• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : KONSEP DAN IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN DATA

B. Konsep Dan Mekanisme Penerapan Perlindungan Data Pribadi

Ketentuan rahasia bank dan rahasia jabatan yang ketat dapat dianggap menghambat mekanisme pasar karena informasi yang tersedia bagi masyarakat atau pelaku pasar sangat sedikit dan sulit diperoleh. Selain itu, sering kali sangat sulit bagi pihak di luar bank atau masyarakat untuk mengetahui proses pengambilan keputusan di bidang perbankan. Akhirnya timbul kesan bahwa

6

Visi & Misi Bank BNI, diakses pada tanggal 1 Desember 2013 dari http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/visimisi.aspx

ketentuan rahasia bank dan rahasia jabatan dapat menghambat adanya keterbukaan di bidang perbankan.7

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan memuat dua belas pasal terkait rahasia bank, yaitu Pasal 1 angka 28, Pasal 40, 41, 41A, 42, 42A, 43, 44, 44A, 45, dan 47A. Begitupun, pengaturan ini masih belum sempurna dan mengandung beberapa kelemahan. Walaupun di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dinyatakan bahwa rahasia bank hanya meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dana dan simpanannya, namun persoalan batasan pengertian rahasia bank tersebut masih terlalu singkat, sederhana, dan kurang tajam, sehingga belum menjawab secara tuntas mengenai rahasia bank. Sebagai contoh, pengertian “segala sesuatu” masih belum diperjelas, selain itu istilah “keterangan mengenai penyimpan dana” juga harus diperjelas pengertiannya, yaitu keterangan apa saja yang menyangkut penyimpan dana yang harus dirahasiakan oleh bank.8

PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah berusaha untuk memberikan perlindungan hak privasi data pribadi nasabah, namun masih terbatas jika digunakan untuk tujuan komersial yang dalam penjelasannya pun hanya menyebutkannya sebagai penggunaan oleh pihak lain untuk memperoleh keuntungan. Pengertian ini relatif

7

Yunus Husein, Rahasia Bank Privasi versus Kepentingan Umum. (Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003), h. 3.

8

52

luas karena batasan “memperoleh keuntungan” yang dimaksudkan tidak

dijelaskan lebih lanjut.

PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah tersebut juga belum mengatur secara tegas masalah mekanisme persetujuan tertulis dari nasabah maupun permintaan persetujuan nasabah.

Untuk lebih memahami kendala dalam praktek pelaksanaan PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, maka penulis mencoba untuk mengambil contoh penerapan konsep perlindungan data pribadi nasabah yang terdapat di dalam PBI tersebut pada salah satu Bank Umum Nasional yaitu Bank BNI.

1. Konsep Penyusunan Kebijakan melalui Sistem Prosedur Operasi

Direksi Bank BNI dengan persetujuan Komisaris memberi wewenang kepada Kepala dan Wakil Kepala Divisi Kepatuhan menetapkan kebijakan transparansi penggunaan data pribadi nasabah dalam bentuk sistem prosedur perihal Transparansi Informasi Mengenai Produk Bank BNI dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah Bank BNI, yang didistribusikan kepada segenap kantor cabang bank melalui intranet, meliputi:9

a. Penggunaan data pribadi nasabah untuk tujuan komersial harus dilakukan secara transparan dan berdasarkan persetujuan tertulis dari nasabah. Yang dimaksud dengan tujuan komersial adalah penggunaan data pribadi nasabah Bank BNI oleh pihak lain untuk memperoleh keuntungan, termasuk pemberian dan penyebarluasan kepada pihak lain yang melakukan kerja sama dengan Bank BNI;

b. Jenis data pribadi meliputi: nama nasabah, alamat, nomor telepon dan keterangan lain yang merupakan identitas pribadi dan lazim diberikan nasabah kepada Bank BNI dalam pemanfaatan produk Bank BNI.

9

Wawancara Pribadi dengan Wawan Setyawan, Compliance Regulatory and Policy Manager Divisi Kepatuhan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk., Jakarta 06 Januari 2014.

Pemberian data pribadi nasabah kepada pihak lain tidak diperkenankan dilakukan dalam bentuk softcopy.

c. Apabila nasabah Bank BNI merupakan suatu badan hukum maka pemberian dan atau penyerbarluasan data pribadi yang ditunjuk mewakili badan hukum dan data diri dari badan hukum tersebut memerlukan persetujuan tertulis dari yang bersangkutan;

d. Pemberian data pribadi nasabah kepada pihak lain dalam rangka pengalihan dan atau penjualan aktiva Bank BNI tidak termasuk dalam pemberian dan atau penyebarluasan data pribadi nasabah yang memerlukan persetujuan nasabah terlebih dahulu;

e. Penggunaan data pribadi nasabah seseorang dan atau sekelompok orang yang diperoleh dari pihak lain oleh Bank BNI berdasarkan tujuannya: 1) Jika untuk tujuan pemasaran produk Bank BNI maka penggunaan data

pribadi tersebut harus didukung dengan persyaratan tertulis dari pihak lain tersebut yang sekurang-kurangnya memuat pernyataan bahwa seseorang atau sekelompok orang yang data pribadinya diberikan kepada Bank BNI tidak keberatan atas penyebarluasan data pribadinya untuik tujuan komersial;

2) Jika untuk tujuan komersial, maka bank wajib memiliki jaminan tertulis dari pihak lain yang berisi persetujuan tertulis dari sesorang dan atau sekelompok orang tersebut untuk menyebarluaskan data pribadinya;

3) Jika diminta oleh nasabah, maka pejabat dan atau petugas Bank BNI wajib memberikan penjelasan kepada nasabah yang akan memanfaatkan produk Bank BNI bahwa data pribadi nasabah yang diserahkan kepada Bank BNI:

4) Hanya akan digunakan untuk kepentingan internal Bank BNI dan atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

5) Akan diberikan dan atau disebarluaskan kepada pihak lain di luar badan hukum Bank BNI untuk tujuan komersial apabila disetujui secara tertulis oleh nasabah;

6) Untuk menindaklanjuti dan mendukung pelaksanaan ketentuan BI mengenai:

7) Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan dalam Penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan menggunakan kartu, dan

8) Transparansi Informasi Produk dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, maka dilakukan penyesuaian berupa penambahan beberapa klausula terhadap formulir ketemtuan-ketentuan produk Bank BNI; Ketentuan-ketentuan produk tersebut dikirim ke cabang melalui intranet. Cabang harus mencetak dan memperbanyak sendiri dengan cara memfotocopi;

54

f. Dengan adanya penyesuaian terhadap formulir ketentuan-ketentuan produk, maka perubahan tersebut harus dijelaskan dan diminta persetujuan nasabah pada saat nasabah melakukan pembukaan rekening atau pada ssat melakukan penambahan fasilitas lainnya.10

2. Hasil Pengamatan dan Konsultasi

Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Wawan Setyawan selaku

Compliance Regulatory and Policy Manager Divisi Kepatuhan Bank BNI serta Ibu Endah Kusumaningrum selaku Manager Customer Care Divisi BNI Contact Center. Beliau-beliau ini mengatakan bahwa:

“Bank BNI sudah dan akan selalu menjalankan segala aturan perbankan yang berlaku di Indonesia. Baik aturan secara umum maupun aturan secara khusus yang contohnya seperti aturan-aturang yang diterbitkan Bank Indonesia dalam bentuk PBI. Namun memang kami akui bahwa dalam segi tekhnis pelaksanaan kami tidak langsung secara persis mengikutinya tetapi terkadang mengadopsi kembali ketentuan yang dimaksud PBI dengan alasan efisiensi tetapi tetap tidak terhitung itu sebuah pelanggaran.”

Berikut hasil pengamatan dan konsultasi atas ketentuan-ketentuan yang diterbitkan Bank BNI terkait PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, yaitu berupa penambahan atau perubahan klausula-klausula dalam perjanjian baku pembukaan rekening produk Bank BNI.

a) Penetapan aturan yang terdapat di Bank BNI relatif tidak langsung menerapkan ketentuan PBI sejak pemberlakuan efektif PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan

10

Wawancara Pribadi dengan Wawan Setyawan, Compliance Regulatory and Policy Manager Divisi Kepatuhan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk., Jakarta 06 Januari 2014.

Penggunaan Data Pribadi Nasabah terkait dengan berbagai pertimbangan yang melatarbelakangi, antara lain:

1) Fleksibilitas usaha bank

Kepentingan melindungi data pribadi nasabah di Bank BNI berhadapan dengan kelaziman tukar menukar informasi dalam praktek pemasaran produk bank yang sulit dihindari dan diubah secara cepat dalam mekanisme pemasaran produk lembaga keuangan saat ini. 2) Format transaparansi yang tepat.

Penyesuaian tersebut diwujudkan oleh Bank BNI dalam bentuk perubahan atau tambahan klausula-klausula pada formulir pembukaan rekening produk yang ditawarkannya. Klausula yang diitambahkan pada beberapa produk, yaitu Deposito dan Giro, dapat dikategorikan sebagai klausula eksonerasi. Selain itu klausula tersebut berlaku untuk nasabah yang baru mengadakan perjanjian pembukaan rekening sejak PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah berlaku, dan tidak berlaku surat untuk nasabah yang sudah ada (existing customer). 3) Cost-Benefit

Perhitungan ekonomis dalam melaksanakan PBI Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah terkait dengan permintaan persetujuan tertulis dari calon nasabah menjadi kendala, dengan pertimbangan keengganan

56

nasabah Bank BNI memberikan persetujuan jika disediakan berupa formulir khusus dan dibutuhkan waktu untuk menjelaskannya. Selain itu biaya yang harus dikeluarkan dalam rangka meminta persetujuan nasabah yang datanya sudah dimiliki atau bahkan sudah digunakan oleh Bank BNI. Biaya yang akan dikeluarkan diperhitungkan tidak akan sepadan dengan pencapaian tujuan yang artinya hal ini tidak efisien. 11

C. Kendala Pelaksanaan Penerapan Perlindungan Data Pribadi Nasabah di

Dokumen terkait