• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Dalam dokumen Laporan Pendahuluan Ibu Bersalin (Halaman 29-48)

Tanggal Pengkajian : jam : oleh : Data subyektif

1. Identitas (MKB tanggal)

Nama ibu Nama suami :

Nama ibu dan suaminya ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita supaya tidak keliru dengan penderita yang lain.

Umur ibu Umur suami :

Kehamilan yang pertama kali dengan baik antara 19-35 tahun, dengan otot masih bersifat sangat elastis dan mudah diregang. Tetapi menurut pengalaman, penderita umur 2535 tahun masih mudah untuk melahirkan jadi melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun, primitua dikatakan mulai 35 tahun.

Agama

Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama pasien akan memudahkan bidan melakukan pendekatan dialam melaksanakan asuhan kebidanan.

Suhu/bangsa

Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan klien.

Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu atau taraf kemampuan berpikir ibu. Sehingga bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE pada pasien dengan lebih mudah.

Pekerjaan

Pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan sesuai.

Penghasilan

Untuk mengetahui keadaan ekonomi, status ekonomi yang mempengaruhi perilaku kesehatan klien.

Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila mengadakan kunjungan rumah (home care/home visit ke ibu)

2. Keluhan utama

Menurut Vicky Chapman, 2006 : 25 a. Ketuban pecah spontan

b. Tekanan rectum, sensasi ingin defekasi selama kontraksi c. Muntah

d. Bercak atau keluar cairan merah dari vagina e. Perlambatan DJJ pada puncak kontraksi

Secara umum berikut contoh keluhan yang biasa dialami :

a. Ibu merasakan kontraksi yang semakin lama semakin sering dan bertahan lama.

b. Ibu merasakan nyeri yang melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan

c. Keluarnya lendir bercampur berdarah dari jalan lahir

d. Kelaurnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir jika ketuban sudah pecah.

3. Riwayat menstruasi - Menarche

Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu 12-16 tahun - Siklus haid

Panjang siklus haid yang biasa pada wanita ialah 25-32 hari. - Lama haid

Menurut Salmah, 2006 : 19, lama haid biasanya berlangsung selama 3-5 hari.

- Teratur/tidak - Sifat darah

Darah haid berwarna merah, encer, tidak membeku, terkadang membeku jika banyak.

- Dismenorhoe - Fluor albus

Sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih, keruh, bening), kekentalan (kental, encer).

- HPHT

Bila hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. Ditanyakan untuk mengetahui umur ketika Milan dan menentukan TPL dan rumus Nagel (hari + 7, bulan – 3, tahun + 1)

4. Riwayat obstetri yang lalu

No Suami Kehamilan Persalinan Anak Nifas Ket

ke Uk Penyul Penol jenis tmpt penyul PB/BB Seks hidup mati menyuLama penyul

5. Riwayat kehamilan ini

Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan ke…… dan uk….minggu. keluhan pada trimester I…., trimester II….., trimester III……, klien kontrol kehamilan (ANC) di…… ,……kali. Pergerakan anak pertama kali pada Uk… minggu, dan gerak janin terakhir pada jam ….imunisasi TT sebanyak …. Kali, status emosional ……, HE yang sudah didapat……… 6. Riwayat kesehatan klien

Jantung

Menurut Sarwono, 2005. 431-432, tanda dan gejala adanya penyakit jantung yang berat (Dekompensasi kordis) yaitu bising diastalik, peristaltik, bising

jantung terus-menerus, kordiomegali, aritmia berat, bising jantung nyaring terutama bisa disertai thrill.

Diabetes

Tanda dan gejala diabetes yang mudah dikenali adalah “3P” yaitu polydipsia, polyphagia dan polyuria.

Asma

Menurut Sarwono, 2005 : 490. gejala asma biasanya penderita mengeluh nafas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk.

TBC

Menurut Sarwono, 2005 : 491. tanda dan gejala penyakit TBC adalah batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang batuk darah dan sakit di dada.

Hepatitis

Menurut Sarwono, 2005 : 503. hepatitis venis dapat terjadi pada setiap kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk bagi janin dan ibu.

Ginjal

Menurut Rostam Mochtar, 1998 : 164-169. ditandai dengan fatigue, gagal tumbuh, pucat, lidah kering, plyun, hipertensi, proteinun, nokturia.

Hypertensi

Menurut Manuaba, 1998 : 273-274. hypertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi essensial dan hipertensi ganas. Hipertensi essensial jika tekanan darah 140/90 – 160/100. hipertensi TD systole > 200 mmHg.

Gemelly

Menurut manuaba, 1998 : 72, gemeli juga dipengaruhi faktor keturunan selain bangsa, umur dan paritas.

7. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga

Jantung : Hypertensi :

DM : TBC :

Asma : Ginjal :

8. Riwayat pola aktivitas sehari-hari (menjelang persalinan) Nutrisi

Untuk mengetahui asupan makanan yang dikonsumsi ibu supaya siap dalam menghadapi persalinan

Istirahat

Untuk mengetahui berapa lama ibu beristirahat selama hamil, istirahat sangat penting sangat penting di kaji untuk mengetahui kondisi ibu selama hamil apakah kebutuhan istirahatnya terganggu atau tidak.

Eleminasi

Untuk mengetahui pola BAB/BAK ibu. Jika ibu jarang BAB/BAK akan mempengaruhi kontraksi uterus

Aktivitas

Untuk mengetahui apakah ibu untuk melakukan aktivitas sehari-hari selama hamil karena akan sangat berpengaruh pada kondisi ibu saat persalinan nanti Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui kebersihan alat reproduksi/kelamin ibu Perilaku kesehatan

Untuk mengatahui apakah ibu mempunyai kebiasaan minum jamu, obat atau minuman beralkohol

Hubungan seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksusal seksual disarankan untuk dihentihan jika :

• Tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri dan panas • Terjadi perdarahan saat hubungan seksual

• Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami keguguran dan persalinan premature atau sebelum waktunya.

9. Riwayat psikososial spiritual

Reson ibu dan keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga. Pengambilan keputusan dalam keluarga. Tingkat kecemasan dan kekawatiran ibu dan keluarga

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik/jelek

Kesadaran : composmentis yakni dengan sadar dapat menjawab semua pertanyaan petugas.

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : normal antara 100/60, 140/90 mmHg (Chapman, 2006 : 39) Nadi : Menurut Depkes RI, 1994 : 11, nadi normal antara 80-110 x/mnt Suhu : Normal suhu antara 360C – 370C

RR : Menurut Robert Priharjo, 1996 : 76 pernafasan normal antara 18-24 x/menit

Pengukuran antropometri: Berat badan

Menurut salmah, dkk, 2006. peningkatan BB normal total selama kehamilan adalah 12,5 kg. atau kita bisa hitung dengan menggunakan BMI

Tinggi badan

Menurut Depkes RI, 1994 : 10. Ibu hamil dengan tinggi badan < 145 cm, kemungkinan mempunyai panggul sempit.

Lingkar lengan atas

Menurut Depkes RI, 1994 : 10 : LILA yang kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang.

2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi

Rambut

Menurut Depkes RI, 2000 : 10. rambut yang normal tidak mudah dicabut. Apabila mudah dicabut menandakan kurang gizi atau kelainan tertentu. Muka

Menurut Depkes RI, 2009 : 12

Oedema : tidak ada conjungtiva : merah muda Pucat : tidak ada sclera : putih Mulut

caries : tidak ada Leher

Menurut Manuaba, 1998 : 140

Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada Pembesaran vena jugularis : tidak ada Dada

Menurut Manuaba, 1998 : 103. Paydara normal saat hamil areola hiperpigmentasi, bentuk simetris, colostrums ada/tidak

Menurut Ksarwono, 2005 : 95, hamil 12 minggu ke atas keluar colostrums yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai berekskresi.

Abdomen

Menurut Sarwono 2005 : 97-98. Linea alba : ada

Striae livide : ada / tidak ada Striae albican : ada / tidak ada Bekas SC : ada / tidak ada Genetalia

Oedema : tidak bartholinitis : tidak

Varices : tidak pembesaran kelenjar skene : tidak

Menurut Sarwono, 1999 : 24-25, adanya hipervaskulonisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan, tanda Chadwick. Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal). Anus

Haemorroid, tidak ada

Menurut Sarwono, 2005 : 502, wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi pelebaran vena haemorroidalis interna dan pleksus hommorroidalis eksternal karena terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus.

Ekstrimitas

Atas = simetris = ya, oedema = tidak, varices, tidak Bawah = simetris, ya, oedema = tidak varices = tidak

Menurut Manuaba, 1998 : 208, varices merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah yang sering dijumpai pada ibu hamil di sekitar vulva, vaina, paha, tungkai bawah. Menurut Pusdiknas, 2000 : 3738. oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat terkena uterus yang membesar pada vena-vena panggul

b. Palpasi Leher

Ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan bendungan vena jugularis. Dada

Ada massa atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak Abdomen

1. Leopold I : menurut Rustam Mochtar, 1998 : 52

Menurut sielberg (untuk mengetahui TFU) Umur Kehamilan Tinggi fundus uteri 22 - 28 minggu 28 minggu 30 minggu 32 minggu 34 minggu 36 minggu 38 minggu 40 minggu 24-25 cm diatas symphisis 26,7 cm diatas symphisis 29,5-30 cm diatas symphisis 29,5-30 cm diatas symphisis 31 cm di atas symphisis 82 cm di atas symphisis 33 cm di atas symphisis 37,7 cm di atas symphisis

Selain mengetahui TFU, Leopold I juga untuk mengetahui bagian apa yang ada di fundus. Pada letak membujur pada fundus, teraba lunak tidak bulat dan tidak melintang.

2. Leopold II :

Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian apa yang ada disamping kiri dan kanan uterus ibu.

Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi kemungkinan perabaan pada letak yang lain.

Menentukan bagian terendah janin dan apakah bagian terendah tersebut sudah masuk PAP atau belum (Posisi tangan petugas konvergen, divergen atau sejajar)

4. Leopold IV :

Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk pintu atas pinggul Menurut WHO, penurunan bagian terendah/terbawah dengan metode lima jari (perlimaan)

(buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2002 : N-10)

Periksa luar Periksa dalam Keterangan

Kepala di atas pintu atas panggul, mudah digerakkan

HT – H II

Sulit digerakkan : bagian terbesar belum masuk panggul

H II – H III

Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

H III +

Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

H III – H IV

Kepala berada di dasar panggul

H IV

Kepala sudah berada di perineum

TBJ : Rumus Johnson – Tousak BB : (MO – 12) x 155 gram BB : Berat badan janin

c. Auskultasi

Menurut Salmah dkk, 2006. Denyut jantung janin harus diantara 110-160 x/menit. Sedangkan menurut www. Portalkalbefiles-cdk. Normal denyut jantung janin adalah 120-180 x/menit.

d. Perkusi

Reflek patella +/+

Menurut Depkes RI, 2000 : 20, dianggap normal jika tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Menurut pusdiknakes, 1993 : 68, bila refleks patella negatif, kemungkinan pasien kekurangan vitamin B1. Pemeriksaan ini akan sangat berguna jika menghadapi pasien dengan preeklamsia atau eklamsi. Karena reflek patella akan digunakan untuk syrat pemberian terapi SM.

e. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan dalam (VT)

Untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan melakukan pemeriksaan langsung pada jalan lahir.

Tanggal : jam : oleh :

1. adakah kelainan pada dinding vagiana, elastisitas perineum 2. Pembukaan : 10 cm (evoluasi tiap 4 jam)

* Pada primigravida, pembukaan pada fase laten 1 cm/jam * Pada multigravida, pembukaan pada fase laten 2 cm/jam 3. penipisan / effacement

4. Ketuban : utuh (u) / sudah pecah , jika sudah keruh atau jernih 5. Presentasi : kepala

6. Denominator : UUK depan

7. adakah bagian kecil di sekeliling bagian terendah (presentasi ganda) 8. Hodge : I – II

Assesment Diagnosa

G… PAPIAH, usia kehamilan, hidup, tunggal, letak, intrauterine, keadaan jalan

lahir kesan baik, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I atau kala II. Masalah

Diagnosa potensial : tidak ada Masalah potensial : tidak ada

Planning 1. Kala I a. Fase laten

Tujuan

Untuk mengetahui batas waktu normal pembukaan 0 sampai 4, normalnya pada primipara, 12 jam dan pada multipara 8 jam (asuhan persalinan normal, 2007). Kriteria Hasil

1. Fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-40 detik atau lebih dari 40 detik.

(asuhan persalinan normal, 2007) 2. Keadaan ibu

k/u : baik

kesadaran : composmentis

TD : 110/70 – 120/80 mmHg RR : 16-24 kali per menit Suhu : 36,50 – 37,50C Nadi : 80-100 x/menit Pembukaan : 1-4 cm

3. Keadaan bayi

Terjadi penurunan kepala janin, tidak terjadi moulage.

Rencana Kala I fase laten

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien keluarga

R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan.

2. Jaga privasi ibu dengan menutup tirai tidak menghadirkan orang tanpa setahu ibu dan membuka bagian tubuh ibu seperlunya.

R/ Memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu dapat mempercepat proses persalinan.

3. Bantu ibu mengatasi kecemasannya dengan memberi dukungan dan mengajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada kontraksi.

R/ Nafas panjang dapat membuat ibu menjadi lebih rileks dan tidak kaku dalam menjalani persalinan.

4. Anjurkan ibu untuk miring kekiri atau posisi-posisi nyaman

R/ Posisi miring ke kiri mencegah tertekannya vena cavainferior sehingga memperlancar sirkulasi darah ibu.

5. Penuhi kebutuhan makan, minum dan support

R/ Memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu memberikan rasa aman dan nyaman ibu.

6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan sedikitnya 2 jam.

R/ Kandung kemih penuh dapat menghalai penurunan kepala janin. 7. Sarankan ibu untuk berjalan-jalan di area

R/ Dengan mobilisasi dapat membantu mempercepat penurunan bagian terendah janin dan mengurangi nyeri dan cemas pada ibu.

8. Lakukan observasi fase laten di lembar observasi

Tekanan darah setiap 4 jam, suhu badan tiap 2 jam, nadi setiap 30-60 menit, DJJ setiap 1 jam, kontraksi setiap 1 jam, pembukaan serviks setiap 4 jam, penurunan setiap 4 jam.

R/ Kemajuan persalinan pada fase laten ditulis dilembar observasi sehingga diketahui perkembangan kondisi ibu dan janin.

2. Fase aktif Tujuan

Untuk mengetahui batasan waktu normal pembukaan 4 sampai lengkap. Kriteria hasil

1. Fase aktif akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multigravida) dan terjadi penurunan bagian terendah janin. (Asuhan Persalinan Normal, 2007)

2. Keadaan ibu

k/u : baik

Kesadaran : composmentis

Tekanan Darah : 110/70 – 120/80 mmHg

RR : 16-24 kali per menit

Suhu : 360 – 370C

Nadi : 76-88 x/menit

Pembukaan : 4-10 cm

3. Keadaan bayi

DJJ normal : 110 – 160 x/mnt Terjadi penurunan kepala janin, tidak terjadi moulage. Rencana kala I Fase aktif

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga

R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan.

2. Jaga privasi ibu dengan menutup tirai tidak menghadirkan orang tanpa setahu, membuka seperlunya.

R/ Memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu dapat mempercepat proses persalinan.

3. Bantu ibu mengatasi kecemasannya dengan memberi dukungan dan mengajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada kontraksi.

R/ Nafas panjang dapat membuat ibu menjadi lebih rileks dan tidak kaku dalam menjalani persalinan.

4. Anjurkan ibu untuk miring kekiri atau posisi yang nyaman

R/ Posisi miring ke kiri mencegah tertekannya VCI sehingga sirkulasi darah ibu lancar.

5. Penuhi kebutuhan makan, minum dan support

R/ Memenuhi kebutuhan fisik dan psikis ibu memberikan rasa aman dan nyaman ibu.

6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan minimal 2 jam.

R/ Blost penuh menghalagi penurunan kepala janin. 7. Siapkan portus set dan obat-obatan yang diperlukan.

R/ Kelengkapan dan kesiapan alat-alat persalinan dapat mengurangi keteledoran yang dapat terjadi.

8. Observasi fase aktif di partograf

Tekanan darah setiap 4 jam, suhu badan tiap 2 jam, nadi setiap 30-60 menit, DJJ setiap 30 menit, kontraksi tiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam, penurunan setiap 4 jam.

R/ Dengan menggunakan partograf, kemajuan persalinan dapat diketahui sesegera mungkin serta menghindari adanya keterlambatan merujuk.

9. Libatkan keluarga atau suami dalam proses persalinan

R/ Asuhan sayang ibu dalam melibatkan keluarga dapat memberikan rasa aman dan nyaman sehingga persalinan lancar.

10. Apabila pembukaan lengkap dan tanda gejala kala II muncul sediakan alat, keluarga dan diri, kemudian segera pmpin persalinan.

R/ Pimpinan persalinan yang benar akan mempercepat proses persalinan dan mengurangi komplikasi yang terjadi.

2. Kala II Tujuan

Proses dimulai dari mengejan pada pembukaan lengkap sampai baik lahir tidak boleh lebih dari 1 jam (multi) dan 2 jam (primi).

Lama persalinan kurang dari 1 jam (multi) dan 2 jam (primi). Bayi lahir spontan belakang kepala, keadaan ibu dan bayi baik.

- Keadaan ibu

TTV = TD : 110/60 – 140/90 mmHg RR : 16-24 x/menit S :36,50C– 370C N : 80-100 x/mnt

Kontraksi : his adekuat (+ 3 x dalam 10 menit) lama 40-60 detik. - Keadaan janin

A-S = 7-10

1. Bunyi jantung > 100 x/menit

2. Usaha bernafas spontan dan menangis 30 detik setelah lahir 3. Tonus otot pergerakan aktif

4. Reflek muro : baik, reflek menghisap, baik 5. Warna seluruh badan merah muda.

Rencana Kala II

1. Jelaskan hasil periksaan kepada ibu.

R/ Informasi yang jelas dapat mengoptimalkan asuhan.

2. Pimpin persalinan saat ada his, maksimal selama 2 jam pembukaan lengkap R/ Pada primipara kala II harus berlangsung maksimal 2 jam.

3. Berikan dukungan dan dampingi ibu

R/ Dengan dukungan dan pendamping, ibu merasa lebih aman dan nyaman sehingga mempercepat persalinan.

4. Berikan ibu minum manis/asupan diantara 2 his

R/ Menegah dehidrasi, dan memberikan tambahan energi

5. Anjurkan pada ibu cara meneran yang baik dan efisien, mengikuti dorongan alamiah

R/ Cara meneran yang baik memperlancar proses persalinan 6. Anjurkan pada ibu posisi yang nyaman untuk meneran

R/ Posisi yang nyaman dan benar dapat memperlancar proses persalinan 7. Anjurkan ibu untuk beristirahat / relaksasi sat tidak ada his

R/ Dengan teknik relaksasi yang benar dapat menghemat tenaga ibu 8. Observasi DJJ dan his

1. Setelah pembukaan lengkap, kepala janin terlihat 4-5 cm membuka vulva, letakkan handuk kering pada perut ibu, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya di bawah bokong ibu.

2. Penolong membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

3. Saat sub occiput tampak dibawah symphisis, tangan kanan melindungi perineum dengan di atas lipatan kain dibawah bokong ibu. Sementara tangan kiri menahan puncak kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. 4. Saat kepala lahir dan mengusap kasa/kain bersih untuk membersihkan muka bayi, kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi (jika ketuban keruh), kemudian cek adanya lilitan tali pusat pada leher janin. kemudian menunggu hingga kepala melakukan putar paksi luar secara spontan.

5. Kepala bayi menghadap kepaha ibu, kepala dipegang secara biparietal kemudian ditarik cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.

6. Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior), kearah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut.

7. Saat badan dan lengan lahir kemudian tangan kiri menelusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah bayi dengan selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut bayi.

8. Setelah badan bayi lahir seluruhnya, lakukan peilaian dengan cepat apakah bayi menangis spontan dan warna kullitnya. letakkan bayi di atas perut ibu dengan depan kepala lebih rendah, bayi dikeringkan dan dibungkus kecuali bagian tali pusat.

9. cek fundus ibu, pastikan tidak ada janin ke dua. Kemudian beri tahu ibu abahwa ia akan disuntik. Injeksikan oksitosin 10 IU secara IM ke 1/3 paha sebelah luar.

9. Klem tali pusat 2 cm dari umbilicus bayi dan dari titik penjepitan, tekan tali pusat dengan 2 cm kemudian dorong. Isi tali pusat ke arah ibu (agar tidakterpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan

penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah pada ibu. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dan satu tangan menjadi pelindung dari kulit bayi tangan lian memotong tali pusat. Ikat tali pusat dengan tali atau dengan klem tali pusat.

10. Ganti handuk basah dengan kain/selimut kering dan bersih. Dan letakkan bayi dengan posisi tengkurap. Perut bayi menempel pada perut ibu. Lakukan IMD 11. Lakukan penilaian APGAR Score dan timbang BB serta ukur BB bayi. 3. Kala III

Tujuan

Untuk menghasilkan kontraksi yang efektif saat placenta lahir, sehingga dapat memperpendek waktu pada kala III dan mengurangi perdarahan dalam waktu 30 menit.

Kriteria hasil

1. Plasenta lahir lengkap tidak lebih dari 30 menit 2. Kontraksi uterus baik, keras (glabuler)

3. Jumlah perdarahan < 500 cc

4. TTV : N : Normal : 80-110 x/menit S : Normal : 360-370C

RR : Normal : 16-24 x/menit

TD : Normal : 110/70 – 140/90 mmHg Rencana kala III

Lakukan manajemen aktif kala III meliputi :

Berikan oksitosin 10 IU IM 2 menit setelah bayi lahir. Lakukan penegangan tali pusat terkendali.

1. Pindahkan klem kedua yang telah dijepit apda waktu kala II pada tali pusat kira-kira 5-10 cm dan vulva.

2. Letakkan tangan yang lain apda abdomen ibu tepat di atas tulang pubis, ini bertujuan untuk meraba kontraksi uterus. Menahan uterus pada saat PTT. Setelah ada kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat lalu tangan kiri menekan korpus uteri ke arah dorso kranial. Lakukan secara hati-hati untuk menghindari inversion uteri.

3. Bila placenta belum lepas, tunggu hingga ada kontraksi kuat kira-kira 2-3 menit.

4. Pada saat uterus berkontraksi, uterus mulai menjadi bulat dan tali pusat bertambah panjang, tegangkan kembali tali pusat kearah bawah dengan hati-hati bersamaan dengan itu lakukan penekanan uterus ke arah dorsokra niat hingga plasenta lepas dari implantasinya.

5. Setelah plasenta lepas, anjurkan ibu untuk meneran sedikit dan tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah. Kemudian ke atas hingga plasenta tampak pada vulva kira-kira separuh, kemudian pegang dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam sehingga selaput plasenta terpilih.

6. Tangan kanan memeriksa plasenta dan tangan kiri memasase perut ibu. 7. Setelah plasenta lahir, memeriksa kontraksi uterus

8. Lakukan penjahitan apabila terdapat robekan jalan lahir 9. Masase perut ibu dan ajarkan ibu serta keluarga teknik masase. 10. Mengukur darah yang dikeluarkan dan bersihkan ibu.

11. Buang alat-alat bekas pakai dan masukkan dalam larutan klorin 0,5 % 12. Bereskan alat-alat kedalam tempat yang disediakan

4. Kala IV Tujuan

Setelah 2 jam post partum tidak terjadi komplikasi. Kriteria Hasil

1. Perdarahan < 500 cc 2. Kontraksi keras

3. TFU 1-2 jari dibawah pusat

4. TTV : N : 76-80 x/menit S : 360-370C RR : 16-24 x/menit

TD : 110/70 – 140/90 mmHg Rencana Kala IV

1. Lanjutkan observasi kontraksi uterus dan pendarahan

Dalam dokumen Laporan Pendahuluan Ibu Bersalin (Halaman 29-48)

Dokumen terkait