• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Balanced Scorecard

2.3.2. Konsep Balanced Scorecard

Menurut Mulyadi (2001:1-2), konsep Balanced Scorecard

berkembang sangat baik yang sejalan dengan perkembangan implementasi

dari konsep itu sendiri. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu

kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu

yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor

juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan

oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak

diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja

sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan

evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang disini

berimbang dari dua aspek, yaitu keuangan dan non keuangan, jangka

pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena itu jika kartu

skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang hendak

diwujudkan di masa depan, sehingga personel tersebut harus

memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kerja keuangan dan

non keuangan, antara kinerja jangka panjang dan pendek, serta kinerja

yang bersifat intern maupun ekstern.

Menurut Tjahjono (2003:36) konsep Balanced Scorecard

menekankan pada keseimbangan faktor keuangan dan non keuangan.

Faktor tersebut meliputi faktor internal (karyawan dan organisasi) dan

faktor eksternal (pemegang saham dan pelanggan) serta faktor jangka

panjang (operasional) dan jangka panjang (visi dan misi). Dalam

perkembangannya Balanced Scorecard tidak hanya sebagai alat pengukur

kinerja organisasi tetapi juga berfungsi sbagai suatu sistem manajemen

strategik.

Menurut Kaplan dan Norton (2000:7-9) Balanced Scorecard

melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran

pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard

diturunkan dari visi, misi dan strategi perusahaan dengan memandang

kinerja perusahaan dari empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan,

proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial. Balanced Scorecard juga

partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan motivasi tinggi.

Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek, yaitu perspektif

finansial. Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai

faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja finansial dan

kompetitif jangka panjang yang superior. Balanced Scorecard juga

menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus

menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat

perusahaan. Balanced Scorecard seharusnya mampu menerjemahkan misi

dan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan dan ukuran.

Balanced Scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara

berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan

berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi serta pembelajaran

dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran

hasil apa yang telah dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu dengan

semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Balanced

Scorecard juga menyatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang

objektif dan mudah dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja

berbagai ukuran hasil yang subjektif dan dengan sedikit berdasarkan pada

pertimbangan sendiri.

Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau

operasional. Perusahaan yang inovatif akan menggunakan Balanced

Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola

strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran

Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.

Mengomuikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran

strategis.

Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai

inisiatif strategis.

Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

2.3.3. Keunggulan Balanced Scorecard

Menurut Mulyadi (2001:18) menyatakan bahwa keunggulan

pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik

adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik

sebagai berikut :

1. Komprehensif

Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam

perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada

perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain : customers,

proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan

perspektif rencana strategik ke perspektif non keuangan tersebut

menghasilkan manfaat berikut ini :

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka

panjang.

b. Memampukan perusahan untuk memasuki lingkungan bisnis yang

Balanced Scorecard memotivasi personel untuk mengarahkan

usahanya ke sasaran-sasaran strategik yang menjadi penyebab utama

dihasilkannya kinerja keuangan. Untuk menghasilkan kinerja

keuangan, personel harus mewujudkan sasaran dari perspektif

customer, yaitu perusahaan harus mampu menghasilkan produk dan

jasa yang menghasilkan value terbaik bagi customer. Customer akan

memperoleh value terbaik jika dilakukan proses yang produktif dan

cost effective. Dari proses yang produktif dan berkomitmen tersebut

akan menghasilkan kinerja keuangan yang sesungguhnya dari

keempat perspektif.

Sasaran strategik yang komprehensif merupakan respon yang

pas untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Dengan

mengarahkan sasaran-sasaran strategik keempat perspektif, rencana

strategik perusahan mencakup lingkup yang luas, yang memadai

untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Sasaran

strategik yang hanya diarahkan ke perspektif keuangan akan

menghasilkan lingkup rencana strategis yang terlalu sempit, sehingga

tidak memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks

(Mulyadi, 2001:18-20).

2. Koheren

Sasaran strategik yang koheren dalam sistem perencanaan

strategik akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam

mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan

Koheren juga berarti dibangunnya hubungan sebab akibat antara

keluaran yang dihasilkan sistem perumusan strategi dengan keluaran

yang dihasilkan sistem perencanaan strategik. Sasaran strategik yang

dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik merupakan

penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang dihasilkan sistem

perumusan strategi.

Kekoherenan juga dituntut pada waktu menjabarkan inisiatif

strategik ke dalam program, dan penjabaran program ke dalam

rencana laba jangka pendek (budget). Kekoherenan diantara keluaran

yang dihasilkan oleh setiap tahapan perencanaan dalam sistem

manajemem strategik menjanjikan kecepatan respon perusahaan

terhadap setiap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis yang

dimasuki perusahaan (Mulyadi, 2001:20-21).

3. Seimbang

Sasaran strategik yang dirumuskan dalam perencanaan strategik

perlu diarahkan keempat perspektif secara seimbang; keuangan,

customer, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan. Customer dan pembelajaran dan pertumbuhan merupakan perspektif

yang berfokus pada manusia. Perspektif customer diwujudkan untuk

menghasilkan value terbaik bagi pelanggan. Perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan diwujudkan melalui pembangunan kualitas sumber

daya manusia. Keuangan dan proses merupakan perspektif yang

customer dan proses untuk menghasilkan financial returns bagi investor.

Perspektif proses dan pembelajaran dan pertumbuhan

berorientasi ke dalam perusahaan, sedangkan perspektif keuangan dan

customer berorientasi keluar perusahaan. Sasaran strategik harus

diarahkan ke empat perspektif secara seimbang : (1) seimbang antara

fokus ke proses dan pembelajaran dan pertumbuhan, serta (2)

seimbang antara fokus ke intern perusahaan dan keluar perusahaan.

Keseimbangan sasaran strategik yang dirumuskan akan menjanjikan

dihasilkannya shareholder value yang berlipat ganda dan berjangka

panjang (Mulyadi, 2001:68).

4. Terukur

Keterukuran sasaran strategik yang terukur dalam sistem

perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran

strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Semangat untuk

menentukan ukuran dan untuk mengukur berbagai sasaran strategik di

keempat perspektif tersebut dilandasi oleh keyakinan berikut ini

“If we can measure it, we can manage it.” “If we can manage it, we can achieve it.”

Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang

sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif customers,

proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan

sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan Balanced

ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan.

Dengan demikian, keterukuran sasaran-sasaran strategik di ketiga

perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran-sasaran

non keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan

berjangka panjang.

2.3.4. Hubungan Balanced Scorecard Dengan Visi, Misi dan Strategi

Perusahaan yang dapat menerjemahkan strateginya ke dalam sistem

pengukuran akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam

menjalankan strategi tersebut. Sebab mereka telah mengkomunikasikan

tujuan dan targetnya kepada para pegawai. Komunikasi ini akan

memfokuskan mereka pada pemicu-pemicu kritis, memungkinkan mereka

untuk mengarahkan investasi, inisiatif dan tindakan-tindakan dengan

menyempurnakan tujuan-tujuan strategis. Kaplan dan Norton (1996:147)

menyatakan pentingnya penciptaan suatu scorecard yang

mengkomunikasikan suatu strategi unit bisnis sebagai berikut :

a. The scorecard discribes the organization’s visions of the future to the entire organization. It creates shared understanding.

b. The scorecard creates a holistic model of strategy that allows all employees to see how they contribute to organizational success. Without such linkage, individuals and departements can optimize their local performance but not contribute to achieving strategic objectives.

c. The scorecard focuses change efforts. If the right objectives and measures identified, successful implementation will likely occur. If not, invesments and initiatives will be wasted.

a. Scorecard menjelaskan visi organisasi masa depan ke seluruh organisasi. Ini menciptakan pemahaman bersama

b. Scorecard menciptakan model holistik dari strategi yang memungkinkan seluruh karyawan untuk melihat bagaimana mereka memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi. Tanpa hubungan,

individu dan département bisa mengoptimalkan kinerja mereka lokal tapi tidak berkontribusi untuk mencapai tujuan strategis.

c. Scorecard berfokus pada upaya perubahan. Jika tujuan yang tepat dan ukuran diidentifikasi, keberhasilan pelaksanaan mungkin akan terjadi. Jika tidak, investasi dan inisiatif akan sia-sia.

Menurut Kaplan dan Norton (2000:27-29) terdapat tiga prinsip yang

memungkinkan BSC organisasi terhubung dengan strategi, yaitu:

a. Cause-and-effect relationships (Hubungan Sebab-Akibat)

Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan

sebab-akibat. Sistem pengukuran harus membuat hubungan (hipotesa) yang ada

diantara berbagai tujuan perusahaan (dan ukuran) dalam berbagai

perspektif eksplisit, sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Rantai

sebab-akibat harus meliputi keempat perspektif BSC.

BSC yang baik harus dapat menjelaskan strategi unit bisnis dengan

baik pula. BSC harus mengidentifikasi dan menyatakan dengan eksplisit

tahapan hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat diantara berbagai

ukuran hasil dan faktor pendorongnya. Setiap ukuran yang dipilih untuk

disertakan dalam BSC harus merupakan unsur dalam sebuah rantai

hubungan sebab-akibat yang mengkomunikasikan arti strategi unit bisnis

kepada seluruh perusahaan.

b. Performance Driver (Faktor Pendorong Kinerja)

Sebuah BSC yang baik seharusnya juga merupakan gabungan antara

berbagai ukuran hasil dengan faktor-faktor pendorong (drivers) kinerja.

Ukuran hasil tanpa faktor pendorong kinerja tidak dapat

Ukuran itu juga tidak akan memberi indikasi dini tentang apakah strategi

telah dilaksanakan dengan berhasil atau tidak. Sebuah BSC yang baik,

seharusnya memiliki bauran yang seimbang dari hasil (lagging indicators)

dan faktor pendorong kinerja (leading indicators) strategi unit bisnis.

c. Linkage to fianancials (Keterkaitan Dengan Masalah Keuangan)

Semua pengukuran yang berkaitan dengan pencapaian tujuan

perusahaan harus dikaitkan dengan tujuan keuangan sebagai tujuan akhir.

Sehingga tolak ukur keuangan dapat digunakan untuk menguji hasil dari

performance drivers dalam hal sejauh mana efektivitasnya dalam

memberikan hasil.

Dokumen terkait