• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. KULIT Bagian kulit :

1. Epidermis : paling atas dan tipis

2. Dermis : dalam dan tebal. Terdiri atas rambut, kelenjar, pemuluh darah, dan saraf.

3. Subcutan 4. Otot *

Hipodermis : lapisan antara jaringan dan organ : fasia. Letaknya di bawah dermis, sebelum sub cutan.

C. Fungsi Kulit:

1. Protek :

a. Melindungi kulit untuk mencegah masuknya microorganisme ke dalam tubuh

b. Mencegah masuknya substansi asing masuk dalamtubuh c. Mempertahankan dari bahan kimia yang masuk dalam tubuh d. Tempat keluar masuknya air dalamtubuh

e. Melindungi lapisan di bawahnya f. Melindungi dariultraviolet

g. Bantalan untuk mencegah trauma organ di dalamtubuh h. Memproduksi zat

i. Mengatur regulasiair

2. Termoregulasi:

a. Mengontrol suhu badan dengan konveksi, evaporasi, konduksi danradiasai

b. Membantu tubuh menyesuaikan dengan suhulingkungan c. Menghilangkan panas saatberaktivitas

d. Membuat tubuh menggigil dan bulu uduk berdiri, untuk mempertahankan tubuh tetap hangat walau di suhu dingin

e. Mendinginkan tubuh saat terjadievaporasi 3. Metabolisme:

a. Membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitaminD b. Membantu tubuh mengeluarkan zatsisa

c. Menyerapmedikasi d. Menyimpanlemak

e. Berperan dalam regulasi cardiac output dan tekanandarah 4. Sensasi:

a. Merasakan adanya sensai: dingin, panas, nyeri, tekanan dan sentuhan b. Menyalurkan sensai sosial danseksual

c. Membantu keintiman secarafisik 5. Komunikasi:

a. Mengkomunikasikan preasaan dan mood yang terlihat dari ekspresiwajah b. Mengambarkan marah, malu atau takut (merah, berkeringat,pucat) C. LUKA

Pengertian Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (

tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsiorgan 2. Respon stressimpatis

3. Perdarahan dan pembekuandarah 4. Kontaminasibakteri

5. Kematiansel

TOPIK 12

Prinsipdasar dan prosedur diagnosis kedaruratan medic Ciderakulit

Jenis-Jenis Luka Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).

1. Berdasarkan tingkatkontaminasi

a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% -5%.

b.Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% -11%.

c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% -17%.

d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme padaluka.

2. Berdasarkan kedalaman dan luasnyaluka

a. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermiskulit.

adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yangdangkal.

c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.

d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

3. Berdasarkan waktu penyembuhanluka

a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen danendogen.

Mekanisme terjadinya luka :

1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat(Ligasi)

2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidaktajam.

4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yangkecil.

5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.

6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akanmelebar.

7. Luka Bakar (Combustio) * Decubitus/luka tekan : karena proses tertekan yang lama di area tertentu bagiantubuh.

TOPIK 13

Prinsip dasar dan prosedur penanganan kedaruratan Cidera kulit

Fase Penyembuhan Luka:

1. Vascularresponse:

Beberapa detik setelah terjadinya luka pada tipe apapun, respon tubuh dengan penyempitan pembuluh darah (konstriksi) untuk menghambat perdarahan dan mengurangi pajanan terhadap bakteri. Pada saat yang sama, protein membentuk jaringan fibrosa untuk menutup luka. Ketika trombosit bersama protein menutup luka, luka menjadi lengket dan lemb membentuk fibrin. Setelah 10-30 menit setelah terjadinya luka, pembuluh darah melebar karena serotonin yang dihasilkan trombosit. Plasma darah mengaliri luka dan melawan toxin yang dihasilkan microorganisme, membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka dan membawa agen fagosit untuk melawan bakteri maupun jaringagan yangrusak.

Inflamasi:

Bagian luka akan menjadi hangat dan merah karen aprose fagositosis. Fase inflamasi terjadi 4-6 hari seteah injury. Tujuan inflamasi untuk membatasi efek bakteri dengan menetralkan toksin dan penyebaran bakteri

Proliferasi/resolusi:

Penumpukan deposit kolagen pada luka, angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), proliferasi dan pengecilan lebar luka. Fase ini berhenti 2 mgg setelah terjadinya luka, tetapi proses ini tetap berlangsung lambat 1- 2 tahun. Fibroblast mensistesis kolagen dan menumbuhkan sel baru. Miofibroblas menyebabkan luka menyempit, bila tidak terjadi penyempitan akan terjadi kematian sel. Contohnya jika terjadi scar atau

kontraktur. Epitelisasi adalah perpindahan sel epitel dari area sekitar folikel rambut ke area luka. Perpingahan tersebut terbatas 3 cm. Epitelisai akan lebih cepat jika luka dalam keadaan lembab.

Maturasi/rekontruksi:

Fase terakhir penyembuhan dengan remodelling scaryang terjadi. Biasanya terjadi selam asetahun atau lebih seteleh luka tertutup. Selama fase ni fibrin di bentuk ulang, pembuluh darah menghilang dan jaringan memerkuat susunananya. Remodeling ini mencakup sintesis dan pemecahan kolagen.

MIND MAPPING PATOFISIOLOGI CIDERA KULIT

Spasme dan akumulasi lendir Pejanan ujung syaraf

Kerusakan intergritas kulit atau jaringan

Inhalasi asap Luka Bakar

Kontak dengan permukaan kulit

asap

Edema laring dan tracheal

Nyeri Dilatasi permeabilitas

kapiler menurun Kerusakan pertukaran gas

Odium klorida, Na, protein hilang

Dehidrasi jaringan

Resiko kekurangan volume cairan

TOPIK 14

Prinsip dasar dan prosedur evaluasi kedaruratan medic Cidera kulit

Pengertian Suatu kegiatan yang di laksanakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik inspeksi dan palpasi.

Tujuan

Untukmengetahui kemampuan mahasiswa keperawataan yang akan melaksanakan praktek klinik di rumah sakit dalam:

6. Melakukan pemeriksaankulit 7. Melakukan pemeriksaankuku 8. Melakukan pemeriksaanrambut

9. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaanintegumen Prosedur

Persiapan alat :

1. Sarungtangan/handscoen 2. Penggaris

3. Bullpen

4. Lembardokumentasi Persiapan Perawat

1. Memperkenalkandiri

2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan

Pelaksanaan : 1. Cucitangan.

2. Pakai sarungtangan.

3. Menanyakan Riwayat kesehatanpasien

a. Keluhan/riwayat kesehatan yang dirasakan atau dialami (gatal,benjolan).

b. Riwayat Alergi (obat, makanan dan kosmetik)

c. Riwayat kesehatan berdasarkan tingkat perkembangan, anak-anak, lansia dan wanitahamil.

d. Aktifitas sehari-hari seperti kebersihan diri, lingkungan, gaya hidup dan hal lain yang menimbulkan penyakit atau masalah pada sistem integument.

Inspeksi dan Palpasi

4. Inspeksi kulit untuk mengetahui warna kulit, jaringan parut, lesi dan kondisi vaskularisasi

5. Palpasi untuk mengetahui suhu kulit (bandingkan dengan suhu kesua kaki dan tangan dengan menggunakan punggung tangan), tekstur, edema atau adanyalesi.

6. Palpasi (tarik/cubit lembut untuk mengetahui turgor kulit) normalnya kembalicepat

7. Jika terdapat edema tentukan derajat pitting edema. Derajat edema ditentukan untuk menentukan cairan yang akan diberikan. Ada beberapa penilaian. Pertama dikatakan pitting edema minimal terjadi pada kesua punggung kaki Dengan rejat edema yaitu (+) pada kedua punggung kaki, (++) pada Tungkai dan lengan bawah, (++++) pada Seluruh tubuh termasuk dada dan perut. Penilaian yang kedua adalah sebagai berikut:

a. Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3detik

b. Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5detik c. Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7detik d. Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7detik

8. Inspeksi kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku (Abnormal bila sudut > 60°), catat warna, bentuk dan setiap ketidak normalan

9. Palpasi untuk pemeriksaan CRT (< 3detik)

10. Inspeksi pola penyebaran rambut (normalnya penyebaran rambut merata, tidak ada lesi danpitak)

11. Inspeksi warna rambut, perhatikan keseuaian antara warna dan usia. Serta inspeksi adanya warna rambut coklat kemerahan yang mungkin terjadi padamalnutrisi

12. Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan sirkuler. Perhatikan ada atau tidaknya masa serta nyeritekan.

13. Perhatikan konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah atau mudah rontok saatdipegang.

PERTOLONGAN PERTAMA CIDERA KULIT

e) Saleb (sesuai kondisiluka) Prosedur :

1. MEMBERSIHKANLUKA

Pertolongan pertama saat luka, sesuai standar medis adalah dengan membersihkan luka,. Luka dapat dibersihkan dengan air bersih yang mengalir dan cairan pembersih PHMB atau yang mengandung antiseptic serta tidak merusak jaringankulit.

2. MENILAILUKA

Setelah membersihkan luka, berikan penilaian pada luka berdasarkan kedalaman luka, besar luka, dan jaringan yang terpengaruh. Jika luka bisa diatasi dapat dilanjutkan dengan tahap berikutnya

3. HENTIKANPERDARAHAN

Jika luka mengucurkan darah, hentikan perdarahan dengan menekan luka menggunakan kain bersih, kassa, atau kapas. Tekan bagian yang berdarah dengan kain bersih. Ditekan setelah 30 detik biasanya luka simple akanberhenti

4. MEMBERIKAN SALEPLUKA

Salep luka dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Salep membuat luka lembab, yakni kondisi tidak kering dan juga tidak basah.

Gunakan salep sesuai dengan kondisi luka

5. MENUTUP LUKA

Tutup luka setelah diberikan salep. Meutup luka bertujuan agar luka tidak terkontaminasi bakteri luar juga menjaga luka tetap lembab. Jangan menutup luka dengan kassa karena tidak dapat menghambat abkteri.

Sebaiknya tutup dengan palster, ganti plaster secara rutin setiap hari

DAFTAR PUSTAKA

Chambell J (2012). International Trauma Life Support (ITLS) for Emergency Care Providers, 7thEdition

Hans & Mawji (2012). The ABC's of Emergency Medicine, 12th Ed. University of Toronto

Hoyt, Selfridge & Thomas (2007). Emergency Core Curicullum, Emergency Nurse Association (ENA). Six Edition.Elsevier

Hudak & Gallo (2007). Keperawatan Kritis edisi 6. EGC. Jakarta

O. Shirley (2004). Guide to the essentials in Emergency Medicine. National University Hospital. Singapore.

Puruhito, dkk (2005). Buku Kuliah Bedah Thorak Kardiovaskuler. RS dr Soetomo/ FK Unair.Surabaya

Smeltzer & Bare (2010). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical Surgical Nursing 10th

Wilson, Grande, Hoyt (2007). Trauma Critical Care Volume 1 & 2. Informa Health Care. USA

W.Karjadi, dkk (2008). General Emergency Life Support. Penanggulangan

penderita gawat darurat. RS dr Soetomo/ FK Unair. Surabaya

Dokumen terkait