• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Analisis Laporan Keuangan

BAB III : TOPIK PENELITIAN

C. Konsep Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Menurut RSU Pirngadi Medan, analisis berarti mengaitkan angka – angka yang terdapat dalam laporan keuangan, serta membandingkan antara satu perkiraan dengan perkiraan lain. Sedangkan laporan keuangan yaitu rangkuman dan ringkasan tentang gambaran kondisi serta posisi atau keadaan keuangan rumah sakit dalam satu periode anggaran. Apabila digabungkan, maka analisis laporan keuangan memiliki arti pengaitan angka – angka pada perkiraan (account) yang terdapat dalam setiap elemen laporan keuangan, serta mencari perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang sama dari tahun sebelumnya untuk mengetahui gambaran kondisi serta posisi / keadaan keuangan suatu perusahaan.

Sementara itu, menurut Harahap (1999), analisis berarti memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah elemen yang terdiri atas neraca, laporan laba / rugi, dan arus kas (dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, maka analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Berdasarkan hasil uraian diatas, maka terdapat kesamaan antara definisi yang terkandung dalam analisis laporan keuangan menurut RSU Pirngadi Medan dengan definisi yang dikemukakan oleh beliau, yaitu sama – sama melihat

Standar Akuntansi Pemerintah yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 24 / 2005 menguraikan bahwa laporan keuangan pemerintah bersifat general purpose, artinya dibuat lebih umum untuk memenuhi informasi semua pihak. Perlu diingat bahwa tidak semua pengguna laporan keuangan mengerti terhadap isi yang dikandung dalam laporan keuangan yang bersifat umum. Analisis laporan keuangan me-maximize informasi yang masih relatif sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat serta semakin mudah untuk dimengerti. Hasil dari analisis dapat membongkar berbagai inkonsistensi dari suatu laporan. Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan suatu informasi yang salah tetapi hasil analisis laporan keuangan tidak akan mungkin dapat menyembunyikan semua informais yang salah. Hasil dari analisis juga bisa menghasilkan situasi duga – menduga, ketidakpastian, intuisi, dan pertimbangan pribadi. Analisis laporan keuangan menurut pihak RSU Pirngadi Medan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Mendukung pernyataan tersebut, Munawir (2004) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil (prestasi) yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil.

Berdasarkan hasil uraian diatas, terdapat hubungan antara pemahaman yang dikemukakan oleh pihak rumah sakit dan beliau, yaitu analisis sangat bermanfaat sebagai sumber informasi keuangan dan sarana untuk mendukung keputusan.

Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan antara lain :

1. dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa,

2. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangn atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit),

3. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, 4. dapat membongkar hal – hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan,

5. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari laporan keuangan merupakan tujuan analisis lapoan keuangan, yaitu :

a. dapat menilai prestasi dan memproyeksi keuangan perusahaan, b. dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari

aspek waktu tertentu seperti posisi keuangan (asset, neraca, modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas,

c. menilai perkembangan dari waktu ke waktu, d. melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

6. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar ideal yang normal, 7. dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami

perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, strukur keuangan, dan sebagainya,

8. memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

Selain bermanfaat yang terkandung dalam hasil analisis terhadap laporan keuangan, analisis laporan keuangan juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang terkandung dalam analisis laporan keuangan harus diperhatikan dalam mempertimbangkan suatu keputusan.

a. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari hasil analisis itu tidak salah.

b. Obyek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka – angka laporan keuangan saja, namun dapat dilihat dari aspek lainnya seperti tujuan perusahaan,

c. situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan, dan budaya masyarakat.

d. Jika melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu dilihat beberapa penyebab perbedaan angka, misalnya : prinsip akuntansi, size perusahaan, jenis industri, periode laporan, jenis perusahaan aspek profit motive atau non profit motive.

e. Analisis rasio juga memiliki beberapa kelemahan.

1). Rasio ini diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat – sifat tersendiri yang harus diketahui, dan memerlukan tafsiran tersendiri yang mana bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan – kesalahan lainnya.

2). Perbedaan – perbedaan yang sama – sama boleh dalam akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain – lain.

3). Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati – hati. Turn over yang tinggi belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar – besaran dan cenderung mau bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda.

4). Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.

5). Hati – hati terhadap kemungkinan adanya window dressing, income smoothing, atau laporan konsolidasi.

Teknik atau metode analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan meliputi :

a). metode komparatif (perbandingan laporan keuangan dari tahun ke tahun), b). seri trend / angka indeks,

c). metode common size (bentuk awam),

d). analisis rasio, terdiri dari : likuiditas, solvabilitas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas,

e).analisis khusus, meliputi : ramalan kas, analisis perubahan posisi keuangan, laporan variasi gross margin, analisis break even, serta analisis dupont.

Metode analisis yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah analisis rasio.Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos – pos tertentu dalam laporan keuangan.

Berdasarkan sumber datanya, maka angka rasio dapat dibedakan antara :

(1) rasio – rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, (2) rasio laporan laba rugi, yaitu angka – angka rasio yang dalam

penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio,

(3) rasio – rasio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi laba, misalnya tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang.

Menurut Simangunsong (1991), pembagian angka rasio berdasarkan tujuan analisis rasio terbagi menjadi empat bagian, yaitu rasio pengukuran likuiditas, rasio solvabilitas, rasio pengukuran efekivitas penggunaan aktiva, dan rasio rentabilitas. Pihak RSU Pirngadi Medan menggunakan analisis laporan keuangan hanya meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas.RSU Pirngadi Medan tidak menggunakan perhitungan rasio rentabilitas (profitabilitas) dalam menganalisis laporan keuangannya.Jadi, terdapat sedikit perbedaan dalam pemakaian rasio keuangan dalam menganalisis laporan keuangan menurut RSU Pirngadi Medan dan menurut beliau. Pembahasan terperinci terhadap pembagian rasio dilakukan hanya sebatas pada yang digunakan dalam tugas akhir ini.

1. Rasio pengukuran likuiditas, yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Terdiri atas rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

a. Rasio lancar (current ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan (dalam perbandingan) antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek. Angka rasio ini terutama menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek (kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya).

b. Rumus rasio lancar :

Current rasio = x 100%

c. Rasio cepat (quick ratio / acid test ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan (dalam perbandingan) antara aktiva lancar dikurang persediaan dengan hutang jangka pendek.

Dengan demikian, angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan. Tidak disertakannya persediaan dalam aktiva lancar, karena persediaan memerlukan waktu yang lama untuk direalisasi menjadi uang tunai.

Rumus rasio cepat : quick ratio = x 100%

d. Rasio kas (cash ratio / ratio of immediate solvency), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan (dalam perbandingan) antara kas ditambah efek dengan hutang jangka pendek. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya, dengan hanya memperhitungkan uang tunai serta efek

e. Dengan demikian, angka rasio ini menggambarkan kemampuan yang lebih pasti dari perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Rumus rasio kas adalah :

cash ratio = x 100%

1. Rasio pengukuran solvabilitas, yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas terdiri atas rasio total hutang terhadap total aktiva, dan rasio total hutang terhadap modal.

a. Rasio total hutang terhadap total aktiva (total debt to total asset ratio), yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio ini sangat banyak digunakan dalam analisis laporan keuangan sebab rasio ini menampakkan efek dari solvabilitas keuangan. Supaya aman, porsi hutang terhadap aktiva (assets) harus lebih kecil. Rumusnya adalah :

total debt to total assets ratio = x 100%

b. Rasio hutang atas modal (total debt to equity ratio), yaitu rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang – hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin membaik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar yang meminjamkan dana, rasio adalah baik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

c. Namun bagi pemegang saham atau manajemen, rasio leverage inisebaiknya besar. Rumusnya yaitu :

total debt to equity ratio = x 100%

2. Rasio pengukuran efektivitas pengguna aktiva, yaitu analisis rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemakaian aktiva yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan. Rasio ini seringjuga disebut sebagai rasio aktivitas.

a. Total asset turn over, yaitu rasio yang menunjukkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain seberapa jauh

b. Rasio ini digunakan RSU Pirngadi Medan untuk mengukur sejauh mana kemampuan aktiva menghasilkan pendapatan. Rumusnya adalah :

total assets turn over = x 1 kali

c. Receivable turn over, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya adalah :

receivable turn over = x 1 kali

d. Average collection period, yaitu rasio yang menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ni sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

Rumusnya adalah :

average collection period = x 360 hari

e. Inventory turn over, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rumusnya adalah :

Dokumen terkait