• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Daerah Terpencil,Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) .1 Pengertian DTPK .1 Pengertian DTPK

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Konsep Daerah Terpencil,Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) .1 Pengertian DTPK .1 Pengertian DTPK

Daerah Terpencil, Tertinggal, Pedesaan dan Kepulauan (DTPK) sendiri masih belum didefinisikan secara komprehensif. Akan tetapi ada beberapa rujukan yang memiliki istilah terkait, misalnya daerah tertingal, didefiiskan berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan wilayah (fungsi inter dan intra-spasial baik pada aspek alam manusianya, maupun prasarana pendukungnya) ( Bakohumas, 2010 ) (Efendi, 2012)

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 2.2.2 Faktor Penyebab

Faktor penyebab suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal, antara lain sebagai berikut (Bappenas,2011)

1) Geografis. Umumnya secara geografis daerah tertinggal reatif sulit dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan atau pegunungan, kepulauan, pesisir dan pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media komunikasi.

2) Sumber daya alam. Beberapa daerah tertinggal memiliki potensi sumber daya alam, daerah yang memiliki sumber daya alam yang besar namun lingkungan sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat diekspetasikan, dan daerah tertinggal akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. 3) Sumber daya manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal

mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah, serta kelembagaan adat yang belum berkembang.

4) Prasarana dan sarana. Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi transportasi, air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

5) Daerah rawan bencana dan konflik sosial. Seringnya suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi.

6) Kebijakan pembangunan. Suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang tidak seperti kurang memihak pada pembangunan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS daerah tertinggal, kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan dan perencanaan.

2.2.3 Cara menilai terpencilnya suatu daerah

Untuk menilai keterpencilnya suatu daerah, maka diperlukan indentifikasi sebaran daerah tertinggal menurut kondisi geografisnya yaitu sebagai berikut : 1) Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang

pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih maju.

2) Daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, gugusan pulau yang berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih maju.

3) Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di perbatasan antar negara, baik batas darat maupun laut.

4) Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa, longsor, gunung api, maupun banjir.

5) Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir.

Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pada perhitungan 6 (enam) kriteria dasar, antara lain perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal (celah fisikal), aksesibilitas dan karakteristik daerah, serta berdasarkan kabupaten yang berada di daerah perbatasan antar negara dan gugusan pulau-pulau kecil, daerah rawan bencana, dan daerah rawan konflik. Ke-6 (enam) kriteria ini diolah dengan menggunakan data Potensi Desa (Podes), 2003 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2002 dan data Keuangan Kabupaten 2004 Departemen Keuangan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan (Pusrengun) tahun 2009 menunjukan bahwa setidaknya ada 122 provinsi yang menjadi target penugasan khusus SDM Kesehatan di DTPK. Provinsi tersebut meliputi :

Tabel 2.1 Daerah-daerah provinsi yang termasuk daerah DTPK Nomor 131/2015 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2015 – 2019 (Kemenkes, 2015)

NO PROVINSI NO KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL

1 Aceh 1 Aceh Singkil

2 Sumatera Utara 1 Nias 3 2 Nias Selatan 4 3 Nias Utara 5 4 Nias Barat 6 Sumatera Barat 1 Kepulauan Mentawai 7 2 Solok Selatan 8 3 Pasaman Barat

9 Sumatera Selatan 1 Musi Rawas

10 2 Musi Rawas Utara

11 Bengkulu 1 Seluma

12 Lampung 1 Lampung Barat

13 2 Pesisir Barat 14 Jawa Timur 1 Bondowoso 15 2 Situbondo 16 3 Bangkalan 17 4 Sampang 18 Banten 1 Pandeglang 19 2 Lebak 20

Nusa Tenggara Barat

1 Lombok Barat 21 2 Lombok Tengah 22 3 Lombok Timur 23 4 Sumbawa 24 5 Dompu 25 6 Bima 26 7 Sumbawa Barat 27 8 Lombok Utara 28 1 Sumba Barat 29 2 Sumba Timur 30 3 Kupang

31 4 Timor tengah Selatan

32 5 Timor Tengah Utara

33 6 Belu

34 7 Alor

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 36

Nusa Tenggara Timur

9 Ende

37 10 Manggarai

38 11 Rote Ndao

39 12 Manggarai Barat

40 13 Sumba Tengah

41 14 Sumba Barat Daya

42 15 Nagekeo 43 16 Manggarai Timur 44 17 Sabu Raijua 45 18 Malaka 46 Kalimantan Barat 1 Sambas 47 2 Bengkayang 48 3 Landak 49 4 Ketapang 50 5 Sintang 51 6 Kapuas Hulu 52 7 Melawi 53 8 Kayong Utara

54 Kalimantan Tengah 1 Seruyan

55 Kalimantan Selatan 1 Hulu Sungai Utara

56 Kalimantan Timur 1 Mahakam Hulu

57 Kalimantan Utara 1 Nunukan

58 Sulawesi Tengah 1 Banggai Kepulauan 59 2 Donggala 60 3 Toli-Toli 61 4 Boul 62 5 Parigi Moutong 63 6 Tojo Una-Una 64 7 Sigi 65 8 Banggai Laut 66 9 Morowali Utara

67 Sulawesi Selatan 1 Jeneponto

68 Sulawesi Tenggara 1 Konawe 69 2 Bombana 70 3 Konawe Kepulauan 71 Gorontalo 1 Boalemo 72 2 Pohuwato 73 3 Gorontalo Utara

74 Sulawesi Barat 1 Polewali Mandar

75 2 Mamuju Tengah

76

Maluku

1 Maluku Tenggara Barat

77 2 Maluku Tengah

78 3 Buru

79 4 Kepulauan Aru

80 5 Seram Bagian Barat

81 6 Seram Bagian Timur

82 7 Maluku Barat Daya

83 8 Buru Selatan

84 1 Halmahera Barat

85 2 Kepulauan Sula

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS

87 Maluku Utara 4 Halmahera Timur

88 5 Pulau Morotai 89 6 Pulau Talibu 90 Papua Barat 1 Teluk Wondam 91 2 Teluk Bintuni 92 3 Sorong Selatan 93 4 Sorong 94 5 Raja Ampat 95 6 Tambrauw 96 7 Maybrat 97 Papua 1 Merauke 98 2 JayaWijaya 99 3 Nabire 100 4 Kepulauan Yapen 101 5 Biak Numfor 102 6 Paniai 103 7 Puncak Jaya 104 8 Boven Digoel 105 9 Mappi 106 10 Asmat 107 11 Yahukimo 108 12 Pegunungan Bintang 109 13 Tolikara 110 14 Sarmi 111 15 Keerom 112 16 Waropen 113 17 Supiori 114 18 Mamberamo Raya 115 19 Nduga 116 20 Lanny Jaya 117 21 Mamberamo Tengah 118 22 Yalimo 119 23 Puncak 120 24 Dogiyai 121 25 Intan Jaya 122 26 Deiyai

Upaya mempercepat pembangunan daerah tertinggal dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keberdayaan masyarakat, dan memperkuat kapasitas kelembagaan sosial-ekonomi dan pemerintahan. Selain itu, kerja sama antar-kementrian khususnya Kementerian Kesehatan untuk hal-hal yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat tertinggal.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS Tabel 2.2 Kriteria Daerah terpencil dan sangat terpencil menurut Kepmenkes

Nomor 949 Tahun 2007 dan Pemenkes 1239/MENKES/PER/XII/2007 (Kemenkes, 2015)

Kriteria Daerah Terpencil Daerah sangat Terpencil Letak Geografis Daerah yang sangat sulit

dijangkau

Daerah yang sangat sulit dijangkau.

Pegunungan, pedalaman,dan rawa-rawa

Pegunungan, pedalaman, dan rawa-rawa.

Rawan bencana alam baik gempa, longsor, maupun gunung api

Pulau kecil atau gugus pulau dan daerah pesisir. Berada di wilayah perbatasan negara lain, baik darat maupun di pulau-pulau kecil tertular. Akses transportasi Transportasi yang umum

digunakan (darat/air/udara) rutin maksimal dua kali seminggu.

Transportasi yang umum digunakan (darat/air/udara) rutin maksimal 1 (satu) kali seminggu.

Waktu tempuh pulang-pergi memerlukan lebih dari 6 (enam jam perjalanan)

Waktu tempuh pulang-pergi memerlukan lebih dari 8 (delapan) jam perjalanan.

Hanya tersedia transportasi dengan pesawat udara untuk mencapai lokasi. Transportasi yang sewaktu-waktu terhalang kondisi iklim/cuaca (seperti: musim angin, gelombang, dan lain-lain).

Tidak ada transportasi umum.

Sosial ekonomi Kesulitan pemenuhan bahan pokok

Kesulitan pemenuhan bahan pokok.

Kondisi keamanan Kondisi keamanan. Persyaratan khusus Permenkes Nomor

1239/MENKES/PER/XII/2007 menambahkan :

1. Sarana pelayanan kesehatan yang berada pada daerah-daerah yang tidak termasuk kriteria terpencil atau sangat terpencil sebagaimana dimaksud dalam persyaratan di atas, dengan kesulitan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS pemenuhan kebutuhan tenaga

medis terutama dokter spesialis, maka disertakan dengan sarana pelayanan kesehatan dengan kriteria terpencil.

2. Sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada poin 1 adalah sarana pelayann kesehatan yang sulit di dalam pemenuhan kebutuhan tenaga medis terutama dokter spesialis dengan berbagai sebab.

3. Sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada poin 2, dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga medis terutama dokter spesialis.

Tambahan Bagi pusat masyarakat (Puskesmas) penetapan kriteria sangat terpencil ditentukan dari jarak ibu kota kabupaten ke lokasi puskesmas.

Bagi sarana pelayanan rujukan penetapan kriteria sangat terpencil ditentukan dari jarak ibu kota provinsi ke lokasi sarana rujukan.

Bagi sarana kesehatan lainnya penetapan kriteria sangat terpencil ditentukan dari jarak ibu kota kabupaten ke lokasi sarana pelayanan kesehatan lainnya.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Berbagai faktor mempengaruhi keinginan tenaga kesehatan untuk bekerja di Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) di antaranya :

1) Wajib kerja sarjana selama periode tertentu sebagai persyaratan awal untuk mendapatkan lisensi praktik.

2) Insentif finansial dan dukungan fasilitas lain (perumahan, transportasi , listrik, air, telekomunikasi dan fasilitas sosial lainnya).

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 3) Kesempatan untuk melakukan praktik pribadi atau bekerja di fasilitas

kesehatan swasta lainnya sembari memegang status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) (dual practice)

4) Jaminan keamanan dan kenyamanan (perlindungan hukum). 5) Kesempatan untuk pengembangan karier.

6) Untuk PTT dan tenaga kontrak lainnya, kesempatan untuk direkrut sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Gambar 2.1 Perbedaan antara daerah yang diminati dan tidak diminati (Efendi, 2012).

2.2.5 Hambatan

Dikutip pada buku Pedoman peningkatan akses pelayanan kesehatan di DTPK (Kemenkes, 2012), dalam pelaksananan dan tahapan kegiatan diperlukan

Desentralisasi

Daerah diminati Daerah tidak

diminati Karakteristik : 1. Banyak aplikan 2. Kapasitas fiskal sangat tinggi 3. Sektor kesehatan menjadi prioritas 4. Memiliki sumber daya yang mendukung Karakteristik : 1. Sedikit aplikan 2. Kapasitas fiskal rendah 3. Sektor kesehatan belum menjadi prioritas 4. Memiliki sumber daya terbatas

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS pendekatan yang berbeda mengingat adanya karakteristik dan hambatan yang berpengaruh secara mendasar, antara lain :

1) Kondisi geografis dan kondisi alam atau iklim. 2) Masalah kedaulatan dan show window.

3) Kondisi budaya sosial, ekonomi masih tertinggal. 4) Kondisi keamanan.

5) Jarak ke fasilitas pelayanan publik jauh 6) Prasarana dasar di DTPK :

(1) Fasilitas jalan belum optimal (2) Sarana komunikasi terbatas (3) Air bersih sulit

(4) Sarana transportasi terbatas

(5) Listrik tidak tersedia di beberapa wilayah tertentu.

(6) Penyebaran masyarakat dalam jumlah kecil di wilayah yang luas. (7) Peraturan Perundang-undangan yang belum mendukung seperti :

a. Desentralisasi Kewenangan kepada Kabupaten/Kota tidak disertai dengan dukungan pembiyayaan yang diperlukan.

b. Belum tegasnya peran provinsi dalam pemberdayaan kabupaten. c. Dicabutnya Inpres Puskesmas dan pelayanan daerah terpencil

(pembangunan sarana, tenaga, peralatan dan bahan habis pakai) di Fasilitas Pelayanan kesehatan di DTPK.

Mengingat terbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada di DTPK khususnya di Puskesmas terpencil atau sangat terpencil diperlukan upaya terobosan berupa Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan di DTPK, agar

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS masyarakat di daerah tersebut mendapat pelayanan yang diperlukan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan (Kemenkes RI, 2012).

2.2.6 Ciri-ciri Model Pelayanan di DTPK

Sesuai dengan karakteristik yang berbeda tersebut, maka Rencana Pembangunan Pelayanan Kesehatan di DTPK perlu dibagi menjadi 3 model dasar: 1) Model pelayanan kesehatan di daerah terpencil.

2) Model pelayanan kesehatan di daerah perbatasan. 3) Model pelayanan kesehatan di kepulauan.

Adapun ciri-ciri dari masing-masing model dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Model pelayanan kesehatan di daerah terpencil.

(1) Perencanaan difokuskan untuk menghilangkan kesenjangan pelayanan akibat keterpencilan daerah dengan cara memperkuat fasilitas kesehatan yang ada. (2) Penguatan keterampilan fasilitas kesehatan dasar.

(3) Penguatan kemampuan Rumah Sakit Kabupaten yang berada di wilayah cakupan rujukannya, sebagai pusat rujukan medik.

(4) Tersedia radio medik.

2) Model pelayanan kesehatan di daerah perbatasan.

(1) Perencanaan difokuskan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang mampu berperan sebagai ‘Gate Keeper’. Rujukan kesehatan dan show window pelayanan kesehatan dengan pembangunan unit pelayanan kesehatan yang responsif dan kompetitif terhadap pelayanan kesehatan di daerah perbatasan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS (3) Adanya koordinasi pelayanan kesehatan antara Pemda atau Dinas Kesehatan

dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan. 3) Model Daerah Kepulauan

(1) Perencanaan difokuskan untuk menciptakan Pusat Jejaring Pelayanan Kesehatan Rujukan.

(2) Evakuasi dilakukan berdasarkan konsep wilayah Cukupan Rujukan. (3) Pengembangan tanaman obat keluarga.

2.2.7 Jenis Pelayanan Kesehatan di DTPK

Jenis pelayanan kesehatan di DTPK (Kemenkes RI, 2012), antara lain : 1) Pelayanan Dasar

Sesuai dengan SK Menkes 128 Tahun 2004, Puskesmas di DTPK mempunyai fungsi:

(1) Unit pelaksana Teknis

Unsur pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD) Puskesmas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang dinas kesehatan kabupaten atau kota.

(2) Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -tingginya dapat terwujud.

(3) Pertanggung jawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota adalah dinas

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS kesehatan kabupaten atau kota, sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang disebabkan oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota sesuai dengan kemampuannya.

(4)Wilayah kerja

Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah kecamatan, satu atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan, di setiap kecamatan harus ada satu Puskesmas.

2) Pelayanan Rumah Sakit

Sesuai dengan UU RS no 44 Tahun 2009, pada pasal 47, disebutkan :

(1) Rumah sakit dapat berbentuk Rumah Sakit statis, Rumah Sakit bergerak dan Rumah sakit lapangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan Rumah Sakit bergerak dan Rumah Sakit lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

3) Pelayanan Kesehatan oleh Tim Pelayanan Kesehatan bergerak (TPKB)

Menjangkau masyarakat di kampung, desa yang letaknya jauh dari sarana pelayanan yang ada mengingat penduduk di DTPK tersebar dalam kelompok yang relatif kecil.

4) Pelayanan Rujukan

Dinas kesehatan bersama RS membangun dan memfungsikan sistem rujukan kabupaten yang efektif dan efisen. Pelayanan yang dilakukan oleh TPKB adalah pelayanan rujukan yang merupakan bagian dari pola rujukan kabupaten. Pola rujukan dengan menggunakan pola pendekatan wilayah administratif dan pola pendekatan wilayah cakupan rujukan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 2.3 Konsep Sumber Daya Manusia Kesehatan

2.3.1 Pengertian SDM Kesehatan

Berdasarkan World Health Organization (WHO), SDM kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, teknisi laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung seperti bagian keuangan, sopir dan lain sebagainya. Secara kasar, WHO memperkirakan terdapat 59,8 juta tenaga kesehatan di dunia dan dari jumlah tersebut diperkirakan dua pertiga (39,5 juta) dari jumlah keseluruhan tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan sepertinya (19,8 juta) merupakan tenaga pendukung dan manajemen (Efendi, 2012).

SDM Kesehatan menurut SKN 2009 adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan nonprofesi, serta tenaga pendukung atau penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Unsur-unsur dalam SDM kesehatan meliputi SDM kesehatan itu sendiri, sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, serta penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM (Kemenkes RI, 2012).

2.3.1 Permasalahan Pada SDM Kesehatan

Sejak tahun 2010 Kementrian Kesehatan berusaha mendorong dan mempercepat pembangunan kesehatan melalui roadmap reformal kesehatan masyarakat. Reformasi tersebut telah mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam manajemen SDM Kesehatan. Permasalahan tersebut di antaranya (Kemenkes, 2010) :

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 1) Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan baik jumlah maupun jenisnya

untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan atau pelayanan kesehatan. 2) Kurang meratanya distribusi tenaga kesehatan, utamanya di Daerah Terpencil,

Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). 3) Kualitas atau mutu tenaga kesehatan.

4) Belum optimalnya pengawasan terhadap tenaga kesehatan asing yang bekerja di Indonesia.

5) Kurangnya dukungan manajemen, utamanya dukungan regulasi dalam penyelenggaraan pengembangan dan perberdayaan tenaga kesehatan.

Permasalahan di atas diharapkan dapat terselesaikan dengan adanya intervensi strategis yang dilakukan oleh Kemenkes. Sistem kesehatan di negara-negara berkembang mengalami tantangan yang cukup berat. Hal ini dipertegas oleh studi yang di lakukan oleh (Fritzen, 2007) bahwa sistem kesehatan dinegara berkembang dihadapkan pada tekanan yang sistemis, yaitu keterbukaan pasar, restrukrisasi pegawai negeri, desentralisasi dan meningkatnya kesenjanagan sosioekonomi, poin yang terlihat pada penelitian tersebut adalah perlunya penguatan manajemen SDM Kesehatan mengingat tuntutan efektivitas dan efisiensi publik. Mulai dari isu perubahan pasar, restrukturasi yang kesemuanya memerlukan manajemen yang kuat dan profesional.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan retensi disuatu lokasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan retensi disuatu lokasi antara lain (BPPDM,2007) sebagai berikut :

1) Peluang mendapatkan penghasilan tambahan dan pengembangan profesionalisme seperti:

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS (1)Adanya rumah sakit swasta.

(2) Kemampuan ekonomi rata-rata masyarakat. (3) Kemungkinan berpraktik sore

(4)Perumahan yang disediakan.

(5) Kemungkinan melanjutkan pendidikan dengan biaya pemerintah. (6)Kemungkinan mengikuti seminar dengan biaya pemerintah. (7) Kemungkinan mengikuti diklat.

(8)Kemungkinan diangkat menjadi PNS atau pegawai tetap. 2) Fasilitas kerja yang tersedia.

3) Sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia. 4) Sarana hiburan yang tersedia.

5) Kondisi geografis, iklim, dan jumlah penduduk. 6) Resiko pekerjaan yang ada.

7) Peraturan tentang ketenagaan yang ada, misalnya :

(1)Kebijakan pengangkatan, penempatan dan pemberhentian. (2)Bentuk ikatan : PNS, PTT, honorer dan tenaga kontrak. (3) Penggajian.

(4)Tunjangan-tunjangan.

(5) Hak pegawai: pendidikan, cuti, asuransi. (6) Kewajiban pegawai.

8) Kemampuan keuangan dan fasilitas yang dimiliki Pemda, seperti: (1)Besar Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(2)Besar dan atau persentase alokasi anggaran kesehatan. (3) Kemungkinan penambahan alokasi anggaran kesehatan.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS (4)Upaya terobosan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan anggaran kesehatan.

(5) Aset perumahan.

(6)Fasilitas yang dimiliki daerah yang mungkin digunakan sebagai insentif. 2.3.2 Jenis tenaga Kesehatan

Jenis tenaga kesehatan sangatlah beragam, ada dokter, perawat, bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Semua jenis tenaga kesehatan, baik formal maupun non formal memiliki kontribusi yang signifikan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Di daerah terpencil dikenal dengan angka kematian ibu yang cukup tinggi, maka jenis tenaga kesehatan yang minimal seharusnya tersedia disana adalah bidan desa, perawat dan kader kesehatan. Pelayanan minimal dari ketiga jenis tenaga kesehatan tersebut adalah untuk menghindari over utilization dan juga under utilization

.

Mayoritas didominasi oleh tenaga keperawatan yaitu sebesar 69%. Tenaga keperawatan di sini meliputi perawat, bidan, dan perawat gigi. Diikuti dengan tenaga kedokteran (12%) yang meliputi dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi. Proporsi terkecil dari tenaga kesehata (1%) adalah tenaga fisioterapi.

Rekomendasi WHO tahun 2010 khususnya untuk meningkatkan akses akan layanan kesehatan di daerah terpencil adalah memberdayakan berbagai jenis tenaga kesehatan. Mengenalkan berbagai jenis tenaga kesehatan ini memerlukan pelatihan dan regulasi khusus bagi daerah yang kekurangan tenaga. Rekomendasi ini tergolong dalam rekomendasi yang kualitas masih rendah dan kuatnya rekomendasi bersifat conditional.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS 2.3.3 Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen dan seleksi adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen SDM Kesehatan. Melalui proses inilah, institusi mampu mendapatkan SDM terbaik dan kompeten bagi organisasinya. Oleh sebab itu, desain dari mekanisme rekrutmen harus mampu menarik kandidat terbaik untuk mengisi formasi yang tersedia (Efendi, 2012).

The Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) tahun 2009 memiliki panduan dalam melakukan rekrutmen dan selseksi SDM. Panduan yang terdiri atas 6 tahap ini bertujuan untuk mendapatkan the right person, in the right place, at the right time. Proses ini krusial sekali mengingat ketidaktepatan dalam tahap ini akan berkontribusi terhadap mutu atau kinerja institusi, juga tingginya pergantian staf.

Gambar 2.2 Tahapan utama dalam rekrutmen dan seleksi (Efendi, 2012) Bergabung dengan

Organisasi Memilih kadidat (shortlist dan kajian)

Kontrak/Perjanjian Analis Pekerjaan (Apa Pekerjaanya?)

Deskripsi Pekerjaan Spesifikasi Personel

Sosialisasi dan Mengelola Aplikasi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS Analis pekerjaan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan rekrutmen. Tugas dan tujuan, serta output yang diharapkan oleh institusi mulai diidentifikasi. Hal ini didapatkan melalui wawancara, observasi maupun catatan kerja. Analisis yang didapat merupakan dasar menentukan deskriptif pekerjaan dan spesifikasi personal. Manfaat dari deskriptif pekerjaan adalah memberikan informasi bagi potensial aplikan.

2.3.4 Mutu Tenaga Kesehatan

Dalam Kepmenkes tersebut diatur mengenai pengendalian mutu pendidikan tenaga kesehatan (pre-service), terdiri atas hal-hal berikut ini :

1) Ujian akhir program

a. Penetapan pedoman nasional ujian akhir program pendidikan tenaga kesehatan

b. Koordinasi. c. Fasilitas.

d. Monitoring dan evaluasi ujian nasional.

e. Penyediaan blanko ijazah dan atau sertifikat ujian nasional. 2) Evaluasi

a. Penempatan pedoman evaluasi terhadap pengelolaan, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan tenaga kesehatan.

b. Pelaksanaan evaluasi nasional terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tenaga kesehatan.

3) Akreditasi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS b. Pelaksanaan akreditasi pendidikan tenaga kesehatan.

4) Penjamin mutu

a. Penempatan pedoman penjaminan mutu satuan pendidikan tenaga kesehatan. b. Supervisi dan fasilitas satuan pendidikan dalam pelaksanaan penjaminan

mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan tenaga kesehatan.

c. Supervisi dan fasilitas satuan pendidikan bertaraf internasioanl dalam pelaksanaan penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional. d. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan dan dampak penjaminan mutu

satuan pendidikan skala nasional. 2.3.5 Distribusi Tenaga Kesehatan

Distribusi tenaga kesehatan merupakan upaya pendistribusian SDM Kesehatan ke wilayah yang dianggap memerlukan dengan prinsip keadilan dan pemerataan pelayanan. Pendistribusian dan penempatan tenaga kesehatan ini merupakan wewenang dari pemerintah sesuai dengan amanat Pasal 26 Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009. Idealnya, tenaga kesehatan terdistribusi dengan baik sehingga memenuhi kecukupan rasio yang ditentukan, tetapi permasalahan umur yang dihadapi saat ini adalah distribusi yang tidak merata atau berimbang yang dikenal dengan istilah maldistribusi (Efendi, 2012).

Maldistribusi tenaga kesehatan dapat dikaitan dengan ketidakseimbangan antara demand dan supply tenaga kesehatan. Zurn dkk. (2004) menyatakan bahwa tipologi ketikseimbangan adalah sebagai berikut :

1) Ketidakseimbangan profesi atau spesialisasi, baik antar profesi tenaga kesehatan maupun internal tenaga kesehatan tertentu.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG...AMANTUL FIRDAUS