarat atau kritis dengan bekerja sama dengan perawat lain.

b. Melibatkan diri dengan kegiatan di luar atau bekerja suka rela yang tidak berhubungan dengan bidang perawatan kesehatan.

c. Mengambil waktu istirahat atau libur untuk bepergian atau rileks. d. Berolahraga.

e. Memelihara pola tidur yang teratur. 2. Konflik dengan rekan kerja.

Konflik terjadi karena seseorang memiliki kebutuhan, keinginan dan kepentingan yang harus dipuaskan dan hal tersebut terancam karena adanya tindakan, ucapan atau keputusan orang lain.

Manajemen RSUD Porsea perlu menyelesaikan konflik yang dialami oleh perawat dengan metode sebagai berikut :

1. Dominasi atau penekanan dengan cara :

a. Penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis b. Penghindaran (avoidance), manajer menghindar untuk mengambil

posisi yang tegas

c. Aturan mayoritas (majority rule), melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.

2. Kompromi. Manajer mecoba menyelesaikan konflik melalui jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai.

3. Pemecahan masalah integratif (secara menyeluruh). Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama melalui

teknik-teknik pemecahan masalah. Ada tiga macam metode penyelesaian integratif yaitu :

4. Langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinannya yang terampil serta kesediaan untuk menerima Konsensus. Kedua belah pihak bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka dan bukan mencari kemenangan satu pihak.

5. Konfrontasi. Kedua belah pihak menyatakan pendapatnya secara penyelesaian.

6. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Dapat juga menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama.

3. Dukungan Keluarga.

Manajemen RSUD Porsea perlu melakukan sosialisasi terhadap seluruh keluarga perawat tentang apa tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit.

6.2.2. Saran untuk Karakteristik Organisasional : 1. Karier.

Manajemen RSUD Porsea perlu mempertimbangkan peningkatan/ kemajuan karier seorang perawat khususnya bagi perawat yang bekerja dengan baik dan bertanggung jawab akan tugas yang dikerjakannya.

Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan oleh rumah sakit saat ini maupun untuk masa depan.

2. Mutasi.

Manajemen RSUD Porsea perlu melakukan mutasi terhadap perawat yang bekerja di ruang perawatan, khususnya bagi perawat yang telah lama bertugas di ruang perawatan dan sebaiknya dilakukan mutasi sekali dalam tiga tahun

DAFTAR PUSTAKA

Aditama , Tjandra Yoga, 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Adi Wardana, A.S, 1989. Pencegahan Kecelakaan, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Binama Pressindo, Jakarta.

Anies, 2005. Penyakit Akibat Kerja, Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan Upaya Penanggulangannya, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Anoraga, P, 2004. Psikologi Kerja, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Arwani & Heru Supriyatno, 2004 Manajemen Bangsal Keperawatan,

Kedokteran EGC.

Arikunto Suharsimi, 2000. Manajemen Penelitian, Cetakan kelima PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arwani & Heru Supriyatno, 2004 Manajemen Bangsal Keperawatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bakeer, dkk, 1987. Penelitian Stres Kerja, E-Psikologi Com, Team E – Psikologi, Informasi, Psikologi Online, Jakarta.

Bartlet & Jones, 2004. Stres Manajement, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Beehr TA, dan Newman JE, 1987. Penelitian stres Kerja, E- Psikologi.Com, Team E-Psikologi, Informasi Online, Jakarta.

Brecht, Grant, 2000. Mengenal dan Menanggulangi Stres, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Brown Montange, 1997. Manajemen Keperawatan Kesehatan; Strategi, Struktur dan Proses, ECG, Jakarta.

Charles Abraham and Eamon Shanley, 1992. Social Psychology For Nurses, First Published in Great Britain.

Cooper CL, Managerial Occupational and Organizational Stres Research. Available at; http://www.ashgate.com.

Dadang Hawari, 2006. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Gaya Baru, Jakarta.

Davis & Newstron, 2001. http://www.Google.com/Archives/Article5- 987.html.

Departemen Kesehatan RI, 1992. Undang-Undang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 1997. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta.

Depkes RI, 2000. Paradigma Baru Pelayanan Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1996. Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja di Rumah Sakit, Pusdiknakes.

Donglas, L.M., 1992. The Effective Nurse: Leader and Manager, St. Louis.

Ed Boenisch & Michele Haney, 2004. The Stres Owner’s Manual, Meaning, Balance & Health In Your Life, Menggapai Keseimbangan Hidup, Gramedia, Jakarta.

Fraser, 1992. Stres dan Kepuasan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Gullies DA, 1992. Nursing Management a System Approach, Philadelphia,WB Sounder Co.

Hidayat, T, 1989. Stress Dalam Lingkungan Pekerjaan, Jiwa, Majalah Psikiatri, Tahun XXXI, No. 3, Yayasan Kesehatan Jiwa “Dharmawangsa”, Jakarta.

Jacobalis, 1989. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, PT. Citra Wisnu Satria, Jakarta.

Johanes, 2002. Kebosanan Kerja, E-Psikologi. Com, Team E-Psikologi, Informasi Psikologi Online, Jakarta.

Lesley Towner, 2002. Managing Employee stress, PT Elex Media Kompetindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Maramis, W.F, 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya.

Munandar Ashar Sunyoto, 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Universitas indonesia, Jakarta.

National Safety Council, 2004. Manajemen Stres. Penerbit EGC, Jakarta. Nasution, H.H, 2000. Modul Kuliah Psikologi Industri Program Magister

Ilmu Kesehatan masyarakat, PPs USU, Medan.

Notoamodjo, S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam, 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktek, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Nurmiati, A, 1999. stres dan Hubungannya dengan Gangguan Kardiovasculer, Jiwa, Majalah Psikiatri, Tahun XXXII, No 4, Yayasan Kesehatan jiwa “Dharma Wangsa”, Jakarta. Rice PL, 1992. Stress and Health, 2nd ed. Pacifik Grove, California,

Brooks/Cole.

Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Robbins P. Stephen, 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, San Diego State University, Penerbit ERLANGGA.

Sabarguna Boy S, 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit, Penerbit Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY, Surakarta.

Sabri Luknis & HP Sutanto, 2006. Statistik Kesehatan, Cetakan pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Scholler, 2002. Penelitian Dampak Stres, E-Psikologi. Com, Team E- Psikologi, Informasi, Psikologi Online, Jakarta.

Suroto, 2001. Stres Cara Mengendalikan, Pengalaman pribadi sebagai pasien PT. Ortindo, Gajah Mada University Press.

Sunaryo, 2002. Psikologi Untuk Perawat, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 983/Menkes/SK/IX/1992,

Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.

Widyastuti, P, 1999. Manajemen Stres, National Safety Council, Buku kedokteran EGC, Jakarta.

Wursanto, Ig, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Cetakan Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Lampiran - 1.

Judul Penelitian

PENGARUH KARAKTERISTIK ORGANISASIONAL DAN INDIVIDUAL TERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita

4. Pendidikan Terakhir : 1. PKC 2. SPK 3. Bidan 4. Akper 5. Akbid 6. Sarjana Keperawatan 7. Sarjana Kebidanan

5. Lama bertugas di RSUD Porsea : (Tahun)

6. Unit Kerja : 1. Bangsal (Kelas III)

2. Kelas II 3. Kelas I

7. Jabatan : 1. Kepala Ruangan

8. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda

4. Duda

9. Pekerjaan Suami/Isteri : 1. Tani

2. Supir 3. Dagang 4. Mocok-mocok 5. Wiraswasta 6. PNS 7. TNI / POLRI

Lampiran-1a.

KUESIONER KARAKTERISTIK ORGANISASIONAL

Berilah tanda (√ ) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing – masing butir pernyataan dengan pilihan sesuai dengan yang anda alami selama bekerja di Rumah sakit ini.

Pilihan Jawaban NO PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai OTONOMI

1 Dalam melaksanakan tugas sehari – hari, saya merasakan pengawasan yang ketat dari atasan.

2 Dalam melaksanakan setiap pekerjaan, saya harus terlebih dahulu mendapat perintah dari atasan.

3 Saya selalu memandikan pasien di ruang perawatan tanpa dibantu oleh perawat lain.

4 Saya sering menangani sendiri pasien yang gawat di ruangan pada saat shift malam.

5 Saya selalu bebas bekerja di Rumah sakit ini tanpa di awasi oleh atasan.

6 Saya diijinkan pimpinan masuk kerja di Rumah sakit ini sesuai dengan waktu yang saya miliki.

7 Saya harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter bila memberikan suntikan obat ke pasien.

Pilihan Jawaban N O PERNYATAAN Sangat Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat Sesuai

8 Saya tidak bebas bekerja di Rumah sakit ini, karena selalu di awasi oleh atasan.

9 Saya bebas memilih hari libur di Rumah sakit ini sesuai dengan keinginan.

10 Saya sendiri yang menentukan shift jaga di rumah sakit ini. MUTASI

11 Selama bertugas di Rumah sakit ini, hanya sekali pernah di mutasikan oleh pimpinan.

12 Sejak bertugas di Rumah sakit ini, saya sering berpindah tugas ke bagian lain.

13 Perpindahan tugas yang dilakukan pimpinan, membuat saya harus belajar kembali di tempat yang baru.

14 Pindah tugas dilakukan pimpinan di Rumah sakit ini 3 Tahun sekali.

15 Saya dipindahkan pimpinan karena sering terlambat masuk kerja.

16 Saya selalu dipindahkan pimpinan sekali setahun ke ruang perawatan yang lain.

17 Saya berpindah tugas dari satu ruangan ke ruangan lain selama bekerja di Rumah sakit.

18 Saya tidak diizinkan oleh atasan untuk berpindah tugas ke ruangan yang lain di Rumah sakit ini.

19 Sejak bertugas, saya sendiri yang meminta kepada pimpinan untuk dimutasikan.

20 Saya merasa pimpinan melakukan mutasi hanya untuk perawat tertentu saja di Rumah sakit ini.

KARIER

21 Karier saya sebagai seorang perawat mengalami peningkatan selama bekerja di rumah sakit ini.

Pilihan Jawaban N0 PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

22 Saya belum pernah mendapat promosi jabatan.

23 Saya naik pangkat karena prestasi kerja yang saya capai. 24 Pimpinan menempatkan saya sesuai dengan jenjang

pendidikan yang saya miliki.

25 Pimpinan tidak memberikan kesempatan untuk mengembangkan karier di Rumah sakit ini.

26 Karier saya meningkat di Rumah sakit ini setelah mengikuti pendidikan.

27 Meskipun prestasi kerja saya bagus, kesempatan untuk kenaikan pangkat tidak diberikan oleh pimpinan.

28 Pimpinan memberikan kesempatan bagi saya untuk meningkatkan karier di Rumah sakit ini.

29 Prestasi yang saya raih saat ini sangat mendukung peningkatan karier di Rumah sakit ini.

30 Pimpinan memberikan kesempatan pada saya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi untuk mendukung karier. BEBAN KERJA

31 Pekerjaan sehari-hari yang harus saya kerjakan terlalu banyak di rumah sakit ini.

32 Seluruh pekerjaan di rumah sakit ini dapat saya kerjakan sesuai dengan batas waktu yang sudah di tetapkan.

33 Melakukan observasi pasien di ruangan dengan memerlukan waktu yang lama, merupakan beban kerja bagi saya.

34 Beragamnya jenis pekerjaan yang saya lakukan selaku perawat, menjadi beban kerja bagi saya.

35 Merawat pasien orang tua yang tidak dapat berjalan, merupakan beban bagi saya.

36 Saya merasa terbebani dengan banyaknya jumlah pasien yang di rawat.

Pilihan Jawaban N0 PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

37 Instruksi dokter untuk mengawasi pasien yang koma (tidak sadar), merupakan beban dan tanggung jawab saya. 38 Saya terbebani memberikan obat malam hari kepada

pasien.

39 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki sebagai perawat merupakan beban bagi saya.

40 Menjadi beban bgi saya bila memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan luka bakar di sekujur tubuh

41 Tindakan penyelamatan pasien yang mengalami kegawat daruratan secara tiba-tiba di ruangan, adalah beban bagi saya.

42 Tugas yang terlalu banyak di kerjakan di rumah sakit ini, tidak menjadi masalah bagi saya.

43 Merawat seluruh pasien yang ada di ruangan pada saat shift kerja, merupakan tanggung jawab saya sendiri. 44 Tuntutan keluarga pasien untuk keselamatan pasien,

adalah merupakan beban bagi saya.

45 Saya merasa terbebani jika kepala ruangan menugaskan untuk membersihkan lantai dan kamar mandi ruangan rawat inap.

46 Saya mampu menyelesaikan tugas yang banyak di Rumah sakit ini tepat waktu.

47 Pimpinan memberikan tugas yang banyak pada saya sebagai perawat di Rumah sakit ini.

48 Harapan keluarga untuk keselamatan pasien, adalah memberikan semangat kerja bagi saya.

49 Menghadapi pasien dengan karakteristik dalam kondisi lemah, adalah merupakan kewajiban saya sebagai perawat. 50 Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang

Pilihan Jawaban N0 PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

INTERAKSI DENGAN PASIEN

51 Merupakan hal yang wajar bagi saya, bila keluarga pasien menuntut untuk mendampingi keluarganya yang terbaring di tempat tidur.

52 Saya merasa terganggu bila menghadapi keluarga pasien yang datang dengan kecemasan yang tinggi.

53 Saya selalu berinteraksi dengan pasien pada saat bertugas shift jaga.

54 Banyaknya keluarga pasien yang hadir di dalam ruangan perawatan membuat pekerjaan saya terganggu.

55 Saya tetap merasa nyaman bekerja, walaupun pasien komplain dan menimbulkan perselisihan.

56 Komplain pasien tersebut dapat mempengaruhi pekerjaan saya untuk memberikan asuhan keperawatan .

57 Saya mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pasien yang di rawat di Rumah sakit ini.

58 Saya jengkel dengan tingkah laku pasien yang selalu menuntut pelayanan yang berlebih.

59 Sebagai seorang perawat, saya sering diomeli oleh pasien 60 Saya selalu membatasi keluarga pasien yang berkunjung

Lampiran-1b.

KUESIONER KARAKTERISTIK INDIVIDUAL

Berilah tanda (√ ) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing – masing butir pernyataan dengan pilihan sesuai dengan yang anda alami selama bekerja di Rumah sakit ini.

Pilihan Jawaban NO PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai KELUARGA

1 Keluarga mendukung pekerjaan saya sebagai perawat di rumah sakit ini.

2 Jika saya bekerja pada malam hari di rumah sakit, Suami / Isteri rela menjaga anak – anak.

3 Jika mendapat masalah di rumah dengan pihak keluarga, hal tersebut dapat menyebabkan saya tidak nyaman bekerja.

4 Keluarga akan menegur bila saya sering bekerja lembur di Rumah sakit.

5 Pekerjaan saya saat ini, menimbulkan masalah baru dalam keluarga.

6 Masalah keluarga dapat mempengaruhi saya dalam pemberian perawatan kepada pasien.

7 Keluarga menanyakan apa yang saya kerjakan di Rumah sakit.

8 Saya sambil menjaga anak pada saat bekerja di Rumah sakit.

Pilhan Jawaban NO PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

9 Keluarga saya, tidak memberikan izin jika bekerja shift malam di Rumah sakit.

10 Mengurus keluarga sering membuat saya terlambat masuk kerja.

KEJENUHAN

11 Saya jenuh dengan pekerjaan yang selalu sama sepanjang tahun.

12 Saya tetap bekerja dengan baik walaupun pekerjaan itu sama sepanjang tahun.

13 Saya bosan bila melakukan observasi pasien yang tidak sadar di dalam ruangan.

14 Walaupun pekerjaan banyak, saya tetap melayani pasien dengan baik.

15 Saya jenuh bila mengawasi pasien yang koma di dalam ruang perawatan.

16 Saya bosan dengan aturan yang banyak di Rumah sakit ini.

17 Saya tetap bekerja dengan baik, meskipun banyak aturan di Rumah sakit ini.

18 Saya merasa jenuh bila tetap bekerja di bangsal perawatan.

19 Saya merasa jenuh bila tidak ada teman yang jaga di ruang perawatan pada malam hari.

20 Saya bosan bila diomeli pimpinan setiap hari. KONFLIK DENGAN REKAN KERJA

21 Hubungan kerja dengan perawat lain di rumah sakit ini berjalan dengan baik.

22 Saya kerja sama dengan sesama perawat untuk merawat pasien yang ada dalam ruangan.

Pilihan Jawaban N 0 PERNYATAAN Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

23 Rekan sekerja sering mempunyai perbedaan prinsip dalam hal penanganan pasien, sehingga mendatangkan konflik bagi saya.

24 Teman jaga yang datang terlambat, sering menyebabkan konflik dengan saya.

25 Bila terjadi konflik dengan rekan kerja, saya segera menyelesaikannya.

26 Adanya pembagian tugas yang tidak adil di rumah sakit ini, sering mendatangkan konflik dengan rekan kerja.

27 Adanya pilih kasih dari atasan dengan bawahan menyebabkan konflik dengan rekan kerja di rumah sakit ini.

28 Bila terjadi konflik dengan rekan kerja, saya tetap bekerja dengan baik.

29 Bila saya membutuhkan pertolongan untuk menangani pasien yang gawat di ruangan, rekan kerja siap membantu. 30 Untuk menghilangkan adanya konflik dengan rekan kerja,

Lampiran – 1c.

KUESIONER STRES KERJA

Berilah tanda (√ ) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing – masing butir pernyataan dengan pilihan sesuai dengan yang saudara alami selama bekerja di Rumah Sakit.

Pilihan Jawaban N0 PERNYATAAN Tidak Pernah Jarang Terjadi Sering Sangat Sering

1 Saya merasa sakit kepala, jika memikirkan pekerjaan di rumah sakit.

2 Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, saya akan berkeringat dingin.

3 Jantung saya berdebar-debar saat memberikan obat kepada pasien.

4 Pekerjaan saya membuat perasaan mual saat bekerja di rumah sakit.

5 Pada saat jaga di rumah sakit ini saya merasakan sakit perut/nyeri di ulu hati.

6 Saya merasa sesak napas saat bekerja di ruang rawat inap rumah sakit.

7 Saya merasakan otot kaku saat/setelah bekerja (kaku leher) dari rumah sakit ini.

Pilihan Jawaban N0 PERNYATAAN Tidak Pernah Jarang Terjadi Sering Sangat Sering

8 Saya merasakan sakit punggung setelah pulang bekerja dari rumah sakit ini.

9 Saya merasa ada gangguan penglihatan saat bekerja merawat pasien dalam ruangan.

10 Saya merasa ada gangguan tidur setelah pulang dari rumah sakit.

11 Saya senang bekerja, walaupun banyak pekerjaan di rumah sakit.

12 Saya dapat relaks bekerja memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

13 Saya tidak merasakan nyeri di lambung pada saat bekerja di Rumah sakit.

14 Saya tidak merasakan nyeri di bagian punggung setelah

Dokumen terkait